Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RMK

“BAB 1. PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NI NYOMAN MEILA SANTI

KELAS/SMT : D5 AKUNTANSI/VI

NPM : 1633121287

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

2019
BAB 1. PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

A. Arti Penting Teori Akuntansi

Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Teori akuntansi


menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan
atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Taktik
cerdik memang memadai untuk menangani masalah yang sederhana untuk
masalah yang sederhana untuk masalah-masalah yang kompleks dan berimplikasi
luas, pemecahan masalah akan makin bergantung pada kearifan (wisdoms) dan
tilikan (insights) yang terkandung dalam teori yang sehat.

Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalaman


saja dapat disamakan dengan pemecahan masalah dengan coba-coba atau coba
dan ralat (trial and error). Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat
dicapai tanpa suatu teori baik yang melandasinya. Praktik dan profesi harus
dikembangkan atas dasar penalaran (causes and reasons).

Dalam kenyataannya, praktisi disibukkan dengan masalah aktual dan


mendesak yang segera harus diselesaikan sehingga tidak sempat lagi untuk
merenungkan teori-teori dibalik tindakannya. Hal ini bukan merupakan justifikasi
para praktisi (profesi) untu selalu bersikap pragmatis. Praktisi harus bersedia
untuk mengaplikasi hasil eksperimentasi atau pemikiran dan gagasan orang lain
(experimentations of other men). Orang lain disini antara lain adalah akademisi
akuntansi dan pemikir yang mempunyai kemewahan waktu untuk memikirkan
hal-hal yang bersifat fundamental dan teoritis. Itulah sebabnya, kemajuan profesi
dan pengetahuan akuntansi hanya dapat dicapai dengan kerja sama yang harmonis
antara praktisi dan akademisi (pendidik).

B. Pengembangan Akuntansi

Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai


serangkaian prosedur, metode, dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik
praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar
untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi/praktisi ini,
akuntansi berkepentingan dengan aspek bagaimana (how to account). Prinsip
akuntansi berterima umum/PABU (generally accepted accounting
principles/GAAP) dianggap sebagai suatu yang berian (given).

Teori akuntansi lebih memusatkan perhatian pada aspek mengapa (why to


account the way it is or the way it should be). Misalnya akademisi berkepentingan
untuk menjelaskan mengapa sekelompok perusahaan memilih metode akuntansi
tertentu semntara kelompok perusahaan lain memilih metode akuntansi alternatif
atau mengapa perusahaan seharusnya mengkapitalisasi sewaguna. Kebutuhan
untuk menjelaskan (to explain) dan membenarkan (to justify) praktik dan
fenomena akuntansi yang berjalan telah menumbuhkan berbagai gagasan
akademik, teori, dan riset ilmiah di bidang akuntansi yang dimaksudkan untuk
mengembangkan dan memperbaiki praktik akuntansi.

Proses pengajaran akuntansi; 1) mengamati praktisi dan mengidentifikasi


apa yang dipraktikan;2) mengkodifikasi apa yang dipraktikan sebagai
pengetahuan; 3) mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan;4) Lulusan
mempraktikan apa yang nyatanya dipraktikan.

C. Peran Riset Akuntansi

Penempatan akuntansi sebagai sains membawa konsekuensi bahwa teori


akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai (value-judgment) dan bersifat
deskriptif. Atas dasar argumen ini, subjek/fenomena bahasan di tingkat akademik
cenderung bergeser dari apa dan bagaimana suatu kejadian/transaksi harus
dicatat/dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial tertentu (teori
normatif) ke apa yang nyatanya dilakukan para pelaku ekonomi (termasuk
akuntan) dan mengapa mereka berbuat demikian (teori positif atau deskriptif).
Kinney menggambarkan tiga aspek penting yang saling berkaitan yang melandasi
pengembangan akuntansi yaitu : riset (research), pengajaran/ pendidikan
(teaching), dan praktik (practice).

Pendidik (dosen) pada umumnya juga periset sehingga kedua fungsi


tersebut tidak terpisah tetapi saling mendukung. Pengajaran harus memasukkan
gagasan-gagasan alternatif bukan malahan mengisolasinya. Pengajar diharapkan
mampu menjabarkan hasil riset dan gagasan akademik (penelitian positif dan
normatif) ke dalam aplikasi praktis, sebaliknya pun begitu. Jadi, riset merupakan
bagian yang penting dalam pengajaran akuntansi.

D. Pengertian Akuntansi
Tidak ada definisi autoritatif yang cukup umum untuk dapat
menjelaskan apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu, banyak definisi yang
diajukan oleh para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi. Akuntansi
didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan
kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang
terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi.

E. Seni, Sains, atau Teknologi


Akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara
menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Sebagai
seperangkat pengetahuan, akuntansi lebih sekedar seni. Seperangkat pengetahuan
akuntansi sebagaimana kita pahami dewasa ini jelas tidak tepat kalau
diklasifikasikan sebagai sains. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau
menemukan prinsip-prinsip umum untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan
kebenaran penjelasan (teori). Bahwa akuntansi tidak dapat diklasifikasi sebagai
sains bukan berarti bahwa akuntansi tidak ilmiah. Dalam proses pemahaman,
pembelajaran, dan pengembangan akuntansi, pendekatan atau sikap ilmiah tetap
dapat diterapkan karena pendekatan dan sikap tersebut akan memberi keyakinan
yang tinggi terhadap apa yang dihasilkan akuntansi.

F. Perekayasaan Pelaporan Keuangan


Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan
pemikiran, penalaran, dan pertimbangan (exercise of judgment) untuk memilih
dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia (available knowledge), konsep,
metode, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret atau
konseptual). Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama baik pada
tingkat makro (nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Sistem
pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi (tentang
struktur, mekanisme, pihak yang terlibat, dan standar pelaporan) dalam suatu
wilayah negara tertentu.

G. Teori Akuntansi Sebagai Sains

Teori akuntansi (general theory of accounting) sering dimaksudkan


sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan
dan praktik akuntansi. Teori akuntansi akan merupakan seperangkat hipotesis-
hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi
sains setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika, biologi,
dan sebagainya. Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, apa yang
dibahas dan dihasilkan oleh teori ini harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas
nilai (tidak untuk mencapai tujuan sosial atau ekonomik tertentu, koheren,
universal, dan dapat diuji/diversifikasi secara empiris.

H. Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis

Teori dapat dikatakan sebagai penalaran logis yang melandasi praktik


(berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Teori
berusaha untuk memberikan pembenaran (justification) terhadap praktik agar
praktik mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau
dipertanggungjelaskan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran,
konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka
pikiran yang logis. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk
dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum yang menjadi landasan umum untuk
menentukan tindakan atau praktik (dalam bentuk undang-undang atau peraturan)
yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan. Proses penalaran logis untuk akuntansi
diwujudkan dalam bentuk perekayasaan Pelaporan keuangan. Perekayasaan
akuntansi (pelaporan keuangan) menghasilkan suatu kerangka konseptual. Fungsi
kerangka konseptual adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan
(menjustifikasikan) dan mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi.
I. Perspektif Teori Akuntansi
Perspektif-perspektif dalam teori akuntansi dapat dibedakan menurut:
1. Sasaran yang ingin dicapai
2. Tataran semiotika dalam teori komunikasi
3. Penalaran yang digunakan

- Perspektif teori akuntansi menurut sasarannya


Menurut sasaran yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi: (1) teori
akuntansi positif dan (2) teori akuntansi normatif.
Teori akuntansi positif mencakup penjelasan atau penalaran untuk
menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti
apa adanya sesuai fakta. Dengan kata lain, fakta sebagai sasaran. Teori akuntansi
normatif mencakup penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan
suatu perlakuan akuntansi yang paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Nilai sebagai sasaran.

- Tataran semiotika dalam teori akuntansi


1. Teori akuntansi semantik membahas penyimbolan kegiatan atau realitas fisis
menjadi simbol-simbol (elemen-elemen) statemen keuangan.
2. Teori akuntansi sintaktik membahas pengukuran, pengakuan, dan penyajian
elemen- elemen dalam statemen keuangan serta struktur akuntansi.
3. Teori akuntansi pragmatik membahas apakah informasi keuangan efektif
(bermanfaat) bagi yang dituju dalam perekayasaan akuntansi. Apakah
informasi mempengaruhi perilaku pemakai.

- Pendekatan penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi validitas/kelayakan suatu pernyataan, simpulan, penjelasan, atau
prinsip.
Penalaran deduktif menurunkan pernyataan, simpulan, penjelasan, atau prinsip
atas dasar konsep umum/dasar yang disepakati dan dianggap benar.
Penalaran induktif menurunkan pernyataan, simpulan, penjelasan, atau prinsip
umum atas dasar pengamatan beberapa kasus atau kejadian.
J. Verifikasi Teori Akuntansi
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori
valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada
sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Validitas dapat dinilai dengan
menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal.
Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis
yang melandasi teori yang diajukan. Teori normatif bersifat tidak bebas nilai,
maka penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip
(konklusi) juga menjadi bagian dari kriteria validitas teori. Namun, kriteria ini
sering bersifat subjektif. Oleh karena itu, penerimaan suatu asumsi juga harus
didukung dengan penalaran logis sehingga asumsi tetap masuk akal serta
ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi dan diukur
implikasinya.
Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar
karena teori ini banyak memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku
pasar/individual sebagai reaksi terhadap informasi akuntansi. Verifikasi teori ini
dapat dilakukan dengan penelitian empiris yang didasarkan atas asumsi bahwa
informasi dianggap bermanfaat bila pemakai berbuat seakan-akan menggunakan
informasi tersebut.
Karena teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik tidak berdiri
sendiri tetapi saling mendukung dan melengkapi, semua pendekatan pengujian
biasanya dilakukan untuk memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori
harus diverifikasi validitasnya atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya
prediksi, dan pertimbangan nilai yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai