Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Jurnal

Judul Jurnal : Adsorpsi Logam Timbal (Pb) Oleh Tanaman Hydrilla (Hydrilla
verticillata).

Tahun : 2017.

Penulis : Dewi Urifah & Kusriani & Umi Zakiyah & Handaru B.C & Rieke Y.

Reviewer : Muhamad Rikza Kurniawan

Tanggal : 31 Oktober 2018

A. ABSTRAK
Tujuan penelitian adsorpsi logam berat timbal dengan menggunakan
tanaman Hydrilla adalah untuk mengetahui efektifitas tanaman Hydrilla dan
waktu yang dibutuhkan untuk mereduksi timbal (Pb) dalam badan perairan.
Penelitian menggunakan sintesa perairan yang tercemar timbal (Pb) sebesar 2
ppm dengan perlakuan berat tanaman sebesar 30 gram; 35 gram; 40 gram yang
masing masing mendapat 2 kali pengulangan dan sebagai control menggunakan
sintesa perairan yang tercemar timbal (Pb) tanpa penambahan tanaman
menggunakan metode eksperimental laboratorik. Hasil penelitian menunjukan
lama waktu pengolahan terbaik adalah 7 hari dengan variable berat Hydrilla 40
gram dapat menghasilkan sisa kadar Pb di perairan 0,7174 ppm.

B. PENDAHULUAN
Salah satu dampak dari semakin majunya perindustrian adalah
tercemarnya perairan oleh logam berat seperti timbal (Pb). Efek yang timbul
dari terakumulasinya logam berat dalam perairan dapat membahayakan
lingkungan dan organisme di perairan. Kadar logam yang dibutuhkan biota air
sangat sedikit, jika pencemaran air oleh logam berat mencapai tingkat tertentu
akan mengganggu perairan dan mutu air. Timbal (Pb) merupakan logam berat
yang berisfat toksik dan berbahaya, banyak ditemukan sebagai pencemar yang
mengganggu kelangsungan hidup organisme. Kadar toksiknitas dari timbal
dipengaruhi oleh kesadahan, pH, alkalinitas dan konsentrasi oksigen. Timbal
biasanya ditemukan pada batu-batuan, tumbuhan, dan hewan. Logam ini 95%
bersifat anorganik yang kurang larut dalam air.
Pengolahan lingkungan yang tercemar timbal dapat dilakukan dengan
cara kimiawi atau penambahan senyawa kimia tertentu untuk pemisahan ion
logam berat namun proses ini relative mahak dan dapat memunculkan masalah
baru karena senyawa kimia yang terakumulasi dalam perairan. Menggunakan
mikroorganisme untuk penanganan pencemaran dikenal dengan bioakumulasi,
bioremediasi, atau bioremoval dapat menjadi alternatif untuk mengurangi
pencemaran logam berat di perairan. Oleh karena itu dilakukan penelitian
pengolahan timbal dengan menggunakan tanaman Hydrilla dengan tujuan
mengetahui efektifitas tanaman Hydrilla sebagai biomediator dan waktu yang
dibutuhkan dalam mereduksi cemaran timbal (Pb) dalam perairan
Bioremediasi yaitu pemanfaatan tumbuhan hijau ataupun
mikroorganisme untuk mengurangi polutan lingkungan baik di air, darat, atau
udara baik yang disebabkan polutan metal atau organik. Metode ini memiliki
kelebihan dibandingkan dengan metode kimiawi yaitu penanganan logam berat
dengan mikroorganisme relatif mudah dilakukan, murah, dan tidak berbahaya
bagi lingkungan. Pada perairan yang biasanya menjadi bioremediator adalah
tanaman. Tanaman yang sering dijumpai adalah Hydrilla (Hydrilla verticillata)
yang dapat tumbuh dan berkembang didalam air dari beberapa sentimeter
sampai 20 meter. Tanaman Hydrilla dapat tumbuh diberbagai habitat, biasanya
ditemukan di perairan dangkal dengan kedalaman 0,5 meter dan juga dapat
tumbuh di kedalam lebih dari 10 meter.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Riset dan Standarisai Industri Surabaya
selama 30 hari
2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest,
tanaman air Hydrilla (Hydrilla verticillata) larutan Pb standar 1000 ppm
yang diencerkan menjadi 2 ppm
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah thermometer, DO
meter, timbangan digital, toples volume 5 liter; gelas ukur kapasitas 25 ml
dan 1000 ml, beaker gelas kapasitas 1 liter dan 2 liter, dan bak plastic 30
liter.
3. Metoda
Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratorik dengan
menggunakan wadah berisi aquadest yang mengandung Pb 2 ppm.
Persiapan awal adalah aklimatisasi dengan memasukkan Hydrilla kedalam
bak plastik yang berisi 30 liter air selama 5 hari untuk mengetahui bahwa
saat penelitian berlangsung tanaman Hydrilla mati bukan karena air tempat
hidupnya. Untuk mengetahui penyerapan maksimal jumlah Pb oleh
tanaman Hydrilla dilakukan variasi berat rasio tanaman : air adalah sebagai
berikut: (A) 30 gram : 5 liter, (B) 35 gram : 5 liter, (C) 40 gram : 5 liter.
Masing-masing tanaman Hydrilla dimasukkan kedalam toples bening
dengan volume 5 liter berisi air yang sudah diberi logam timbal sebesar 2
ppm. Sebagai kontrol adalah air yang mengandung logam timbal 2 ppm
tanpa tanaman Hydrilla. Dalam penelitian tidak ada penambahan dan
pengurangan cairan selama proses penelitian, dimana masing-masing
perlakuan mendapat pengulangan sebanyak 2 kali dan hasil Analisa yang
didapat dihitung rata-ratanya. Pengamatan dilakukan selama 14 hari dengan
pengambilan sampel uji pada hari ke-0, hari ke-7, dan hari ke-14. Kemudian
dianalisa kandungan Pb yang tersisa dalam cairan yang terserap pada daun,
batang, dan akar. Parameter kualitas yang dijaga selama penelitian yaitu
suhu, pH, dan DO.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pemantauan Lingkungan
Berdasarkan hasil pemantauan lingkungan selama tahap aklimatisasi
didapatkan bahwa suhu yang digunakan mengalami peningkata karena
faktor lingkungan, sirkulasi udara, dan suhu di kota Surabaya yang relatif
panas. Suhu merupakan faktor penting dalam mempengaruhi enzim dalam
proses fotosintesis karena pada suhu dibawah 5oC dan diatas suhu 50oC
aktifitas fotosintesis tidak akan berjalan. Namun pada Hydrilla fotosintesis
dapat terjadi pada suhu 70oC. Nilai pH yang terkandung juga relatif netral,
tanaman Hydrilla dapat tumbuh pada perairan dengan pH asam sampai
netral, dan pada air tawar sampai air payau. Nilai DO yang didapat selama
tahap pemantauan lingkungan meningkat setiap waktu pengamatan. Wadah
tanaman Hydrilla yang digunakan untuk penelitian diletakkan didekat
jendela dimana banyak udara masuk dan bisa menaikkan DO didalam air.
2. Kadar Logam Timbal (Pb) dalam Air (Sisa Pb dalam Perairan).
Air dengan kandungan logam timbal (Pb) sebagai media hidup Hydrilla
mengalami penurunan dan peningkatan dari hari ke-0 sampai hari ke-14
penelitian. Pada control tidak menunjukan adanya penurunan sehingga
dapat dibuktikan bahwa penurunan Pb dalam air diakibatkan adanya
tanaman Hydrilla. Didapatkan data yang menunjukan bahwa semakin besar
variasi berat Hydrilla maka semakin sedikit kandungan Pb yang ada di
perairan sehingga dapat dikatakan logam tersebut terserap kedalam
tanaman Hydrilla.
3. Kadar Logam Timbal (Pb) dalam Hydrilla
Analisis kadar timbal (Pb) juga dilakukan pada tanaman Hydrilla yang
meliputi akar, batang, dan daun pada hari ke-0, hari ke-7, dan hari ke-14
bersamaan dengan analisis yang dilakukan pada air.
a. Akar
Hasil penelitian menunjukan akar tanaman Hydrilla dapat menyerap
logam Pb. Penyerapan logam berat Pb pada akar mengalami
peningkatan dari awal hingga hari ke-14. Laju penyerapan tertinggi
terhadap akar mencapai 0,47 mg/kg. Penyerapan Pb oleh akar
mengalami peningkatan semakin lamanya waktu kontak
b. Batang
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa batang juga dapat menyerap
logam berat timbal Pb. Kadar timbal pada batang tanaman Hydrilla
mengalami peningkatan dan penurunan selama waktu pengamatan dan
pada berat tanaman. Penurunan kadar Pb pada batang disebabkan
karena kejenuhan dalam mengakumulasi logam berat. Dalam analisis
batang tanaman Hydrilla mengalami kerontokan dan mengakibatkan
logam Pb keluar dari sitosol sehingga terjadi kelarutan logam dalam air.
c. Daun
Sama halnya dengan akar dan batang, daun pada tanaman Hydrilla juga
dapat menyerap logam berat Pb. Kadar timbal (Pb) pada daun juga
mengalami peningkatan dan penurunan selama bertambahnya waktu
pengamatan dan berat tanaman. Seperti yang terjadi pada batang,
penurunan kadar Pb disebabkan karena kejenuhan dalam
mengakumulasi logam berat Pb ditandai dengan perubahan warna dan
rontoknya daun.
Untuk perawatan metode ini dapat secara berkala dilakukan
pemotongan Hydrilla pada bagian yang mengalami perubahan warna dan
pembersihan bagian Hydrilla yang rontok diair serta daganti dengan
Hydrilla yang baru.

E. KESIMPULAN
Adanya perlakuan variasi berat Hydrilla yang digunakan dan lamanya waktu
kontak berpengaruh terhadap kadar Pb dalam air. Variasi berat Hydrilla yang
paling optimal dalam penyerapan logam berat timbal (Pb) diair pada penelitian
ini adalah 40 gram dengan hasil sisa kadar Pb di perairan adalah 0,7174 ppm
sehingga terjadi penyerapan pada akar sebesar 0,47 mg/kg, pada batang sebesar
0,36 mg/kg, dan pada daun sebesar 0,38 mg/kg.

Anda mungkin juga menyukai