Anda di halaman 1dari 21

Sediaan Parenteral Volume Kecil

Small Volume Parenterals (SVPs)

Lisana Sidqi Aliya, M.Biomed., Apt.


Program Studi Sarjana Farmasi
Institut Sains dan Teknologi Nasional
2018
SVPs

• Menurut USP, larutan parenteralvolume kecil (SVP) adalah


injeksi yang bervolume100 mL atau kurang

• Penggolongan SVPs:
– Injeksi terapeutik
– Sediaan oftalmik yang dikemas dengan pengemas plastik mudah ditekan
termasuk kategori SVP, jika ukuran kemasan 100 mL atau kurang
Persyaratan SVPs

• Steril
• Bebas pirogen
• Bebas partikel partikulat
• Stabilitas secara fisika dan kimia
• Isotonis
Komposisi SVPs

• Formulasi sediaan SVP relatif sederhana:


– berbahan aktif,
– eksipien yang digunakan untuk berbagai tujuan, sistem pelarut (lebih
disukai air), atau diformulasikan dalam bentuk suspensi atau emulsi
steril.
Bentuk Injeksi Terapeutik SVPs

• Yang termasuk dalam injeksi terapeutik adalah injeksi yang mengandung


bahan aktif/bahan obat

• Sediaan injeksi:
– larutan hanya mengandung obat,
– Suspensi obat dalam medium yang sesuai,
– Emulsi
Bentuk Injeksi Terapeutik SVPs

• Bentuk injeksi
– injeksi yang siap pakai (misal: Na-amobarbital untuk injeksi)
– memerlukan rekonstitusi dari padat menjadi larutan atau suspensi sebelum
digunakan (contoh: amoksisilin untuk injeksi berbentuk suspensi)
– cairan pekat yang harus diencerkan sebelum digunakan (misal KCl untuk injeksi
konsentrat)

• Kemasan:
– dosis tunggal
– dosis ganda harus mengandung pengawet antimikroba; umumnya volume injeksi
tidak melebihi 30 mL
Suspensi untuk Injeksi

 Digunakan jika zat aktif tidak larut dalam pembawa


 Dapat digunakan sebagai depo
 Kadar partikel padat < 5%
 Diameter partikel 5-10 mikrometer
 Pembuatan dilakukan mensterilkan masing-masing komponen dg panas
kering atau gas
 Sterilisasi akhir tidak boleh menggunakan penyaring bakteri
 Perlu diperhatikan laju sedimentasi partikel tersuspensi
Permasalahan pada Suspensi untuk Injeksi

• Suspensi steril yang ideal:


Viskositas medium cepat menjadi encer, sedimen tidak cepat terbentuk
kembali  mengapa???
• Permasalahan
– Bahan aktif hidrofobik, tidak terbasahi air. Solusi?
– Caking. Solusi?
– Laju sedimentasi tinggi. Solusi?
Permasalahan pada Suspensi untuk Injeksi

• Suspensi steril yang ideal:


Viskositas medium cepat menjadi encer, sedimen tidak cepat terbentuk
kembali. Mengapa? Memudahkan pengambilan dg jarum suntik dg homogen
• Permasalahan
– Bahan aktif hidrofobik, tidak terbasahi air. Solusi???
Penambahan wetting agent (tween 80, pluronik F-68 (BASF Corp), sorbitan trioleat
– Caking. Solusi???
Penambahan agen pemflokulasi (benzil alkohol, dll)
– Laju sedimentasi tinggi. Solusi???
Meningkatkan viskositas medium (CMC Na, hidroksietilselulosa)
• Bahan tambahan lain: pengawet, pengatur tonisitas
Suspensi untuk Injeksi

Suspensi injeksi dalam air


• Mengandung: bahan pembantu yang mengurangi sedimentasi,
pengisotoni, dapar, pengawet
Suspensi injeksi dalam minyak
• Sebagai pembawa dapat digunakan minyak seperti oleum
arachidis, oleum olivarum, oleum sesami, etil oleat
• Dapat mengandung antioksidan
1. Suspensi injeksi dalam air
Contoh formula Cara Pembuatan

R/ Kortison asetat 25 mg 1. Menghaluskan ukuran partikel atau


Tween 80 4 mg merekristalisasi bahan obat
CMC Na 5 mg 2. Sterilisasi bahan obat
NaCl 9 mg 3. Sterilisasi pembawa
Benzil alkohol 9 mg 4. Campur bahan aktif dengan
aqua pi ad 1 ml pembawa secara aseptik
5. Masukkan dalam wadah steril, tutup,
dan segel secara aseptik
2. Suspensi injeksi dalam minyak
Contoh formula

R/ prokain penisilin 300.000 S.I/ml


Aluminium monostearat 2.0
Minyak zaitun netral steril ad 100 ml

Cara Pembuatan
 prokain penisilin yang telah dihaluskan sedikit demi sedikit dalam larutan campuran
aluminium monostearat (suspending agent) dan minyak zaitun secara aseptik.
Pembuatan Suspensi untuk Injeksi Metode 1
Pembuatan Suspensi untuk Injeksi Metode 2
Evaluasi Suspensi untuk Injeksi

Evaluasi fisik sediaan suspensi


• a) Syringeability. Evaluasi sediaan steril (biologis)
• b) Injectability • Sterilitas
• c) Resuspendibility. • Pirogenitas
• d) Sedimentation Volume.
• e) Freeze‐Thaw cycles.
• f) Crystal Growth.
• g) Particle Size Measurement.
• h) Zeta Potential determination.
• i) Shipping Characteristic.
• j) Product‐Package Interaction.
Emulsi injeksi

 Fase air: sterile water for injection atau WFI


 Fase minyak: berbagai trigleserida rantai panjang
 Emulgator: lesitin, gelatin, albumin (non toksik)
 Bahan tambahan lain:
 Pengatur tonisitas. Di fase apa?
 Antioksidan. Di fase apa?
 Pengawet. Di fase apa?

 Dapat difiltrasi dan sterilisasi autoklaf


Evaluasi Emulsi untuk injeksi

Evaluasi fisik sediaan emulsi


• a) Particle size changes. Evaluasi sediaan steril (biologis)
• b) Flocculation. • Sterilitas
• c) Creaming, coalescence. • Pirogenitas

Evaluasi kimiawi sediaan emulsi


• a) Oxidation.
• b) Hydrolysis.
• c) Change in pH.
• d) Rancidity of oil.

Anda mungkin juga menyukai