RESUME
Disusun oleh :
Kelompok 11 Offering H
Penyebab mutasi yang spontan ataupun yang terinduksi. Mutasi spontan adalah
perubahan materi genetik yang terjadi tanpa sebab yang jelas dan mutasi terinduksi terjadi
karena pemaparan mahluk hidup pada penyebab mutasi seperti radiasi pengion, radiasi
ultraviolet, dan senyawa kimia lainnya.
Keadaan atau faktor internal ynag dapat menjadikan materi genetik mengalami mutasi
spontan yaitu kesalahan pada replikasi DNA, misalnya tautorisme. Pada basa purin dan
pirimidin perubahan tautomerik mengubah sifat pengikatan hidrogennya. S*, G*, T*, dan A *
ada;ah bentukan yang jarang dari basa S, G, T, dan A akibat dari tautorisme (S* adalah
tautomer dari S, G* adalah tautomer dari G, T* adalah tautomer dari T, dan A* adalah tautomer
dari A). Efek perikatan basa purin dan pirimidin dengan pasanga taotomer tampak saat replikasi
DNA, masing-masing akan berpasangan dengan basa komplementernya sehingga terjadi
mutasi.
Penyebab lain dari adanya mutasi spontan adalah “peggelembungan” unting disaat
replikasi, perubahan kimia tertentu, transposisi elemen transposabel, dan efek gen mutator.
Penggelembngan terjadi pada unting lama dan unting baru. Jika penggelembungan terjadi di
unting lama akan terjadi delesi pada unting baru, sedangkan jika penggelmbungan terjadi di
unting baru maka terjadi adisi pada unting baru tersebut.
Peristiwa kimia yang menjadi penyebab terjadinya mutasi spontan adalah depurinasi
dan deaminasi basa-basa tertentu. Depurinasi terjadi ketika purin (adenin dan guanin) tersingkir
dari DNA karena putusnya ikatan purin dan gula deoksiribose, deaminasi terjadi ketika gugus
amino tersingkir dari basa. Dalam depurinasi jika tersingkirnya purin tidak diperbaiki maka
saat replikasi tidak akan terbentuk pasangan bsa komplementer yang lazim, dimana keadaan
tersebut dapat menyebabkan terjadinya mutasi jika basa baru yang terbentuk secara acak tidak
sama dengan basa yang awalnya.
Perpindahan elemen transposabel berakibat pada mutasi gen dan mutasi kromosom atau
aberasi kromosom, mutasi tersebut dapat terjadi karena adanya insersi ke dalam gen yang
nantinya dapat mempengaruhi ekspresi gen. contohnya terjadi pada Drosophila melanogaster
yang mengalami insersi elemen transposabel antara lain w5p, wa, wbf, whd. Keempat alel mutan
tersebut merupakan alel gandan yang terletak pada lokus white. Pada mahluk hidup juga
dikenal adanya gen yang ekspresinya mempengaruhi frekuensi mutasi gen lain. Yang disebut
gen mutatot. Contoh gen mutator pada E. Coli adalam mut D menyebabkan sub unit E DNA
polimerase III. Ada juga mut S yang meyebabkan terjandinya pergantian purin dengan purin
atau pirimidin dengan pirimidin.
Sinar X dalam radiasi pengion dinyatakan dalam satuan unit roentgen (unit r) yang
dikur dalam hubungan dengan jumlah ionisai per unit volume pada suatu perangkat kondisi
standar. Dalam hal ini 1 unir r adalah suatu jumlah radiasi pengion yang mneghasilkan satu
muatan elektrostatik pada suatu volume 1 cm3 . dosis penyinaran unit-unit r tidak mencakup
skala waktu. Hubungan linier antara frekuensi mutasi dan dosis radiasi tersebut penting dalam
“apakah ada suatu tingkat penyinaran yang aman”. Pada Drosophila, penyinaran dengan dosis
ang sangat rendah dalam jangka waktu ang lama (penyenaran kronik) efektis menginduksi
mutasi sama halnya dengan diinduksi leh total dosis penyenaran yang sama itu diberikan pada
intensitas tinggi dengan waktu yang sigkat.
Suhu penyebab mutas dilaporkan oleh Svardson pada 1945 yang menyebutkan kan
salem triploid yang berasal dari tetasan telur yang telah mengalami kejutan suhu dingin lebih
lanjt dilapotkan oleh Swarup ikan Gasteroteus aculeatus yang triploid diperoleh dari hasil
tetasan telur yang telah mengalami kejutan panas.
1. Analog basa
Senyawa yang tergolong abalog basa adalah yang memiliki struktur molekul
sangat mirip dengan yang dimiliki basa yang umumnya ada pada DNA. Contohnya 5-
bromourasil suatu analog timin. Karbon ke-5 ditempati gugus brom, yang seharusnya
ditempati oleh gugus metil. Keberadaan gugus brom No. 5 mengubaha distribusi
muatan serta meningkatkan peluang perubahan tautomerik. Pada bentuk keto 5 BU
berpasangan dengan adenin. 5-BU menginduksi mutasi melalui peralihan antara kedua
bentukan 5-BU, setelah analog basa diinkorporasikan dalam bentuk keto maka analog
bas berpasangan dengan adenin. Jika bentuk keto 5 BU beralih ke bentuk eno selama
replikasi maka analog bsa akan bberpasngan dengan guanin dan pada proses replikasi
dari pasangan G-5 BU akan uncul pasangan G-C dan bukan A-T.
Contoh lainnya adalah 2-aminopurine, 2 AP juha memiliki 2 bentuk yaitu
bentuk amino dan imino. Pad betuk amino, 2 AP berperan sebagai adenin dan
berpasangan dengan timin, pada bentuk imino 2 AP berperan sebagai guanin dan
berpasngan dengan sitosin. 2 AP juga menginduksi mutasi transisi yaitu AC menjadi G
C atau G C menjadi A T, tergantung bentuknya disaat mengkorporasi DNA dan
perkembangannya selama replikasi.
Selai itu dikenal pula AZT semacam racun yang diberikan kepada penderita
AIDS untuk melawan HIV yang diinkorporasikan ke Cdna, dalam hal ini AZT berperan
sebagai analaog timin
2. Agen pengubah basa
Senyawa yang tergolong pengubah basa adalah mutagen yang secara langsung
mengubah struktur maupun sifat mimia basa. Agen nitrit menyingkirkan gugus amino
dari basa guanin, sitosin, dan adenin. Perlakuan dengan asam nitrit atau guanin
menghasilkan xanthin yangberperilaku seperti layakya guanin sehingga tidak ada
mutasi yang terjadi perlakuan dengan asam nitrit tas sitosin menghasilkan urasil yang
berpasangan dengan adenin sehingga terjadi mutasi transisi.
Sebagai agen hidroksilasi, mutagen hidroxylame NH2OH bereaksi dengan
sitosin, mengubahanya dengan menambah guguh hidroksil sehingga terbentuk
hidroxylaminocytosine yang hanya berpasangan dengan adenin dan akibatnya terjadi
mutasi transisi CG menjadi TA.
Agen alkilasi MMS mengintroduksi gugus alkil ke dalam basa pada sejumlah
posisi. Agen tersebut menyebabkan perubahan basa yang berakibat terbentuknya
pasangan yang tidak lazim
3. Agen penyela
Mutagen kimia berupa agen interkasli bekerja dengan cara melakukan insersi
antara bas-basa berdekatan dengan pada satu atau kedua unting DNA. Contoh agen
interkalasi antara lain proflavin, acridine, athidium bromide, dioxsin, dan ICR-70. Jika
agen interkalasi melakukan insersi antara pasangan basa yang berdekatan pada DNA
template maka suatu basa tambahan dapat diinsersikan pada unting DNA baru
berpasangan dengan agen interkalasi. Jika yang terjadi adalah insersi aen interkalsai ke
dalam unting baru maka sewaktu unting ganda DNA bereplikasi sesudah hilangnya
agen interkalasi, akibat yang muncul adalah terjadinya suatu mutasi rangla karena
delesi satu pasang basa.
Penyebab Mutasi Dalam Lingkungan Yang Bersifat Biologis
Salah satu contoh mutagen yang bersifat biologis yaitu fag, yang memiliki efek
mutagen yang berkaitan dengan integrasi DNA,pemutusan dan delesi DNA Inang. Pemutusan
DNA dan delesi mengakibatkan mutagenesis pada fag dikarenakan kerusakan DNA akibat
pemutusan dan delesi misalnya seperti herpes simplex, SV40, rubella dan chicken pox.
Macam-macam mutasi dapat dilihat dari macam sel yang mengalami mutasi, tempat
terjadinya mutasi (gen atau kromosom), sebab dari mutasi dapat diketahui atau tidak diketahui
dan lain lain.
Mutasi acak terjadi karena kebetulan, tidak terarah dan acak. Pada mutasi acak terdapat
arti yang berbeda beda diantaranya yaitu:
1. Bagaimana akibatnya jika terjadi pergantian pasangan basa GS menjadi AT pada mutasi
misens?
Jawab : Jika pergantian pasangan basa tersebut terjadi pada daerah gen pengkode asam
amino maka RNA-d akan memiliki satu kode gentik lain pada posisi setelah
ditranskripsi dan jika berubahan genetik tersebut berakibat pada perubahan asam amino
maka dapt menimbulkan perubahan fungsi protein sehingga setiap individu yang
mengalami mutan akan memperlihatkan karakter yang berbeda
2. Apa yang terjadi jika terdapat perubahan RNA-t?
Jawab : Jika kelompok khusus RNA-t telah berubah sehingga anticodon mampu
membaca suatu kode genetika nonsense maka RNA-t tersebut tidak dapat membaca
kode genetik sebelumnya yang mengkode asam amino.
1. H
2.