Anda di halaman 1dari 6

FISIKA INTI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Harian

Mata Kuliah Fisika Inti

Dosen Pengampu :

Dra.Pratiwi Dwijiananti,M.si.

Fifin Dewi Ratnasari, S.si.,m.sc

Disusun Oleh:

Siwi Tri Panuntun (4201415003)


Laksita Ayu Wardani (4201415004)
Anis Safitri Hudaningrum (4201415046)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018
KESEIMBANGAN RADIOAKTIF

Sebelum masuk pada materi keseimbangan radioaktif, materi pra syarat yang harus
terpenuhi adalah hukum radioaktifitas dan disintegrasi berurutan. Setelah memahami kedua
materi tersebut, maka akan lebih mudah dalam mempelajari keseimbangan radioaktif. Pada
makalah ini kami akan menjelaskan tiga jenis keseimbangan radioaktif, yaitu keseimbangan
transien (transient equilibrium), keseimbangan sekuler (Secular equilibrium), dan tidak
terjadinya keseimbangan. Ditambah satu lagi materi tentang peluruhan berturutan dalam jumlah
banyak.

A. Keseimbangan Transien (Transient Equilibrium)


Persamaan di bawah ini memberikan hubungan antara 𝑁2 dengan 𝑁10 :
−λ1
𝑁2 = (λ 𝑁10 (𝑒 −λ1 𝑡 − 𝑒 −λ2 𝑡 )
2 −λ1 )

𝑁2 akan mencapai harga maksimum pada = 𝑡𝑚 , 𝑡𝑚 dapat ditentukan dari


𝑑𝑁2 λ1
= 0 = (λ 𝑁10 (−λ1 𝑒 −λ1 𝑡𝑚 + λ2 𝑒 −λ2 𝑡𝑚 )
𝑑𝑡 2 −λ1 )

1 λ
Sehingga 𝑡𝑚 = (λ ln λ2
2 −λ1 ) 1

𝑑𝑁2
Setelah harga maksimum 𝑁2 tercapai, maka lajudisintegrasi 𝑁2 yakni tergantung
𝑑𝑡

pada λ1 dan λ2 . Ada 2 kemungkinan :


1. 𝛌𝟏 < 𝛌𝟐
Ini berarti bahwa 𝜏1 > 𝜏2 , jadi 𝑒 −λ2 t mencapai nol lebih cepat daripada 𝑒 −λ1 t ,
λ1 λ1
sehingga 𝑒 −λ2 t ≈ 0. Jadi 𝑁2 = (λ 𝑁10 (𝑒 −λ1 t ) = (λ 𝑁1
2 −λ1 ) 2 −λ1 )

𝑁2 λ1
atau = (λ = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 , dikatakan bahwa 𝑁1 dan 𝑁2 berubah seketika.
𝑁1 2 −λ1 )

Gambar 1. (λ1 < λ2 )


Terlihat pada gambar di atas perbandingan aktivitas antara 𝑁1 dan 𝑁2 adalah :

𝑑𝑁2
𝑑𝑡 λ2 𝑁2 λ1
= =
𝑑𝑁1 λ1 𝑁1 (λ2 − λ1 )
𝑑𝑡

2. 𝛌𝟏 > 𝛌𝟐
Dapat dibuktikan bahwa :
λ1
𝑁2 = 𝑁 (𝑒 −λ2 t )
(λ2 − λ1 ) 10
Ini berarti setelah suatu waktu tertentu , 𝑁2 meluruh dengan laju peluruhannya sendiri,
𝑁1 akan habis dan 𝑁2 meluruh dengan λ2 , seperti terlihat pada gambar di bawah .

Gambar 2. (λ1 > λ2 )

B. Keseimbangan Sekuler (Secular Equilibrium)


Keseimbangan sekuler terjadi apabila umur paruh induk jauh lebih besar
dibandingkan umur paruh anak. Perbedaan antara umur paruh induk dengan anak yaitu
sekitar 104 kali atau lebih besar. Hal ini dikarenakan umur paruh induk jauh lebih besar
daripada besar umur paruh anak, maka konstanta peluruhan induk akan menjadi jauh
lebih kecil dan peluruhan anak atau 𝜆 ≫ 𝜆1 dan akibatnya 𝜆2 − 𝜆1 ≈ 𝜆2 dan 𝑒 −𝜆2𝑡 ≈
0. Sehingga,
Pada keseimbangan sekuler, aktivitas anak akan sama dengan aktivitas induk.
Radionuklida anak akan meluruh dengan umur paruh radionuklida induk. Berikut adalah
226
contoh dari keseimbangan sekuler adalah peluruhan Ra (t1/2 = 1620 tahun) menjadi
222
Rn (t1/2 = 3,5 hari) dan peluruhan90Sr (t1/2 = 19,9 tahun) menjadi 90
Y (t1/2 = 64,2 jam).
𝜆1
Dari persamaan N2 = 𝜆2−𝜆1 N10 (𝑒 −𝜆1𝑡 − 𝑒 −𝜆2𝑡 ) , apabila 𝜆1 ≪ 𝜆2 maka :
𝜆1
N2 = 𝜆2 N10 (1 − 𝑒 −𝜆2𝑡 )

Jika t sangat besar daripada τ2 , maka 𝑒 −𝜆𝑒𝑡 dapat diabaikan, dibanding dengan 1
sehingga :
𝜆1
N2 = N10 𝜆2 = tetap

N2 diketahui dalam keseimbangan sekuler dengan N1 .

Aktivitas Aktivitas

140Ba

Aktivitas total 140Ba


Aktivitas total

140La

140Ba t
140La t 140Ba 140La

t½ = 12,8 hari t½ = 40 jam t½ = 12,8 hari t½ = 40 jam


Keseimbangan sekuler antara 140Ba dan 140La

Keseimbangan sekuler antara 137Cs dan 137Ba

𝜆2
Karena t1/2 dari N1 sangat besar, maka N2 = 𝜆1 N1

𝜆1
dari persamaan N2 = 𝜆2−𝜆1 N10 (𝑒 −𝜆1𝑡 − 𝑒 −𝜆2𝑡 ) atau 2𝑁2 = 𝜆1𝑁1 ,

𝑁1 𝜆2 𝜏1
sehingga 𝑁2 = = .
𝜆1 𝜏2

C. Tidak Terjadi Keseimbangan


Jika umur paruh radionuklida induk lebih pendek daripada umur paruh
radionuklida anak atau konstanta peluruhan induk lebih besar daripada konstanta
peluruhan anak, maka tidak akan terjadi kesetimbangan. Jika pada awalnya terdapat
radionuklida induk murni, pada saat radionuklida induk meluruh, maka jumlah
radionuklida anak akan bertambah dan akan melewati titik maksimum, yang pada
akhirnya meluruh dengan umur paruh radionuklida anak.
Peluruhan eksponensial akhir anak diekstrapolasikan kembali ke t = 0. Titik
potong yang dihasilkan merupakan aktivitas sebesar c2𝜆2N10, dalam hal ini N10 atom
menyebabkan kenaikan atom N2 sedemikian awal sehingga 2N10 kemungkinan ditentukan
sama dengan nilai ekstrapolasi N2 pada t=0. Perbandingan antara aktivitas awal dengan
aktivitas ekstrapolasi menghasilkan perbandingan umur paruh sebagai berikut:
1
𝑐1 𝜆1 𝑁10 𝑐1 𝜆1 𝑐1 𝑡12
= × = × | 1|
𝑐2 𝜆2 𝑁10 𝑐2 𝜆2 𝑐2
𝑡22
Pada kesetimbangan transien dan tidak terjadi kesetimbangan, ada titik maksimum
dari kurva pertumbuhan anak yang menunjukkan aktivitas anak terbesar yang dapat
dicapai. Waktu untuk mencapai aktivitas maksimum tersebut dapat ditentukan dengan
cara mendeferensialkan nuklida anak terhadap waktu, dan hasil deferensial tersebut sama
𝑑𝑁2
dengan nol atau =0.
𝑑𝑡

\
Pada saat tm tercapai, laju peluruhan anak 𝜆2N2 sama dengan laju pembentukan 𝜆1N1.
Untuk kesetimbangan sekuler besarnya tm adalah tidak terhingga.

D. Peluruhan Berturutan Dalam Jumlah Banyak


Pembahasan sebelumnya adalah untuk menentukan banyaknya nuklida anak dari
peluruhan berturut (N2), sedangkah untuk menentukan N3, N4, dan seterusnya digunakan
solusi Bateman dengan asumsi bahwa pada t = 0 maka 𝑁20 = 𝑁30 = … = 𝑁𝑛0 = 0.
Penyelesaian dari persamaannya adalah sebagai berikut:

Daftar Pustaka
Dwijananti, Pratiwi. 2012. Bahan Ajar Fisika Inti. Semarang: UNNES.
Elisa. 2012. Bab III Persamaan Peluruhan dan Pertumbuhan Radioaktif.
(hhtp://elisa.ugm.ac.id/archive/download, diakses pada 7 April 2018).

Anda mungkin juga menyukai