Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maulana Fadillah

NPM : 110110170271

Ilmu Perundang-undangan Kelas D

Analisis Aspek Hukum Dalam Film Reversing Roe (2018)

1. Masalah hukum apa yang terjadi pada film tersebut, dan disebabkan oleh apa?
Masalah hukum yang dihadapi dalam Film Reversing Roe adalah masalah perjalanan
legalitas dari perbuatan aborsi di Negara Amerika Serikat dan pengujian undang-undang
yang mengatur mengenai kegiatan aborsi. Pada awalnya perbuatan aborsi dilarang di
berbagai Negara Bagian melalui undang-undang anti aborsi di berbagai wilayah Amerika
Serikat. Dalam perkembangannya di hadapan Supreme Court Amerika Serikat melalui
putusan kasus Roe v Wade pada tahun 1973 mendekriminalisasi tindakan aborsi secara
di seluruh Negara Bagian, sehingga tindakan aborsi menjadi perbuatan yang
diperbolehkan dan tidak melawan hukum dengan ketentuan tertentu. Kisah dari
putusan ini berawal dari seorang Warga Negara Amerika Serikat yang bernama Norma
McCorvey yang pada bulan Juni 1969 mendapati dirinya sedang hamil anak ketiga,
namun kehamilan itu tidak dikehendakinya. Norma McCorvey lalu berupaya untuk
melakukan aborsi, namun pada waktu itu di Negara Bagian Texas terdapat undang-
undang anti aborsi yang melarang perbuatan aborsi kecuali melakukan aborsi dengan
syarat, kesehatan ibu terancam, anak yang dikandung merupakan hasil dari
pemerkosaan, dan anak yang dikandung merupakan hasil hubungan sedarah (incest).
Selanjutnya McCorvey melalui pengacara Linda Coffee dan Sarah Weddington
mengajukan pengujian undang-undang anti aborsi di Negara Bagian Texas kepada
Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk wilayah Distrik Utara Texas (United States
District Court for the Northern District of Texas) dengan nama samaran Jane Roe. Hasil
dari pengujian undang-undang tersebut menyatakan bahwa undang-undang tersebut
tidak konstitusional, dan mendapati bahwa itu melanggar hak privasi sebagaiamana
yang diatur dalam Konstitusi Amerika Serikat Amandemen Kesembilan 1. Negara Bagian
Texas lalu mengajukan banding atas putusan tersebut kepada Supreme Court Amerika
Serikat yang kemudian menyatakan di dalam putusannya yang dikenal dengan Roe v
1
https://web.archive.org/web/20080731061027/http://judiciary.senate.gov/testimony.cfm?
id=1553&wit_id=4399, diakses pada Sabtu, 9 Mei 2020 Pukul 23.22
Wade bahwa Konstitusi Amerika Serikat memberikan hak privasi kepada wanita hamil
untuk memilih apakah akan melakukan aborsi atau tidak, namun dalam keterangan lebih
lanjut hak ini tidaklah bersifat mutlak, tetapi harus seimbang dengan kepentingan
negara untuk melindungi kesehatan wanita dan melindungi kehidupan pra kelahiran,
sehingga melalui putusan tersebut membatalkan semua undang-undang di Negara
Bagian yang melarang tindakan aborsi, dan menetapkan pedoman untuk prosedur
aborsi dengan batas minimal trimester kehamilan 2. Selama trimester pertama, negara
tidak bisa melarang aborsi sama sekali, trimester kedua negara bagian dapat melakukan
regulasi sewajarnya, trimester ketiga aborsi dilarang untuk dilakukan. Putusan ini
menimbulkan banyak pertentangan di dalam masyarakat dikemudian hari. Melalui
putusan Roe v Wade juga berefek pada pengujian undang-undang pengaturan aborsi
dikemudian hari, karena dalam putusan ini dapat dikatakan bahwa perbuatan aborsi
secara fundamental merupakan hak privasi wanita yang perlu dijamin dalam Konstitusi
Amerika Serikat Amandemen Keempatbelas. Masalah legalitas aborsi di Amerika Serikat
kemudian berlanjut dalam kasus yang dikenal dengan Planned Parenthood v Casey.
Kisah dari kasus ini bermula dari ketentuan dalam Pennsylvania Abortion Control Act
1982 yang mensyaratkan dalam prosedur aborsi di Negara Bagian Pennsylvania yaitu,
informasi mengenai aborsi dapat membahayakan keseehatan ibu dan janin, pernyataan
bahwa ibu yang melakukan aborsi telah memberitahu pasangannya, izin dari orang tua
atau wali bagi ibu yang hamil dibawah umur, keadaan medis darurat, dan persyaratan
pelaporan serta penyimpanan catatan tertentu bagi penyedia layanan aborsi. Ketentuan
tersebut kemudian digugat oleh penyedia layanan aborsi, yang kemudian kasus ini
sampai juga kepada Supreme Court Amerika Serikat. Pada kasus ini Supreme Court
Amerika Serikat menyatakan menjunjung tinggi hak konstitusional untuk melakukan
aborsi berdasarkan Roe v Wade, tetapi mengubah standar dari apa yang ditetapkan
dalam Roe v Wade yakni menciptakan standar beban yang tidak semestinya (Undue
Burden Standard) untuk pembatasan aborsi3. Dalam putusan ini membatalkan kerangka
trimester dalam putusan Roe v Wade, sehingga memungkinkan bagi Negara Bagian
untuk menerapkan pembatasan aborsi yang berlaku selama trimester pertama.

2
Erwin Chemerinsky, Constitutional Law: Principles and Policies (6th ed.). New York: Wolters Kluwer, 2019,
hlm. 887
3
https://supreme.justia.com/cases/federal/us/505/833/, diakses pada Minggu, 10 Mei 2020 pukul 16.06
2. Apa dasar pihak yang berperkara pada film melakukan pengujian peraturan, dan
bagaimana putusan hakim atas perkara tsb? Apa hal yg menjadi pertimbangan putusan
hakim?
Dasar bagi para pihak dalam berperkara dalam melakukan pengujian peraturan tersebut
adalah
- Dalam kasus Roe v Wade. Pihak yang berperkara adalah Norma McCorvey yang ingin
melakukan aborsi di Negara Bagian Texas terhadap Jaksa Federal wilayah Dallas
Texas yang bernama Henry Wade. Pada saat itu dalam Negara Bagian Texas terdapat
undang-undang yang melarang perbuatan aborsi kecuali anak yang dikandung hasil
pemerkosaan atau hubungan sedarah (incest) dan kesehatan ibu terancam akibat
dari kandungan yang tidak sehat. Norma McCorvey yang tidak memenuhi alasan
pengecualian dalam undang-undang tersebut merasa hak pribadinya terampas akan
undang-undang tersebut lantas mengajukan pengujian undang-undang tersebut
hingga sampailah pengujian undang-undang tersebut kepada Supreme Court
Amerika Serikat. Putusan yang dikeluarkan dalam Supreme Court Amerika Serikat
menyatakan bahwa undang-undang anti aborsi di Negara Bagian Texas bertentangan
dengan Konstitusi Amerika Serikat yang memberikan hak privasi kepada wanita
hamil untuk memilih apakah akan melakukan aborsi atau tidak, namun dalam
keterangan lebih lanjut hak ini tidaklah bersifat mutlak, tetapi harus seimbang
dengan kepentingan negara untuk melindungi kesehatan wanita dan melindungi
kehidupan pra kelahiran, sehingga melalui putusan tersebut membatalkan semua
undang-undang di Negara Bagian yang melarang tindakan aborsi, dan menetapkan
pedoman untuk prosedur aborsi dengan batas minimal trimester kehamilan sebagai
balancing test4. Selama trimester pertama, negara tidak bisa melarang aborsi sama
sekali, trimester kedua negara bagian dapat melakukan regulasi sewajarnya,
trimester ketiga aborsi dilarang untuk dilakukan. Alasan yang menjadi pertimbangan
hakim dalam putusan ini adalah di dalam Konstitusi Amerika Serikat tepatnya dalam
amandemen keempatbelas memberikan hak privasi yang melindungi hak wanita
hamil untuk memilih apakah akan melakukan aborsi atau tidak, namun hak tersebut

4
Op.cit, Erwin Chemerinsky, hlm. 887
harus seimbang dengan kepentingan negara dalam melindungi kehidupan pra
kelahiran5.
- Dalam kasus Planned Parenthood v Casey, pihak yang berperkara dalam kasus
tersebut adalah organisasi kesehatan yang bergerak di bidang perawatan kesehatan
reproduksi di wilayah Pennsylvania yang bernama Planned Parenthood of
Southeastern Pennsylvania dengan Robert P. Casey seorang Gubernur Negara Bagian
Pennsylvania. Alasan yang menyebabkan para pihak berperkara dalam kasus
tersebut adalah adanya ketentuan dalam undang-undang Negara Bagian
Pennsylvania tentang kontrol aborsi yang memuat syarat-syarat untuk melakukan
aborsi yaitu, informasi mengenai aborsi dapat membahayakan keseehatan ibu dan
janin, pernyataan bahwa ibu yang melakukan aborsi telah memberitahu
pasangannya, izin dari orang tua atau wali bagi ibu yang hamil dibawah umur,
keadaan medis darurat, dan persyaratan pelaporan serta penyimpanan catatan
tertentu bagi penyedia layanan abors . Planned Parenthood merasa ketentuan
tersebut tidak konstitusional apalagi setelah adanya putusan kasus Roe v Wade dan
mengajukan pengujian undang-undang tersebut ke pengadilan distrik setempat.
Kasus tersebut akhirnya bergulir ke Supreme Court Amerika Serikat untuk dilakukan
pengujian. Dalam putusan kasus ini Supreme Court Amerika Serikat secara plural
menyatakan bahwa seruan untuk membatalkan putusan Roe v Wade ditolak, tetapi
ketentuan mengenai trimester dalam putusan Roe v Wade diubah dengan
menekankan pada kelangsungan hidup. Lebih lanjut bahwa janin sebenarnya bisa
menjadi lebih awal hidup dibanding ketentuan trimester dalam putusan Roe v Wade,
dan menyatakan bahwa suatu negara dapat melarang aborsi begitu janin telah layak
untuk hidup (viability) kecuali keselamatan ibu terancam. Dalam putusan ini
Supreme Court Amerika Serikat membatalkan persyaratan pemberitahuan kepada
pasangan dengan alasan hal ini merupakan beban yang tidak semestinya kepada
wanita6.
3. Apa dampak putusan hakim pada case tsb terhadap hukum di negara itu?
 Dampak putusan dalam kasus Roe v Wade adalah memperbolehkan perbuatan
aborsi dan menyatakan bahwa peraturan aborsi dalam Negara Bagian yang
5
Ibid.
6
https://supreme.justia.com/cases/federal/us/505/833/, diakses pada Minggu, 10 Mei 2020 pukul 16.06
membatasi perbuatan tersebut tidak konstitusional. Hal ini dikarenakan
berdasarkan Konstitusi Amerika Serikat hal ini merupakan hak privasi bagi
seorang wanita untuk menentukan pilihannya, sehingga undang-undang Negara
Bagian Texas yang diuji dalam kasus Roe v Wade dinyatakan melanggar hak
privasi wanita yang ditemukan secara implisit dalam Amandemen Keempatbelas
Konstitusi Amerika Serikat. Dalam keterangan lebih lanjut aborsi hanya dapat
dilakukan dengan aturan bahwa aborsi diperbolehkan pada trimester pertama.
Hak absolut yang diajukan Norma McCorvey untuk melakukan aborsi dengan
cara apapun ditolak dengan alasan bahwa hanya kepentingan negara yang
mendesak yang dapat membenarkan peraturan dalam hal ini membatasi hak-hak
dasar seperti privasi oleh karena itu legislator sebagai pembuat undang-undang
harus membuat undang-undang secara sempit untuk mengekspresikan hanya
kepentingan sah negara dipertaruhkan. Oleh karena itu Supreme Court kemudian
menyeimbangkan dengan ketentuan bahwa trimester terakhir aborsi dilarang
karena pada fase ini kelangsungan hidup janin harus dilindungi. Dampak dari
putusan ini juga berakibat luas terhadap pengujian undang-undang yang
mengatur mengenai ketentuan aborsi, karena melalui putusan ini hak wanita
dalam melakukan aborsi pada prinsipnya dilindungi sebagai hak privasi wanita
sebagaimana dalam Konstitusi Amerika Serikat Amandemen Keempatbelas,
sehingga memunculkan pengujian undang-undang mengenai aborsi dikemudian
harinya, misalnya Planned Parenthood v Casey (1992), Gonzales v Carhart (2003),
dan Whole Woman’s Health v Hellerstedt (2016) 7 .
 Dampak putusan dalam kasus Planned Parental v Casey adalah perbuatan aborsi
pada prinsipnya secara hukum dibolehkan karena dalam Konstitusi Amerika
Serikat hal ini merupakan hak privasi bagi seorang wanita untuk menentukan
pilihannya sebagaimana dalam putusan Roe v Casey, tetapi dalam keterangan
lebih lanjut putusan ini membatalkan ketentuan trimester dalam Roe v Wade
yang diganti dengan ketentuan kelayakan hidup untuk si janin (viability) dengan
alasan bahwa bahwa janin sebenarnya bisa menjadi hidup lebih awal dibanding
ketentuan trimester dalam putusan Roe v Wade, dan menyatakan bahwa suatu
negara bagian dapat melarang aborsi begitu janin telah layak untuk hidup
7
https://www.britannica.com/event/Roe-v-Wade, diakses pada Senin 11 Mei 2020, pukul 21.37
(viability) kecuali keselamatan ibu terancam. Putusan ini juga membatalkan
ketentuan dalam undang-undang pengontrolan aborsi Negara Bagian
Pennsylvania yang mensaratkan bahwa seorang istri yang ingin melakukan aborsi
harus meminta izin tertulis kepada suami.

Kesimpulan

Dalam film Reversing Roe, sebenarnya menceritakan mengenai legalitas aborsi dan
perkembangan setelah putusan Roe v Wade pada tahun 1973 terhadap masalah
legalitas aborsi di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Putusan dalam kasus Roe v
Wade telah menjadi landmark bagi hukum Amerika Serikat dalam melindungi wanita
ketika hendak melakukan aborsi. Sebelum putusan ini di beberapa negara bagian
Amerika Serikat terdapat undang-undang yang melarang perbuatan aborsi tanpa
alasan yang dibenarkan. Putusan ini memperkuat bahwa aborsi merupakan hak
privasi wanita untuk menentukan pilihan sebagaimana dalam Konstitusi Amerika
Serikat Amandemen Keempatbelas, sehingga undang-undang Negara Bagian
Amerika Serikat tidak dapat melarang perbuatan aborsi tanpa alasan yang
dibenarkan karena hal ini inkonstitusional dengan Konstitusi Amerika Serikat.
Referensi

Buku
 Erwin Chemerinsky, Constitutional Law: Principles and Policies (6th ed.). New
York: Wolters Kluwer, 2019

Artikel Website

 https://web.archive.org/web/20080731061027/http://judiciary.senate.gov/t
estimony.cfm?id=1553&wit_id=4399, diakses pada Sabtu, 9 Mei 2020 Pukul
23.22
 https://supreme.justia.com/cases/federal/us/505/833/, diakses pada
Minggu, 10 Mei 2020 pukul 16.06
 https://www.britannica.com/event/Roe-v-Wade, diakses pada Senin 11 Mei
2020, pukul 21.37

Anda mungkin juga menyukai