Anda di halaman 1dari 48

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan berbagai nikmat dan
karunianya sehingga memudahkan penulis untuk dapat menyusun makalah ini sebagai
tugas dari mata kuliah Fisika Sekolah 1.
Salam sejahtera terlimpah pada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. Terima
kasih pula kepada orang tua, juga kepada dosen mata kuliah Fisika Sekolah 1 penulis yang
senantiasa memberi motivasi dan dukungannya untuk dapat menyemangati penulis dalam
menyusun makalah ini.
Dalam kesempatan kali ini penulis menyusun makalah ini dengan judul.
“Gelombang Bunyi dan Cahaya”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat hal-hal yang kiranya
tercantum di dalam penulisan ini yang kiranya sama atau terkutip dari penulis lain yang
lupa kami cantumkan namanya. Dengan rasa hormat kami hanturkan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada mereka sekalian.

Semarang, 6 Desember 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang.......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
A. Sifat-sifat gelombang bunyi ...................... Error! Bookmark not defined.
B. Istilah dalam bunyi .................................... Error! Bookmark not defined.
C. Unsur-unsur bunyi .................................................................................... 8
D. Syarat terdengar bunyi .............................................................................. 9
E. Karakter bunyi berdasarkan medium ...................................................... 11
F. Karakter gelombang berdasarkan frekuensi ........................................... 11
G. Cepat rambat bunyi ................................................................................. 12
H. Sumber bunyi .......................................................................................... 14
I. Resonansi ................................................................................................ 18
J. Efek dopler ............................................................................................. 18
K. Intensitas bunyi ....................................................................................... 19
L. Taraf Intensitas bunyi ............................................................................. 20
M. Pelayangan bunyi .................................................................................... 21
N. Penerapan gelombang bunyi dalam teknologi ........................................ 22
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25
3.2 Saran ....................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Selama ini banyak sekali siswa yang menganggap mata pelajaran Fisika
adalah mata pelajaran paling sulit. Tidak bisa dipungkiri bahwa mata pelajaran
fisika adalah salah satu mata pelajaran yang paling dihindari di sekolah,
khususnya tingkat SMA. Banyak kisah-kisah tidak menyenangkan yang terjadi
saat menjalani pelajaran fisika di sekolah, seperti guru yang galak, guru yang
cuek, guru yang suka menghukum, dan lain-lain. Padahal fisika adalah salah satu
mata pelajaran yang harus dikuasai siswa yang ingin kuliah di perguruan tinggi
dalam bidang eksakta.
Banyak sekali kasus seperti di atas terjadi di sekolah, tidak sepenuhnya
kasus tersebut terjadi karena guru, tetapi terkadang siswa pun mengalami
miskonsepsi ketika guru menjelaskan.
Salah satu materi yang penting dalam mata pelajaran fisika adalah
Gelombang bunyi dan cahaya. Setiap hari kita bias mendengar bunyi dan melihat
cahaya yang merupakan bagian terpenting dalam panca indera kita. Kita bias
berkomunikasi dengan orang lain dikarenakan adanya sumber dan medium bunyi
yang dapat kita dengar. Bunyi memiliki beberapa sifat dan karakteristik yang
dapat didengar oleh manusia. Banyak orang yang masih menganggap bahwa
semua jenis bunyi dapat didengar oleh manusia, padahal hanya bunyi yang
memiliki frekuensi tertentu yang dapat didengar oleh manusia. Seperti halnya
bunyi cahaya juga memiliki sifat dan karakteristik yang unik, kita bias melihat
suatu benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda itu menuju mata
kita. Banyak orang yang masih salah anggapan tentang proses manusia dalam
melihat suatu benda, kita tidak bias melihat suatu benda tanpa adanya cahaya.
Berdasarkan masalah diatas kami berusaha untuk menjelaskan tentang
gelombang bunyi dan cahaya.
Kami berharap, melalui penyusunan makalah ini, kami dapat menjelaskan
gelombang bunyi dan cahaya dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi
miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa.
4
B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kami merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Gelombang bunyi?
2. Apa sifat-sifat dari gelombang bunyi ?
3. Bagaimana bunyi dapat didengar oleh manusia?
4. Apa yang dimaksud dengan Gelombang cahaya?
5. Apa sifat-sifat dari gelombang cahaya?
6. Apa yang dimaksud dengan Interferensi, Difraksi dan Polarisasi Cahaya?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui maksud dari Gelombang bunyi
2. Mengetahui sifat yang dimiliki gelombang bunyi
3. Mengetahui bagaimana bunyi dapat didengar oleh manusia
4. Mengetahui pengertian gelombang cahaya
5. Mengidentifikasi sifat-sifat gelombang cahaya
6. Mengetahui pengertian interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. GELOMBANG CAHAYA
Bagaimana bunyi itu bisa terjadi? Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda bergetar
sehingga menyebabkan gangguan kerapatan pada medium. Gangguan ini berlangsung
melalui interaksi molekul-molekul medium sepanjang arah perambatan gelombang.
Adapun molekul hanya bergetar ke depan dan ke belakang di sekitar posisi kesetimbangan.
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya rapatan
dan renggangan medium baik gas, cair, maupun padat. Apakah setiap getaran dapat
menghasilkan bunyi? Cobalah menjatuhkan sekeping uang logam ke lantai. Dapatkah
kamu mendengar suara dari uang logam tersebut? Selanjutnya jatuhkan benda yang ringan,
misalnya sesobek kertas di atas lantai. Masih dapatkah kamu mendengarsuara jatuhnya
kertas tersebut? Kedua percobaan di atas menunjukkan kepada kita bahwa tidak semua
getaran menghasilkan bunyi.
Bunyi merupakan suatu rangsangan yang di-rasakan alat pendengaran. Sedangkan
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang terjadi karena adanya rapatan dan
renggangan medium baik gas, cair, maupun padat . Gelombang bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar sehingga menyebabkan gangguan kerapatan pada medium. Gangguan
ini berlangsung melalui interaksi molekul- molekul medium sepanjang arah perambatan
gelombang. Adapun molekul hanya bergetar ke depan atau ke belakang di sekitar posisi
kesetimbangan, Tetapi, tidak semua getaran menghasilkan bunyi. Contohnya ketika kita
menjatuhkan benda yang ringan, misalnya sesobek kertas di atas lantai.

A. SIFAT-SIFAT GELOMBANG BUNYI

Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-sifat dari


gelombang. Dengan demikian sifat- sifat bunyi yaitu:

1. Dapat dipantulkan (refleksi)

Mengapa saat Anda berteriak di sekitar tebing selalu ada bunyi yang menirukan
suara Anda tersebut? Mengapa suara Anda terdengar lebih keras ketika berada di
dalam gedung? Kedua peristiwa tersebut menunjukkan bahwa bunyi dapat
6
dipantulkan.Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan
benda yang keras, seperti permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi aslinya. Itulah sebabnya suara musik akan
terdengar lebih keras di dalam ruangan daripada di lapangan terbuka.

Contoh : Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan
bunyi yang mengenai dinding gua.

2. Dapat dibiaskan (refraksi)

Refraksi adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati bidang batas
antara dua medium yang berbeda. esuai dengan hukum pembiasan gelombang
bahwa gelombang yang datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat
akan dibiaskan mendekati garis normal atau sebaliknya.

- Pada siang hari, suhu udara di permukaan lebih tinggi daripada di atasnya. Hal
tersebut menyebabkan lapisan udara pada bagian atas lebih rapat daripada di
bawahnya. Sehingga, pada siang hari arah rambat bunyi dibiaskan menjauhi
garis normal (melengkung ke atas). Akibatnya, suara teriakan yang cukup jauh
pada siang hari terdengar kurang jelas.
- Sebaliknya, pada malam hari lapisan udara di permukaan lebih rapat daripada
di atasnya. Sehingga, arah rambat bunyi dibiaskan mendekati garis normal
(melengkung ke bawah). Akibatnya, suara teriakan yang cukup jauh pada
malam hari terdengar lebih jelas.

Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari
karena pembiasan gelombang bunyi.

3. Dapat dipadukan (interferensi)

Interferensi adalah sampainya dua buah sumber bunyi yang koheren ke telinga kita.
Interferensi Gelombang Bunyi terjadi jika beda lintasannya merupakan kelipatan
bilangan bulat dari setengah panjang gelombang bunyi, secara matematis dituliskan
sebagai berikut.

7
(𝑛+1)𝜆
s = dengan n = 0, 1, 2, 3, ...
2

n = 0, n = 1, dan n = 2 berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua,


dan bunyi kuat ketiga.

Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat
pembangkit frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi yang
koheren.

4. Dapat dilenturkan (difraksi)

Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati suatu celah
sempit. kaca pembatas loket pembayaran di sebuah bank yang sengaja dibuat
dengan beberapa lubang kecil agar gelombang bunyi tidak memantul, walaupun
arah rambat bunyi tidak berupa garis lurus. Gelombang bunyi mudah mengalami
difraksi karena gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang sekitar
beberapa sentimeter sampai beberapa meter. Bandingkan dengan cahaya yang
memiliki panjang gelombang berkisar 500 mm.

Contoh : Kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan tertutup, karena
bunyi melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi.

B. ISTILAH – ISTILAH DALAM BUNYI

1. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur, misalnya bunyi berbagai alat musik.
2. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur, misalnya bunyi daun tertiup
angin dan bunyi gemuruh ombak.
3. Warna bunyi (timbre) adalah Dua nada yang mempunyai frekuensi sama tetapi
bunyinya berbeda, misalnya : nada yang dihasilkan oleh piano dan gitar, seruling
dan terompet, atau suara laki-laki dan suara perempuan.
8
4. Dentum adalah bunyi yang berlangsung sangat singkat tetapi kadang-kadang sangat
kuat, misalnya : bunyi meriam, senapan, dan bom.

C. UNSUR BUNYI DAN PEMANFAATAN GELOMBAG BUNYI

Unsur-unsur bunyi antara lain sebagai berikut.

1. Tinggi Nada Bunyi

Semakin banyak jumlah getaran yang dihasilkan dalam satu selang waktu tertentu,
bunyi yang dihasilkan akan semakin tinggi dan nyaring. Pada getaran yang semakin
sedikit, bunyi yang terdengar bernada rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa
tinggi nada bergantung pada frekuensi sumber bunyi.

2. Kuat Bunyi

Kuat bunyi yang dihasilkan bergantung pada amplitude/simpangan getaran.


Semakin besar simpangan, maka kuat bunyi yang dihasilkan semakin kuat.

3. Warna Bunyi

Warna bunyi merupakan bunyi khas yang ditimbulkan oleh suatu sumber bunyi.
Bunyi gitar berbeda dengan bunyi biola, itu karena ada warna bunyi. Perbedaan
tersebut terjadi karena gabungan nada atas dan nada dasar dari sumber bunyi
berbeda-beda walaupun frekuensinya sama.

4. Batas Pendengaran

Manusia dan hewan dilengkapi dengan alat pendengaran. Namun, kemampuan


pendengarannya berbeda-beda. Batas kemampuan pendengaran diukur berdasarkan
frekuensi bunyi.

- Manusia normal memiliki batas pendengaran antara 20 hertz sampai dengan


20.000 hertz. Daerah frekuensi tersebut dinamakan frekuensi audio.
- Sedangkan daerah frekuensi di bawah 20 hertz disebut infrasonik,
- daerah di atas frekuensi dengar atau di atas 20.000 hertz disebut ultrasonik.
9
Beberapa hewan mampu mendengar bunyi ultrasonik, bahkan hewan seperti
kelelawar yang memiliki alat penglihatan tidak sebaik alat pendengarannya,
menggunakan bunyi ultrasonik untuk mengetahui benda yang ada di depannya.

D. SYARAT- SYARAT TERDENGARNYA BUNYI

Bunyi terdengar, jika terpenuhi tiga syarat, yaitu:

1. Sumber bunyi

Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara
merambat melalui medium atau zat perantara sampai ketelinga. Contohnya
berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum, terompet, dan seruling.Bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar. Hal-hal yang membuktikan bahwa bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar adalah : Ujung penggaris yang digetarkan
menimbulkan bunyi. Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan terasa
bergetar.Dawai gitar yang dipetik akan bergetar dan menimbulkan bunyi. Kulit
pada bedug atau gendang saat dipukul tampak bergetar.

2. Medium

Medium adalah zat perantara tempat merambatnya bunyi. Contohnya udara, air, dan
kayu. Tanpa medium perantara bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak akan
terdengar. Berdasarkan penelitian, zat padat merupakan medium perambatan bunyi
yang paling baik dibandingkan zat cair dan gas.

3. Pendengar

Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi dapat dibedakan menjadi tiga macam,


yaitu:

10
a. Gelombang infrasonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi di
bawah 20 Hz. Binatang yang bisa mendengar bunyi infrasonik diantaranya:
anjing, jangkrik, angsa, dan kuda.
b. Gelombang audiosonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi
antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Yang bisa mendengar bunyi audiosonik
diantaranya adalah manusia.
c. Gelombang ultrasonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi
diatas 20.000 Hz. Binatang yang bisa mendengar bunyi ultrasonik diantaranya
adalah kelelawar dan lumba-lumba.

E. KARAKTERISTIK BUNYI BERDASARKAN MEDIUMNYA


Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik yaitu gelombang yang di dalam
perambatannya memerlukan medium perantara. Di udara, laju bunyi bertambah
terhadap temperatur. Pada suhu 20˚C besarnya sekitar 343 m/s. Gelombang bunyi juga
termasuk gelombang longitudinal, gelombang yang terjadi berupa rapatan dan
renggangan. Medium perantara gelombang bunyi bisa berupa gas, cair atau padat.
Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan
perambatan gelombang bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibanding di dalam gas
atau udara. Hal ini disebabkan oleh jarak antar molekul dalam zat padat lebih pendek
dibandingkan pada zat cair dan gas sehingga perpindahan energi kinetik lebih cepat
terjadi.

Zat Cepat rambat bunyi (m/s)


Udara 340
Helium 977
Air 1500
Mamer 3810
Kayu 3850
Alumunium 5000
Besi 5120

Tabel 1. Kecepatan Bunyi dalam berbagai zat pada suhu 15˚C

11
F. KARAKTERISTIK GELOMBANG BUNYI BERDASARKAN FREKUENSINYA
Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran manusia dibedakan menjadi
menjadi tiga, yaitu audio/bunyi, infrasonik dan ultrasonik.
1. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia yang
memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz.
2. Infrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz.
3. Ultrasonik yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz. Baik
gelombang infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia.

G. MENGUKUR CEPAT RAMBAT BUNYI


Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat dalam medium
padat, cair, dan gas tetapi tidak bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada
partikel zat yang akan mentransmisikan getaran. Kemampuan gelombang bunyi untuk
menempuh jarak tertentu dalam satu waktu disebut Kecepatan Bunyi. . Cepat rambat
bunyi tergantung pada sifat-sifat medium rambat.

1. Cepat rambat bunyi dalam zat padat


Kecepatan bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi
dalam zat cair dan udara.Cepat rabat bunyi dalam zat padat bergantung pada
modulus young dan massa jenis zat padat.

𝐸
v = √𝜌

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)


E = modulus Young (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)

2. Cepat rambat bunyi dalam zat cair

12
Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di udara.
Cepat rambat bunyi dalam zat cair bergantung pada modulus Bulk dan massa jenis
zat cair.

𝐵
v = √𝜌

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)


B = modulus Bulk (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)

3. Cepat rambat bunyi dalam gas


Cepat rambat bunyi dalam gas bergantung pada suhu dan jenis gasnya. Apabila
temperatur udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi
kerapatan udara, maka bunyi semakin cepat merambat.

𝑅𝑇
v = √𝛾 𝑀

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)


γ = konstanta Laplace
R = konstanta gas umum (J/mol K)
T = suhu gas (K)
M = massa molekul relatif gas

Tabel 1 menunjukkan cepat rambat bunyi di berbagai materi pada 20⁰C dan 1 atm.

13
4. Cepat Rambat Gelombang Pada Dawai
Percobaan Melde dilakukan untuk menentukan cepat rambat gelombang pada
dawai. Alat yang digunakan disebut sonometer. Mendel menemukan bahwa cepat
rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.
Perhatikan gambar berikut :

Pada salah satu unjung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus
tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban. Garpu tala
digetarkan dengan electromagnet secara terus menerus hingga amplitudo yang
ditimbulkan oleh garpu tala sama dengan kostan.
Dari hasil percobaan melde hasil perumusan melde adalah :
𝐹
v = √𝜇

𝑚 𝜌𝑉 𝜌(𝐴𝐿)
μ= = =
𝐿 𝐿 𝐿

𝐹
v = √𝜌𝐴

Keterangan:

14
v =cepat rambat (m/s) m = massa tali (kg)
F = gaya tegangan pada tali (N) A = luas Penampang (m2)
µ = massa persatuan panjang tali (kg/m) V = volume (m3)
L = panjang tali (m) ρ = massa jenis dawai (kg/m3)

H. SUMBER BUNYI
Gelombang bunyi yang sering kita dengar sehari-hari dihasilkan oleh sesuatu
yang bergetar yang disebut sumber bunyi. Beberapa sumber bunyi yang kita kenal
misalnya gitar, suling, biola, terompet, dan lain-lain. Pada saat bergetar, sumber bunyi
ini juga akan menggetarkan udara di sekelilingnya dan kemudia udara mentransmisikan
getaran tersebut dalam bentuk gelombang longitudinal.
1. Dawai
Alat musik seperti gitar atau biola menggunakan dawai sebagai alat getar.
Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan jalan menekan bagian
tertentu pada senar itu, saat dipetik. Getaran pada senar gitar yang dipetik itu akan
menghasilkan gelombang stasioner pada ujung terikat.Nada yang dihasilkan oleh
senar gitar dapat diubah-ubah dengan cara menekan senar pada posisi tertentu. Satu
senar dapat menghasilkan berbagai frekuensi resonansi dengan pola gelombang
seperti tampak pada gambar.

Gambar 2. Resonansi bunyi pada dawai

a) Nada dasar f0 (harmonik pertama)


Jika sepanjang dawai terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada dasar.
1
l = 2 λ0 atau λ0 = 2l
15
𝑣 𝑣
f0 = =
𝜆0 2𝑙

b) Nada atas pertama f1 (harmonik kedua)


Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang dihasilkan
disebut nada atas 1.
l = λ1
𝑣 𝑣
f1 = 𝜆 = 2 ( 2𝑙 )
1

c) Nada atas kedua f2 (harmonik ketiga)


Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang dihasilka
disebut nada atas 2.
3 2
l = 2 λ2 atau λ2 = 3 l
𝑣 𝑣
f2 = 𝜆 = 3( 2𝑙 )
2

Frekuensi – frekuensi f0, f1, f2 dan seterusnya disebut frekuensi alami atau frekuensi
resonansi. Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa perbandingan
frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa dawai dengan
frekuensi nada dasarnya merupakan perbandingan bilangan bulat. Perbandingan
𝑣 𝑣 𝑣
frekuensi-frekuensi di atas, yaitu f0 = 2𝑙, f1 =2 ( 2𝑙), f2 = 3(2𝑙) dapat ditulis menjadi

f0 : f1 : f2 : ... = 1 : 2 : 3

2. Pipa Organa
Seruling dan terompet merupakan contoh sumber bunyi berupa kolom udara.
Sumber bunyi yang menggunakan kolom udara sebagai sumber getarnya disebut juga
pipa organa.
Pipa organa dibedakan menjadi dua, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa
tertutup.
Pada pipa organa terbuka bagian ujungnya terbuka. Nada dasar pipa organa terbuka (f0)
bersesuaian dengan pola sebuah perut pada bagian ujung dan sebuah simpul pada
bagian tengahnya.

16
Gambar 3. Frekuensi pada pipa organa terbuka

1) Nada dasar f0 (harmonik pertama)


Jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilkan
disebut nada dasar
1
l = 2 λ0 atau λ0 = 2l
𝑣 𝑣
f0 = 𝜆 = 2𝑙
0

2) Nada atas pertama f1 (harmonik kedua )


Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1 gelombang, maka nada yang dihasilkal
disebut nada atas 1.
l = λ1
𝑣 𝑣
f1 = 𝜆 = 2 ( 2𝑙 )
1

3) Nada atas kedua f2 (harmonik ketiga)


3
Jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilkan
2

disebut nada atas 2.


3 2
l = 2 λ2 atau λ2 = 3 l
𝑣 𝑣
f2 = 𝜆 = 3( 2𝑙 )
2

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa perbandingan frekuensi nada-nada


yang dihasilkan oleh pipa organa terbuka dengan frekuensi nada dasarnya merupaka
17
perbandingan bilangan bulat.Perbandingan frekuensi yang dihasilkan oleh setiap pola
gelombang pada pipa organa terbuka yaitu
f0 : f1 : f2 : ... = 1 : 2 : 3

Sebuah pipa organa tertutup jika ditiup juga akan menghasilkan frekuensi nada dengan
pola-pola gelombang yang dapat dilihat pada

Gambar 4. Frekuensi pada pipa organa tertutup

 Nada dasar f0 (harmonik pertama)


1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilkan
4

disebut nada dasar.


1
l = 4 λ0 atau λ0 = 4l
𝑣 𝑣
f0 = 𝜆 = 4𝑙
0

 Nada atas pertama f1 (harmonik kedua )


3
Jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilkan
4

disebut nada atas 1.


3 4
l = 4 λ1 atau λ1 = 3 l
𝑣 𝑣 𝑣
f1 = 𝜆 = 4 = 3(4𝑙)
1
3𝑙

 Nada atas kedua f2 (harmonik ketiga)

18
5
Jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang, maka nada yang dihasilka
4

disebut nada atas 2.


5 4
l = 4 λ2 atau λ2 = 5 l
𝑣 𝑣 𝑣
f2 = 𝜆 = 4 = 5(4𝑙)
2
5𝑙

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa perbandingan frekuensi nada-nada yang
dihasilkan oleh pipa organa tertutup dengan frekuensi nada dasarnya merupakan
perbandingan bilangan ganjil.Perbandingan frekuensi yang dihasilkan oleh setiap pola
gelombang pada pipa organa tertutup yaitu
f0 : f1 : f2 : ... = 1 : 2 : 3

I. RESONANSI BUNYI
Resonansi adalah turut bergetarnya suatu benda karena memiliki frekuensi yang sama
dengan benda lain yang bergetar.
1
ln = (2n + 1) 4 λ

Keterangan : n = 0,1,2,3,....

J. EFEK DOPLER
Jika kita berdiri di pinggir jalan kemudian melintas sebuah mobil ambulans
dengan sirine yang berbunyi, kita akan mendengar frekuensi sirine yang relatif lebih
tinggi dari frekuensi sirine yang sebenarnya. Sebaliknya frekuensi sirine akan terdengar
lebih rendah ketika ambulans bergerak menjauhi kita. Peristiwa naik-turunnya
frekuensi bunyi semacam ini disebut efek Doppler. Efek Doppler adalah perubahan
frekuensi yang diterima pendengar dibanding dengan frekuensi sumbernya akibat gerak
relatif pendengar dan sumber. Gejala perubahan frekuensi ini ditemukan oleh
Christian Johanm Doppler (1803-1855), seorang fisikawan Austria.

19
Dari Gambar 5 Sumber bunyi dan pendengar saling mendekati, maka frekuensi yang
terdengar lebih besar daripada frekuensi sumber bunyi. Gambar 6 Sumber bunyi dan
pendengar saling menjauhi, maka frekuensi yang terdengar lebih kecil daripada
frekuensi sumber bunyi. Peristiwa ini dinamakan efek Doppler.

𝑣 ± 𝑣p
fp = 𝑣 ± 𝑣s x fs

Keterangan : fp = frekuensi pendengar (Hz)


fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
v = cepat rambat udara (340 m/s)
(±) = operasi kecepatan relatif,
(+) untuk kecepatan berlawanan arah
(−) untuk kecepatan searah

K. INTENSITAS BUNYI
Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal dari sumber
bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya berbentuk bola.
Energi gelombang bunyi yang menembus permukaan bidang tiap satu satuan luas tiap
detiknya disebut intensitas bunyi. Apabila suatu sumber bunyi mempunyai daya
20
sebesar P watt, maka besarnya intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari
sumber bunyi dapat dinyatakan :

P P
I = 𝐴 = 4𝜋𝑟 2

Perbandingan intensitas gelombang bunyi pada suatu titik yang berjarak r1 dan r2 dari
sumber bunyi adalah

P P 1 1
I1 : I2 = 4𝜋r12 : 4𝜋𝑟22 = 𝑟12 : 𝑟22

𝐼2 𝑟12
= 𝑟22
𝐼1

Apabila terdapat n buah sumber bunyi yang identik, maka intensitas total gelombang
bunyi merupakan penjumlahan aljabar terhadap intensitas masing- masing sumber
bunyi.
Itotal = I1 + I2 + I3 + ... + In

L. TARAF INTENSITAS BUNYI


Ketinggian bunyi berhubungan dengan besaran fisika yang dapat diukur, yaitu
intensitas gelombang. Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dibawa sebuah
gelombang per satuan waktu melalui satuan luas. Karena energi per satuan waktu
adalah daya intensitas mempunyai satuan daya per satuan luas (watt/meter2).
Telingan manusia dapat medeteksi bunyi dengan intensitas serendah 10-12
W/m2 dan setinggi 1 W/m2 bila lebih tinggi lagi akan menyakitkan). Karena hubungan
antara sensasi subyektif dari kenyaringan dan besaran fisika terukur “intensitas”, maka
intensitas bunyi dinyatakan dengan skala logaritmik. Maka untuk mengukur Taraf
Intensitas bunyi (TI) didefinisikan sebagai berikut :
𝐼
TI = 10 log 𝐼
0

Apabila terdapat n buah sumber bunyi identik yang memiliki taraf intensitas TI, maka
taraf intensitas total TItotal adalah

𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
TItotal = 10 log 𝐼0

21
𝑛𝑙 𝐼 𝐼
= 10 log = 10 log (𝐼 ) n = 10 log 𝐼 + 10 log n
𝐼0 0 0

TItotal = TI + 10 log n

Apabila taraf intensitas bunyi di suatu titik yang berjarak r1 dari sumber bunyi

adalah TI dan yang berjarak r2 adalah TI2, maka

𝑟
TI2 = TI1 – 20 log 𝑟2
1

Keterangan : TI = Taraf Intensitas Bunyi (dB)

n = Banyaknya sumber bunyi

r = Jarak suatu titik dari sumber bunyi (m)

Tabel 1.1 Taraf Intensitas dari Berbagai Sumber Bunyi

M. PELAYANGAN BUNYI
Bunyi termasuk sebagai gelombang dan sebagai salah satu sifat gelombang yaitu
dapat berinterferensi, demikian juga pada bunyi juga mengalami interferensi. Peristiwa
interferensi dapat terjadi bila dua buah gelombang bunyi memiliki frekuensi yang sama
atau berbeda sedikit dan berada dalam satu ruang dengan arah yang berlawanan.
Interferensi semacam ini sering disebut interferensi ruang. Interferensi dapat juga

22
terjadi jika dua gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sama atau berbeda sedikit
yang merambat dalam arah yang sama, interferensi yang terjadi disebut interferensi
waktu.
Dalam peristiwa interferensi gelombang bunyi yang berasal dari dua sumber
bunyi yang memiliki frekuensi yang berbeda sedikit, misalnya frekuensinya f1 dan f2,
maka akibat dari interferensi gelombang bunyi tersebut akan kita dengar bunyi keras
dan lemah yang berulang secara periodik.Terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan
bunyi tersebut adalah efek dari interferensi gelombang bunyi yang disebut dengan
istilah layangan bunyi atau pelayangan bunyi. Kuat dan lemahnya bunyi yang
terdengar tergantung pada besar kecil amplitudo gelombang bunyi. Demikian juga kuat
dan lemahnya pelayangan bunyi bergantung pada amplitudo gelombang bunyi yang
berinterferensi.Pada saat dua buah gelombang bunyi yang memiliki amplitudo yang
sama dan merambat dalam arah yang sama, namun memiliki frekuensi yang berbeda
sedikit, maka bunyi akan terdengar keras dan lemah secara bergantian. Peristiwa ini
disebut pelayangan bunyi.
Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik
disebut frekuensi layangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua
gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut. Besarnya frekuensi layangan bunyi
dapat dinyatakan dalam persamaan :
fn = N = | f1 – f2 |

Keterangan : fn = frekuensi layangan bunyi (Hz)


N = banyaknya layangan bunyi tiap detiknya
f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinterferensi (Hz)

N. PENERAPAN GELOMBANG BUNYI DALAM TEKNOLOGI


Dalam perkembangan dunia pengetahuan sekarang ini, gelombang bunyi dapat
dimanfaatkan dalam berbagai keperluan penelitian. Di bidang kelautan misalnya untuk
mengukur kedalaman laut, di bidang industri misalnya untuk mengetahui cacat yang
terjadi pada benda-benda hasil produksinya, di bidang pertanian untuk meningkatkan
kualitas hasil pertanian, dan di bidang kedokteran dapat digunakan untuk terapi adanya
23
penyakit dalam organ tubuh. Untuk keperluan tersebut digunakan suatu alat yang
bekerja berdasarkan prinsip pemantulan gelombang bunyi yang disebut SONAR
(Sound Navigation Ranging).

Prinsip kerja SONAR berdasarkan prinsip pemantulan gelombang ultrasonik.


Alat ini diperkenalkan pertama kali oleh Paul Langenvin, seorang ilmuwan dari Prancis
pada tahun 1914. Pada saat itu Paul dan pembantunya membuat alat yang dapat
mengirim pancaran kuat gelombang bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik) melalui air.
Pada dasarnya SONAR memiliki dua bagian alat yang memancarkan gelombang
ultrasonik yang disebut transmiter (emiter) dan alat yang dapat mendeteksi datangnya
gelombang pantul (gema) yang disebut sensor (reciver).
Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter (pemancar) yang diarahkan
ke sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat penerima
(reciver). Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan
sampai gelombang diterima lagi, maka dapat diketahui jarak yang ditentukan. Untuk
mengukur kedalaman laut, SONAR diletakkan di bawah kapal.
Dengan pancaran ultrasonik diarahkan lurus ke dasar laut, dalamnya air dapat
dihitung dari panjang waktu antara pancaran yang turun dan naik setelah digemakan.
Apabila cepat rambat gelombang bunyi di udara v, selang waktu antara gelombang
dipancarkan dengan gelombang pantul datang adalah 't, indeks bias air n, dan
kedalaman laut adalah d maka kedalaman laut tersebut dapat dicari dengan persamaan :

24
dengan :
d = jarak yang diukur (m)
't = waktu yang diperlukan gelombang dari dipancarkan
sampai diterima kembali (s)
v = kecepatan rambat gelombang ultrasonik (m/s)
n = indeks bias medium

Selanjutnya dalam perkembangannya, penggunaan gelombang ultrasonik


dalam pelayaran digunakan sebagai navigator. Pada mesin cuci, getaran utrasonik yang
kuat dapat menggugurkan ikatan antar partikel kotoran dan menggetarkan debu yang
melekat pada pakaian sehingga lepas. Di sekitar lapangan udara (bandara), getaran
gelombang ultrasonik yang kuat dapat membuyarkan kabut. Dalam bidang kedokteran,
getaran gelombang ultrasonik yang berenergi rendah dapat digunakan untuk
mendeteksi/ menemukan penyakit yang berbahaya di dalam organ tubuh, misalnya di
jantung, payudara, hati, otak, ginjal, dan beberapa organ lain. Pengamatan ultrasonik
pada wanita hamil untuk melihat perkembangan janin dalam uterus dengan
menggunakan ultra- sonografi. Dengan menggunakan ultrasonik yang berenergi tinggi
dapat digunakan sebagai pisau bedah, yang pada umumnya untuk melakukan
pembedahan dalam neurologi dan otologi.

25
Di bidang pertanian, ultrasonik berenergi rendah digunakan untuk
meningkatkan hasil pertanian, misalnya penyinaran biji atau benih dengan
menggunakan ultrasonik dapat menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dari
biasanya, tanaman kentang yang dirawat dengan radiasi ultrasonik dapat meningkat
produksi panennya.

2. GELOMBANG CAHAYA
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya
adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang
tidak.

Kedua definisi cahaya di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara
bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang
disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan
sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset
yang penting pada fisika modern.

Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang
mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang

26
gelombang, polarisasi dan fasa cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar
dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan
pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-
masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris (en:geometrical optics)
dan optika fisis (en:physical optics).

Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai
dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut foton.
Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser,
dan sinar laser pada tahun 1960.

A. SIFAT – SIFAT GELOMBANG CAHAYA

Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi


kehidupan yaitu sebagai berikut.

1. Cahaya Merambat Lurus


Saat berjalan di kegelapan, kamu memerlukan senter. Ketika senter kamu nyalakan,
bagaimana arah rambatan cahaya yang keluar dari senter tersebut? Cahaya dari lampu
senter arah rambatannya menurut garis lurus. Benarkah cahaya merambat lurus? Kamu
dapat membuktikan sifat cahaya ini dengan melakukan kegiatan berikut. Berdasarkan dapat
tidaknya memancarkan cahaya, benda dikelompokkan menjadi benda sumber cahaya dan
benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan cahaya. Contoh benda sumber
cahaya yaitu Matahari, lampu, dan nyala api. Sementara itu, benda gelap tidak dapat
memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.
Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi benda
tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus cahaya tidak dapat
meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda ini akan
membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas, karton, tripleks,
kayu, dan tembok. Sementara itu, benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang
mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.

2. Cahaya Dapat Dipantulkan

27
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan
pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang
kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara
itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan
mengilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan
ini sinar pantul memiliki arah yang teratur.
Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan
bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung.
3. Cahaya Dapat Dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya
tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati
medium rambatan yang berbeda disebutpembiasan.
Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat,
cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke
air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang
rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke
udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga
dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut
akan tampak patah.
4. Cahaya Dapat Diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan
penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita
lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya
berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-
warna pelangi.

B. WARNA DAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA MATAHARI

Cahaya matahari terdiri atas tujuh warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila
dan ungu. Apabila ketujuh warna ini bercampur, cahaya putih akan dihasilkan.

28
Warna-warna dalam cahaya putih matahari dapat dipecahkan dengan menggunakan
prisma menjadi jalur warna. Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum sedangkan
pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan cahaya.
Pelangi adalah contoh spektrum yang terbentuk secara alamiah. Pelangi terbentuk
selepas hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air
itu hujan bertindak sebagai prisma yang menyerakkan cahaya matahari menjadi
tujuh warna. Otak manusia akan menginterpretasikan warna sebagai panjang
gelombang, dengan merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling
rendah) hingga ke ungu dengan panjang gelombang terpendek (frekuensi paling
tinggi). Cahaya dengan frekuensi di bawah

400 nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat manusia. Cahaya disebut
sebagai sinar ultraviolet pada batas frekuensi tinggi dan inframerah (IR atau infrared)
pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat sinar
inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga
camera yang dapat menangkap sinar Inframerah dan mengubahnya menjadi sinar
tampak. Kamera seperti ini disebut night vision camera Radiasi ultaviolet tidak
dirasakan sama sekali oleh manusia kecuali dalam jangka paparan yang lama, hal
ini dapat menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit. Beberapa hewan seperti
lebah dapat melihat sinar ultraviolet, sedangkan hewan-hewan lainnya seperti Ular
Viper dapat merasakan IR dengan organ khusus

C. PEMANTULAN CAHAYA

Ketika gelombang dari tipe apapun mengenai sebuah penghalang datar


seperti misalnya sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan
bergerak menjauhi cermin. Fenomena ini disebut dengan pemantulan.

Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua


medium berbeda seperti misalnya sebuah permukaan
udara kaca .

29
Pada pemantulan cahaya berlaku hukum pemantulan

1. Sinar datang garis normal dan sinar pantul terletak pada satu titik bidang
datar.

2. Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Pemantulan Biasa

Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya


dipantulkanmembentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada
permukaancermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin
dapatmembentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan
teratur atau pemantulan biasa.

Pemantulan Baur

Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai
suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada
permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan yang
seperti ini disebut pemantulan baur. Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat
benda dari berbagai arah. Misalnya pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot
di dalam ruang gelap kita dapat melihat apa yang ada pada kain atau kertas tersebut
dari berbagai arah.

D. PEMBIASAN CAHAYA

Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah cahaya ketika melalui


medium yang berebeda kerapatannya.
Gelombang yang ditransmisikan adalah hasil
interferensi dari gelombang datang dan gelombang
yang dihasilkan oleh penyerapan dan radiasi ulang
energi cahaya oleh atom-atom dalam medium
tersebut.

30
Pada peristiwa pembiasan berlaku hukum snellius.

Fenomena pembiasan secara alamiah contohnya adalah pada fenomena Halo.


Halo yang terlihat melingkari Matahari tersebut sebenarnya merupakan hasil
pembelokan cahaya Matahari oleh partikel uap air di atmosfer. pada musim
hujan partikel uap air ada yang naik hingga tinggi sekali di atmosfer. Partikel
air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya Matahari.
Karena terjadi pada siang hari, saat posisi Matahari sedang tegak lurus terhadap
Bumi, maka cahaya yang dibelokkan juga lebih kecil itu sebabnya yang tampak di
mata masyarakat yang kebetulan menyaksikannya adalah lingkaran gelap di sekeliling
Matahari,

Fenomena itu sebenarnya sama saja dengan proses terbentuknya pelangi pada pagi
atau sore hari setelah hujan. Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah
cakrawala karena partikel uap air yang membelokkan cahaya Matahari berkumpul di
bagian bawah atmosfer. Di sisi lain, pada pagi atau sore hari Matahari pun masih
berada pada sudut yang rendah. Pada posisi yang miring ini, kemampuan partikel
air membiaskan cahaya lebih besar, sehingga warna-warna yang muncul juga lebih
lengkap.

E. DIFRAKSI CAHAYA

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.


Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa
diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada saat melewati celah kecil, muka gelombang
(wave front) akan menimbulkan wavelet-wavelet baru yang jumlahnya tak terhingga
sehingga gelombang tidak mengalir lurus saja, tetapi menyebar. Syarat terjadinya
difraksi adalah lebar celah seorde dengan panjang gelombangnya.

31
a sin θ = n λ

dengan a = lebar celah ,

λ = panjang gelombang

n = orde

Difraksi memiliki peranan penting pada evolusi mata serangga. Susunan dari mata
serangga terdiri dari benang-benang transparan yang disebut ommatidia yang terikat
bersama dalam susunan segienam. Masing-masing omatidium hanya dapat
menerima cahaya datang yang membentuk sudut lebih kecil daripada θ dengan pusat
sumbunya. Seluruh cahaya datang yang sesuai dengan sudut itu masuk ke omatidium
sepanjang serat dan memberikan rangsangan berupa geteran ke dasarnya. Cahaya
dari objek yang berbeda masuk pada omatidium yang sama tidak dapat dipisahkan.
Oleh karena itu untuk serangga agar bisa melihat dua objek maka cahaya dari
objek objek ini harus masuk pada omatidium yang berbeda. Ini memerlukan
bahwa dua objek harus memiliki perbedaan sudut yang sangat kecil. Oleh karena
itu agar cahaya bisa masuk ke ommatidium serangga memperpenjang ommatidiumnya
dan memperpendek leber ommatidiumnya sehingga cahaya yang bisa masuk ke
ommatidium.

F. INTERFERENSI CAHAYA
Interferensi merupakan perpeduan dua gelombang atau lebih yang memiliki beda fase
konstan dan amplitudo yang hampir sama. Interferensi dapat bersifat membangun
dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga
32
gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang
saling menghilangkan. Prinsip Huygens menerangkan bahwa setiap wave front (muka
gelombang) dapat dianggap memproduksi wavelet atau gelombang-gelombang baru
dengan panjang gelombang yang sama dengan panjang gelombang sebelumnya. Wavelet
bisa diumpamakan gelombang yang ditimbulkan oleh batu yang dijatuhkan ke dalam air.

Interferensi Celah Ganda Young

d = jarak antar dua celah (meter)


l = jarak celah ke layar (meter)
y = jarak pola interfrensi ke terang pusat
• Interfrensi maksimum garis terang
d sin θ = m λ
Atau
𝑑𝑦
=mλ
𝑙

• Interfrensi minimum garis gelap


d sin θ = (2m-1) ½ λ
Atau
𝑑𝑦
= (2m-1) ½ λ
𝑙

• Jarak antara 2 garis terang atau 2 garis gelap dirumuskan :

33
∆𝑑 𝑦

𝑙

Interferensi lapisan tipis

n = indeks bias lapisan tipis

d = tebal lapisan

r = sudut sinar bias

a. Interfrensi maksimum garis terang

2 n d Cos r = (2 m – 1) ½ λ

m = 1,2,3...

b. Interfrensi minimum garis gelap

2 n d Cos r = m λ

Kita bisa melihat peristiwa interferensi pada gelembung sabun atau pada suatu
lapisan minyak pada jalan yang tergenang air yang menimbulkan pita berwarna. Pita
berwarna ini diakibatkan oleh interferensi cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas
dan bawah lapisan tersebut. Warna yang berbeda muncul karena keaneka ragaman dalam
tebal film, yang menyebabkan interferensi untuk panjang gelombang yang berbeda pada
titik yang berbeda. Sebagian cahaya dipantulkan dari bagian atas permukaan udara air.

34
Karena cahaya merambat lebih lambat di air dari pada di udara, terdapat perubahan fase
180° pada cahaya yang dipantulkan ini. Sebagian cahaya masuk film dan sebagian
dipantulkan oleh permukaan bagian bawah air-udara.

G. POLARISASI

Pada Pada umumnya sumber cahaya memancarkan cahaya yang tidak


terpolarisasi yaitu kuat medan listrik di titik mana saja selalu tegak lurus terhadap arah
merambat cahaya tetapi arahnya berubah secara acak. Dengan adanya polarisator maka
hanya medan listrik yang arah getarnya yang sesuai dengan polarisator itu yang
diizinkan untuk melewati polarisator. Sehingga cahaya yang keluar arah medan
listriknya tidak sembarangan inilah yang disebut polarisasi.

H. PERANANAN CAHAYA PADA MAHLUK HIDUP


1. Proses fotosintesis pada tumbuhan

Tumbuhan bersifat autotrof artinya dapat mensintesis makanan sendiri dari


senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang
menghasilkan glukosa berikut ini:

12H2O + 6CO2 + cahaya --> C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan
pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif
sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I
terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 700
nanometer, sedangkan fotosistem II 680 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja
35
secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling
memperkuat.

Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada


fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang
rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang
menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan
fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti.
Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari
hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air
ini adalah elektron dan oksigen.

2. Proses terbentuknya warna

Cahaya yang datang dari matahari mencapai bumi dengan kecepatan 300.000
km per detik. Berkat kecepatan cahaya itulah, kita selalu melihat dunia penuh dengan
warna. Lalu, bagaimanakah citra-citra yang tak tersela ini dibuat?

Cahaya menembus atmosfer dengan kecepatan luar biasa dan mencapai bumi
dengan menumbuk berbagai objek. Ketika menumbuk suatu objek dengan
kecepatan seperti ini, cahaya berinteraksi dengan atom-atom objek tersebut dan
memantul dengan panjang gelombang berbeda, yang sesuai dengan warna-warna.
Dengan cara inilah, buku yang sekarang Anda pegang, baris-barisnya, gambar-
gambar, pemandangan yang Anda lihat di luar, pepohonan, gedung, mobil, langit,
burung, kucing, singkatnya semua yang ditangkap mata Anda, memantulkan warna-
warnanya.

Molekul yang memungkinkan warna dipantulkan adalah molekul


pigmen. Warna yang dipantulkan suatu objek tergantung pada molekul pigmen yang
terkandung dalam objek tersebut. Setiap molekul pigmen mempunyai struktur atom
yang berbeda. Nomor, jenis dan urutan atom dalam molekul-molekul itu berbeda satu
sama lain. Cahaya yang menumbuk pelbagai pigmen itu kemudian dipantulkan
dalam berbagai nuansa warna. Namun, ini saja tidak cukup untuk pembentukan
warna. Agar cahaya pantul yang memiliki suatu kualitas warna tertentu dapat

36
diterima dan dilihat, pantulan itu harus mencapai alat pelihat yang mampu
mengindranya.

Sinar yang berasal dari matahari mengaktifkan pigmen-pigmen di dalam objek


sehingga warna-warna terbentuk. Kita dapat mengibaratkan molekul pigmen sebagai
ayakan yang mempunyai tingkat selektivitas tergantung pada lubang-lubangnya.
Seperti pada ayakan panjang gelombang yang di pilih pigmen menurut strukturnya
yang berarti warna bervarisasi.

3. Proses melihat

Agar sinar yang dipantulkan objek dapat dilihat sebagai warna, sinar itu harus
mencapai mata. Keberadaan mata saja tidak cukup. Setelah mencapai mata, sinar itu
harus diubah menjadi sinyal-sinyal saraf yang mencapai otak yang bekerja selaras dengan
mata. Mari kita pikirkan mata dan otak kita sendiri sebagai contoh terdekat. Mata
manusia adalah sebuah struktur sangat kompleks yang terdiri atas banyak organel dan
bagian yang berbeda. Kerja serempak dan selaras semua bagian ini membuat kita
dapat melihat dan menangkap warna. Mata, dengan jaringan-jaringan dan organel-
organelnya seperti kelenjar air mata, kornea, konjungtiva, selaput pelangi, dan pupil,
lensa, retina, choroid, otot-otot dan kelopak mata, adalah sistem yang tiada taranya.
Selain itu, dengan jaringan saraf luar biasa yang menyambungkan mata dengan otak,
dan daerah penglihatan yang sangat kompleks, mata secara keseluruhan, mempunyai
struktur yang sangat istimewa, yang keberadaannya tidak dapat dianggap kebetulan.

37
Setelah pengantar singkat tentang mata, marilah kita lihat juga bagaimana proses
melihat terjadi. Sinar yang datang ke mata mula-mula melewati kornea, lalu pupil
dan lensa-lensa, dan akhirnya mencapai retina.

Di sebelah kiri, kita lihat hubungan antara sel-sel saraf dalam retina.
Interkoneksi yang kompleks antara lapisan-lapisan sel ini membantu sel-sel saraf untuk
bergerak bersama dan berinteraksi satu sama lain. Di sebelah kanan, adalah sebuah
close-up sel kerucut. Jika sel- sel kerucut-pendek membantu kita melihat dunia
berwarna, sel-sel batang-panjang membantu kita melihat bentuk dan gerakan.

Pengindraan warna dimulai pada sel kerucut dalam retina. Ada tiga
kelompok utama sel kerucut yang bereaksi sangat kuat terhadap warna tertentu dari
cahaya. Sel-sel ini dikelompokkan sebagai sel-sel kerucut biru, hijau dan merah. Warna
merah, biru dan hijau, yang membuat sel kerucut itu bereaksi, adalah tiga warna primer
yang ada di alam. Dengan rangsangan sel kerucut yang sensitif terhadap ketiga warna ini,
pada derajat yang berbeda, muncullah jutaan warna yang berbeda.

Sel kerucut mengubah informasi yang berhubungan dengan warna ini menjadi impuls
saraf melalui pigmen-pigmen yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya, sel saraf yang
terhubung dengan sel kerucut ini mengirimkan impuls saraf ke suatu daerah tertentu
dalam otak. Dalam daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam otak
inilah tempat dibentuknya dunia penuh warna yang kita lihat sepanjang hidup.
38
4. Pembentukan vitamin D pada tulang

Terik sinar matahari tidak selalu berdampak negatif. Paparannya di pagi hari
memiliki manfaat bagi kesehatan tulang karena menjadi sumber vitamin D. Paparan
sinar matahari yang baik adalah sinar matahari pagi hari, sebelum pukul 08.00. Pada jam
tersebut, matahari akan memberikan sinar yang bermanfaat bagi tubuh. Pancarannya
mampu mensintesis menjadi vitamin D, dan bermanfaat untuk kesehatan tulang dan
pembentukan kalsium. Pada waktu berkas sinar ultraviolet menganai kulit maka sinar ini
akan disaring di kulit, di bawah kulit terdapat sejumlah besar simpanan kolesterol. Sinar
ultraviolet mengubah simpanan kolesterol ini menjadi vitamin D. Dengan
bertambahnya tingkat vitamin D dalam tubuh karena terkena sinar matahari, bisa
meningkatkan penyerapan kalsium. Ini menolong pembentukan dan perbaikan tulang dan
mencegah penyakit seperti rakitis dan osteomalacia (pelembutan tulang tidak normal).

39
LATIHAN SOAL :

1. Dengan menggunakan garputala berfrekuensi 1.368 Hz dan tabung


resonator, bunyi keras pertama terjadi jika panjang kolom udara
diatas permukaan air 6,25 cm. kecepatan bunyi di udara pada saat
itu adalah….
a. 324 m/s
b. 330 m/s
c. 336 m/s
d. 340 m/s
e. 342 m/s
2. Seutas dawai panjangnya 40 cm, kedua ujungnya terikat dan
digetarkan sehingga pada seluruh panjang dawai terbentuk empat
perut gelombang. Dawai tersebut ditarik dengan gaya 100 N. jika
massa dawai 1 gram frekuensi getaran dawai adalah….
a. 200 Hz
b. 400 Hz
c. 800 Hz
d. 1.000 Hz
e. 1.600 Hz
3. Sifat dari gelombang ultrasonik yang di gunakan dalam
pemeriksaan organ tubuh dengan alat ultrasonografi adalah
sifat….
a. Interferensi
b. Refleksi
c. Refraksi
d. Difraksi
e. Polarisasi
4. Jika suatu gelombang melalui celah yang sempit, maka akan terjadi :
a. Pemantulan
b. Difraksi
c. Pembiasan

40
d. Polarisasi
e. interfrensi
5. Pada percobaan Young (celah ganda),jika jarak antara dua celahnya dijadikan dua
kali semula, maka jarak anara dua garis gelap yang berurutan menjadi..........
a. 4 kali semula
b. 2 kali semula
c. ½ kali semula
d. ¼ kali semula
e. Tetap tidak berubah

SOAL ESSAY
1. Seberkas cahaya dilewatkan pada kisi difraksi dengan 5000 garis/cm akan
dihasilkan garis terang kedua dengan sudut deviasi 30 derajat terhadap garis
normal. Tentukan panjang gelombang cahaya yang digunakan ?
2. Sebuah celah tunggal lebarnya 0,2 mm disinari tegak lurusberkas cahaya yang
panjang gelombangnya 8000 nm. Pola difraksi ditangkap pada layar yang
jaraknya 1 meter dari celah. Tentukan :
a. jarak antara garis terang pusat terhadap garis gelap ketiga
b. Jarak antara garis gelap kedua terhadap gelap ke 4

6.

41
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Gelombang bunyi adalah suatu gelombang mekanik dan gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium
2. Sifat-sifat dari gelombang bunyi adalah bunyi dapat dipantulkan, bunyi dapat
dibiaskan, bunyi dapat dipadukan, dan bunyi dapat dilenturkan
3. Bunyi dapat didengar karena bunyi memiliki sumber bunyi yang memiliki
frekuensi dan panjang gelombang tertentu, selain itu bunyi dapat didengar
karena bunyi merambat melalui suatu medium, tanpa medium itu bunyi tidak
dapat didengar.
4. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombangsekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang
gelombangkasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang
disebut foton. Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya
secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel".
5. Cahaya bisa mengalami difraksi, interferensi, pementulan, pembiasan,
dan polarisasi.
6. Peranan cahaya pada kehidupan kita antara lain:
a. Proses fotosisntesis
b. Proses melihat
c. Proses terbentuknya warna
d. Dan proses pembentukan tulang

B. Saran
Berikut adalah saran yang dapat penulis sampaikan setelah penyusunan makalah
ini.

42
1. Sebaiknya para pembaca selektif dalam memilih sumber buku untuk
referensi.
2. Sebaiknya pembaca menambah pengetahuan dari referensi lain yang ada,
seperti jurnal maupun internet

43
DAFTAR PUSTAKA
Suharyanto dkk. 2009. Fisika untuk MA dan SMA kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Dpartemen Pendidikan Nasional
Surya, Yohanes. 2009. Seri Bahan Persiapan Olimpiade Sains Nasional/Internasional
SMA - Mekanika dan Fluida 1. Jakarta: PT KANDEL.
Utomo, Pristiadi. 2007. Fisika Interaktif untuk SMA/MA. Jakarta: Azka Press.
Foster, Bob. 2004. Fisika SMA Jilid 3A untuk Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya

44
45
46
47
48

Anda mungkin juga menyukai