Disusun oleh
Kelompok 4
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Terima kasih kami ucapkan
kepada dosen mata kuliah “Gerontik” yang dengan dukungannya sehingga tugas kuliah ini
selesai tepat pada waktunya. Terima kasih juga diucapkan kepada teman-teman serekan yang
telah bekerjasama dan bersusah payah, sehingga tugas ini selesai dengan baik.
Kami sebagai penulis pemula merasa banyak sekali kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya, kami berharap semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kita semua sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan ................................................................................................... 5
D. Manfaat ................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Lansia .................................................................................... 6
B. Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia ........................... 6
C. Tujuan Asuhan Keperawatan Lansia .................................................. 7
D. Konsep Implementasi Keperawatan Lansia ........................................ 7
E. Tinjauan Kasus.................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan
kematian (Hutapea, 2005). Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides 1994).
Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai menurun.
Beberapa perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat terlihat jelas oleh
seseorang pengamat biasa meskipun mereka berdampak pada beberapa lansia lebih dari
yang lain.
Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia hampir sekitar 250 juta dan komposisi
masyarakatnya juga sangat beragam. Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang
memiliki komposisi masyarakat yang disebut “Triple Burden”, dimana jumlah kelahiran
bayi yang masih tinggi, masih dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus
meningkat. Seiring meningkatnya jumlah lansia, berbagai macam gangguan kesehatan
juga dapat dialami para lansia. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan kesehatan yang
mampu mengatasi permasalahn lansia, diantaranya dengan tindakan keperawatan.
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko dan
sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan penekanan
pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang
optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan
menggunakan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan,
implementasi dan evaluasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi lansia?
2. Bagaimana kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia?
3. Apa tujuan Asuhan keperawatan pada lansia?
4
4. Bagaimana konsep implementasi keperawatan pada lansia?
5. Bagaimana tinjauan kasus pada implementasi pada lansia?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6
keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi
dekubitus (lecet).
7
klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan
dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
lansia. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Berbicara dengan lembut dan sopan.
2) Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan
berulan kali, jika perlu dengan gambar.
3) Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori
dari implementasi keperawatan, antara lain:
1) Cognitive implementations
meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan
klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan
disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan,
8
mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan
sesuai kebutuhan, dan lain lain.
2) Interpersonal implementations
meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan,
menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal,
pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai
advokasi klien, role model, dan lain lain.
3) Technical implementations
meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas
rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir
respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri,
kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
2. Jenis implementasi
Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat
melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi
keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi
keperawatan, antara lain:
1) Independent implementations
adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk
membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan,
misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL),
memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan
yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan
psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien,
melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
2) Interdependen/ Collaborative implementations,
adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim
keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya
dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric
tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya
dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan
tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian,
ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien,
9
serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi
perhatian perawat.
3) Dependent implementations,
adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain,
seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam
hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli
gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian
fisioterapi.
3. Tahap Yang Perlu Diperhatikan Dalam Implementasi
Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan adalah:
1) Pada tahap persiapan.
a) Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional sendiri.
b) Memahami rencana keperawatan secara baik.
c) Menguasai keterampilan teknis keperawatan.
d) Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.
e) Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
f) Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan
keperawatan.
g) Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur
keberhasilan.
h) Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.
i) penampilan perawat harus menyakinkan.
2) Pada tahap pelaksanaan
a) Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang keputusan
tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.
b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya
terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
c) Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia
dan kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang diberikan oleh perawat.
d) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah
energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy,
kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
10
3) Pada tahap terminasi.
a) Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah diberikan.
b) Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c) Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
d) Lakukan pendokumentasian.
4. Pendekatan Tindakan
Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa
pertimbangan, antara lain:
1) Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi keperawatan yang akan dilakukan.
2) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki,
penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian
terhadap penyakit dan intervensi.
3) Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4) Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta
upaya peningkatan kesehatan.
5) Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya.
6) Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan
kepada klien.
5. Prinsip Implementasi
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan
(Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan respons klien.
2) Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan.
3) Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4) Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan.
5) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan.
6) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
11
7) Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan.
Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
8) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
9) Bersifat holistik.
10) Kerjasama dengan profesi lain.
11) Melakukan dokumentasi
6. Metode Implementasi
1) Membantu Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari(AKS) adalah aktivitas yang biasanya
dilakukan sepanjang hari/ normal, aktivitas tersebut mencakup: ambulasi,
makan, berpakaian, mandi,menyikat gigi,dan berhias. Kondisi yang
mengakibatkan kebutuhan AKS dapat bersifat akut, kronis, temporer,
permanen, Sebagai contoh, klien pascaoperatif yang tidak mampu untuk
secara mandiri menyelesaikansemua AKS,Sementara terus beralih melewati
periode pascaoperatif,klien secara bertahap kurang bergantung pada perawat
untuk menyelesaikan AKS.
2) Konseling
Konseling merupakan metoda implementasi yang membantu klien
menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengelani dan menangani
stres dan yang memudahkan hubungan interpersonal diantara
klien,keluarganya,dan tim perawatan kesehatan.klien dengan diagnosa
psikiatris membutuhkan terapi oleh perawat yang mempunyai keahlian dalam
keperawatan psikiatris oleh pekerja sosial,psikiater dan psikolog
3) Penyuluhan
Digunakan menyajikan prinsip, prosedur dan teknik yang tepat tentang
perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang
ststus kesehatannya.
4) Memberikan asuhan keperawatan langsung
Untuk mencapai tujuan terapeutik klien, perawat melakukan intervensi
untuk mengurangi reaksi yang merugikan dengan menggunakan tindakan
pencegahan dan preventive dalam memberikan asuhan.
12
E. Tinjauan Kasus
Implementasi
Menganjurkan pada
pasien untuk
menghindari/meminimalk
an aktivitas yang dapat
meningkatkan sakit
kepala/nyeri.
13
penerangan, lantai tidak
licin dan basah
Membantu klien apabila
ingin beraktivitas yang
berat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu
maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, panti maupun puskesmas,
yang diberikan oleh perawat.
Dalam semua tindakan keperawatan pada lanjut usia hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu
berbicara dengan lembut dan sopan, memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah
dimengerti dan dilakukan berulang kali, jika perlu dengan gambar serta memberikan
kesempatan pada lansia untuk bertanya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan lansia dan
memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai
dengan evaluasi yang diharapkan.
15
Daftar Pustaka
http://makalahlistavanny.blogspot.com/2017/08/makalah-gerontik-landasan-teori-
askep.html?m=1
16