Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEGAWADARURATAN KUMBAH LAMBUNG

Disusun Oleh :

1. Ranita sari P17221171004


2. Irfani dewi m P17221173027
3. Muhammad naufal r P17221173020
4. Yunda arizatul b P17221173031
5. Ana mas’amah P17221173035

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG


POLTEKKES KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan
rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tujuan dari makalah ini,
untuk menyelesaikan tugas perkuliahan yang di berikan oleh Ibu Nurul Hidayah selaku dosen mata
kuliah kegawat daruratan.
Berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, masukkan atau
saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Berharap makalah ini
dapat mencapai sasaran dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Atas perhatian dan dukungan dari pembaca kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Lawang, 17 Januari 2019

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampaianus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerimamakanan, mencernanya menjadi zat-
zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizike dalam aliran darah serta membuang bagian makanan
yang tidak dapatdicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Pengertian lambung adalah saluran pencernaan makanan yang melebar sepertikantung
terletak dibagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagianlainnya tertutup oleh hati, usus besar,
dan limfa.Lambung merupakan 3 bagianotot berongga yang besar dan berbentuk seperti keledai,
terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. makanan masuk ke dalam lambung
darikerongkongan melalui otot berbentuk cincin(sfingter), yang bisa membukadan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembaliisi lambung ke dalam
kerongkongan.
Kumbah lambung merupakan metode alternatife yang umum pengosongan lambung,
dimana cairan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik ataunasogastrik dengan diameter
besar dan kemudian dibuang dalam upaya untukmembuang bagian agen yang mengandung
toksik.Tujuan dari tindakan kumbah lambung yaitu membuang racun yang tidak terabsorbsi
setelah racun masuk ke saluran pencernaan, mendiagnosa perdarahan lambung,
membersihkan lambung sebelum prosedur endoskopiserta membuang cairan/partikel dalam
lambung.
Bilas lambung atau yang disebut juga pompa perut dan irigasi lambungmerupakan suatu prosedur
yang dilakukan selam 200 tahun. Tindakan inidapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk
mengambil contoh racun daridalam tubuh sampai dengan menguras isi lambung shingga bersih.
Untuk mengetes benar tidaknya tube masuk ke lambung, harus didengarkan
denganmenginjeksikan udara dan kemudian mendengarkannya menggunakanstetoskop. Hal ini
untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke dalam paru- paru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gastric lavage/kumbah lambung?
2. Apakah tujuan dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
3. Apa indikasi dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
4. Apa kontraindikasi dari tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
5. Bagaimana persiapan pasien yang akan dilakukan gastriclavage/kumbah lambung?
6. Apa saja yang harus disiapkan pada saat akan dilakukan gastriclavage/kumbah lambung?
7. Bagaimana prosedur tindakan gastric lavage/kumbah lambung?
8. Apa saja yang harus diwaspadai perawat setelah melakukan kumbahlambung?

1.3Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kumbah lambung
2. Mengetahui tujuan dilakukannya kumbah lambung
3. Mengetahui indikasi tindakan kumbah lambung
4. Mengetahui kontraindikasi tindakan kumbah lambung
5. Mengetahui persiapan pasien yang akan dilakukan tindakan kumbahlambung
6. Mengetahui alat dan bahan dari tindakan kumbah lambung
7. Mengetahui proses dari tindakan kumbah lambung
8. Mengetahui kemungkinan yang terjadi pada pasien setelah dilakukankumbah lambung
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
lambung adalah saluran pencernaan makanan yang melebar sepertikantung
terletak dibagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagianlainnya tertutup oleh hati, usus
besar, dan limfa.Lambung merupakan 3 bagianotot berongga yang besar dan berbentuk
seperti keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. makanan masuk ke
dalam lambung darikerongkongan melalui otot berbentuk cincin(sfingter), yang bisa
membukadan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya
kembaliisi lambung ke dalam kerongkongan.
Kumbah lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan
danmengeluarkan air dari lambung dengan menggunakan NGT (Naso Gastric Tube).
Tujuan
a. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun yang masuksaluran
pencernaan.
b. Mendiagnosa perdarahan lambung.
c. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
d. Membuang cairan atau partikel dari lambung.
e. Mengosongkan isi lambung.]

2.2 Indikasi
a. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu.
b. Persiapan operasi lambung.
c. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung.
d. Tidak ada refleks muntah.
e. Gagal dengan terapi emesis.
f. Pasien dalam keadaan sadar
g. Persiapan untuk pembedahan
h. Perdarahan gastrointestinal
i. Kelebihan dosis obat-obatan

2.3 Kontra indikasi


a. Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam
penatalaksanaan pasien dengan keracunan. Kumbah lambung dilakuakan
ketika pasienmenelan substansi toksik yang dapat mengancam nyawa, dan
prosedurdilakukan dalak 60 menit setelah tertelan.
b. Kumbang lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum
selainmengeluarkan tablet tersebut.
c. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yangtajam dan
terasa membakar (risiko perforasi esophageal). Kumbahlakukan tidak dilakukan
untuk bahan toksik hidrokarbon (risikorespirasi), misalnya: camphor,
hidrokarbon, halogen, hidrokarbonaromatik, pestisida.
d. Kumbah lambung dikontrindikasikan untuk pasien yang menelan benda tajam dan
besar.
e. Pasien tanpa gerak refleks atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)membutuhkan
intubasi sebelum kumbah lambung untuk mecegahinspirasi.
f. Pasien kejang
g. Tumor paru-paru
h. Menginsersi tube melalui nasal bila ada fraktur
i. Menelan alkali kuat

2.4 Persiapan klien


1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, mengadakan pendekatankepada anak
atau keluarga dengan memberikan penjelasan tentangtindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangandan kemampuan berkomunikasi.
2. Pasien harus duduk senyaman mungkin di tempat tidur. Tanyakan pasien apakah
lubang hidungnya hidungnya tersumbat atau bila adakesulitan bernapas melalui
hidung.
staf harus memakai jubah yang tidak tembus air.

2.5 Persiapan alat


 Aplikator berujung kapas
 Spuit berujung kateter atau Luer-Lok, berukuran 30 ml atau lebih
 Pelindung kulit , jika diindikasikan
 Salin normal
 Sabun dan air hangat
 Handuk dan waslap
 Plester sekali pakaih.
 Plester.
 Kassa kotak berukuran 4x4 atau kassa gulung.
 Sarung tangan sekali pakai (beberapa pasang).
 Stetoskop.
 Peniti untuk menuliskan jam dan memberikan label di balutanm.
 Pompa infus untuk pemberian makan continu, jika diindikasikan.
 Strip Ph.
 Air berjumlah 50-75 ml dalam cangkir atau wadah irigasi

2.6 Prosedur Pelaksanaan


Gastric Lavage Intermitten atau system terbuka.
1. Jelaskan prosedur kepada klien.R : Mengurangi kecemasan; meningkatkan kerja
sama dan partisipasi.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.R : Meningkatkan efesiensi.
3. Atur posisi dalam sikap semi fowler bila sadar.R : Menfasilitasi slang masuk ke
esofagus dan bukan trakea.
4. Pasang sampiran.R : Menjaga privasi pasien.
5. Pasang pengalas; satu dibawah dagu klien yang dipenitikan dibagian punggung dan
satu diletakkan pada sisi dimana ember diletakkan.R : Menjaga kebersihan dan
kenyamanan pasien.
6. Letakkan ember diatas kain pel dibawah tempat tidur.R: Menjaga kebersihan dan
mencegah kontaminasi silang.
7. Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan.R : Mengurangi transfer
mikroorganisme.
8. Ambil selang sonde lambung dan keluarkan air dari dalam selang.R :
memungkinkan cairan membersihkan slang.
9. Selang sonde diukur dari epigasterika-mulut ditambah dari mulut-kebawah telinga
(40-45 cm) kemudian tandai lokasi pada slang sengansepotong plester kecil.R
: Mengindikasikan jarak dari pintu masuk hidung ke area faring dankemudian ke
lambung. Plester mengindikasikan kedalaman slangyang harus dimasukkan.
10. Memasang selang lambung yang telah diklem perlahan-lahankedalam lambung
melalui mulut.R : untuk proes pengosongan lambung.
11. Pastikan apakah selang lambung benar-benar telah masuk kedalam lambung
dengan cara memasukkan pangkalnya kedalam air dan klem dibuka. Jika tidak ada
gelembung udara yang keluar, selang sudah masuk dalam lambung. Sebaliknya jika
ada udara yangkeluar berarti sonde masuk ke paru-paru, segera cabut
selanglambung.R : untuk mengetahui ketepatan tempat.
12. Tempatkan pasien pada posisi lateral kiri dengan kepala
diturunkan(trendelenburg)R : Posisi ini menurunkan pasase isi lambung ke dalam
duodenumselama lavase dan meminimalkan kemungkinan aspirasi kedalam paru.
13. Kosongkan isi lambung dengan cara merendahkan danmengarahkan sonde ke
dalam ember.R : untuk mempermudah irigasi pembuangan isi lambung.
14. Jepit selang dan sambungkan saluran /seperti corong , ke ujungselang, atau gunakan
spuit 50ml untuk menginjeksikan larutanlavase dalam selang lambung. R :
Pengisian berlebihan lambung dapat menyebabkan regurgitasidan aspiran atau
kekuatan isi lambung melalui pilorus.
15. Tinggikan saluran di atas pasien dan tuang kira-kira 150 sampai200 ml larutan ke
dalam saluran.(pada anak-anak 50-100 mldengan air hangat atau NaCl) ke dalam
lambungR : Pada anak-anak jika menggunakan air biasa untuk mebilaslambung
akan berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah.
16. Sebelum cairan terakhir dalam corong habis, turunkan selang NGTagar cairan
keluar dan sedot isi lambung ke dalam wadah denganmenggunakan spuit 50ml ,
sampai sejumlah cairan yang masuk.R : memudahkan cairan untuk keluar
(gravitasi).
17. Prosedur ini diulang sampai keluar cairan yang jernih (sesuaidengan warna normal
cairan lambung) dan tidak terlihat bahan partikel R : Cairan yang jernih
menandakan bahwa lambung sudah bersih.
18. Keluarkan selang lambung perlahan-lahan dengan cara menariksonde perlahan-
lahan, kemudian selang dan corong dimasukkandalam kom.
19. Beri air untuk kumur kepada klien, kemudian mulut dan sekitarnyadibersihkan
dengan tisu. R : kebersihan hygiene pasien untuk menghindari infeksinosokomial
pada pasien.
20. Angkat pengalas dan rapikan klien.R : Menjaga kenyamanan klien.
21. Alat-alat dirapikan dan cuci tangan.R : mempertahankan lingkungan yang rapi
dan menghilangkanmikroorganisme.
22. Mencatat tindakan serta hasil termasuk jumlah dan jenis karakterirrigant
digunakan, output lambung dan jumlah, dan kondisi kliendan toleransi dari
prosedur.R : untuk bukti bahwa tindakan sudah dilakukan dan untuk selalu
memonitor keadaan pasien setiap saat.
NB : Kumbah lambung system terbuka atau Intermitten, hanya perludilakuan1kali
sampai lambung pasien bersih. Biasanya dilakukan sebelum
dilakukan pemeriksaan endoskopi

Gastric Lavage Continous atau system tertutup.


1. Jelaskan prosedur kepada klien.R : Mengurangi kecemasan; meningkatkan kerja
sama dan partisipasi.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.R : Meningkatkan efesiensi.
3. Atur posisi dalam sikap semi fowler bila sadar.R : Menfasilitasi slang masuk ke
esofagus dan bukan trakea.
4. Pasang sampiran.R : Menjaga privasi pasien.
5. Pasang pengalas; satu dibawah dagu klien yang dipenitikan dibagian punggung dan
satu diletakkan pada sisi dimana ember diletakkan.R : Menjaga kebersihan dan
kenyamanan pasien.
6. Letakkan ember diatas kain pel dibawaah TT.R: Menjaga kebersihan dan
kenyamanan pasien.
7. Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan.R : Mengurangi transfer
mikroorganisme.
8. Ambil selang sonde lambung dan keluarkan air dari dalam selang.
9. Selang sonde diukur dari epigasterika-mulut ditambah dari mulut-kebawah telinga
(40-45 cm) kemudian tandai lokasi pada slang sengansepotong plester kecil. R
: Mengindikasikan jarak dari pintu masuk hidung ke area faring dankemudian ke
lambung. Plester mengindikasikan kedalaman slangyang harus dimasukkan.
10. Memasang selang lambung yang telah diklem perlahan-lahan kedalam lambung
melalui mulut.R : Menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien.
11. Pastikan apakah selang lambungbenar-benar telah masuk kedalamlambung dengan
cara memasukkan pangkalnya kedalam air danklem dibuka. Jika tidak ada
gelembung udara yang keluar, selangsudah masuk dalam lambung. Sebaliknya jika
ada udara yangkeluar berarti sode masuk ke paru-paru, segera cabut
selanglambung.R : untuk mengetahui ketepatan tempat.
12. Tempatkan pasien pada posisi lateral kiri dengan kepala
diturunkan(trendelenburg)R : Posisi ini menurunkan pasase isi lambung ke dalam
duodenumselama lavase dan meminimalkan kemungkinan aspirasi ke dalam paru.
13. Hubungkan kantong atau botol larutan irigasi dengan normal salinefisiologis ke
tabung nasogastrik menggunakan konektor Y , yangdisambungkan dengan drainase
atau tabung hisap untukmenyambung lengan lainnya dari konektor.R : Larutan
isotonic mempertahankan tekanan osmotic danmeminimalkan kehilangan elektrolit
dari lambung
14. Gunakan penjepit atau klem suction penguras tabung untukmematikan alat hisap,
lalu masukkan cairan normal saline(lavase)dari selang pertama , sementara selang
kedua diklem . Masukkan cairan sekitar 50 sampai 200 ml untuk dialirkan menuju
kedalamlambung dengan gravitasi.R : Meninggikan saluran untuk melancarkan
cairan , sesuai dengangaya gravitasi.
15. Jika cairan yang masuk sudah sekitar 50-200ml dan atau maksimal500ml cairan
yang masuk ke dalam lambung , segera klem selang pertama dan buka klem pada
selang kedua yang menghubungkanke alat sunction.R : untuk melancarkan proses
kumbah lambung ,dan agar cairanyang sudah terkontaminasi tidak kembali atau
tidak bercampurke selang yang pertama.
16. Hentikan aliran cairan tersebut jika cairan sudah tidak merahkehitaman atau agak
bersih.R : cairan berubah warna menjadi merah muda atau sudah tidakkehitaman
menandakan cairan lambung sudah bersih
17. Beri air untuk kumur kepada klien, kemudian mulut dan sekitarnyadibersihkan
dengan tisu.R : kebersihan hygiene pasien untuk menghindari infeksinosokomial
pada pasien.
18. Angkat pengalas dan rapikan klien.R : Menjaga kenyamanan klien.
19. Alat-alat dirapikan dan cuci tangan.R : mempertahankan lingkungan yang rapi
dan menghilangkanmikroorganisme
20. Mencatat tindakan serta hasil termasuk jumlah dan jenis karakterirrigant
digunakan, output lambung dan jumlah, dan kondisi kliendan toleransi dari
prosedur.R : untuk bukti bahwa tindakan sudah dilakukan dan untuk
selalumemonitor keadaan pasien setiap saat.
NB : Kumbah lambung system tertutup atau secara continuos ini dilakukan berkal
i-kali biasanya 1 hari 3 kali atau ± setiap 4-5 jam karena kondisi
lambung pasienyang masih mengalami perdarahan.Sistem tertutup , meminimalkan
risikokontak dengan cairan tubuh untuk perawat , pengukuran output lambung
sangat penting dalam memantau keseimbangan cairan dan
mengetahui perkembangancairan lambung pasien yang mengalami
perdarahan.Prosedur kumbah lambung dengan cara ini lebih efisien jika
menggunakan alathisap atau sunction.

2.7 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Selama Prosedur


1. Periksa selang lambung sebelum digunakan, apakah tidak tersumbat, dan tidak
rapuh
2. Suhu cairan tidak boleh > 37C untuk mencegah iritasi pada selaputlender lambung
3. Bila terjadi reaksi batuk-batuk / sianosis pada saat memasukkansonde, segera cabut
4. Bila pasien memakai gigi palsu harus dikeluarkan
5. Bila cairan yang keluar bercampur darah, pengumbah lambung harussegera
dihentikan
6. Perhatikan cairan yang keluar, warnanya, kepekatannya, dan lain-lain
7. Bila ada rintangan/hambatan pada saat memasang sonde, tidak bolehdipaksakan
8. Catat reaksi pasien sebelum, sesaat, dan sesudah pelaksanaaan prasat,waktu dan
lamanya pelaksanaan prasat.
9. Jumlah cairan yang masuk dan keluar beserta warnanya
10. Petugas yang melaksanakan

2.8 Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi
a. Apakah hasil yang diharapkan tercapai?Contoh evaluasi antaralain:
b. Hasil tercapai : Area insersi tetap bebas dari infeksi; tidak adatanda-tanda iritasi
atau drainase
c. Hasil tercapai : Klien tidak mengalami regurgitasi atau tidakmenunjukkan tanda-
tanda aspirasi
d. Hasil tercapai : Klien dan pemberi perawatan mengungkapkaninformasi yang
berhubungan dengan perawatan slang dan areainsersi

Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu.
2. Catat jenis jumlah cairan irigasi.
3. Catat penempatan spesimen.
4. Catat karakteristik cairan lambung.
5. Catat toleransi pasien terhadap prosedur.
6. Catat penjelasan pada pasien atau keluarga yang diperlukan.
7. Catat sifat cairan atau spesimen.

ASUHAN KEPERAWATAN KUMBAH LAMBUNG PADA KASUS KERACUNAN

PENGKAJIAN

1. Data Subyektif
a) Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang
mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung dan status kesadaran.
b) Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama
diketahui setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis
yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.

2. Data Obyektif
a) Saluran pencernaan : mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan.
b) Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus, disorientasi, delirium, kejang
sampai koma.
c) BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
d) Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam jumlah besar,
hipoglikemi atau hiperglikemi dan ketosis.
e) Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan trombositopenia
f) Gangguan elektrolit : hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia atau ipokalsemia.

3.2.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan lambung,
analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa,
transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis obat,
Tes toksikologi kuantitatif.
3.3.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah
3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan
3.4. INTERVENSI
1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
Intervensi :
- Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa
diperlukan
- Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk
keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yang meliputi
resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui pencernaaan
dengan cara kumbah lambung, emesis, atau katarsis dan keramas rambut.
- Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak sampai demam atau
mengigil, monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat, distress
pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan
fatal atau kematian.

2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah


Intervensi :
- Monitir vital sign setiap 15 menit untuk beberapa jam dan laporkan erubahan segera kepada
dokter.
- Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monotor emua muntah
akan adanya darah.
- Observasi fese dan urine serta pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter.
3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan
Intervensi :
- Memberikan penjelasan pada orang tua sehubungan dengan yang sedang dialami anak
- Memberikan health education pada orang tua tentang penyebab keracunan
- Memberikan teknik relaksasi pada anak.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Kumbah Lambung adalah membersihkan lambung dengan caramemasukan dan
mengeluarkan air dari lambung dengan menggunakan NGT (Naso Gastric Tube)
dengan indikasi pasien yang keracunanmakanan atau obat tertentu, perdarahan
gastrointestinal ,kelebihan dosisobat-obatan dan lain-lain.Salah satu tujuan dari tindakan
kumbah lambungadalah membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun yang
masuksaluran pencernaan
3.2.Saran
Dalam melakukan kumbah lambung perawat harus memperhatikan bahwaselang NGT
tepat berada pada lambung tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melakukan
kumbah lambung pasien harusmemperhatikan respon tubuh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Mancini, Mary.1994.
Prosedur
Keperawatan Darurat
. Jakarta:EGCKholida dan, Nila.2013.
Prosedur Praktik Keperawatan Medikal Bedah
.Jakarta:EGCSmith, Jean.2010.
Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi5
.Jakarta: EGCPaula dkk.2009.
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Jakarta
TransInfoMedia

Anda mungkin juga menyukai