Anda di halaman 1dari 4

PEMANFAATAN TANAMAN PETAI CINA

Proposal
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Botani Ekonomi
yang dibina oleh Dr. Murni Sapta Sari, M.Si dan Yunita Rakhmawati, S. Gz, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 2 Offering P-P 2017

1. Alfi Nur Faizah (170342615558)


2. Chalimatus Sa’diyyah (170342615511)
3. Novi Sanita Putri (170342615585)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI BIOLOGI
September 2019
Kata Pengantar

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah
karena berkat kemurahan-Nya Proposal Pemanfaatan Petai Cina ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan.

Kami menyadari, bahwa proses penulisan proposal ini masih jauh dari kata sempurna
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
usulan guna penyempurnaan proposal ini di kemudian hari.
Kami sadari pula, bahwa dalam pembuatan proposal ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan proposal
ini.

Malang, 25 September 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara tropis yang kaya akan sumber daya alam terutama
tumbuhan. Indonesia memiiki keanekaragaman jenis tumbuhan mencapai ± 100 − 150
suku tumbuhan melipu 25.000- 35.0000 jenis (Meijer, 1974). Keanekaragaman tumbuhan
ini menyebabkan Indonesia menjadi Negara yang berpotensi menjadi sumber komoditi
pemasok dunia. Namun, pemanfaatan tumbuhan agar bernilai ekonomi tinggi di Indonesia
masih kurang karena kurangnya wawasan masyarakat dalam mengolah tumbuhan
(Hasairin, 2010).
Petai china (Leucaena glauca, Benth) merupakan salah satu tanaman yang paling
banyak di temui di Indonesia bahkan di setiap jalanan sering dijumpai. Petai china
memiliki kandungan zat aktif berupa alkaloid, saponin, flavonoid, mimosin, lektin,
protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan vitamin B (Priyosoeryato et al.,
2006). Kandungan yang berperan sebagai antiinflamasi adalah saponin. Sementara lektin
berperan untuk mestimulasi pertumbuhan sel kulit, dan antibiotik yang terdapat dalam
saponin berperan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri sehingga proses penyembuhan
luka akan semakin cepat (Praja dan Oktarlina, 2016). Kandungan tersebut berpotensi
sebagai antiinflamasi, antidiabetes, antibakteri, antioksidan dan lainnya.
Petai china sering dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman pagar dan hanya bebapa
masayarakat menggunakan daunnya sebagai sayur sedangkan petai china digunakan untuk
memasak olahan botok teri dan lalapan. Pemanfaatan petai china hanya di lakukan
sebagian masyarakat kecil sehingga dapat dikatakan petai china jarang dimanfaatkan
masyarakat bahkan sama sekali tidak bernilai ekonomi karena jumlahnya melimpah tetapi
tidak dimanfaatkan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana cara pemanfaatan petai china agar memiliki nilai ekonomi?
1.2.2. Bagaimana cara menguji kandungan petai china?
1.2.3. Bagaimana cara pembuatan produk untuk meningkatkan nilai ekonomi pada petai
china?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui cara pemanfaatan petai china agar memiliki nilai ekonomi
1.3.2. Untuk mengetahui cara menguji kandungan petai china
1.3.3. Untuk mengetahui cara pembuatan produk untuk meningkatkan nilai ekonomi pada
petai cina

Anda mungkin juga menyukai