Anda di halaman 1dari 6

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020

STATUS HUKUM ANAK YANG LAHIR DARI SURROGATE MOTHER


(IBU PENGGANTI) DI INDONESIA
Oleh:
Meiliyana Sulistio
Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Surabaya
meiliyana315@gmail.com

Abstrak
Ibu pengganti atau biasa juga disebut dengan Surrogate Mother adalah seorang wanita yang membuat
perjanjian dengan pihak lain (pasangan suami-istri) untuk meminjamkan rahimnya dan Mengandung hasil
pembuahan suami-istri yang ditanamkan ke dalam rahimnya, setelah melahirkan anak tersebut harus diserahkan
kepada pasangan suami-istri berdasarkan perjanjian yang telah di buat. Kasus sewa rahim sebenarnya banyak
terjadi di Indonesia hanya saja tidak mencuat ke publik karena tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi
permasalahan akan muncul apabila ibu pengganti tidak mau atau enggan menyerahkan bayi yang dikandung dan
dilahirkannya sesuai dengan perjanjian. Selain permasalahan terkait wanprestasi yang dilakukan ibu pengganti,
permasalahan yang lebih penting ialah menyangkut status anak yang dilahirkan oleh ibu pengganti kelak.
Surrogate Mother atau ibu pengganti di Indonesia sampai sekarang belum mempunyai suatu peraturan khusus
yang mengaturnya.

Kata kunci: Status Hukum, Anak, Ibu Pengganti, Surrogate Mother.

1. PENDAHULUAN dan Rp 50 juta dari penyewaan rahim tersebut,


Setiap pasangan suami istri yang menikah kabar ini telah dibantah Zarima.
pasti ingin memiliki anak atau keturunan. Akan Artikel dari Detik Health juga memuat
tetapi, ada beberapa pasangan yang tidak dapat pernyataan dr. Iskandar yang mengaku menerima
memiliki keturunan karena memiliki beberapa keluhan pasutri yang kesulitan mempunyai
kendala atau masalah dengan organ reproduksinya keturunan karena faktor biologis si perempuan.
sehingga mereka tidak dapat memperoleh "Saya tak bisa menyarankan mereka agar sewa
keturunan. Perkembangan dunia kedokteran dan rahim karena memang di negara kita tak ada
teknologi yang semakin maju memudahkan suami payung hukumnya.”
istri untuk memperoleh keturunan seperti program Banyak pasangan suami istri yang
kehamilan dengan menghitung masa memilih melakukan sewa rahim di luar negeri
subur, suntikan hormon, obat-obatan, bayi tabung, karena di Indonesia tidak di perbolehkan. Mereka
inseminasi buatan atau bahkan sampai meminjam melakukan perjanjian sewa rahim dengan ibu
rahim perempuan lain. pengganti secara diam-diam agar mendapatkan
Ibu pengganti atau biasa disebut juga anak yang sangat didambakan.
dengan Surrogate Mother adalah seorang wanita Kasus sewa rahim sebenarnya banyak
yang membuat perjanjian dengan pihak lain terjadi di Indonesia hanya saja tidak mencuat ke
(pasangan suami-istri) untuk meminjamkan publik karena tidak menimbulkan masalah. Akan
rahimnya dan mengandung hasil pembuahan tetapi permasalahan akan muncul apabila ibu
suami-istri yang ditanamkan ke dalam rahimnya, pengganti tidak mau atau enggan menyerahkan
setelah melahirkan anak tersebut harus diserahkan bayi yang dikandung dan dilahirkannya sesuai
kepada pasangan suami-istri berdasarkan perjanjian dengan perjanjian. Ibu pengganti enggan
yang telah di buat. menyerahkan anak tersebut karena naluriah
Sebuah artikel dari Detik Health keibuaan yang muncul pada saat menggandung
(www.health.detik.com, diakses tanggal 26 bayi tersebut, meskipun anak tersebut bukan
Februari 2020) yang berjudul “Sewa Rahim di merupakan anak kandungnya. Selain permasalahan
Indonesia Dilakukan Diam-diam” menyatakan terkait wanprestasi yang dilakukan ibu pengganti,
bahwa secara hukum penyewaan rahim dilarang di permasalahan yang lebih penting ialah menyangkut
Indonesia, tetapi praktik sewa rahim ternyata sudah status anak yang dilahirkan oleh ibu pengganti
banyak dilakukan secara diam-diam dan tertutup di kelak.
kalangan keluarga. Dalam artikel Detik Health Surrogate Mother atau ibu pengganti di
tersebut juga menyebutkan Kasus sewa rahim yang Indonesia sampai sekarang belum mempunyai
sempat mencuat adalah pada Januari 2009 ketika suatu peraturan khusus yang mengaturnya sehingga
artis Zarima Mirafsur diberitakan melakukan terganjal oleh peraturan perundang-undang yang
penyewaan rahim untuk bayi tabung dari pasangan ada, yaitu UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 Pasal
suami istri pengusaha. Zarima, menurut mantan 127 dan Permenkes No 73/Menkes/PER/ II/1999
pengacaranya, Ferry Juan mendapat imbalan mobil

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 141
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan
Reproduksi Buatan. ini istri yang lain sanggup mengandungkan anak
suaminya dari istri yang tidak boleh hamil.
2. METODE PENELITIAN Dalam perkembangan teknologi
Penelitian ini menggunakan metode kedokteran, Surrogate Mother dapat dilakukan
penelitian hukum normatif atau penelitian dengan berbagai cara, yaitu: (Muntaha, 2013)
doktrinal. Penelitian hukum normatif (normative a. Benih yang akan ditanam berasal dari pasangan
law research) menggunakan studi kasus normatif suami istri kemudian di tanam kembali ke rahim
berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji istri.
undang-undang. Pokok kajiannya adalah hukum b. Salah satu benih dari donor (sperma/sel telur) di
yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang tanam ke rahim istri.
belaku dalam masyarakat dan menjadi acuan c. Benih berasal dari pasangan suami istri tapi
perilaku setiap orang. Sehingga penelitian hukum ditanam pada rahim wanita lain.
normatif berfokus pada inventarisasi hukum positif, Pengaturan Terkait Surrogate Mother (Ibu
asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum Pengganti) Di Indonesia
dalam perkara in concreto, sistematik hukum, taraf Indonesia belum mempunyai ketentuan
sinkronisasi, perbandingan hukum dan sejarah khusus yang mengatur mengenai Surrogate Mother
hukum (Abdulkadir, 2004). atau ibu pengganti. Praktik hukum di Indonesia
menyiratkan bahwa pelaksanaan Surrogate Mother
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dilarang dilakukan di Indonesia, meskipun faktanya
Fred Amelen dalam buku Kapita Selekta praktik Surrogate Mother dilakukan secara diam-
Hukum Kesehatan (1991), menyatakan bahwa diam dan terjadi di beberapa-beberapa wilayah di
seorang wanita yang mengikatkan dirinya melalui Indonesia.
suatu ikatan perjanjian dengan pihak lain (suami Peraturan-peraturan yang dapat dikatakan
dan istri) untuk menjadi hamil setelah secara tidak langsung menyangkut mengenai
dimasukkannya penyatuan sel benih laki-laki dan Surrogate Mother atau ibu pengganti dapat dilihat
sel benih perempuan, yang dilakukan dari beberapa ketentuan sebagai berikut:
pembuahannya di luar rahim sampai melahirkan 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
sesuai kesepakatan yang kemudian bayi tersebut Kesehatan
diserahkan kepada pihak suami istri dengan Pasal 127 ayat 1 UU No. 36 Tahun 2009 tentang
mendapatkan imbalan berupa materi yang telah Kesehatan, mengatakan bahwa upaya kehamilan di
disepakati. luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh
Menurut Judiasih (2016), penyewaan pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
rahim dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami
sebagai berikut: istri yang bersangkutan ditanamkan dalam
1. Benih istri (ovum) disenyawakan dengan benih rahim istri dari mana ovum berasal;
suami (sperma), kemudian dimasukkan ke b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
dalam rahim wanita lain. Kaidah ini digunakan mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
dalam keadaan istri memiliki benih yang baik, itu;
tetapi rahimnya dibuang karena pembedahan, c. Pada fasilitas pelayanan tertentu.
kecacatan yang terus, akibat penyakit yang Pasal 72 huruf b UU No. 36 Tahun 2009
kronik atau sebab-sebab yang lain. tentang Kesehatan, mengatakan bahwa setiap orang
2. Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali berhak menentukan kehidupan reproduksinya dan
benih yang telah disenyawakan dibekukan dan bebas dari diskriminasi, paksaan, dan atau
dimasukkan ke dalam rahim ibu tumpang kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang
selepas kematian pasangan suami istri itu. tidak merendahkan martabat manusia sesuai
3. Ovum istri disenyawakan dengan sperma lelaki dengan norma agama.
lain (bukan suaminya) dan dimasukkan ke 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 039
dalam rahim wanita lain. Keadaan ini apabila Menkes/SK/2010 tentang Penyelenggaraan
suami mandul dan istri ada halangan atau Pelayanan Teknologi Reproduksi Berbantu
kecacatan pada rahimnya tetapi benih istri Peraturan internal Departemen Kesehatan
dalam keadaan baik. ini menyatakan bahwa:
4. Sperma suami disenyawakan dengan ovum 1) Pelayanan teknologi buatan hanya dapat
wanita lain, kemudian dimasukkan ke dalam dilakukan dengan sel telur istri dan sperma
rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku apabila suami yang bersangkutan.
istri ditimpa penyakit pada ovarium dan 2) Pelayanan reproduksi buatan merupakan bagian
rahimnya tidak mampu memikul tugas dari pelayanan in fertile, sehingga kerangka
kehamilan, atau istri telah mencapai tahap putus pelayanannya merupakan bagian dari
haid (menopause). pengelolaan pelayanan infertilitas secara
5. Sperma suami dan ovum istri disenyawakan, keseluruhan.
kemudian dimasukkan ke dalam rahim istri

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 142
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
3) Embrio yang dapat dipindahkan satu waktu ke Ayat (3) Reproduksi dengan bantuan atau
dalam rahim istri tidak lebih dari tiga; boleh kehamilan di luar cara alamiah sebagaimana
dipindahkan empat embrio pada keadaan: dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
a. Rumah sakit memiliki tiga tingkat perawatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
intensif BBL. serta tidak bertentangan dengan norma agama.
b. Pasangan suami istri sebelumnya sudah Ayat (4) Reproduksi dengan bantuan atau
mengaiami sekurang-kurangnya 2 kali prosedur kehamilan di luar cara alamiah sebagaimana
teknologi reproduksi yang gagal atau dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh
c. Istri berumur lebih dari 35 tahun. tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi
4) Dilarang melakukan surogasi dalam bentuk apa dan kewenangan.
pun. 3) Pasal 43 Menyatakan bahwa:
5) Dilarang melakukan jual beli embrio ovum dan Ayat (1) Kelebihan embrio hasil pembuahan di
spermatozoa. luar tubuh manusia (ferlilisasi in vitro) yang
6) Dilarang menghasilkan embrio manusia semata- tidak ditanamkan pada rahim harus disimpan
mata untuk penelitian. Penelitian atau sampai lahirnya bayi hasil reproduksi dengan
sejenisnya terhadap embrio manusia hanya bantuan atau kehamilan di luar cara alamiah.
dilakukan kalau tujuan penelitiannya Ayat (3) Kelebihan embrio sebagaimana
dirumuskan dengan sangat jelas. dimaksud pada ayat (2) dilarang ditanam pada:
7) Dilarang melakukan penelitian terhadap atau a. Rahim ibu jika ayah embrio meninggal atau
dengan menggunakan embrio manusia yang bercerai; atau
berumur lebih dari 14 hari sejak tanggal b. Rahim perempuan lain.
fertilisasi. Ketentuan pasal 43 ayat 3 huruf b
8) Sel telur manusia yang dibuahi dengan menegaskan bahwa tidak dimungkinkan untuk
spermatozoa manusia tidak boleh di biak in menitipkan embrio pada rahim perempuan lain
vitro lebih dari 14 hari (tidak termasuk hari-hari (Surrogate Mother).
penyimpanan dalam suhu yang sangat Perjanjuan Sewa Rahim Menurut Hukum
rendah/simpan beku). Perjanjian di Indonesia
9) Dilarang melakukan penelitian atau Sewa rahim merupakan sebuah perjanjian
eksperimentasi terhadap atau dengan antara ibu pengganti dengan pihak lain (suami-istri)
menggunakan embrio, ovum atau spermatozoa sehingga segala sesuatunya diatur dalam
manusia tanpa izin khusus dari siapa telur atau KUHPerdata. Pengertian perjanjian pada Pasal
spermatozoa itu diperoleh. 1313 KUHPerdata menyatakan bahwa “Suatu
10) Dilarang melakukan fertilisasi transpesies perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
kecuali apabila fertilisasi transpesies itu diakui mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
sebagai cara untuk mengatasi atau lebih.”
mendiagnosis infertilitas pada manusia. Setiap Selain pengertian perjanjian dalam
hybrid yang terjadi akibat fertilisasi transpesies KUHPerdata, beberapa pendapat mengemukakan,
harus segera diakhiri pertumbuhannya pada suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana
tahap biasa. seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana
3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
tentang Kesehatan Reproduksi sesuatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu
1) Pasal 1 angka 10 menyatakan bahwa reproduksi hubungan antara dua orang tersebut yang
dengan bantuan atau kehamilan di luar cara dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan
alamiah adalah upaya memperoleh kehamilan di suatu perikatan antara dua orang yang
luar cara ilmiah tanpa melalui proses hubungan membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu
seksual antara suami dan istri apabila cara alami berupa suatu rangkaian perkataan yang
tidak memperoleh hasil. mengandung janji-janji atau kesanggupan yang
2) Pasal 40 menyatakan sebagai berikut: diucapkan atau ditulis. Perjanjian adalah suatu
Ayat (1) Reproduksi dengan bantuan atau peristiwa di mana pihak yang satu berjanji kepada
kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat pihak yang lain untuk melaksanakan sesuatu hal.
dilakukan pada pasangan suami istri yang Dari perjanjian ini, ditimbulkan sesuatu peristiwa
terikat perkawinan yang sah dan mengalami berupa hubungan hukum antara kedua belah pihak,
ketidaksuburan atau intertilitas untuk hubungan tersebutlah yang dinamakan perikatan
memperoleh keturunan. (Thamrin, 2014).
Ayat (2) Reproduksi dengan bantuan atau Pengertian perjanjian sewa rahim adalah
kehamilan di luar cara alamiah sebagaimana suatu perbuatan hukum antara ibu pengganti
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan dengan pasangan suami istri untuk saling
menggunakan hasil pembuahan sperma dan mengikatkan diri agar memperoleh anak atau
ovum yang berasal dari suami istri yang keturunan.
bersangkutan dan ditanamkan dalam rahim istri Suatu perjanjian pada asasnya berlaku
dari mana ovum berasal. bagi pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri,

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 143
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
dan ini dikenal sebagai asas pribadi (Pasal 1315 jo kepada intended parents tidaklah dapat dijadikan
1340 KUH Perdata). Para pihak tidak dapat obyek suatu perjanjian.
mengadakan perjanjian yang mengikat pihak 4. Suatu sebab yang diperbolehkan peraturan
ketiga, kecuali dalam apa yang disebut janji guna perundang-undangan
pihak ketiga (beding ten behoove van derden) Pasal Tidak ada ketentuan yang memberikan
1317 KUHPerdata (Badruzaman, 2002). pengertian mengenai sebab. Yang dimaksud
Perjanjian sewa rahim harus memenuhi dengan causa bukanlah hubungan sebab-akibat.
unsur-unsur sahnya suatu perjanjian yang ada Sehingga pengertian sebab atau causa di sini tidak
dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu: (Judiasih, mempunyai hubungan sama sekali dengan ajaran
2016) kausaliteit. Yang dimaksud dengan pengertian
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya causa bukan sebab yang mendorong para pihak
Dalam hal ini, intended parents dan untuk mengadakan perjanjian.
surrogate mother harus mempunyai kehendak yang Adapun menurut yurisprudensi, yang
sama agar terjadi kesepakatan. ditafsirkan dengan causa adalah isi atau maksud
2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian dari perjanjian, sehingga hakim dapat menguji
Baik intended parents dan surrogate apakah tujuan dari perjanjian itu dapat
mother masing-masing harus mempunyai dilaksanakan dan apakah isi perjanjian tidak
kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum, bertentangan dengan undang-undang, ketertiban
selain memenuhi kecakapan berdasarkan usia, juga umum dan kesusilaan. Berdasarkan hal tersebut,
harus memenuhi syarat sebagai surrogate mother causa dari surrogacy agreement yaitu menanamkan
yaitu Syarat untuk menjadi Surrogate Mother : benih untuk mendapatkan seorang anak
tidak lebih dari 40 tahun, sehat jasmani dan rohani, bertentangan dengan peraturan perundang-
punya rahim yang sehat dan kuat, status sosial undangan, ketertiban umum dan kesusilaan.
menikah, punya minimal satu anak, dan ada Ada beberapa pendapat yang menolak
persetujuan dari suaminya dan sebagai intended perjanjian sewa rahim. Pihak yang menolak ini
parent harus memenuhi syarat bahwa intended menginginkan dibentuknya peraturan yang berisi:
parents sebagai penanam sel telur harus memiliki (Judiasih, 2016)
ikatan perkawinan. 1. Membuat semua perjanjian tidak dapat
Surrogate Mother bisa dimungkinkan diberlakukan.
seorang yang terikat perkawinan maupun yang 2. Membuat semua periklanan ilegal.
belum menikah, bagi Surrogate Mother yang 3. Membuat siapa pun yang membantu dalam
belum menikah, dia mempunyai hak untuk prosedur terkait bertanggung jawab. lni akan
melakukan perjanjian SA dalam kapasitas dia termasuk di dalamnya broker bayi, pengacara,
sebagai subjek hukum. dan dokter. Membuat fungsi teknologi
3. Mengenai suatu hal tertentu reproduksi untuk tujuan menciptakan anak
Suatu perjanjian haruslah mempunyai dengan tujuan memberikan mereka (kepada
obyek tertentu sekurang-kurangnya dapat orang lain), ilegal.
ditentukan bahwa obyek tertentu itu dapat berupa Peraturan yang akan dibentuk sabgat
benda yang sekarang ada dan nanti akan ada, diharapkan dapat memuat hal-hal yang sifatnya
adapun yang dimaksud dengan barang adalah tidak dimungkinkan, seperti misalnya:
barang yang dapat diperdagangkan, jenisnya dapat 1. Hal tersebut membuat mustahil untuk
ditentukan, adapun barang yang dipergunakan membangun perusahaan/ lembaga surrogacy
untuk kepentingan umum antara lain seperti jalan secara komersial.
umum, pelabuhan umum, gedung-gedung umum 2. Hal tersebut membuat mustahil untuk memaksa
dan sebagainya tidak dapat dijadikan obyek seorang wanita untuk menyerahkan anaknya.
perjanjian. Terkait dengan obyek Surrogacy 3. Hal tersebut membuat mustahil untuk
agreement yaitu menanamkan benih di rahim menggunakan sumber kesehatan dan sosial
seorang perempuan yang bukan istrinya, untuk publik untuk tujuan surrogacy secara komersial.
mendapatkan seorang anak. 4. Hal tersebut memberhentikan profesi medis dan
Berkenaan dengan hal tertentu dalam hukum terlibat dalam surrogacy.
surrogacy agreement, karena objek perjanjiannya 5. Hal tersebut tidak mengkriminalisasi dan
adalah menanamkan benih di rahim wanita yang mengorbankan wanita atau pasangan yang
bukan istrinya untuk mendapatkan seorang anak, memesan.
berdasarkan Undang-Undang Kesehatan, Peraturan Status Hukum Anak
Menteri Kesehatan No. 039.Menkes/SK/2010 Anak yang lahir dari perjanjian surrogate
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi mother mempunyai kemungkinan yang unik terkait
Reproduksi Berbantu, Peraturan Pemerintah Nomor dengan siapa yang dapat disebut sebagai orang tua
61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Reproduksi, anak. kombinasi orang tua adalah sebagai berikut:
maka objek surrogacy agreement bertentangan 1) 2 orang tua: si pemberi sel telur dan yang
dengan peraturan tersebut di atas, anak yang menjadi ibu kandung adalah sama serta sang
dikandung oleh surrogate mother dan diserahkan ayah kandung tanpa ikatan pernikahan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 144
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
2) 3 orang tua: si pemberi sel telur dan yang Setiap wanita yang hamil sebagai hasil
menjadi ibu kandung adalah sama, ayah dari donor ovum atau donor embrio dalam proses
kandung, serta istri dari sang ayah kandung; implantasi dan baik wanita itu tidak menikah atau
3) 4 orang tua: si pemberi sel telur, ibu kandung, menikah yang mana telah menjalani prosedur
ayah kandung, dan istri dari sang ayah kandung; donor tanpa persetujuan dari suaminya,
atau a. Setiap anak dari kehamilan, baik yang |ahir atau
4) 5 orang tua: si pemberi sel telur, pemberi yang belum |ahir, tidak akan memiliki,
sperma, ibu kandung, ayah angkat, dan ibu hubungan dengan laki-Iaki yang menghasilkan
angkat. semen/sperma yang digunakan di prosedur
Hukum Indonesia mempunyai pengaturan donor, hak dan kewajiban akan anak itu setiap
dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun saat diberikan kepada suami dari wanita
1974 tentang Perkawinan sebagaimana telah diubah tersebut; dan
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 b. Laki-laki yang menghasilkan semen/sperma
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 yang digunakan tidak akan memiliki hak dan
Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya kewajiban sebagai seorang ayah dari anak yang
disebut UU Perkawinan) yang menyatakan bahwa dikandung, kecuali kalau laki-laki itu, atau
anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam sewaktu-waktu menjadi, suami dari wanita
atau sebagai akibat perkawinan yang sah. tersebut.
Sedangkan Pasal 43 UU Perkawinan menyatakan Ketika seorang wanita menjadi hamil
bahwa anak yang dilahirkan di luar perkawinan sebagai hasil dari donor ovum atau donor embrio
hanya mempunyai hubungan perdata dengan dalam proses implantasi:
ibunya dan keluarga ibunya. a. Wanita itu harus, menjadi ibu dari setiap anak
Terkait dengan anak yang lahir dari ibu dari kehamilan, baik yang lahir atau yang belum
pengganti atau Surrogate Mother, maka apabila lahir; dan
dihubungkan dengan peraturan di atas akan terjadi b. Wanita yang menggunakan ovum yang dari
status seperti berikut: mana embrio itu berasal dan yang digunakan
1. Apabila anak itu dilahirkan dari wanita dalam prosedur, untuk tujuan apapun, tidak
surrogate mother yang terikat dalam menjadi ibu dari setiap anak dari kehamilan,
perkawinan (mempunyai suami) maka anak baik yang lahir atau yang belum lahir. Bagian
tersebut akan berkedudukan sebagai anak sah ini menyajikan hasil penelitian. Hasil penelitian
dari wanita tersebut dan suaminya. dapat dilengkapi dengan tabel, grafik (gambar),
2. Apabila anak itu lahir dari wanita surrogate dan/atau bagan.
mother yang tidak terikat dalam perkawinan, Status anak yang lahir dari surrogate
maka anak tersebut akan berkedudukan sebagai mother dalam kaitan dengan pengaturan UU
anak luar kawin dari wanita tersebut Perkawinan, bahwa anak tersebut merupakan anak
Selanjutnya berbicara mengenai Donor sah dari Surrogate Mother, bukan anak dari orang
ovum atau donor embrio dalam proses implantasi, tua yang menitipkan benih di rahim surrogate
untuk donor ovum atau donor embrio dalam proses mother.
implantasi di rahim seorang wanita di mana embrio
tersebut berasal dari wanita lainnya, atau ovum 4. KESIMPULAN
yang sudah dibuahi digunakan untuk: Indonesia masih belum memiliki peraturan
a. Semen/sperma yang dihasilkan oleh suami dari yang khusus mengatur mengenai Surrogate Mother
rahim wanita yang ditanamkan embrio. atau ibu pengganti, oleh sebab itu pelaksanaan
b. Semen/sperma yang dihasilkan oleh seorang Surrogate Mother yang terkait dengan perjanjian
pria selain dari suami yang ditanamkan embrio sewa rahim tidak dimungkinkan dilakukan di
di dalam rahimnya. wilayah hukum Indonesia karena bertentangan
Status anak ketika seorang wanita yang dengan UU, tidak memenuhi unsur 1320
menikah hamil, sebagai hasil dari donor ovum atau KUHPerdata, serta melanggar kesusilaan dan
donor embrio dalam proses implantasi di mana ketertiban umum yang berlaku di Indonesia.
semen/sperma yang digunakan untuk pembuahan Status anak-anak yang lahir dari ibu
ovum dihasilkan oleh seorang laki-laki selain dari pengganti di Indonesia dalam kaitan dengan
suami wanita yang menikah tersebut dan wanita pengaturan UU Perkawinan, bahwa anak tersebut
tersebut menjalani prosedur dengan persetujuan merupakan anak sah dari Surrogate Mother atau
dari suaminya: ibu pengganti, bukan anak dari pasangan suami-
a. Suami harus, untuk tujuan apapun, menjadi istri atau orang tua yang menitipkan benih di rahim
ayah dari setiap anak dari kehamilan, baik yang ibu pengganti.
lahir atau yang belum lahir; dan Sehubungan dengan banyaknya praktik
b. Laki-laki yang menghasilkan semen/sperma yang dilakukan oleh masyarakat dengan diam-diam
harus, tidak menjadi ayah dari setiap anak dari dan secara kekeluargaan terkait dengan surrogate
kehamilan, baik yang lahir atau yang belum mother atau ibu pengganti, maka sebaiknya perlu
|ahir. dibuat peraturan-peraturan yang akan berperan

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 145
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.8 No.2 Edisi Mei 2020
sebagai panduan atau memuat larangan dalam
pelaksanaan surrogate mother atau ibu pengganti
yang dimaksudkan untuk adanya ketertiban dan
kepastian hukum

5. DAFTAR PUSTAKA
Amelen, Fred. 1991. Kapita Selekta Hukum
Kesehatan. Grafika Tajaya, Jakarta.
Badruzaman, Mariam Darus. 2002. Kompilasi
Hukum Perikatan. Bandung, Citra
Aditya Bakti.
Judiasih, Sonny D., Dajanna, Susilowati Suparto &
Yuanitasari, Devianan. 2016. Aspek
Hukum Sewa Rahim Dalam Perspektif
Hukum Indonesia. Bandung, Refika
Aditama.
Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan
Penelitian Hukum. Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti
Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan
Penelitian Hukum. Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti.
Muntaha. Surrogate Mother Dalam Perspektif
Hukum Pidana Indonesia. Mimbar
Hukum. Volume 25, Nomor 1, Tahun
2013.
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi
Peraturan Menteri Kesehatan No. 039
Menkes/SK/2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi
Reproduksi Berbantu
Thamrin, Husni. 2014. Aspek Hukum Bayi Tabung
dan Sewa Rahim. Yogyakarta, Aswaja
Pressindo
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-
1370505/sewa-rahim-di-indonesia-
dilakukan-diam-diam

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 146

Anda mungkin juga menyukai