Anda di halaman 1dari 3

Materi Asas-Asas Hukum Pidana dalam Perkembangan

I. Percobaan (poging)
KUHP dapat menjatuhkan hukuman atas perbuatan memulai melaksanakan suatu niat
yang jahat. Hal ini diatur dalam pasal 53 ayat 1 KUHP. Teori percobaan dalam hukum pidana
merupakan perluasan pertanggungjawaban pidana dari sudut perbuatannya, yakni
perbuatan permulaan pelaksanaan kejahatan yang tidak selesai akibat dari kehendak diluar
pembuat (dader)
Unsur-unsur percobaan yaitu:

 Adanya suatu maksud dari pembuat (niat) (voornemen)


Menurut Vos, adanya niat dalam unsur percobaan ialah sama dengan sengaja
sebagai maksud ( opzet als ogmerik ). Sedangkan menurut Simons,Van
Hamel,dan Zevenbergens mengatakan bahwa niat (voornemen) ialah sama
dengan sengaja dalam berbagai bentuk : sengaja sebagai maksud (opzet als
oogmer), sengaja dengan sadar kepastian (opzet met zekerheidbewustzijn),
sengaja dengan sadar kemungkinan (dolus eventualis)
 Adanya permulaan pelaksanaan (begin van uitvoering)
Dalam permulaan pelaksanaan dibagi dua fase yaitu: persiapan (voorbereiding)
dan pelaksanaan (uitvoering). Dalam menentukan kapan permulaan pelaksanaan
dibagi dua teori : subjektif dan objektif.
Teori subjektif – permulaan pelaksanaan dari niat, yaitu bertolak dari sikap batin
yang berbahaya dari pembuat dan tiap perbuatan yang menunjukan bahwa
pembuat secara psikis sanggup melakukannya (van dijk)
Teori objektif- permulaan pelaksanaan dari kejahatan, yaitu bertolak dari
berbahayanya perbuatan bagi tertib hukum dan tiap perbuatan yang
membahayakan kepentingan hukum (zevenbergen)

 Ondeugdelijke Poging (percobaan tidak mampu)


- ketidakmampuan pelaku
- ketidakmampuan alat yang digunakan
- ketidakmampuan objek

 Mangel am Tatbestand
Yaitu: perbuatan yang tidak mungkin mewujudkan rumusan delik karena tidak
adanya unsur esensial dalam rumusan delik, misal : mencuri barang yang ternyata
sudah diberikan kepada dirinya (unsur barang sesuatu yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain- tidak ada), menembak orang mati (mayat) yang
dikira masih hidup (unsur merampas nyawa orang lain tidak ada karena mayat tidak
memiliki nyawa). Mangel am Tatbestand ini tidak sama dalam delik putatif, karena
delik putatif adalah salah kira tentang suatu unsur pidana
II. Penyertaan (deelneming)
1. Dipidana sebagai pembuat delik :
I. - yang melakukan
- menyuruh melakukan
- ikut melakukan

II. yang menganjurkan sesuatu,menyalahgunakan


kekuasaan,kekerasan,ancaman,kebohongan,atau
Dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, dengan sengaja
menggerakan orang lain supaya melakukan perbuatan pidana

2. Dipidana sebagai pembantu :


I. mereka yang memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan
II. mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk
dilakukannya kejahatan

 Unsur dalam penyertaan


1. pelaku : - secara lengkap memenuhi semua unsur delik
- dalam delik formal, melakukan pelanggaran atas larangan atau
keharusan dala UU
- dalam delik materil, penyebab dari akibat

- menyuruh
2. peserta :
- turut serta
Pelaku Melakukan Tindak Pidana
- membujuk

- membantu

 Menyuruh melakukan (doen plegen)


- menggerakan orang lain
- middelijke dader – pelaku tidak melakukan sendiri/perbuatan tidak langsung
- yang disuruh tidak ada niat
- yang disuruh tidak diminta pertanggungjawaban
- yang disuruh tidak bertanggung jawab karena
- pasal 44 kuhp
- karena diancam (overmacht) pasal 48 kuhp
- perintah jabatan tidak sah (pasal 51 (2) kuhp)
- yang disuruh tidak punya kesalahan
 Turut Melakukan (mede plegen)
- adanya kesepakatan dalam berencana dengan si pelaku
- adanya kerja sama secara sadar antara pelaku dengan yang turut melakukan
- orang yang turut melakukan harus melakukan tindakan pelaksanaan
- orang yang turut melakukan punya niat

 Membujuk (uitlokking)
- ada orang yang membujuk dan orang yang dibujuk
- orang yang dibujuk dapat dipertanggungjawabkan
- orang yang membujuk dan orang yang dibujuk mempunyai niat yang sama
- niat dari orang yang dibujuk terbentuk karena bujukan orang yang membujuk
(transfer niat)

 Membantu (medeplichteig)
- bantuan diberikan dengan sengaja
- dibagi 2 fase yaitu : pada saat kejahatan dilakukan dan membantu untuk
- harus memenuhi unsur subjektif dan objektif
- subjektif : bantuan yang diberikan digunakan oleh pelaku dalam melakukan
- objektif : bantuan diberikan dgn sengaja dan kesadaran akan membantu
Kejahatan

Anda mungkin juga menyukai