TIJAUAN TEORI
1. Pengertian
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu
proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Usia
lanjut merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak
dapat dihindari (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan
pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan
ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan (Khoiriyah,
2011).
Lanjut usia adalah fase menurunya kemampuan akal dan fisik, yang
dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup (Darmojo, 2004).
Jadi dapat disimpulkan usia lanjut adalah tahap yang tidak dapat
dihindari oleh setiap ijndividu dimana karena usianya mengalami perubahan
biologis fisik, kejiwaan dan sosial.
2. Tipe kepribadian mandiri. Pada tipe ini ada yang mengalami postpower
syndrome, apalagi jika masa lansia tidak ada kegiatan yang dapat
memberikan otonomi pada dirinya.
4. Tipe kepribadian bermusuhan. Pada tipe ini seorang lansia tetap merasa
tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginannya yang kadang
diperhitungkan secara saksama sehingga menyebabkan keadaan menjadi
morat-marit
5. Tipe kepribadian kritik diri. Lansia tipe ini terlalu terlihat sengsara, karena
perlakunya sendiri sulit dibantu orang lain sehingga susah dirinya.
KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan
diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal yaitu
tekanan darah systole > 140mmHg dan diatole 90 mmHg. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit salah satu resiko tinggi
yang bisa menjadi penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal
(Muwarni,2011; Zhao,2013).
Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperhatikan usia
dan jenis kelamin (Soeparman dalam buku Udjianti, 2010).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalamai
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kesakita (Morbiditas) daan angka kematian (mortalitas). (Kushariyadi :
2008).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipertensi pada lansia adalah kondisi
peningkatan tekanan sistolik ≥ 160 mmhg dan tekanan diastolic ≥ 90 mmhg.
2. Etiologi
3. Klasifikasi
a. Factor keturunan
b. Ciri perseorangan
c. Kebiasaan hidup
4. Pathofisiologi
5. Kriteria Hipertensi
6. Manifestasi Klinis
1. Sakit kepala
5. Telinga berdengung
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang sisertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan intracranial
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan sususnan saraf pusat
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Albuminuria pada hipertensi karena kelalaian parenkim ginjal
2. EKG
b. Ischemic/infak miocard
c. Peninggian gelombang P
d. Gangguan kondukti
3. Rontgen foto
a. Bentuk besar jantung nothing dan iga pada kwartasio dari aorta
8. Penatalaksanaan
a. Pengaturan diet
1. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien Eda bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah
dan memperbaiki keadaan jantung
c. Olahraga
2. Penatalaksanaan medis
a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jantung
d. Obat-obatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas
Identitas klien yang biasa dikaji pada penyakit sistem kardiovaskular adalah
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan penyakit ganguan
kardiovaskular adalah fatigue, lemAh, dan sulit bernafas, pusing.
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang diderita
oleh klien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai klien dibawa
ke Rumah Sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri ke tempat lain selain
Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang pernah dilakukan dan
bagaimana perubahan dan data yang didapatkan saat pengkajian.
Yang perlu dikaji adala aktivitas apa saja yang perlu dilakukan shubungan
dengan adanya nyeri dada sebelah kiridan sesak nafas.
7) Pemeriksaan fisik
a. Kebiasaan umum
b. Kesadaran
4. Sistem perkemihan
5. Sistem percernaan
6. Sistem muskuloskeletal
Kaji adanya nyeri berat tiba-tiba yang mungkin terlokalisasi pada area
jaringan, dapat berkurang pada imobilisasi, kontraktur atropi otot,
laserasi kulit dan perubahan warna.
2. Diagnosa keperawatan