Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN KE-17

STANDARISASI PENGUJIAN

17.1 TUJUAN PEMBELAJARAN :


Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
17.1. Pentingnya Standarisasi Proses
17.2. Hubungan Antar Standarisasi Proses
17.3. Metodologi Software & Testing

17.2 URAIAN MATERI


Tujuan Pembelajaran 17.1:
Pentingnya Standarisasi Proses

Suatu kerangka kerja standar merupakan dasar dari manajemen operasi


software yang efektif, karena standarisasi membuat kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan pendefinisian dan hubungan antar komponen menjadi jelas.
Namun bila organisasi tidak mengetahui bagaimana proses yang ada, akan sangat
sulit dalam mengembangkannya.
Secara praktis, kendali manajemen yang akurat dibutuhkan dalam rangka
untuk memastikan proyek berjalan sesuai dengan rencana. Namun pada
kenyataannya, karena pekerjaan di manufaktur software kebanyakan adalah
kreatifitas, manajer tidak akan pernah tahu akan apa yang sebenarnya terjadi pada
proses yang dilakukan oleh teknisi-teknisi yang disupervisi olehnya. Secara
praktis, tidak mungkin bagi seorang manajer untuk memonitor
pengembangan tiap aspek dari tiap artifak dalam inventori mereka. Akhirnya
tanggung jawab sukses dan gagalnya produk diserahkan kepada tiap individu.
Suatu kerangka kerja standar menyediakan titik-titik acuan yang dibutuhkan bagi
pengembangan informasi dimana supervisor dapat melakukan supervisi terhadap
proyek yang ditanganinya. Menyediakan keuntungan-keuntungan substansial bagi
tiap manajer dalam suatu situasi teknologi tinggi.
Tujuan Pembelajaran 17.2:
Hubungan Antar Standarisasi Proses

Semua standar pengembangan proses mempunyai tujuan yang sama,


yaitu: membuat proses software menjadi dapat dilihat dan dapat dimengerti
oleh organisasi secara keseluruhan. Badan akredisasi formal dunia adalah ISO
9000 dan TickIT. Yang lain tidak memiliki status formal, seperti CMM dan
Trillium, atau sedang menunggu diterima seperti ISO 15504. Trillium dan CMM
secara umum disebut sebagai kerangka kerja atau petunjuk pelaksanaan. Standar
pengembangan proses dan petunjuk pelaksanaan, adalah (1) ISO 9000, (2) TickIT,
(3) Software Institute’s Capability Maturity Model (SEI-CMM), (4) ISO 15504
(AKA SPICE), dan (5) Bell Canada’s evolving Trillium Guideline.

Gambar 17. 1Hubungan antar lembaga-lembaga standarisasi internasional.

Gambar 17.1 menyediakan rangkuman hubungan antar model-model


pengembangan proses ini dan standar ISO 12207. Elemen-elemen yang dicatat
dengan huruf miring adalah cabang penting atau mempunyai hubungan historis
dari standar yang diasosiasikan dengannya. Seri ISO 9000 dan CMM adalah
sumber terbentuknya kerangka kerja yang lain. TickIT dan ISO 15504 dievolusi
secara langsung dari ISO 9000. CMM membentuk komponen lainnya dalam
model ISO 15504. ISO 12207 dan ISO 9000 berasal dari sumber yang sama yaitu
MIL-Q 9858. Satu-satunya model yang tidak merupakan turunan langsung dari
MIL-Q 9858 adalah SEI-CMM, sehingga bukan berdasarkan pada standar kualitas
militer.

Tujuan Pembelajaran 17.3:


Metodologi Software & Testing

Metodologi berarti suatu kumpulan tahap-tahap atau fase-fase atau tugas-


tugas yang berurutan, dan biasa juga disebut sebagai model siklus hidup.
Berdasarkan pada apa yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, dijelaskan
bahwa standarisasi pengembangan proses (seperti ISO 9000, CMM, dan lain-lain)
memiliki cakupan yang lebih luas daripada model siklus hidup software, yang
hanya berfokus pada proses pengembangan software. Namun walaupun demikian
pengetahuan dan penerapan suatu model siklus hidup software tetap harus dimiliki
oleh organisasi sebagai proses utama yang akan dikembangkan, dengan
mangadopsi dan mengadaptasikan suatu standar pengembangan proses lebih
lanjut. Karena untuk dapat mengembangkan proses yang telah ada dengan
menggunakan suatu standar pengembangan software akan sangat sulit dilakukan
bilamana organisasi tersebut tidak memiliki pengetahuan akan model proses yang
sedang atau telah diterapkan.
Semua metodologi menggunakan pendekatan tahap/fase. Keseluruhan
aktifitas pengembangan dibagi-bagi menjadi tahap-tahap atau fase-fase utama,
dengan tiap tahap memiliki serahan/produk akhir sebagai tanda
terselesaikannya pelaksanaan proses dari tahap tersebut. Tahapan-tahapan ini
mungkin akan bervariasi di tiap organisasi, namun secara keseluruhan dapat
dinyatakan ke dalam empat tahap dasar yang sama, yaitu: (1) analisa, (2) disain,
(3) implementasi, dan (4) perawatan.
Gambar 17. 2Model siklus hidup software

Metodologi software yang efektif berarti bahwa tahapan detil didefinisikan


untuk tiap fase pengembangan. Sedangkan metodologi testing harus merupakan
salah satu bagian dari keseluruhan metodologi software. Metodologi testing
harus mempertimbangkan apa (tahapan-tahapannya) dan kapan (waktu).
Bagaimanapun juga, pada praktek, testing sangat kurang dideskripsikan dan telah
berevolusi secara cepat ke arah prosedur testing organisasi yang telah kadaluwarsa
dan tidak efektif.
Gambar 17. 3Testing dalam siklus hidup

Pada awal debutnya, testing dipandang sebagai fase dari


pengembangan setelah fase coding. Sistem akan didisain, dibangun dan
kemudian dites dan di-debug. Seiring dengan tingkat kedewasaan testing, secara
bertahap dikenalkan bahwa siklus hidup testing yang lengkap berada di semua lini
dari keseluruhan siklus hidup software.
Pada saat ini, testing adalah suatu aktifitas yang dihadirkan secara paralel
dengan usaha pengembangan software dan memiliki fase-fase sendiri, yaitu: (1)
analisa (perencanaan dan penentuan obyektifitas dan kebutuhan tes), (2) disain
(spesifikasi tes yang akan dikembangkan), (3) implementasi (penyusunan atau
pengumpulan prosedur dan kasus tes), (4) eksekusi (melakukan dan pengulangan
tes), dan (5) perawatan (penyimpanan dan pengubahan tes bilamana software
berubah). Sudut pandang testing yang memiliki siklus hidup sendiri ini
merupakan perubahan yang dramatis dari beberapa tahun lalu, dimana tiap orang
menyamakan testing dengan eksekusi. Aktifitas perencanaan, pendisainan, dan
penyusunan tes tidak dikenal, dan testing tidak dimulai sampai tes mulai
dijalankan.

17.3 LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Ketika mengembangkan sebuah software, pada tahapan apa dilakukan


pengujian? Jelaskan!

17.4 DAFTAR PUSTAKA


1. Chemuturi, M. (2011). Mastering Software Quality Assurance. Best
Practices, Tools And Techniques For Software Developers. J. Ross
Publishing
2. Lewis, E. W. (2009). Software Testing and Continuous Quality
Improvement. CRC Press
3. Naik, K. & Tripathy, P. (2008). Software Testing and Quality Assurance.
Theory and Practice. John Wiley & Sons

Anda mungkin juga menyukai