Anda di halaman 1dari 10

POLA PEMUKIMAN PENDUDUK

Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan
melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai suatu tempat (ruang)
atau suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan
setempat, untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya. Pengertian pola
dan sebaran pemukiman memiliki hubungan yang sangat erat. Sebaran permukiman membincangkan hal
dimana terdapat permukiman dan atau tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah, sedangkan pola
pemukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi,
sejarah dan faktor budaya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola pemukiman penduduk adalah bentuk persebaran
tempat tinggal penduduk berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya.

Pola pemukiman penduduk mengikuti jalan raya

Bentuk-Bentuk Pola Pemukiman Penduduk


Pola persebaran pemukiman penduduk dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan tanah, tata air, topografi
dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di wilayah tersebut.
Ada tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai
berikut:
A. Pola Pemukiman Memanjang (Linear).
Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti
jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.
Gbr. Pemukiman penduduk memanjang

1. Mengikuti Jalan
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan. Umumnya pola pemukiman seperti ini
banyak terdapat di dataran rendah yang morfologinya landai sehingga memudahkan pembangunan jalan-
jalan di pemukiman. Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami untuk mendekati sarana
transportasi.

Gbr. Pola pemukiman mengikuti jalan

2. Mengikuti rel kereta api


Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri rel kereta api. Umumnya pola pemukiman
seperti ini banyak terdapat di daerah perkotaan terutama di DKI Jakarta dan atau daerah padat
penduduknya yang dilalui rel kereta api.
Gbr. Pola pemukiman mengikuti jalan atau rel kereta api

3. Mengikuti Alur Sungai


Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini
terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut memiliki fungsi
yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.

Gbr. Pola pemukiman mengikuti alur sungai

4. Mengikuti Garis Pantai


Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman penduduk yang bermata pencaharian nelayan.
Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti garis pantai. Hal itu untuk memudahkan
penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu mencari ikan ke laut.
Gbr. Pola pemukiman mengikuti garis pantai

B. Pola Pemukiman Terpusat


Pola pemukiman ini mengelompok membentuk unit-unit yang kecil dan menyebar, umumnya terdapat di
daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir. Di
daerah pegunungan pola pemukiman memusat mengitari mata air dan tanah yang subur. Sedangkan
daerah pertambangan di pedalaman pemukiman memusat mendekati lokasi pertambangan. Penduduk
yang tinggal di pemukiman terpusat biasanya masih memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan
dalam pekerjaan. Pola pemukiman ini sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi antarkeluarga
atau antarteman bekerja.

Gbr. Pemukiman terpusat di daerah pegunungan

C. Pola Pemukiman Tersebar.


Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah gunung api dan daerah-daerah
yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan
pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman.
Sedangkan pada daerah kapur pemukiman penduduk akan tersebar mencari daerah yang memiliki
kondisi air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola pemukiman ini sebagian besar dalam
bidang pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan

Gbr.Pola Pemukiman Tersebar

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pemukiman Penduduk


Kalau diperhatikan, ternyata bentuk atau pola pemukiman antara daerah satu dengan daerah lain
mempunyai perbedaan. Perbedaan tersebut terjadi, karena faktor geografi yang berbeda.
Secara umum adanya perbedaan pola pemukiman penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
A. Relief
Permukaan muka Bumi terdiri dari berbagai relief seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan
daerah pantai. Kondisi ini menyebabkan penduduk membuat pemukiman yang sesuai dengan lingkungan
tempat ia berada.

Relief suatu tempat mempengaruhi keinginan penduduk untuk bermukim


B. Kesuburan tanah
Tingkat kesuburan tanah di setiap tempat berbeda-beda. Di daerah pedesaan, lahan yang subur
merupakan sumber penghidupan bagi penduduk. Oleh karena itu mereka mendirikan tempat tinggal
berkumpul dan memusat dekat dengan sumber penghidupannya.

Gbr. Rumah dekat dengan persawahan

C. Keadaan iklim
Faktor-faktor iklim seperti curah hujan, intensitas radiasi Matahari dan suhu di setiap tempat berbeda-
beda. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah dan kondisi alam daerah tersebut.
Kondisi ini akan berpengaruh pada pola pemukiman penduduk di daerah itu. Pada daerah dingin seperti
pegunungan, dataran tinggi serta di Kutub utara orang akan cenderung mendirikan tempat tinggal saling
berdekatan dan mengelompok. Sedangkan di daerah panas pemukiman penduduk cenderung lebih
terbuka dan agak terpencar.

Gbr. Pola Pemukiman Mengelompok


D. Keadaan Ekonomi
Kegiatan ekonomi seperti pusat-pusat perbelanjaan, perindustrian, pertambangan, pertanian,
perkebunan dan perikanan akan berpengaruh pada pola pemukiman yang mereka pilih, terutama tempat
tinggal yang dekat dengan berbagai fasilitas yang menunjang kehidupannya, karena hal itu akan
memudahkan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Gbr. Pemukiman penduduk di daerah perkotaan

E. Kultur penduduk
Budaya penduduk yang dipegang teguh oleh suatu kelompok masyarakat akan berpengaruh pada pola
pemukiman kelompok tersebut. Di beberapa daerah tertentu seperti suku badui di Banten, Suku Toraja di
Sulawesi Selatan, Suku Dayak di Kalimantan, cenderung memiliki pola pemukiman mengelompok dan
terisolir dari pemukiman lain.

1. Suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Populasinya
diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat.
Tempat pemukiman suku Toraja dikenal dengan Tana Toraja. Rumah tradisional Toraja disebut
tongkonan.
Gbr. Pemukiman penduduk suku Toraja

2. Suku Baduy
Suku Baduy tinggal di pedalaman Jawa Barat. Wilayah Baduy meliputi Cikeusik, Cibeo, dan
Cikartawarna. Nama Baduy sendiri diambil dari nama sungai yang melewati wilayah itu sungai Cibaduy.
Di desa ini tinggal suku Baduy Luar yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya.
Sedangkan suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan masih terisolir dan belum masuk
kebudayaan luar. Orang Baduy dalam terkenal teguh dalam tradisinya.
Pemukiman penduduk suku Baduy

3. Suku Kubu
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku
bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang.
Mereka hidup secara nomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun
banyak dari mereka sekarang telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya. Suku Kubu di Jambi pada
umumnya bermukim di daerah pedesaan dengan pola yang mengelompok.

Pemukiman penduduk suku Kubu

4. Suku Dayak
Dayak atau Daya adalah suku-suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang
memiliki budaya terrestrial (daratan, bukan budaya maritim). Sebutan ini adalah sebutan umum karena
orang Daya terdiri dari beragam budaya dan bahasa. Suku Dayak diperkirakan mulai datang ke pulau
Kalimantan pada tahun 3000-1500 Sebelum Masehi. Mereka adalah kelompok-kelompok yang
bermigrasi dari daerah Yunnan, Cina Selatan. Kelompok ini disebut Proto-Melayu. Rumah adat suku
dayak dikenal dengan nama “Rumah Betang”.

Rumah adat suku dayak

Anda mungkin juga menyukai