EdConex
Latar 1. Pergeseran tren penyakit di Indonesia dari penyakit menular menjadi penyakit
Belakang tidak menular. Hal ini terutama terjadi pada daerah perkotaan.
2. Maraknya sedentary lifestyle (pola hidup bermalas – malasan) yang merupakan
faktor resiko penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular dan
metabolik.
3. Diperlukan terobosan untuk mendorong masyarakat untuk lebih giat mencegah
penyakit, salah satunya adalah dengan membiasakan olahraga /aktivitas fisik
minimal 30 menit sehari.
4. Jalan kaki dan berlari merupakan olahraga yang cukup ekonomis karena tidak
memerlukan banyak peralatan.
Deskripsi 1. Laribagi menyediakan platform website dan app berisi tantangan terhadap
Produk/Jasa pengguna.
2. Laribagi memberikan reward terhadap pengguna yang berhasil memenuhi
target.
3. Pengguna dapat berbagi informasi, kebahagiaan, dan donasi dengan
pengguna lain ataupun kepada non pengguna (dalam bentuk donasi).
4. Laribagi bermain dalam ranah big data yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai
pihak (terutama produsen apparel olahraga dan produk makanan/minuman) serta
menjadi sumber pendapatan dari Laribagi.
5. Laribagi juga menyediakan fitur donasi bagi para pengguna yang ingin
memberikan rewardnya kepada orang lain.
6. Laribagi juga menjual berbagai merchandise dan apparel yang berhubungan
dengan kegiatan jalan, lari, dan bersepeda.
Strategi - LariBagi direncanakan akan memulai uji coba di Kota Solo sebagai kota awal
Pemasaran komando.
- Pemilihan kota ini karena berada di antara Jogja dan Semarang yang
merupakan 2 ibukota provinsi di daerah tengah Pulau Jawa.
- Solo telah memiliki beberapa komunitas lari dengan SoloRunner sebagai
komunitas terbesar.
- Strategi pemasaran utama melalui Media Sosial.
- Ikut serta dalam kegiatan – kegiatan terkait di car free day.
- Ikut serta dalam kegiatan seminar dan diskusi bertopik kesehatan dan gaya
hidup.
- Pengajuan proposal kepada lembaga sosial dan perusahaan terkait kesehatan
dan alat olahraga (jalan, lari, dan bersepeda).
Prospek - Peluang masih cukup terbuka, startup serupa di Indonesia belum ada.
Usaha - Komunitas lari hampir ada di setiap kota.
COMPARATIVE STUDY 2018
Formulir Program Comparative Study 2018
EdConex
Esai Bismillahirrahmanirrahiim..
(Max 3
lembar) Saya Muhammad Thoriqur Rohman, sSeorang mahasiswa biasa yang berkutat dengan
istilah – istilah anatomi, fisiologi, serta farmakologi di kampus negeri di Solo. Sebagai
seorang mahasiswa, kesibukan berkutat di situ situ saja, dimulai dengan bangun di awal
pagi (atau terkadang mepet – mepet adzan shubuh). Lalu molor lagi, sampai badan
rasanya sudah lemas, baru sadar kalau ada ujian pagi itu. Ke kampus, berkutat di kampus,
kadang ke sekre UKM (unit kegiatan mahasiswa), lalu pulang ke kosan lagi. Makan di
burjo (istilah untuk warung semacam warteg di daerah Solo dan sekitarnya, a.k.a
Warmindo/Warung Makan Ind*mi*).
Siklus kehidupan mahasiswa yang monoton nampaknya kurang sesuai dengan peran –
peran mahasiswa yang dulu diajarkan kepada saya. Mahasiswa merupakan generasi yang
diharapkan (iron stock), agen perubahan (agent of change), penjaga nilai, dan social
control. Mahasiswa dituntut untuk lebih memiliki kepekaan terhadap masalah – masalah
sosial, serta mampu menyelesaikannya dengan keilmuan dan inovasi yang dimiliki.
Hal tersebut yang mendasari pemikiran saya. Sebagai salah satu mahasiswa di bidang
kesehatan, sudah sepatutnya tanggung jawab perkembangan kesehatan di negeri ini ada
di pundak saya. Hal tersebut berarti saya turut memiliki kewajiban dalam tercapainya
taraf kesehatan yang lebih baik di Indonesia.
Program – program promotif dan preventif telah banyak disusun oleh pemerintah. Hal ini
dikarenakan pembiayaan total yang lebih murah dan mudah dibandingkan penatalaksaan
kuratif dan rehabilitatif. Oleh karena itu, diperlukan adanya terobosan dalam memacu
COMPARATIVE STUDY 2018
Formulir Program Comparative Study 2018
EdConex
semangat masyarakat untuk sadar terkait pentingnya menjaga kesehatan dengan cara
yang sangat mudah dan disukai masyarakat.
Penjagaan kesehatan yang paling mudah dan efisien adalah dengan menerapkan pola
hidup sehat dalam kegiatan keseharian. Beraktivitas fisik selama 30 menit setiap hari
menjadi sebuah keniscayaan yang selalu dipesankan oleh pihak kesehatan manapun.
Namun, permasalahan tingkat ‘mager’ yang cukup tinggi di era milenial ini menjadi
hambatan bagi pola aktivitas fisik tersebut. Salah satunya dengan alasan bahwa tidak
sempat dan tidak ada efeknya.
Kondisi tersebut membuat kami (tim Laribagi, dengan co-founder Muhammad Yusuf
Habibi) merumuskan beberapa rencana dalam rangka turut serta memacu kesadaran
masyarakat akan menjaga kesehatan. Hal tersebut kami wujudkan dalam bentuk
pembuatan startup Laribagi. Laribagi memberikan dorongan kepada masyarakat agar
dapat mengkonversi langkah demi langkah mereka menjadi sesuatu yang manfaatnya
lebih cepat terlihat, dalam bentuk hadiah, ataupun donasi.
Selain itu, relasi menjadi sangat penting bagi startup. Slogan networking is everything
sangatlah tepat.Kami berharap Comparative Study 2018 EdConex ini menjadi wahana
kami dalam merelasikan diri terhadap para pemuda dan pemegang kebijakan dari
berbagai daerah. Aset relasi ini kami harapkan dapat menjadi aset paling berharga dalam
perjalanan startup kami.
Akhirnya, harapan agar startup yang kami idekan ini dapat memberikan manfaat bagi
Indonesia khususnya dalam bidang kesehatan. Harapan itu selalu ada di hati kami.