Oleh
Preseptor
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
jinak atau ganas dan primer atau sekunder, serta setiap massa inflamasi atau
parasit yang berada dalam rongga tengkorak.1 Tumor otak dibagi berdasarkan
lokasi, jenis sel dan asal sel.2 Tumor intrakranial merupakan salah satu jenis dari
tumor pada sistem saraf, selain tumor spinal dan tumor saraf tepi. Tumor
intrakranial bersifat jinak maupun ganas dan timbul didalam otak, meningen dan
tengkorak. Tumor ini juga dapat bersifat primer maupun metastase dari tumor
Penyebab tersering space occupying lesion adalah kanker otak. Kanker otak
meliputi sekitar 85-90% dari seluruh kanker susunan saraf pusat. Di Amerika
Serikat insidensi kanker otak ganas dan jinak adalah 21.42 per 100.000 penduduk
per tahun (7.25 per 100.000 penduduk untuk kanker otak ganas, 14.17 per
100.000 penduduk per tahun untuk tumor otak jinak). Angka insidens untuk
kanker otak ganas di seluruh dunia ber-dasarkan angka standar populasi dunia
adalah 3.4 per 100.000 penduduk.Angka mortalitas adalah 4.25 per 100.000
penduduk per tahun. Mortalitas lebih tinggi pada pria. Data cancer registry dari
Perbandingan insiden pada tumor sistem saraf pusat primer dan sekunder
adalah 1:1, angka meningioma sebesar 13-26% disebutkan sebagai salah satu
dikatakan belum terdapat bukti bahwa meningioma dipicu oleh hormon wanita.4
2
Sekitar 10% dari seluruh tumor yang terjadi ditemukan pada susunan saraf.2
terjadi. Pada dewasa 60% kasus tumor terletak pada supratentorial. Pada anak
Penulisan ini bertujuan untuk mengenali jenis, gejala klinis, dan tata laksana
Penulisan ini dapat menambah wawasan dan ilmu dasar mengenai Space
berbagai literatur
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Otak adalah organ
respirasi, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita. Otak dapat
dibagi ke dalam otak besar ( cerebrum), batang otak ( brainstem) dan otak kecil
(cerebellum). 6,7
a. Cerebrum
- Merupakan bagian paling besar
- Terdiri atas bagian kiri dan kanan yang disebut hemispherium cerebri
- Berfungsi untuk kontrol terhadap pembicaraan, emosi, inisiasi gerakan,
tubuh, gerakan otot tak sadar, bersin, batuk, muntah dan menelan,
Secara spesifik, beberapa bagian lain dari otak adalah sebagai berikut:6,7
brainstem, pons berisi banyak daerah kontrol untuk gerakan mata dan
wajah
4
- Medulla: bagian terendah dari batang otak, medulla adalah bagian
yang paling penting dari seluruh otak dan merupakan pusat kontrol
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan ditutupi oleh 3 membran yang
diproduksi oleh pleksus khoroideus, yang masuk ke dalam 4 ventrikel dan antara
rongga meningen. Cairan serebrospinal membawa nutrient dari darah ke otak dan
membawa kembali zat-zat yang tidak diperlukan lagi dari otak ke darah.6,7
DEFINISI
Suatu lesi yang meluas atau memenuhi ruang dalam otak termasuk massa
keganasan tetapi juga dapat disebabkan oleh keadaan patologis lain seperti abses
atau hematoma. Hampir setengah tumor intrakranial berupa tumor primer tetapi
selebihnya berasal dari luar sistem saraf pusat dan tumor metastase. Efek tumor
bersifat lokal, sehingga menyebabkan kerusakan otak yang bersifat fokal dan
gambaran klinis yang muncul sesuai terhadap letak lesi dan etiologinya. Dapat
intrakranial atau kejang, perubahan perilaku atau tanda lokalisir. Tumor dapat
5
serebrospinal dan mengakibatkan hidrosefalus atau dapat mengakibatkan
tergantung pada dimana lokasi gangguan dalam otak serta derajat kerusakan
jaringan saraf yang ditimbulkan oleh lesi. Nyeri kepala yang hebat diakibatkan
otak merupakan keluhan yang umum. Pada pasien yang diduga tumor intrakranial
tidak boleh dilakukan pungsi lumbal. Pada saat ini CT-scan dan MRI digunakan
EPIDEMIOLOGI
1. Keganasan
(merupakan 95% dari seluruh tumor otak). Pada orang dewasa, 2/3 dari tumor
otak primer bersifat supratentorial, sedangkan pada anak-anak 2/3 tumor otak
years survival rate yang kurang dari 50%. Cerebellar hemangio blastoma
recovery total apabila dibuang. 30% tumor otak merupakan metastase dan 50%
kasus berupa multiple tumor. Primer tersering adalah kanker paru, diikuti oleh
2. Penyebab lain
6
Hematoma akibat trauma, faktor resikonya termasuk usia tua dan
COPD yang dapat menjadi sumber infeksi terhadap sirkulasi sistemik. Abses
cerebri bersifat multiple pada 25% kasus. Amoebiasis dan sistiserkosis cerebral
jarang terjadi. Infeksi dan limfoma CNS lebih sering terjadi dengan infeksi HIV.
yang sama sifatnya. Tumor dapat terjadi pada semua usia, tetapi beberapa jenis
7
Gejala dan Tanda Klinis
umum dan gambaran peningkatan tekanan intrakranial. Karena itu, dapat terjadi
kepala, mual dan malaise. Jika tekanan meningkat di dalam ruangan kranial
tekanan rendah. Sindroma yang paling sering ditemukan adalah herniasi lobus
kompresi saraf kranial III, batang otak dan arteri cerebralis posterior. Tanda
paling awal untuk sindroma ini adalah dilatasi pupil ipsilateral, diikuti dengan
stupor, koma posturasi deserebrasi dan kesukaran bernafas. Satu lagi sindroma
dan refleks grasping kontralateral. Pada lesi ini mungkin mengarah kepada
sinistra. Anosmia dapat terjadi karena tekanan pada saraf olfaktorius. Lesi
piramidalis kontralateral.9
Lesi lobus Temporalis
8
Tumor pada daerah ini dapat mengakibatkan kejang dengan halusinasi
terjadi karena lesi lobus parietalis yang luas, selain juga menyebabkan
yang kadang terdiri hanya lower quadrant anopia. Lesi pada girus
9
sering terlihat pada pasien dengan hemisfera lesi non dominan (kanan).
bahagian kanan.9
Lesi lobus oksipitalis
Tumor pada lobus oksipital secara karakteristiknya menyebabkan cross
Dengan lesi sisi kiri atau bilateral, dapat terjadi agnosia visual tehadap
objek dan warna, sedangkan lesi iritatif pada kedua sisi dapat
kepada satu titik, walaupun tidak terjadi gangguan pergerakan dan refleks
nistagmus, dan defisit piramidalis dan sensoris pada tungkai di satu atau
kedua sisi. Tumor batang otak intrinsik, seperti glioma, cenderung untuk
lanjut. Tumor serebellar menghasilkan ataksia yang jelas pada tungkai jika
10
Tumor dapat mengarah kepada tanda neurologis selain daripada tekanan
salah. Tanda lokalisir ini termasuk paresis saraf kranial III dan VI dan
dengan tentorium.9
11
hemisfera serebral dewasa. Kalsifikasi dapat terjadi
12
a immunodefisiensi. Gejala termasuk gangguan defisit
cerebraltoxoplasmosis
Imaging
dibandingkan MRI untuk lesi yang kecil atau tumor pada posterior fossa. Tanda
atau gambaran meningioma pada MRI atau CT-Scan secara virtual merupakan
tanda diagnostik, seperti ada lesi pada daerah tertentu (Regio Parasagittal dan
darah serebral normal dengan tumor dan kehadiran vaskularitas tumor. Kehadiran
massa avaskular adalah penemuan nonspesifik yang dapat disebabkan oleh tumor,
hematoma, abses, atau space-occupying lesion lainnya. Pada pasien dengan tahap
13
Laboratorium dan Pemeriksaan Lainnya
serebral dan dapat menunjukkan tanda gangguan fokal akibat neoplasma atau
kelainan difus lain yang memengaruhi status mental. Lumbar puncture jarang
sindroma herniasi.9
Umumnya terjadi pada pasien dengan riwayat infeksi telinga tengah, sinusitis,
dengan abses.
PATOFISIOLOGI
Kranium merupakan kerangka keras yang berisi tiga komponen yaitu otak,
sebuah lubang keluar utama yaitu foramen magnum. Hemisfer serebral dari
14
baru di dalam kranium seperti neoplasma, akan menyebabkan pertama-tama
neoplasma itu akan menggeser isi intrakranial yang normal sebagai konsekuensi
lateral, tiga, dan empat. Dua pertiga atau lebih cairan ini berasal dari sekresi
aliran cairan, berjalan dari pleksus koroideus dan kemudian melewati sistem
Sylvii ke dalam ventrikel keempat. Cairan ini keluar dari ventrikel keempat
melalui tiga pintu kecil, yaitu dua foramen Luschka di lateral dan satu foramen
Magendie di tengah, dan memasuki sisterna magna, yaitu suatu rongga cairan
seluruh otak dan medula spinalis. Cairan serebrospinal kemudian mengalir ke atas
dari sisterna magna dan mengalir ke dalam vili arakhnoidalis yang menjorok ke
dalam sinus venosis sagitalis besar dan sinus venosus lainnya di serebrum.7
Pada ruang intrakranial terdapat cairan yang dapat menekan organ lainnya
atau 4 – 15 mm Hg. Peningkatan volume dapat menjadi salah satu unsur yang
intrakranial meningkat.8
Konsekuensi lesi desak ruang dapat terjadi berupa:2,5,6
1. Pergeseran CSS. Pergeseran CSS pada neoplasma intrakranial akan
15
ipsilateral dari neoplasma sedangkan ventrikel lateral sisi kontralateralnya
hanya dapat terjadi pada derajat yang sangat terbatas. Neoplasma yang
digeser terpakai semua dan TIK mulai meningkat. Peningkatan TIK yang
Hubungan antara TIK dan keadaan neurologik juga tergantung pada tingkat
lambat, seperti meningioma, dapat tumbuh hingga ukuran besar tanpa adanya
tanda peningkatan TIK. Sebaliknya, neoplasma yang lebih kecil namun terletak di
dekat bangunan peka nyeri dan mengganggu aliran CSS ataupun neoplasma yang
1. Herniasi Supratentorial2,5,6
ini, sering dicetuskan oleh perdarahan talamus, edema otak akut, dan
bertahap tekanan semakin mendorong kekaudal dan makin berat, dan dikenal
darah otak (GPDO atau stroke), neoplasma, abses dan edema otak.
c. Herniasi singuli
Sistem arteri dan vena serebri anterior yang terhambat kemudian
2. Herniasi Infratentorial
Tekanan pada fossa posterior dapat menyebabkan otak kecil untuk naik
didorong melalui takik tentorial. Hal ini juga mendorong otak tengah ke
bawah.
batang otak. Pada tumor fossa posterior, herniasi tonsilar berdiri sendiri,
17
menyebabkan tortikolis, suatu refleks dalam usaha mengurangi tekanan pada
medulla.
DIAGNOSIS11
gejala utama dapat kita ketahui dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-
gejala yang dirasakan seperti ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang.
1. Denyut nadi
Denyut nadi relatif stabil selama stadium awal dari peningkatan TIK,
kesadaran.
3. Tekanan darah
Tekanan darah dan denyut nadi relatif stabil selama stadium awal dari
18
Selama mekanisme kompensasi dari peningkatan TIK, suhu tubuh akaN
tubuh akan muncul akibat dari disfungsi dari hipotalamus atau edema pada
5. Reaksi pupil
Serabut saraf simpatis menyebabkan otot pupil berdilatasi. Pada
penekanan pada nervus okulomorius, seperti edema otak atau lesi pada otak,
Head CT-Scan
CT-Scan merupakan merupakan alat diagnostik yang penting dalam evaluasi
pasien yang diduga menderita tumor otak. CT-Scan merupakan pemeriksaan yang
mudah, sederhana, non invasif, tidak berbahaya, dan waktu pemeriksaan lebih
singkat. Ketika kita menggunakan CT-Scan dengan kontras, kita dapat mendeteksi
tumor yang ada. CT-Scan tidak hanya dapat mendeteksi tumor, tetapi dapat
berupa massa yang mendorong struktur otak disekitarnya. Biasanya tumor otak
dikelilingi jaringan oedem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah.
disertai dengan pemberian zat kontras memberikan hasil yang baik pada beberapa
jenis tumor. Kekurangan CT-Scan adalah kurang peka dalam mendeteksi massa
19
tumor yang kecil, massa yang berdekatan dengan struktur tulang kranium,
biopsi. Biopsi aspirasi abses ini dilakukan untuk keperluan diagnostik maupun
terapi.
1. MRI
MRI merupakan pemeriksaan yang paling baik terutama untuk mendeteksi
tumor yang berukuran kecil ataupun tumor yang berada dibasis kranium, batang
otak dan di fossa posterior. MRI juga lebih baik dalam memberikan gambaran lesi
primer paru.
4. USG Abdomen
Dilakukan untuk mengetahui aakah ada tumor dibagian tubuh lain. Pada orang
dewasa. Tumor otak yang merupakan metastase dari tumor lain lebih sering
stadium tumor dan menentukan pengobatan yang tepat seperti apakah akan
Dengan mengambil cairan serebro spinal, diharapkan dapat diketahui jenis sel dari
20
tumor otak tersebut. Jika tekanan intrakranial terlalu tinggi, pemeriksaan ini
tekanan intrakranial.
8. Angiography
Angiography tidak sealu dilakukan, tetapi pemeriksaan ini perlu dilakukan
untuk beberapa jenis tumor. Pemeriksaan ini membantu ahli bedah untuk
mengetahui pembuluh darah mana saja yang mensuplai area tumor, terutama
Tatalaksana9,10
1. Pembedahan
Jika hasil CT-Scan didapati adanya tumor, dapat dilakukan pembedahan.
Ada pembedahan total dan parsial, hal ini tergantung jenis tumornya. Pada kasus
abses seperti loculated abscess, pembesran abses walaupun sudah diberi antibiotik
hematoma akut dengan middle shift > 5 mm. Operasi juga direkomendasikan pada
grade glioma. Selain itu radioterapi juga digunakan sebagai lanjutan terapi dari
pembedahan parsial.
3. Kemoterapi
Terapi utama jenis limpoma adalah kemoterapi. Tetapi untuk
21
Mengontrol kejang merupakan bagian terapi yang penting pada pasien
dengan gejala klinis kejang. Pasien SOL sering mengalami peningkatan tekanan
intrakranial, yang salah satu gejala klinis yang sering terjadi adalah kejang .
Phenytoin adalah yang paling umum digunakan. Selain itu dapat juga digunakan
merupakan salah satu terapi yang harus diberikan. Berikan antibiotik intravena,
sesuai kultur ataupun sesuai data empiris yang ada. Antibiotik diberikan 4-6
minggu atau lebih, hal ini disesuaikan dengan hasil pencitraan, apakah ukuran
memiliki penetrasi yang bagus ke sistem saraf pusat, tetapi harus memperhatikan
dosis yang diberikan (tergantung berat badan dan fungsi ginjal) untuk mencegah
toksisitas.
6. Kortikosteroid
Kortikosteroid mengurangi edema peritumoral dan mengurangi tekana
Dosisnya dapat diberikan mulai dari dosis minimal, tetapi dosisnya dapat
22
peningkatan TIK, dengan cara hiperventilasi ringan disertai dengan analisa gas
diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan
dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun berkisar 50-60 % pasien dan
BAB III
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
No MR : 01.02.66.23
Agama : Islam
Suku : Minang
HP : 085214078977
23
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Riwayat nyeri kepala sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
kepala. Lama nyeri ± 5 menit dan berkurang jika dibawa istirahat , nyeri
hilang timbul terutama pagi hari dan tidak tidak hilang dengan obat. Nyeri
sakit, dimana pasien tampak lebih banyak tidur, masih menyahut dan
Lemah pada tungkai kiri ada sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat demam ada, demam hilang timbul, tidak tinggi, tidak menggigil.
24
Riwayat trauma kepala tidak ada
Riwayat penurunan nafsu makan ada sejak 6 bulan sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat penurunan berat badan ada sejak 6, tapi tidak tahu berapa
kilogram.
Pasien post rawatan bangsal saraf, baru pulang 16 hari lalu dengan
Futrolit: triofusin E 1000 (1:2) 8 jam/ kolf, drip cernevit 1x/ hari dalam
futrolit, Esome injeksi 1x1 vial (IV), ondansentron injeksi 3x4 (IV),
fendex 2x1 tab (PO), acetazolamide 3x250 mg (PO), terpasang kateter urin
dan NGT.
Tidak ada riwayat trauma, infeksi telinga (-), hidung (-), gigi (-)
Tidak ada riwayat keganasan dan tidak ada riwayat operasi sebelumnya
25
Tidak ada riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, strok dan penyakit
PEMERIKSAAN FISIK
Primary Survey
Status Generalis
Perkusi : Timpani.
Status Neurologis
A. Tanda Rangsangan Meningeal
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Tanda Kernig : (-)
B. Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
Pupil isokor diameter 3 mm/3 mm, refleks cahaya +/ +, refleks kornea +/+.
N. I (Olfaktorius)
27
Subjektif Normal Normal
Objektif (dengan bahan) Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. II (Optikus)
N. III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Bola mata Bulat Bulat
Ptosis (-) (-)
Gerakan bulbus Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
N. IV (Trochlearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah (+) (+)
Sikap bulbus Ortho Ortho
Diplopia - -
28
N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik Normal Normal
Membuka mulut Normal Normal
Menggerakkan rahang Normal Normal
Menggigit Normal Normal
Mengunyah Normal Normal
N. VI (Abdusen)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral (+) (+)
Sikap bulbus Ortho Ortho
N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Plika nasolabialis simetris
Sekresi air mata + +
Fissura palpebra Normal Normal
Menggerakkan dahi Normal Normal
Menutup mata Normal Normal
Mencibir/ bersiul Normal Normal
Memperlihatkan gigi Normal Normal
Sensasi lidah 2/3 depan Tidak dilakukan
Hiperakusis - -
N. VIII (Vestibularis)
Kanan Kiri
29
Suara berbisik Sulit dinilai Sulit dinilai
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 belakang Tidak diperiksa
N. X (Vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Simetris Simetris
Uvula Di tengah Di tengah
Menelan Normal Normal
N. XI (Asesorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan (+) (+)
N. XII (Hipoglosus)
30
Kanan Kiri
Kedudukan lidah dalam Simetris
Kedudukan lidah dijulurkan Simetris
Tremor (-) (-)
Fasikulasi (-) (-)
Atropi (-) (-)
Palmometal (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan: hipokalemi
31
Tampak lesi isodens di frontal dekstra disertai perifocal edem, midline
shift (+) ke kiri ± 1mm, sulci dan gyri menyempit, differential white and gray
matter menyempit, sistem ventrikel baik, pons, cerebellum tidak tampak. Kesan:
Rontgen Thoraks
Follow Up:
33
2/10/18 S Buka mata spontan, kontak inadekuat, lemah anggota gerak kiri.
6-9/ S Pasien sadar, lemah anggota gerak kiri, Nyeri kepala: + , VAS: 2-
10/18
3
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : GCS 15: E4M6V5
TD: 130/70 , Nd: 78, RR: 18, T: 37
Pupil isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya+/+, Refleks kornea +/+,
34
Ranitidin 2x50 mg (IV)
Paracetamol 3x750 mg (PO)
10-12 S Buka mata spontan, kontak inadekuat, lemah anggota gerak
/10/18
O kiri.Nyeri kepala: + , VAS: 2
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : GCS 12: E4M5V3
TD: 120/80 , Nd: 79, RR: 18, T: 36,5
Pupil isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya+/+, Refleks kornea +/+,
A
P gerakan bola mata bebas. Motorik 555 444
555 444
SOL et frontal deksta suspek meningioma
Umum: Diet MB 1800 kkal
Khusus: Dexametason 3X5 mg (IV) tapering off
Ranitidin 2x50 mg (IV)
Paracetamol 3x750 mg (PO)
Pasien dilakukan pemeriksaan CT-scan tanggal 11/10/2018
35
13-15 S Pasien sadar, lemah anggota gerak kiri
/10/18 O Keadaan umum : sedang
Kesadaran : GCS 15: E4M6V5
TD: 120/70 , Nd: 64, RR: 20, T: 37
Pupil isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya+/+, Refleks kornea +/+,
16-28 S Buka mata spontan, kontak inadekuat, lemah anggota gerak kiri.
/10/18
O Nyeri kepala: + , VAS: 2-3
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : GCS 12: E4M5V3
TD: 120/80 , Nd: 78, RR: 20, T: 36,5
Pupil isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya+/+, Refleks kornea +/+,
intelektual
36
P gerakan bola mata bebas. Motorik 555 555
555 555
SOL et frontal deksta suspek meningioma
Umum: Diet ML 1700 kkal
IVFD Asering 12 jam/kolf
Khusus: Dexametason 1x5 mg (IV) tapering off
Ranitidin 2x50 mg (IV)
Paracetamol 3x750 mg (PO)
A Pasien pindah ke CW
P Pasien sadar, nyeri bekas operasi (+), VAS 2-3
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : GCS 15: E4M6V5
TD: 130/70 , Nd: 78, RR: 18, T: 37
Pupil isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya+/+, Refleks kornea +/+,
BAB IV
DISKUSI
37
kesadaran sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.Riwayat nyeri kepala sejak 6
bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala dirasakan berdenyut mulai dari
belakanh kepala sampai puncak kepala. Nyeri kepala semakin meningkat sejak 10
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh pandangan kabur sejak 5 bulan
yang lalu. Mual dan muntah ada, kejang tidak ada. Lemah pada tungkai kiri ada
sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Riwayat demam ada, demam hilang
timbul, tidak tinggi, tidak menggigil. Riwayat penurunan nafsu makan ada sejak 6
bulan sebelum masuk rumah sakit. Riwayat penurunan berat badan ada sejak 6
dan lemah anggota gerak kiri . Pada pemeriksaan labor didapatkan hypokalemia
dengan kadar kalium 2,9. Dari CT-scan tanpa kontras didapatkan kesan tumor et
Tatalaksana yang diberikan pada pasien adalah diet ML 1700 kkal, IVFD NaCl
dengan edema perifokal DD: massa hipervaskular (aneurisma ?). Pada tanggal 31
Oktober pasien dilakukan craniectomy a.i removal tumor suspek meningioma dan
38
Intrakranial didefinisikan sebagai neoplasma, jinak atau ganas, primer atau
sekunder, serta hematoma atau malformasi vaskular yang terletak di dalam rongga
death’.
akan mengambil tempat dalam ruang yang relatif tetap dari ruangan tengkorak
yang kaku. Tumor intrakranial atau yang juga dikenal dengan tumor otak, ialah
massa abnormal dari jaringan di dalam kranium, dimana sel-sel tumbuh dan
membelah dengan tidak dapat dikendalikan oleh mekanisme yang mengontrol sel-
sel normal. Terdapat lebih dari 150 jenis tumor intrakranial yang telah ditemukan,
menjadi tumor primer dan tumor sekunder. Tumor otak primer mencakup tumor
yang berasal dari sel-sel otak, selaput otak (meninges), saraf, atau kelenjar. Tumor
otak sekunder merupakan tumor yang berasal dari tumor ganas jaringan tubuh
lain. Berdasarkan lokasi tumor, terdapat dua jenis utama tumor intrakranial, yaitu
progresif. Gangguan neurologik pada tumor otak disebabkan oleh gangguan fokal
akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Gangguan fokal terjadi
apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung
pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neural. Perubahan suplai darah
39
sebagai hilangnya fungsi secara akut. Peningkatan TIK dapat disebabkan oleh
mendesak ruang yang relatif tetap pada tengkorak. Volume intrakranial adalah
tetap karena sifat dasar dari tulang tengkorak yang tidak elastik. Volume
yaitu volume jaringan otak, volume cairan serebrospinal, dan volume darah. Hal
Pada pasien didapatkan penglihatan kabur sejak 5 bulan yang lalu. Hal ini
Nyeri kepala sejak 6 bulan yang lalu, nyeri dirasakan di bagian belakang
kepala sampai puncak kepala kedepan, nyeri terasa berdenyut, lama nyeri ± 5
menit dan berkurang jika dibawa istirahat , nyeri hilang timbul terutama pagi hari
dan tidak tidak hilang dengan obat. Hal ini sesuai dengan gejala nyeri kepala
yang berhubungan dengan peningkatan TIK. Nyeri kepala ini cenderung bersifat
intermittent, tumpul, berdenyut dan memberat terutama di pagi hari karena selama
intrakranial.
evaluasi pasien yang diduga menderita tumor otak. Gambaran CT-scan pada
40
tumor otak, umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang
oedem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi,
sifatnya yang hiperdens. Beberapa jenis tumor otak akan terlihat lebih nyata bila
sehingga pilihan pada radioterapi dan kemoterapi, namun jika tumor metastase
nyeri kepala akibat tumor otak bisa disebabkan akibat traksi langsung tumor
terhadap reseptor nyeri disekitarnya. Gejala klinis nyeri biasanya bersifat lokal
atau radikular ke sekitarnya, yang disebut nyeri neuropatik. Maka dapat dipilih
analgesik yang tidak menimbulkan efek sedasi atau muntah karena dapat mirip
dengan gejala kanker otak pada umumnya. Oleh karena itu dapat diberikan
parasetamol dengan dosis 20mg/berat badan perkali dengan dosis maksimal 4000
mg/hari, baik secara oral maupun intravena sesuai dengan beratnya nyeri. Jika
41
menjadi pilihan utama, seperti gabapentin 100-1200mg/hari, maksimal
3600mg/hari.
hampir seluruh jenis kanker otak yang operabel. Kanker otak yang terletak jauh di
dalam dapat diterapi dengan tindakan bedah kecuali apabila tindakan bedah tidak
meliputi membuka sebagian tulang tengkorak dan selaput otak pada lokasi tumor.
patologi anatomi untuk diperiksa jenis tumor. Pada keadaan peningkatan tekanan
42
43
DAFTAR PUSTAKA
– the CT era. Port Moresby General Hospital, Papua New Guinea and
2007; 50(1-2):33-43.
5. HF, etc. Spinal nerve origin. Neuroanatomy and neurophysiology. USA:
Tumours of The Central Nervous System. 4th Edition. Lyon : IARS Press,
2007.
7. Jaffe RA., Schmiesing CA., Golianu B. IntracranialSurgery, pada
44
11. Lambardo MC. Cedera Sistem saraf Pusat. Dalam: Price SA, Wilson LM,
EGC. 2006;1167-82.
45
46