Anda di halaman 1dari 2

5.

Menurut kelompok kami, pada saat dilakukan penghitungan laba, perlu


adanya pertimbangan pada biaya pajak yang dikenakan. Hal ini dilakukan karena tiap
distrik beroperasi pada lingkungan dan wilayah yang berbeda-beda yang mana tiap
wilayahnya tersebut tentu memiliki peraturan pajak pendapatan masing-masing.
Perbedaan peraturan tiap distrik ini pasti akan mempengaruhi berapa besar pajak
pendapatan yang dikenakan pada perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, juga
dapat dijadikan sebagai alat pertimbangan perusahaan pada saat melakukan
perencanan pajak (tax planning). Oleh karena itu, seharusnya menjadi penting sekali
bagi perusahaan untuk mempertimbangkan adanya pengenaan pajak pendapatan pada
saat melakukan penghitungan laba perusahaan.

Dalam penerapaannya, biaya overhead perusahaan, seharusnya dialokasikan


pada tiap distrik tersebut. Hal ini dilakukan karena tiap distrik tidak sama biayanya.
Sehingga, perlu adanya pengalokasian agar biaya yang dibebankan sesuai dengan
kegiatan dan biaya yang benar-benar terjadi serta berhubungan dengan apa yang
sedang dikendalikan dalam distrik tersebut. Sebab, apabila biaya tersebut tidak
dialokasikan pada tiap distrik dengan benar alias secara merata pada tiap distriknya,
akan berdampak pada munculnya konflik, akibat adanya biaya yang tidak
berhubungan dengan kegiatan pada distrik tersebut. Hal ini juga untuk menghindari
adanya laba yang terlalu rendah karena ingin menutupi biaya produksinya yang
disebabkan oleh adanya pengalokasian yang tidak benar dan tidak berhubungan pada
kegiatan distrik tersebut.

Mengenai laba, menurut kami, sebenarnya laba tersebut tidak harus dihitung
berdasarkan data historis. Akan tetapi, akan tetap dihitung bilamana distrik tersebut
memerlukan adanya laporan untuk mengevaluasi kinerja dan perencanaan laporan
keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajer distrik dapat mengetahui dan
memahami dengan pasti perbandingan biaya historis dari tahun ke tahun sehingga
termotivasi untuk meminimalkan biaya dan memamksimalkan laba.
6. Menurut kami, sistem sekarang belum dapat dikatakan memotivasi distrik
dalam pembuatan keputusan yang konsisten dengan strategi perusahaan. Hal ini
dikarenakan adanya cara perhitungan bonus yang dipandang masih memerlukan
adanya perbaikan dan revisi serta perbaharuan. Perhitungan bonus ini
memperlihatkan adanya bonus insentif pada proyek baru yang malah lebih rendah
saat dibandingkan dengan sebelum adanya proyek baru. Hal ini tentu menjadikan
manajer distrik tidak termotivasi, karena bonus yang lebih rendah tersebut.

Hal ini disebabkan karena penggunaan ROA sebagai dasar penilaian kinerja.
ROA lebih mementingkan pada jumlah aset, sehingga seiring dengan adanya proyek
baru, menjadikan distrik tersebut cenderung menambah jumlah aset, karenanya
pertumbuhan laba tersebut menjadi tidak sebanding dengan bertambahnya jumlah
aset tersebut. Hasil ROA menunjukkan hasil yang lebih kecil daripada distrik sejenis.
Sehingga tidak memutuskan untuk membuat proyek baru, padahal dengan adanya
proyek baru dapat berpotensi mendatangkan keuntungan terutama pada jangka
panjang.

Dengan menggunakan EVA sebagai dasar perhitungan dalam menentukan


kompensasi bonus, hambatan pengevaluasian keberhasilan proyek atau investasi,
keberhasilan manajemen mengelola perusahaan, dan penentuan kompensasi insentif
menjadi lebih adil bagi masing-masing distrik dan memicu pertumbuhan investasi
baru yang dapat menambah nilai perusahaan. Oleh karena itu, menurut saya EVA
menjadi salah satu rekomendasi yang kami berikan dalam memperbaiki dan
membaharui sistem.

Anda mungkin juga menyukai