Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

CHOLANGITIS

A. DEFINISI
Cholangitis adalah peradangan pada duktus biliaris (Dorland, 2011). Cholangitis adalah
infeksi bakterial dari saluran empedu yang tersumbat, sumbatan dapat disebabkan oleh
penyebab dari dalam saluran empedu misalnya batu koledokus, askaris yang memasuki duktus
koledokus atau dari luar lumen misalnya karsinoma caput pankreas yang menekan duktus
koledokus, atau dari dinding saluran empedu misalnya kolangio-karsinoma atau striktur
saluran empedu (Connor, 1991 dan Nurman, 1999).

B. ETIOLOGI
Kolangitis dapat disebabkan oleh berbagai keadaan patologis yang semuanya akan berakhir
dengan statis aliran empedu dan akhirnya terjadi infeksi, diantaranya :
1. Choledocholitiasis
2. Terjadi akibat obstruksi saluran empedu, terutama koledokolitiasis, dan
penyebab jarang seperti tumor, kateter, indwelling stents, pancreatitis akut, dan striktur
ringan. Bakteri (E. coli, klebsiella, clostridium, bacteroides, enterobacter, streptococcus
grup D) kemungkinan besar masuk ke sfingter oddi. Sebagian pula, kolangitis parasit,
misal, fasciola hepatica, skistosomiasis, dll.
3. Striktur bilier sistem
4. Neoplasma pada sistem bilier
5. Parasit cacing Ascaris
6. Pankreatitis kronis
7. Tumor pankreas
8. HIV/AIDS
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Penyakit ini biasanya dimulai secara bertahap dengan kelelahan yang amat sangat,
gatal-gatal dan jaudince.
2. Seringkali didapatkan nyeri hebat di epigastrium atau perut kanan atas karena adanya
batu koledokus. Nyeri ini bersifat kolik, menjalar ke belakang atau ke skapula kanan,
kadang-kadang nyeri bersifat konstan
3. Terdapat pembesaran hati dan limpa, atau gejala-gejala sirosis.
4. Bisa juga terjadi hipertensi portal, asites dan kegagalan hati, yang bisa berakibat fatal.
5. Pada sebagian kecil kasus ini tidak didapatkan ikterus, hal ini dapat diterangkan
karena batu di dalam duktus koledokus tersebut masih mudah bergerak sehingga
kadang-kadang aliran cairan empedu lancar, sehingga bilirubin normal atau sedikit
saja meningkat
6. Kadang-kadang tidak jelas adanya demam, tetapi ditemukan lekositosis.
7. Fungsi hati menunjukkan tanda-tanda obstruksi yakni peningkatan yang menyolok
dari GGT atau fosfatase alkali. SGOT/SGPT dapat meningkat, pada beberapa pasien
bahkan dapat meningkat secara menyerupai menyerupai hepatitis virus akut.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. USG
2. Laboratorium darah
3. Ultrasonografi
4. CT Scan
5. ERCP
6. Skintigrafi
7. Kolesistografi oral
8. Kolangiografi

E. PENATALAKSANAAN
1. Kolesistektomi Terbuka
Merupakan operasi yang membutuhkan anestesi umum kemudian dilakukan irisan pada
bagian anterior dinding abdomen dengan panjang 12-20cm Teknik operasi
kolesistektomi terbuka Dilakukan dengan insisi subtotal kanan (Kocher) sebagai salah
satu insisi yang serbs guna dalam diseksi lambung empedu dan saluran empedu.
2. Kolangiografi operatif
Dilakukan secara rutin untuk mendapatkan peta anatomik di daerah yang sering mengalami
anomalidan untuk menyingkirkan batu empedu yang tidak dicurigai. Laparoskopi
Kolesistektomi
Merupakan cara invasif untuk mengangkat batu empedu dengan menggunakan teknik
laparoskopi. Kontraindikasinya adalah sepsis abdomen, gangguan pendarahan kehamilan.
3. Eksplorasi koledokus: eksplorasi laparoskopi duktus empedu
Umumnya sebelum tindakan operatif batu duktus empedu dideteksi dengan kolangiografi
intraoperatif mengalirkan saline melalui kateter kolangiografi setelah sfingter oddi
direlaksasikan dengan glukagoN.

Anda mungkin juga menyukai