Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat dalam pengertian yang sangat luas adalah suatu keadaan yang dinamis di
mana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan
eksternal dan mempertahankan kesehatannya. Karakteristik sehat menurut WHO adalah
memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh, memandang sehat
dengan mengidentifiksi lingkungan internal dan eksternal dan penghargaan tentang
pentingnya peran individu dalam hidup (Edelman,2019).

Fungsi sistem pernafasan untuk mengambil oksigen dari atsmosper kedalam tubuh
dan masih mentransfor karbon dioksida yang di hasilkan sel-sel tubuh kembal ke
atmosfer. Organ-organ repiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan
dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan
pengaturan hormonal tekanan darah (Ethel Sloane, 2012).

Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru dan sering mengganggu


pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan nafas distal dan alveoli, pneumonia
lobural memperlihatkan bagian-bagian dari lobus, dan pneumonia lobus melibatkan
seluruh lobus. Komplikasi meliputi hipoksemia, gagal respiratorik, efusi pleura,
empyema, abses paru, bacteremia, disertai penyebaran infeksi kebagian tubuh lain yang
menyebabkan meningitis, endocarditis, dan pericarditis. Umumnya prognosisnya baik
bagi orang memiliki paru-paru normaldan ketahanan tubuh yang cukup baik sebelum
pneumonia menyerang. Akan tetapi, pneumonia merupakan penyebab tertinggi ketujuh
dari kematian dari amerika serikat. Dan pada tahun 2003 muncul tipe pneumonia baru
dan mematikan (Paramita, 2011).
WHO (Word Healt Organization) menunjukan, sekitar 800.000 hinga 1 juta orang
meninggal dunia setiap tahun akibat pneumonia. Pneumonia disebutka oleh WHO
sebagai kematian tertinggi. Word Pneumonia Day (WHD) melaporkan Indonesia
menjadi negagra dengan kejadian pneumonia ke-6 di dunia (Sutriyanto, 2012).

Di asia pneumonia memperkirakan 70% terjadi di Negara-negara bekembang


tertama di afrika dan asia tenggara. Presentase ini terbesar babhkan bila di
bandingkandenga diare (17%) dan malaria (8%) (Sutriyanti, 2012).

Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian number 3 setelah


kardiovaskuler dan tuberculosis. Factor social ekonomi yang rendah mempertinggi
angka kematian. Penangggulangan penyakit pneumonia menjadi focus ketiga dari
program penanggulanga penyakit infeksi saluran pernafasan askut.program ini
mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan
kegiatan penyuluhan penyebaran informasi tentang penanggulangan pneumonia oleh
tenaga kesehatan (Setiawan, 2009).

Daerah jawa barat berada di urutan ke 12, dan klarifikasi penyakit pneumonia di
kota Sukabumi berdasarkan data dari dinas kesehatan kota sukabumi penyakit
pneumonia berada di urutan 53 dengan jumlah 1.291 jiwa yang terkena penyakit
pneumonia dikota Sukabumi (Riskesdas, 2018).

Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkin paru dan sering mengganggu


pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan nafas distal dan alveoli, pneumonia
lobural memperlihatkan bagian-bagian lobus, dan pneumonia lobus melibatkan seluruh
lobural. Komplikasi meliputi hipoksemia, gagal respiratorik, efusi pleura, empyema,
abses paru, bacteremia, disertai penyebaran infeksi kebagian tubuh lain yang
menyebabkan meningitis, endocarditis, dan pericarditis. Umumnya prognosisnya baik
baik orang memiliki paru-paru normal dan ketahanan tubuh yang cukup baik sebelum
pneumonia menyerang. Akan tetapi, pneumonia juga adalah penyebab tertinggi ke tujuh
dari kematian dari Amerika Serikat. Dan pada tahun 2003 muncul tipe pneumonia bary
dan mematikan (Paramita, 2011).

Upaya penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang tepat merupakan


tindakan utama dalam menghadapi pasien pneumonia untuk mencegah komplikasi yang
lebih fatal dan diharapkan pasien dapat segera sembuh kembali. Intervensi keperawatan
berjalan dengan lancar maka di perlukan kerja sama yang baik dengan tim kesehatan
yang lainya, serta dengan melibatkan pasien dengan dan keluarganya(Paramita, 2011).

Berhubungan dengan hal tersebut penulis tertarik memberikan asuhan keperawatan


pada Ny.M dengan gangguan system pernafaan ”pneumonia” RS Bhayangkara Setukpa
Lemdikpol kota Sukabumi. Berdasarkan data-data yang diperoleh penyakit pneumonia
termasuk urutan ke 11 dari 20 penyakit terbesar di RS Bhayangkara Setukpa
Lemdiktpol kota Sukabumi (Rekam medis).

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada pasien dengan


pneunmonia yaitu pemberi asuhan keperawatan, perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada pasien, dengan cara
pendekatan kepada pasien dan keluarga pasien, melalui proses keperawatan yang
meliputi pengkajian dalm upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar,
menegakan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisa data, merencanakan
intervensi keperawatan berbagai upaya mengatasi masalah pasien yang muncul dan
membuat langkahatau cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan
sesuaidengan rencana yang ada dan melakukan evaluasiberdasarkan respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.

Bahaya pneumonia, bila infeksi tidak ditangani dengan baik, maka aka nada
komplikasi atau masalah kesehatan lain yang timbul. Komplikasi yang akan timbul
akibat pneumonia adalah.
a. Bakterimia, hal ini terjadi ketika bakteri penyebab infeksi masuk ke dalam darah
sehinggga menyebabkan penurunan tekanan darah, peradangan di dalam darah,
bahkan dalam beberapa kasus mengakibatkan kegagalan luka.
b. Luka pada organ paru, infeksi yang ditimbulkan membuat paru semakin sulit
bernafas.
c. Efusi pleura, jika infeksi tidak ditangani dengan baik, maka cairan akan berkumpul
pada bagian selaput paru dan menyebabkan pasien semakin sulit bernafas.
d. Infeksi pada salah satu bagian jantung, bakteri dapat mengidentifikasi jantung juga
meskipun tadinya berada di organ paru. Kondisi ini disebut dengan endocarditis.
Penyebaran infeksi ke jantung ini harus segera ditangani, karena jika tidak pasien
akan beresiko mengalami gagal jantung.

Berdasarkan urain di atas maka oenulis tertarik untuk menulis dan mengkaji kasus
dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Ny.M Dengan
Gangguan Sistem Pernafasan “pneumonia” di RS Bhayangkara Setukpa Lemdikpol
Kota Sukabumi.

B. Tujuan
1. Umum
Untuk mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan secara langsung pada pasien dengan pneumonia yang konfrehensif
meliputi aspek bio-psikososial dan spiritual dengan pendekatan proses
keperawatan.
2. Khusus
a. Mampuh mendeskripsikan hasil pengkajian “pneumonia”.
b. Mamppuh mendeskripsikan diagnosa keperawatan “pneumonia”.
c. Mampuh mendeskripsikan rencana asuhan keperwatan “pneumonia”.
d. Mampuh mendeskripsikan tindakan keperawatan “pneumonia”.
e. mampuh mendeskripsikan evaluasi pada “pneumonia”.
f. Mampuh membandingkan antar konsep dengan kenyataan keperawatan
“pneumonia”.
C. Metode telaahan
Yang di maksud dengan motode telaahan dalam penulisan karya tulis ilmiah
adalah pendekatan yang digunakan dalam menghimpun data atau informasi dan
baerbagai cara memperoleh data atau informasi (wawancara, observasi dll).
1. Metode deskriftif, menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan yang di
laksanakan terhadap seorang pasien dengan pneumonia.
2. Teknik pengumpulan data
a) Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrument yang di gunakan untuk
mengenali data secara lisan. Hal ini haeuslah dilakukan secara mendalam
agar kita mendapatkan data yang valid dan detail. Dengan cara melakukan
Tanya jawab langsung denga keluarga pasien, perawat ruangan dan tim
kesehatan lain yang terkait, itu bertujuan agar mendapatkan data yeng
diperlukan dalam melaksanakan proses keperawatan pasien dengan
pneumonia.
b) Observasi
Mengumpulkan data dengan cara pengamatan dan pengamatan secara
sistemik atau memantau secara langsung kondisi pasien untuk memperoleh
data dengan masalah kesehatan dengan keperawatan pasien pneumonia.
c) Studi dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang didapat dengan cara mempelajari
langsung rekam medis pasien di ruangan.
d) Pemeriksaan fisik
Pemerikaan fisik dlam keperwatan digunakan untuk memperoleh data
subjektif dan objektif dari riwayat kesehatan pasien. Tujuan pemeriksaan
fisik untuk menentukan status kesehatan pasien, mengidentifikasi masalah,
dan mengambil data dasar untuk menetukan rencana tindakan keperawatan,
cara yang di pakai peulis yaitu dengan cara persistem.
e) Studi pustakaan
Pengumpulan data dena cara studi kepustakaan yaitu didapat dari
literature yang menunjang terhadap kasus dan data-data yang sudah
diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan stusdi dokumentasi.
3. Sumber dan jenis data
a) Sumber data
1. Sumber data primer
Pasien adalah sumber data utama dan perawat dapat mengenali
informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehata pasien.
2. Sumber dats sekunder
Data dapat diperoleh dari orang terdekat, seperti orang tua, suami
istri, anak, teman, jika pasien mengalami gangguan keterbatasan dalam
berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya pasien bayi atau
anak-anak atau pasien Dlam kedaan idak sadar.
b) Jenis data
1. Data subjektif
Data yang didapat dari pasien sebagi suatu pendapat terhadap situasi
dan kejadian informasi tersebut tidak bias ditemukan oleh perawat,
mencangkup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya
misalnya, perasaan nyeri, perasan lemah, ketakutan, kecemasaan,
frustasi, mual, dan perasaan malu.
2. Data objektif
Data yang dapat di observasidan di ukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indra, pendengaran, dan peraba selama pemeriksaan
fisik misalnya, frekuensi nadi, pernafasaan, tekanan darah, edema, berat
badan, dan tingkat kesadaran.
D. Sistematika penilisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari uraian yang melatarbelangi penulis untuk pengamilan kasus, yujuan
penulisan yang ingin di capai, medode penulisan dan teknik pengumpulan data serta
sistematika.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Memberika gambaran tentang konsep seacar teoritis meliputi definisi, eiologi,
manifestasi klinis, patofisioligi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis,
serta tinjauan teoritis mengenai prosesasuhan keperawatan pada pasien pneumonia.
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHAN
Memberikan gambaran mengenai hal-hal yang terdapat pada saat melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan pneumonia yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catat
perkembangan.
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penatalaksanaan asuhan
keperwatan serta rekomendasi rumah sakit, perawat, institusi pendidikan
keperawatan, dan mahasiswa keperawatan dalma meningkatkan asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai