Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar sel darah merah atau hemoglobin (Hb) di
bawah normal. Sedangkan Anemia Defisiensi Besi merupakan anemia yg disebabkan
kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin. Berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa
lembaga kesehatan di Indonesia, prevelensi anemia pada wanita hamil 50-70% dan balita
30-40%.
Pada balita, Anemia Defisiensi Besi akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan serta mempengaruhi fungsi tubuh secara normal. Balita akan mudah terserang
penyakit karena penurunan daya tahan tubuh. Berikut ini batasan normal kadar hemoglobin.
Secara epidemiologi, prevalens tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa
kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan
tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena
penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang. Selain itu ADB juga banyak ditemukan
pada masa remaja akibat percepatan tumbuh, asupan besi yang tidak adekuat dan diperberat
oleh kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja puteri. Data SKRT tahun 2007
menunjukkan prevalens ADB . Angka kejadian anemia defisiensi besi (ADB) pada anak
balita di Indonesia sekitar 40-45%. Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
menunjukkan prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan, dan anak balita berturut-
turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.
Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan system saraf yaitu
diperlukan dalam proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis dan metabolism e
saraf.

2
Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan
pertumbuhan seorang bayi. Besi juga merupakan sumber energy bagi otot sehingga
mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja terutama pada remaja. Bila
kekuranganm zat besi terjadi pada masa kehamilan maka akan meningkatkan risiko perinatal
serta mortalitas bayi.
A. PENYEBAB BALITA TERSERANG ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
1. Bayi kurang dari 1 tahun
a. Cadangan besi kurang, karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar,
ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan
cepat dan anemia selama kehamilan.
b. Alergi protein susu sapi
2. Anak umur 1-2 tahun
a. Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu
murni berlebih.
b. Obesitas
c. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.
d. Malabsorbsi.
3. Anak umur 2-5 tahun
a. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau
minum susu berlebihan.
b. Obesitas
c. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun
parasit).
d. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb).
4. Anak umur 5 tahun-remaja
a. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan(a.l infestasi cacing tambang) dan
Menstruasi berlebihan pada remaja puteri

Anda mungkin juga menyukai