Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RMK TEORI AKUNTANSI

BAB 8. PENDAPATAN

Oleh :
Kelompok 3

1. Ni Made Nia Dwi Prapti (1633121283)


2. Ni Putu Diah Utari Astika Putri (1633121285)
3. Ni Nyoman Meila Santi (1633121287)

KELAS D5 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2019
BAB 8 PENDAPATAN

A. DEFINISI
Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas
atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi
barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral
atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Pendapatan mempunyai dua karakteristik utama yaitu:
1. Aliran masuk aset atau kenaikan aset
Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi
atau kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada
batasan bahwa aset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak
semua kenaikan aset dapat menimbulkan pendapatan.
2. Operasi utama atau sentral berlanjut
Secara netral, pendapatan adalah produk perusahaan sebagai hasil dari upaya
produktif. Pendapatan diukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari
pelanggan. Kegiatan utama atau sentral yang menerus atau berlanjut merupakan
karakteristik yang membatasi kenaikkan yang dapat disebut pendapatan. Kenaikan
aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan kegiatan investasi dan
pendanaan. Akan tetapi, pendapatan atau untung yang tidak berasal dari operasi
utama dengan sendirinya lalu dapat disebut sebagai pos nonoperasi.

Operasi dan Nonoperasi – pemisahan hanya dapat dibenarkan kalau laba atau rugi
tersebut benar-benar luar biasa dan berkaitan dengan tujuan perusahaan utama hanya
secara sangat kebetulan saja. Bila tidak bersifat luar biasa, pos-pos tersebut lebih tepat
dilaporkan sebagaipendapatan lain-lain dan untung.
1. Penurunan Kewajiban – terjadi penurunan atau pelunasan kewajiban
2. Suatu Entitas – maksud dalam tujuan definisi mengisyaratkan bahwa konsep
kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian.
3. Produk Perusahaan – pendapatan akhirnya harus direpresentasi oleh aliran masuk
dana dari pelanggan, hal tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana
pendapatan diukur dan bukan menunjukkan bagaimana atau syarat pendapatan
terjadi.
4. Pertukaran Produk – pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter
untuk dicatat dalam sistem pembukuan.
5. Berbagai Bentuk dan Nama – pendapatan adalah konsep yang bersifat generic
dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.
6. Kenaikan Ekuitas

Pendapatan vs Untung
 IAI/IASC tidak secara formal membedakan pendapatan (revenues) dan untung
(gains).
 Pendapatan dan untung dicakupi dalam satu definisi penghasilan (income).
 FASB memisahkan pendapatan dan untung sebagai elemen yang berdiri sendiri.

Untung
Adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi
peripheral (ikutan) atau incidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau
kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai
akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik
Makna yang terkandung dalam definisi Untung:
1. Kenaikan ekuitas bersih
2. Periferal atau insidental
3. Selain yang dicakupi pendapatan
4. Selain investasi oleh pemilik atau transaksi yang berkaitan dengan pemilik
FASB perlu membedakan pendapatan dan untung karena sumber untung berbeda
dengan operasi utama. Karakteristik Sumber Untung:
1. Periferal atau insidental
2. Transfer nontimbal-balik
3. Penahanan aset
4. Faktor lingkungan
Pembedaan lebih diarahkan untuk tujuan penyajian daripada untuk membedakan
makna pendapatan dan untung.
B. PENGAKUAN PENDAPATAN
Pencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem pembukuan
sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.
Dua konsep penting:
1. Pembentukan pendapatan (earning of revenue)
adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana
sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep pembentukan
pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak (to be
earned) bersamaan dengan dan melekatkan pada seluruh atau totalitas proses
berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu.
Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil/capaian serta kontinuitas
usaha. Biaya merepresentasi upaya dan pendapatan merepresentasi capaian.
Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep Homogenitas Kos yaitu Seluruh pos
biaya yang direpresentasi dengan kos menghasilkan pendapatan sebagai satu kesatuan.
Kos komponen atau pos biaya secara individual mempunyai kontribusi dalam
menghasilkan pendapatan. Kos mempunyai kedudukan yang sama dalam
menghasilkan pendapatan.
Implikasi Konsep Homogenitas Kos
Kos berkaitan dengan pendapatan secara proporsional dengan besarnya kos.
Urutan pengurangan kos barang terjual, biaya penjualan, dan biaya administratif
dalam statemen L-R bukan merupakan urutan prioritas. Begitu kos suatu objek biaya
terjadi, pendapatan dapat dianggap terbentuk sehingga laba juga terbentuk.
Asumsi di Balik Homogenitas Kos
Dianutnya konsep dasar upaya dan capaian/hasil. Upaya terjadi dahulu baru
pendapatan datang.Setiap usaha secara umum mendatangkan atau menjajikan laba
sehingga orang mau melakukan usaha. Biaya (expense) merupakan upaya yang
sengaja dilakukan secara senang hati dengan penuh kesadaran, semangat, dan
pengertian bukan beban yang harus diderita atau ditanggung oleh pendapatan. Istilah
beban tidak cocok/mengenai untuk expense.

2. Realisasi pendapatan (realization of revenue) – pendekatan transaksi


Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk
pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk
membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat
sama sekali. Berdasarkan konsep realisasi, pendapatan sebenarnya terjadi akibat
transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan dan kontrak.
Kriteria Pengakuan Pendapatan :
1. Telah terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi (realized atau realizable)
Telah terealisasi bilamana produk (barang atau jasa), barang dagangan, atau
aset lain telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Cukup pasti
terealisasi bilamana aset berkaitan yang berterima atau ditahan mudah dikonversi
menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya. Mudah dikonversi
bila mempunyai (a) harga satuan yang tetap tidak bergantung bentuk dan
penyajian barang dan (b) daftar harga barang tersedia di suatu pasar aktif
tersedia.
2. Telah terbentuk/terhak (earned)
Telah terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan secara substansial
kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat menghaki manfaat atau nilai yang
melekat pada pendapatan.
Kedua kriteria harus dipenuhi walaupun bobot atau kekritisan untuk keduanya
berbeda untuk situasi yang berbeda. Cukup terbentuk dapat dikaitkan dengan produk
akhir atau dengan perioda. Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat
berikut:
1. Keterukuran nilai asset
2. Adanya suatu transaksi
3. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai

C. Saat Pengakuan Pendapatan


Kapan kedua kriteria kriteria pengakuan dipenuhi. Berbagai gagasan:
1. Saat kontrak penjualan disepakati – setelah menandatangani kontrak penjualan dan
bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum
mulai memproduksi barang, contoh barang konsumsi dengan jarak penandatangan
kontrak dan penyerahan barang cukup pendek.
2. Selama proses produksi secara bertahap – pengakuan pendapatan dapat dilakukan
secara bertahap (per perioda akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses produksi atau
sekaligus pada saat projek selesai dan diserahkan. Akresi yaitu pertambahan nilai
akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah lainnya. Apresiasi yaitu selisih “nilai
pasar wajar” aset perusahaan dengan kos (atau nilai buku aset terdepresiasi).
3. Saat produksi selesai – pendapatan sudah terealisasi dan pada saat produk selesai
pendapatan secara substansial sudah terbentuk.
4. Saat penjualan
5. Saat kas terkumpul – pengakuan berdasarkan asas kas.

D. Saat Pengakuan Penjualan Jasa


Sejalan dengan pengakuan pendapatan pada perusahaan perdagangan atau
pemanufakturan. Pedoman umum:
1. Saat jasa telah dilaksanakan atau dikonsumsi
2. Selama proses pelaksanaan secara bertahap
3. Saat pelaksanaan jasa selesai sepenuhnya
4. Saat kas terkumpul

E. Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan


Dari uraian tentang karakteristik, poengukuran, penghimpunan, dan realisasi
pendapatan beserta konsekuensinya terhadap saat pengakuan, dapat disusun suatu
pedoman umum pengakuan pendapatan termasuk untung dan rugi. FASB meringkas
pedoman umum ini dalam SFAC No. 5 paragraf 84.

F. Prosedur Pengakuan Pendapatan


Kebijakan akuntansi perusahaan yang menetapkan kapan suatu penjualan dianggap
secara teknis telah terjadi sehingga memicu pencatatan jumlah rupiah penjualan tersebut.
Kebijakan ini biasanya dituangkan dalam buku pedoman akuntansi (accounting manual).

G. Penyajian
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisahan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar
biasa dan cara menuangkannya dalam statemen laba-rugi.

Anda mungkin juga menyukai