Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

DI DESA KELADAN BARU KECAMATAN GAMBUT

DI Susun Oleh :

NAMA : Nor Amelia Santi, S. Kep


NIM : 14.NS.067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

2014
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi Menurut JNC (joint national commite) adalah tekanan darah yang
lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Menurut WHO bahwa hipertensi adalah
tekanan darah dengan sistolik > 160 mmHg dan diastolic > 95 mmHg.
Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal.
1. Merupakan golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme
kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan tubuh.
2. Apabila hipertensi tak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ
lain yang berhubungan dengan system tersebut. Semakin tinggi tekanan
darah, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit kardiovaskuler.
3. Penyulit pada jantung dan segala manifestasi kliniknya disebut “penyakit
jantung hipertensif”

B. kalsifikasi
Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic
Normal Dibawah 130 mmhg Dibawah 85 mmhg
Normal tinggi 130-139 mmhg 85-89 mmhg
Stadium 1
140-159 mmhg 90-99 mmhg
(hipertensi ringan)
Stadium 2
160-179 mmhg 100-109 mmhg
(hipertensi sedang)
Stadium 3
180-209 mmhg 110-119 mmhg
(hipertensi berat)
Stadium 4
210 mmhg atau lebih 120hg atau lebi
(hipertensi maligna)

Klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu:


1. Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.
2. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.
3. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah,yang apabila tidak


diobati akan menimbulkan kematian dalam 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang
terjadi, hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa
untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. dengan cara yang sama,
tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri
kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf
atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. volume darah dalam
tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

C. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport
Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkantekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

D. Patofisiologi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita mungkin tidak
menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi
perjalanan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila
terdapat gejala, sifatnya nonspesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau
hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak dirawat, maka akan mengakibatkan
kematian karena payah jantung, infark miokard, stroke atau payah ginjal.
Mekanisme bagaimana hipertensi dapat mengakibatkan kelumpuhan atau
kematian berkaitan langsung dengan pengaruh pada jantung dan pembuluh
darah. Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri; akibatnya beban kerja jantung bertambah.
Sebagai akibatnya terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kontraksi.
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung
dengan hipertropi kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan
payah jantung. Jantung semakin terancam oleh semakin parahnya
aterosklerosis koroner . bila proses aterosklerosis berlanjut maka suplai oksigen
miokar berkurang. Kebutuhan miokardium akan meningkat akibat hipertropi
ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung, akhirnya menyebabkan angina
atau infark miokardium. Sekitar separuh kematian karena hipertensi adalah
akibat infark miokard atau payah jantung

E. Manifestasi Klinik
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah dalam rongga kepala.
2. gejala khas hipertensi
3. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina seperti perdarahan, eksudat
(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan pada kasus berat
dapat terjadi edema pupil ( edema discus opticus ).

F. Komplikasi
1. Penyakit jantung ( gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati ) dan
aritmia
2. Stroke
3. Penyakit jantung koroner
4. Angina pectoris
5. Anaurisma aorta (( kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi
hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko untuk ruptur), sering
mengakibatkan kematian mendadak.
6. Kematian otot jantung
7. Gagal ginjal, menyebabkan oedema yang sering dijumpai pada hypertensi
kronik.
8. Oedema pupil
9. Penebalan retina ( retinopati: penyakit mata yang menyebabkan kebutaan )
10. Perdarahan retina (mata menjadi kabur sampai buta )
11. Encefalopaty ( Kerusakan otak ) dapat terjadi koma serta kematian.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laborat
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.

H. Penatalaksanaan medis
1. Tujuan umum pengobatan hypertensi ialah pengendalian hypertensi untuk
memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang usia.
2. Pada penyakit jantung hipertensif pengobatan ditujukan untuk :
a. Pengobatan kausatif ialah pengobatan hipertensi.
b. Pencegahan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri dan regresi hipertrofi
ventrikel kiri apabilah sudah terjadi.
c. Pencegahan dan pangobatan penyakit jantung insufisiensi, disfungsi
ventrikel kiri, diastolic, maupun sistolik dan disritmia kordis.
3. Secara teoritis penurunan tekanan darah dengan mengurangi afterload akan
mengurangi tegangan dinding ventrikel kiri dan menyebabkan pengurangan
massa ventrikel kiri.
4. Regresi hipertrofi ventrikel kiri dapat dilakukan dengan pengobatan non
farmakologis dan farmakologis. Pengobatan non farmakologis dapat berupa
penurunan berat badan dan diet rendah garam. Pengobatan farmakologis
untuk regresi hipertrofi ventrikel kiri pada hipertensi berdasarkan penelitian
yang didapatkan ACE inhibitor, beta-blocker, antagonis kalsium dan diuretik
mengurangi massa ventrikel kiri dan ternyata ACE inhibitor menunjukkan
pengobatan yang paling efektif.

Penatalaksanaan Non Farmakologis


1. DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi
dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar
adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau
berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

I. Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir
akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit
kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan
secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakit
kepala.
h. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
b. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
e. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit
dan perawatan diri
Pencanaan

Diagnosa Perencanaan
No.
keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi Setelah diberikan Pantau TTD Perbandingan dari tekanan
terhadap penurunan asuhan keperawatan memberikan gambaran yang lebih
curah jantung b.d diharapkan klien mau lengkap tentang keterlibatan/bidang
peningkatan berpartisipasi dalam masalah vascular.
afterload, aktivitas yang -Catat keberadaan,kualitas denyutan -Denyutan karotis,jugularis,radialis
vasokonstriksi, menurunkan TD/beban sentraldan perifer dan femolarismungkin
iskemia miokard, kerja jantung dengan teramati/terpalpasi.Denyut pada
hipertropi KH : tungkai mungkin
ventricular - TD dalam rentang menurun,mencerminkan efek dari
individu yang dapat vasokontriksi(peningkatan SVR) dan
diterima kongesti vena.
- Irama dan frekuensi -Auskultasi tonus jantung dan bunyi -S4 umumnya terdengar pada pasien
jantung stabil dalam nafas hipertensi berat karena adanya
rentang normal hipermetrofi atrium(peningkatan
volume/tekananatrium)Perkembangan
S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel
dan kerusakan fungsi,adanya
krakles,mengi dapat mengindikasikan
kongesti paru skunder terhadap
terjadinya atau gagal ginjal kronik.
-Amati warna -adanya pucat,dingin,kulit lembab
kulit,kelembaban,suhu,dan masa dan masa pengisian kapiler lambat
pengisian kapiler mungkin berkaitan dengan
vasokontriksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah
jantung
-Catat edema umum/tertentu -Dapat mengindikasikan gagal
jantung,kerusakan ginjal atau
vascular.
-Berikan lingkungan tenang dan -Membantu untuk menurunkan
nyaman,kurangi aktivitas/keributan rangsang simpatis;meningkatkan
lingkungan .batasi jumlah pengunjung relaksasi
dan lamanya tinggal.
-Pertahankan pembatasan aktivitas
seperti istirahat ditempat
tidur/kursi;jadwal periode istirahat -Menurunkan stress dan ketegangan
tanpa gangguan;bantu pasien yang mempengaruhi tekanan darah
melakukan perawatan diri sesuai dan perjalanan penyakit hipertensi.
kebutuhan.
-Lakukan tindakan-tindakan nyaman
seperti pijatan punggung dan
leher,miringkan kepala di tempat tidur.
-Anjurkan tehnik relaksasi,panduan -Mengurangiketidaknyamanan dan
imajinasi ,aktivitas pengalihan. dapat menurunkan rangsang simpatis.
-Pantau respon terhadap obat untuk
mengontrol tekanan darah -Dapat menurunkan rangsangan yang
menimbulkan stress,membuat efek
tenang,sehingga menurunkan TD.
-Respon terhadap terapi obat
“stepeed”(yang terdiri atas
diuretic.inhibitorsimpatis dan
vasodilator)tergantung pada individu
dan efek sinergis obat.karena efek
samping tersebut,maka penting untuk
menggunakan obat dalam jumlah
paling sedikit dan dosis paling
rendah.
2 Intoleran aktivitas Setelah diberikan -Kaji respon klien terhadap menyebutkan parameter membantu
b.d kelemahan asuhan keperawatan aktivitas,perhatian frekuensi nadi lebih dalam mengkaji respons fisiologi
umum diharapkan klien klien dari20 X per menit di atas frekuensi terhadap stres aktivitas dan bila ada
ketidakseimbangan mampu melakukan istirahat ;peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan
antara suplai dan aktivitas yang selama/sesudah aktivitas,dispnea,nyeri kerja yang berkaitan dengan tingkat
kebutuhan oksigen. ditoleransi KH : dada;keletihan dan kelemahan yang aktivitas.
-Klien berpartisipasi berlebihan;diaphoresis;pusing atau
dalam aktivitas yang pingsan.
diinginkan/diperlukan -Intruksikan pasien tentang tehnik
-melaporkan penghematan energi,mis; -Tehnik menghemat energi
peningkatan dalam menggunakan kursi saat mandi,duduk mengurangi penggurangan energy
toleransi aktivitas yang saat menyisir rambut atau menyikat juga membantu keseimbangan antara
dapat diukur gigi,melakukan aktifitas dengan suplai dan kebutuhan oksigen.
-menunjukkan perlahan.
penurunan dalam tanda -Berikan dorongan untuk melakukan
– tanda intoleransi aktivitas/perawatan diri bertahap jika -kemajuan aktifitas bertahap
fisiologi dapat ditoleransi .berikan bantuan mencegah peningkatan kerja jantung
sesuai kebutuhan. tiba- tiba.memberikan bantuan hanya
sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
3 Nyeri ( sakit Setelah diberikan -mempertahankan tirah baring selama -meminimalkan
kepala ) b.d asuhan keperawatan fase akut stimulasi/meningkatkan relaksasi
peningkatan tekanan diharapkan nyeri -berikan tindakan non farmakologi -tindakan yang menurunkan tekanan
vaskuler serebral berkurang dengan KH : untuk menghilangkan sakit kepala vaskuler serebral dan yang
-Klien melaporkan mis; kompres dingin pada dahi,pijat memperlambat/memblok respon
nyeri/ketidaknyamanan punggung dan leher,tenang,redupkan simpatis efektif dalam menghilangkan
hilang/terkontrol lampu kamar lampu kamar,tehnik sakit kepala dan komplikasinya.
relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi)
dan aktifitas waktu senggang. -Aktivitas yang meningkatkan
-Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi menyebabkan sakit
vasokontriksi yang dapat kepala pada adanya peningkatan
meningkatkan sakit kepala mis; tekanan vascular serebral.
mengejan saat BAB,batuk panjang
dan membungkuk. -pusing dan penglihatan kabur sering
-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai berhubungan dengan sakit
kebutuhan kepala.pasien juga dapat mengalami
episode hipotensi postural.
-meningkatkan kenyamanan
-berikan cairan, makanan umum.kompres hidung dapat
lunak,perawatan mulut yang teratur mengganggu proses menelan atau
bila terjadi pendarahan hidung atau membutuhkan napas dengan mulut
kompres hidung telah dilakukan untuk ,menimbulkan stagnasi sekresi oral
menghentikan pendarahan dan mengeringkan membrane
mukosa.
-munurunkan/mengontrol nyeri dan
-kolaborasi pemberian obat analgesik, menurunkan rangsang system saraf
simpatis.
-dapat mengurangi ketegangan dan
- kolaberasi pemberian obat ketidaknyamanan yang diperberat
Antiansietas mis; oleh stress.
lorazepanm(ativan),diazepam,(valium)
4 Nutrisi lebih dari Setelah diberikan -Kaji pemahaman pasien tentang -kegemukan adalah resiko tambahan
kebutuhan tubuh b.d asuhan keperawatan hubungan langsung antara hipertensi pada tekanan darah tinggi karena
masukan berlebih diharapkan nutrisi klien dan kegemukan disproporsi antara kapasitas aorta dan
cukup/optimal sesuai peningkatan curah jantung berkaitan
kebutuhan dengan KH : dengan peningkatan massa tubuh.
- Berat badan klien -Bicarakan pentingnya menurunkan -Kesalahan kebiasaan makan makan
dalam batas ideal masukan kalori dan batasi masukan menujang terjadinya ateroskerosis
lemak,garam,dan gula,sesuai indikasi. dan kegemukan.
5 Kurangnya Setelah diberikan -Kaji kesiapan dan hambatan dalam -kesalahan konsep dan menyangkal
pengetahuan b.d asuhan keperawatan belajar.termasuk orang terdekat. diagnose karena perasaan sejahtera
kurangnya informasi diharapkan terjadi yang sudah lama dinikmati
tentang proses peningkatan mempengaruhi minat pasien
penyakit dan pengetahuan pada klien dan/orang terdekat untuk mempelajari
perawatan diri dengan KH : penyakit,kemajuan,dan prognosis.bila
-Klien paham dengan pasien tidak menerima realitas bahwa
tentang proses penyakit membutuhkan pengobatan
dan regimen pengobatan continue,maka perubahan prilaku
tidak akan dipertahankan.
-Terapkan dan nyatakan batas TD Memberikan dasar untuk pemahaman
normal.jelaskan tentang hipertensi dan tentang peningkatan TD dan
efeknya pada jantung,pembuluh mengklarisifikasi istilah medis yang
darah ,ginjal dan otak. sering digunakan.pemahaman bahwa
TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala
adalah ini untuk memungkinkan
pasien melanjutkan pengobatan
meskipun ketika merasa sehat.
-Karena pengobatan untuk pasien
-Hindari mengatakan TD normal dan hipertensi adalah sepanjang
gunakan istilah”terkontrol dengan kehidupan,maka dengan penyampaian
baik “saat menggambarkan tekanan ide”terkontrol”akan membantu pasien
darah pasien TD pasien dalam batas untuk memahami kebutuhan untuk
yang normal. melanjutkan pengobatan/medikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Siauw, Soen L, Hipertensi, Cet. I, Debora Publishers, 1994, Jakarta

Smith, Tom, Dr, Tekanan Darah Tinggi, Arcan, 1991, Jakarta

Watts, David H, Terapi Medik, Edisi 17, EGC, 1984, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai