Disusun Oleh :
NOVI NOVIYANTI
NIM : 0432950918047
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Depresi merupakan suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang secara
umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian yang
mengganggu aktivitas sosial dalam sehari-hari. Depresi biasanya terjadi pada saat
stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, sebagian besar diantara kita
pernah merasa sedih atau jengkel, kehidupan yang penuh masalah, kekecewaan,
kehilangan dan frustasi yang dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan
keputusasaan. Namun secara umum perasaan demikian itu cukup normal dan
merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau (Gred
Wilkinson, 1995 dalam http://www.psikologo.infogue.com).
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya (Kaplan, 1998). Depresi
adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologis:
rasa susah, sedih, putus asa, dan tidak bahagia, komponen somatik: anoreksia,
konstipasi, kulit lembab dan tekanan darah menurun (www.ilmikeperawatan.com).
Depresi dan Lanjut Usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia.
Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai,
serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih
sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut usia mendapatkannya. Berbagai
persoalan hidup yang menimpa lanjut usia sepanjang hayatnya seperti :
kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, ataupun
konflik dengan keluarga atau anak, atau kondisi lain seperti tidak memiliki
keturunan yang bisa merawatnya dan lain sebagainya.
(Rice philip I, 1994 http://www.psikologo.infogue.com).
BAB II
PEMBAHASAN
E. Pemberian Terapi.
Pemberian obat antidepresan,), terapi sulih hormon dan Transcranial Magnetic
Stimulation (TMS).
Terapi kejang listrik (ECT)
Sementara terapi psikosial bertujuan mengatasi masalah psikoedukatif, yaitu
mengatasi kepribadian maladaptif, distorsi pola berpikir, mekanisme koping
yang tidak efektif, hambatan relasi interpersonal. Terapi ini juga dilakukan
untuk mengatasi masalah sosiokultural, seperti keterbatasan dukungan dari
keluarga , kendala terkait faktor kultural, perubahan peran sosial. (Kompas,
2008).
Daftar Pustaka