Anda di halaman 1dari 38

13ffi

Cangguan Ansietas

30,5 persen) iebih cenderung mengalami gangguan ansietas dari-


pada laki-laki (prevalensi seumur hidup 19,2 persen). Prevalensi
gangguan ansietas menurun dengan meningkatnya status sosio-
ekonomik.
Gangguan ansietas merupakan keadaan psikiatri yang paling
sering ditemukan di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Studi
menunjukkan bahwa gangguan ini meningkatkan morbiditas, Kontribusi llmu Psikologis
penggunaan pelayanan kesehatan, dan hendaya f'ungsional. Pe-
Tiga kelompok teori psikologis utama-psikoanalitik, perilaku,
mahaman neuroanatomi dan biologi molekular ansietas menjanji-
dan eksistensial-tetah menyumbang teori mengenai penyebab
kan pengertian baru mengenai etiologi dan terapi yang lebih
ansietas. Masing-masing teori memiliki kegunaan konseptual
spesifik (dengan demikian lebih efektif.l di masa mendatang.
maupun praktis dalam terapi gangguan ansietas.

GEIALA ANSIETAS Teori Psikoanalitik. Walaupun Sigmund Freud awalnya


meyakini bahwa ansietas berasal dari penumpukan libido fisio-
Pengalaman ansietas memiliki dua komponen: kesadaran akan
logis, ia akhirnya mendefinisikan kembali ansietas sebagai sinyal
sensasi fisiologis (sepe(i palpitasi dan berkeringat) serla kesadar-
adanya bahaya pada ketidaksadaran. Ansietas dipandang sebagai
an bahwa ia gugup atau ketakutan. Selain pengaruh viseral dan
akibat konflik psikik antara keinginan tidak disadari yang bersifat
motorik (Tabel l3.l-l), ansietas memengaruhi pikiran. persepsi.
seksual atau agresifdan ancaman terhadap hal tersebut dari super-
dan pembelaiaran. Ansietas cenderung menimbulkan kebingungan
ego atau realitas eksternal. Sebagai respons terhadap sinyal ini,
dan distorsi persepsi, tidak hanya persepsi waktu dan ruang tetapi
ego memobilisasi mekanisme pertahanan untuk mencegah pikiran
juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat mengganggu
dan perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak muncul ke
proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi
kesadaran. Saat ini, banyak ahli neurobiologi terus menyokong
daya ingat, dan mengganggu kemampuan menghubungkan satu
banyak gagasan dan teori asli Freud. Satu contoh adalah peran
hal dengan hal lain-yaitu membuat asosiasi.
amigdala yang meningkatkan respons takut tanpa ru.iukan apapun
Aspek penting emosi adalah efeknya pada selektivitas per-
pada memori yang disadari dan menyokong konsep Freud me-
hatian. Orang yang mengalami ansietas cenderung memperhatikan
ngenai sistem memori yang tidak disadari untuk respons ansietas.
hal tertentu di dalam lingkungannya dan mengabaikan hal lain
Dari perspektif psikodinamik, tu-juan terapi bukanlah menghilang-
dalam upaya untuk membuktikan bahwa mereka dibenarkan
kan semua ansietas tetapi meningkatkan toleransi terhadap
untuk menganggap situasi tersebut menakutkan. Jika keliru dalam
ansietas-yaitu, kemampuan mengalami ansietas dan mengguna-
membenarkan rasa takutnya, mereka akan meningkatkan ansietas
kannya sebagai sinyal untuk menyelidiki konflik dasar yang telah
dengan respons yang selektif dan membentuk lingkaran setan
menciptakannya. Ansietas muncul sebagai respons terhadap ber-
ansietas, persepsi yang mengalami distorsi, dan ansietas yang
bagai situasi selama siklus kehidupan, dan upaya menghilangkan-
meningkat. Jika sebaliknya, mereka dengan keliru menentramkan
nya dengan cara psikofarmakologis mungkin tidak berfungsi apa-
diri mereka dengan pikiran selektif, ansietas yang tepat dapat
pun dalam menyelesaikan situasi kehidupan atau hubungan
berkurang, dan mereka dapat gagal mengambil tindakan per-
intemal yang telah mencetuskan keadaan ansietas.
tahanan yang perlu.

Teori Perilaku-Kognitif. Teori perilaku atau pembelajaran


ANSIETAS PATOLOGIS ansietas telah menghasilkan beberapa terapi yang paling efektif
untuk gangguan ansietas. Menurut teori ini, ansietas adalah
Epidemiologi respons yang dipelajari terhadap stimulus lingkungan spesifik. Di
Gangguan ansietas merupakan kelompok gangguan psikiatri yang dalam model pembelajaran klasik, orang tanpa alergi makanan
paling sering ditemukan. National Comorbidity Study melaporkan dapat menjadi sakit setelah di restoran memakan kerang yang ter-
bahwa satu di antara empat orang memenuhi kriteria untuk sedikit- kontaminasi. Pajanan berikutnyaterhadap kerang dapatmenyebab-
nya satu gangguan ansietas dan terdapat angka prevalensi 12 kan orang ini merasa sakit. Melalui generalisasi, mereka dapat
bulan sebesar 17,7 persen. Perempuan (prevalensi seumur hidup menjadi tidak percaya pada makanan yang disiapkan orang lain.

230
.1
3.1. lkhtisar 231

Tabel 1 3.1 -1 saraf dasar, serta kerja obat psikoterapeutik. Satu kutub pemikir-
Manifestasi Perifer Ansietas an meyakini bahrva perubahan biologis yang dapat diukur pada
pasien dengan gangguan ansietas mencerminkan hasil konflik
Diare psikologis; sedangkan kutub lain meyakini bahwa peristirva
Pusing, kepala terasa ringan biologis mendahului konflik psikologis. Kedua situasi bisa ditemu-
Hiperhidrosis kan pada orang teftentu, dan suatu kisaran sensitivitas secara bio-
Hiperrefleksia
logis dapat berada di antara orang-orang dengan gejala gangguan
Hipertensi
ansietas.
Palpitasi
Midriasis pupil
Celisah (cth., bcrjalan rlondar-mandir) Sistem Saraf Otonom. Stimulasi sistem saraf otonom me-
Sinkop nimbulkan ge.iala tertentu-kardiovaskular (cth., takikardi), mus-
Takikardia kular (cth., sakit kepala), gastrointeslinal (cth., diare), dan per-
Kesemutan di ekstren-ritas napasarl (cth., takipneu). Manit'estasi perifer ansietas ini tidak
Tremor khas pada gangguan ansietas dan tidak selalu berhubungan de-
Cangguan perut ("seperti ada l<upu-kLrpu") ngan pengalaman subjektif ansietas. Pada sepertiga pertama abad
Frekuensi, hesitansi, drn urgcrrsi uri
ke-20, Walter Cannon menuniukkan bahrva kucing yang terpa.ian
dengan anjing menggonggong menujukkar.r tanda perilaku dan
fisiologis yang takut discbabkan pelepasan epinefrin dari adrenal.
Sebagai kemungkinan penyebab lain, mereka belajar memiliki
Teori James-Lange menyatakan bahlva ansietas subjektif merupa-
respons internal ansietas dengan meniru respons allsielas orang
kan respons terhadap fenomerra periler. Sekarang in i te lah menj adi
tua mereka (teori pembelajaran sosial). Pada masing-masing pemikiran umum bahwa ansietas sistem saraf pusat mendahului
kasus, terapi biasanya merupakan suatu bentuk desensitisasi de-
manifestasi perifer ansietas, kecuali.iika seorang pasien memiliki
ngan pajanan berulang terhadap stimulus ansiogenik, digabung-
penyebab perif'er spesifik, misalnya bila terdapat feokromositoura.
kan dengan metode psikoterapeutik kognitif'.
Sistem saral otonom pada sejumlah pasien dengan gangguan
Pada tahun{ahun belakangan ini, pendukung teori perilaku
ansietas, terutama rnereka dengan gangguan panik, menunjukkan
menunjukkan peningkatan minat terhadap pendekatan kognitif
peningkatan tonus simpatik, beradaptasi lambat terhadap stimulus
dalam mengonseptualisasi dan menatalaksana gangguan ansietas,
berulang, dan berespons berlebihan terhadap stimulus sedang.
dan ahli teori kognitif mengusulkan alternatif teori pembelajaran
tradisional model penyebab ansietas. Menurut konseptualisasi Neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang terkait
keadaan ansietas nonfobik, pola pikir yang salah, tQrdistorsi, atau
dengan ansietas berdasarkan studi hewan dan respons terhadap
kontraproduktif menyerlai atau mendahului perilaku maladaptif terapi obat adalah norepinefrin, serotonin, dan asam y-aminobutirat
dan gangguan emosi. Menurut satu model, pasien dengan ganggu- (GABA). Banyak in{blrnasi ilnu saraf dasar mengenai ansietas
an ansietas cenderung memperkirakan secara berlebihan derajat diperoleh dari percobaan hewan yang melibatkan paradigrna peri-
bahaya dan kemungkinan kerusakan pada situasi teftentu serta laku dan agen psikoaktif. Satu model hervan untuk ansietas adalah
cenderung meremehkan kemampuan mereka dalam menghadapi u.ii konflik. yaitu hewan diberikan stimulus positif (contohnya
ancaman yang dirasakan pada keseiahteraan fisik atau psikologis n.rakanan) bersamaan dengan stirnulus negatif (contohnya kejut
mereka. Model ini menegaskan bahrva pasien dengan gangguan listrik). Obat ansiolitik (contohnya benzodiazepin) cenderung ne-
panik sering memiliki pikiran akan hilangnya kendali dan takut mudahkan adaptasi hewar.r pada situasi ini, sedangkan obat lain
mati yang mengikuti sensasi fisiologis yang tidak dapat dijelaskan (contohnya amletamin) merusak lebihiauh respolrs perilaku hewan.
(seperti palpitasi, takikardi, dan kepala terasa ringan) tetapi men-
dahului dan kemudian menyertai serangan panik. NontptNrrntN. Teori umum rncngenai peran norepinefrin
dalam gangguan ansietas adalah bahr.va pasien yang mengalami
Teori Eksistensial. Teori eksistensial ansietas memberikan ansietas dapat memiliki sistern adrenergik yang diatur dengan
model untuk gangguan ansietas menyeluruh, tanpa adanya sti- buruk dengan ledakan aktivitas yang kadang-kadang terjadi.
mulus spesifik yang dapat diidentifikasi ut.ttuk perasaan cemas Badan sel sistem noradrenergik terutama terletak pada locus
kronisnya. Konsep pusat teori eksistensial adalah bahwa orang ceruleus di pons pars rostralis dan badan sel ini menjulurkan
menyadari rasa kosong yang mendalam di dalam hidup mereka, aksonnya ke korteks serebri, sistem limbik, batang otak, serta
perasaan yang mungkin bahkan lebih membuat tidak nyarnan medula spinalis. Eksperimen pada primata menunjukkan bal.rwa
daripada penerimaan terhadap kematian yang tidak dapat dielak- stimulasi locus ceruleus menghasilkan respol'ls rasa takut pada
kan. Ansietas adalah respons mereka terhadap kehampaan yang hewan dan ablasi pada area yang sama menghambat atau benar-
luas mengenai keberadaan dan arti. Hal eksistensial seperti itu benar menghalangi kemampuan hervan membentuk respons rasa
meningkat sejak perken.rbangan senjata penghancur takut.
illi.lt" Studi pada manusia menemukan bahwa pada pasien dengan
gangguan panik, agonis adrenergik-B (contohnya isoproterenol
Isuprel]) dan antagonis adrenergik-cr, (contohnya yohimbin
Kontribusi ltmu Biotogis
[Yocon]) dapat mencetuskan serangan panik berat dan sering. Se-
Teori biologis ansietas telah berkembang dari studi praklinis baliknya, klonidin (Catapres), suatu agonis adrenergik-o, menu-
dengan model ansietas hewan, studi pada pasien dengan faktor runkan ge.jala ansietas pada seiumlah situasi eksperimental dan
biologis yang dipastikan, tumbuhnya pengetahuan mengenai ilmu terapeutik. Temuan yang kr,rrang konsisten adalah bahwa pasien
232 13. Cangguan Ansietas

dengan gangguan ansietas, terutama gangguan panik, memiliki an lasilitasi prasinaps yang dapat diukur sehingga rnenghasilkan
peningkatan kadar metabolit noradrenergik 3-metoksi-4-hidroksi- peningkatan pelepasan jumlah neurotransmiter. Walaupun siput
fenilglikol dalam urine atau cairan serebrospinalis. laut adalah hewan sederhana, pekerjaan ini menunjukkan pen-
dekatan eksperimental pada proses neurokimia kompleks yang
Srnorontru. identifikasi banyak jenis reseptor serotonin berpotensi terlibat dalam gangguan ansietas pada manusia.
memicu pencarian peran serotonin dalam patogenesis gangguan
ansietas. Minat mengerrai hubungan ini arvalnya didorong oleh Studi Pencitraan Otak. Suatu kisaran studi pencitraan
pengamatan bahwa antidepresan serotonergik memiliki efek otak, yang hampir selalu dilakukan pada gangguan ansietas
terapeutik pada sejumlah gangguall ansietas-contohnya clomi- spesifik, menghasilkan beberapa kemungkinan petunjuk dalam me-
pramine (Anatranil) pada gangguan obsesif-kompulsif. Efektivitas mahami gangguan ansietas. Studi struktural-contohnya c ontputed
buspiron (BuSpar), agonis reseptor serotonin 5-HT,o, dalam tontography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)-
terapi gangguan ansietas.juga mengesankan kemLrngkinan hubung- kadang-kadang menunjukkan peningkatan ukuran ventrikel otak.
an antara serotonin dan ansietas. Badan sel sebagian besar neuron Pada satu studi, peningkatan ini dihubungkan dengan lama waktu
serotonergik terletak di raphe nuclei di batang otak pars rostralis pasien mengonsumsi diazeparn. Pada satu studi MRI, defek
dan menyalulkan impuls ke korteks serebri, sistem limbik (khusus- spesifik lobus temporalis kanan diten-rukan pada pasien dengan
nya amigdala dan hipokampus), serla hipotalamus. Walaupun ganguan panik. Se.jumlah studi pencitraan otak lainnya melaporkan
pernberian agen serotonergik pada hewan menimbulkan perilaku temuan abnormal di hemisfer kanan tetapi tidak dihemisfer kiri;
yang mengesankan ansietas, data mengenai efek serupa pada temuan ini mengesankan bahrva beberapa tipe asimetri serebral
manusia kurang kuat. Sejumlah laporan menunjukkan bahrva n- dapat merupakan hal penting dalam timbulnya gangguan ansietas
klorof'enilpiperazin (mCPP), yaitu obat dengan berbagai ef'ek pada pasien tertentu. Studi pencitraan otak fungsional-cor.rtohnya
serotonergik dan nonserotonergik, serla fenfluramin (Pondimin), positron enrission tontography (PET), single photon entission
yang menyebabkan pelepasan serotonin, rnenimbulkan pening- computed tontography (SPECT), dan elektroensefalografi (EDG)
katan ansietas pada pasien dengan gangguan ansietas; dan banyak pasien dengan gangguan ansietas melaporkan berbagai
laporan tidak resmi yang menunjukkan bahwa halusinogen seroto-
-pada
abnormalitas korteks frontalis, area oksipitalis dan temporalis,
nergik dan stimulan---contohnya lisergic acid diethylantide serla, di satu studi mengenai gangguan panik, abnormalitas girus
(LSD) dan 3,4-metilendioksirnetamfetamin (MDMA)-dikaitkan parahipokampus. Sejumlah studi pencitraan saraf fungsional rneng-
dengan timbulnya gangguan ansietas akut dan kronis pada orang hubungkan nukleus kaudatus dalam patofisiologi gangguan obsesif
yang rnenggunakan obat ini. kompulsif. Interpretasi konservatif data ini adalah bahr.va se.jumlah
pasien dengan gangguan ansictas memiliki keadaan patologi
CABA. Peran GABA dalam gangguan ansietas paling kuat serebral fungsior-ral yang terlihat dan keadaan ini dapat merupakan
didukung oleh efektivitas benzodiazepin yang tidak meragukan, perrl ebab relcr an gcjala gangguan ansielas.
yang meningkatkan aktivitas GABA di reseptor GABAo, di dalam
terapi beberapajenis gangguan ansietas. Walaupun benzodiazepin Studi Cenetik. Studi genetik telah menghasilkan data yang
potensi rendah paling efektifuntuk ge.iala gangguan cemas menye- solid bahwa sedikitnya bebelapa komponen genetik turut berperan
luruh, benzodiazepin potensi tinggi, seperti alprazolam (Xanax), dalam timbulnya gangguan ansietas. Hampir separuh dari semua
efektif dalarn terapi gangguan panik. Studi pada primata menemu- pasien dengan gangguan panik setidaknya memiliki satu kerabat
kan bahwa gejala sistem saraf otonom pada gangguan ansietas yangiuga mengalami gangguan tersebut. Gambaran unluk gang-
dicetuskan ketika agonis kebalikan benzodiazepin, B-karbolin-3- guan ansietas lainnya, walaupun tidak setinggi itu,juga menunjuk-
asam karboksilat (BCCE), diberikan. BCCE,.;uga menimbulkan kan adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada kerabat
ansietas pada relawan kontrol normal. Antagonis benzodiazepin, deraiat pertama pasien yang rnengalaminya daripada kerabat
flumazenil, menyebabkan serangan panik berat yang sering pada orang yang tidak mengalami gangguan ansietas. Walaupun studi
pasien dengan gangguan panik. Data ini mengarahkan peneliti adopsi pada gangguan ansietas belr"rm pernah dilaporkan, data
berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan ansietas dari pencatatan kembarjuga menyokong hipotesis bahwa gang-
memiliki fungsi abnormal reseptor GABAA, walaupun hubungan guan ansietas setidaknya sebagian ditentukan secara genetik.
ini belum terlihat langsung. Jelaslah bahwa terdapat hubungan antara genetik dan gangguan
ansietas tetapi tidak ada gangguan ansietas yang tampaknya di-
AprvslR. Suatu model ne urotransmitcr untuk gangguan sebabkan abnormalitas Mendelian sederhana. Laporan terkini
ansietas didasarkan pada studi Aplysia california, oleh pemenang telah menghubungkan sekitar 4 persen variabilitas intrinsik ansie-
hadialr nobel Eric Kandel, MD. Aplysia adalah siput laut yhng tas dalam populasi umum dengan varian polin-rorfik gen transporter
bereaksi terhadap bahaya dengan pergi menghindar, rnasuk ke serotonin, yang merupakan tempat bekerjanya banyak obat seroto-
dalam cangkang, dan mengurangi perilaku makan. Perilaku ini nergik. Orang dengan varian tersebut menghasilkan lebih sedikit
dapat dipelajari secara klasik, sehingga siput berespons terhadap transporter dan memiliki tingkat ansietas yang lebih tinggi.
stimulus netral seperti berespons terhadap stimulus berbahaya.
S'iput juga dapat disensitisasi dengan syok acak sehingga siput Pertimbangan Neuroanatomis. Locus ceruleus tian
menunjukkan respons menghindar saat tidak ada bahaya yang raphe nuclei terutama menyalurkan impuls ke sistem limbik dan
sesungguhnya. Sebelumnya telah ditarik adanya keseja.jaran korteks serebri. Dalam kombinasi dengan data dari studi pen-
antara pembelajaran klasik dan ansietas fobik pada r.nanusia. citraan otak, area ini menjadi fbkus banyak perrbuatan hipotcsis
Aplysia yang terkondisikan secara klasik menunjukkan perubah- mengenai substrat neuroanatomis gangguan ansietas.
13.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 233

StsrrttaLtiuelr. Selain menerima persarafan noradrenergik kan terjadi pada anak dan remaja, serta diagnosis gangguan ini
dan serotonergik, sistem limbik juga mengandung konsentrasi mungkin kurang terdiagnosis pada kelompok usia tersebut.
tinggi reseptor GABAA. Studi ablasi dar.r stimulasi pada primata Prevalensi seumur hidup agorafbbia dilaporkan berkisar
selain manusia.iuga rnelibatkan sistem limbik dalam timbulnya antara 0,6 persen sampai setinggi 6 persen. Faktor utan-ra yang
ansietas dan respons rasa takut. Dua area sistem limbik men- menyebabkan kisaran perkiraan yang luas ini adalah penggunaan
dapatkan perhatian khusus di dalam literatur: meningkatnya berbagai kriteria diagnostik dan rnetode penilaian. Di banyak
aktivitas di jaras septohipokarnpus yang dapat menyebabkan kasus, awitan agorafobia mengikuti peristiwa traumatik.
ansietas dan girus cinguli yang telah dilibatkan terutama dalam
patofisiologi gangguan obsesif kompulsif.
KOMORBIDITAS
KoRTtKs Srnrsnt. Korteks serebri frontalis terhubung dengan Sembilanpuluh satu persen pasien cler.rgan garlgguan panik dan 84
regio hipokampus, girus cinguli. dan hipotalamus, sehingga dapat persen pasien dengan agoralobia memiliki se dikitnya satu ganggu-
terlibat dalam menimbulkan gangguan ansietas. Korteks tempo- an psikiatri lain. Menurut edisi revisi keempat the Diagnostic and
ralis.juga telah dilibatkan sebagai lokasi patofisiologis gangguan Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV-1-R), l0 hingga
ansietas. Hubungan ini sebagian didasarkan pada kemiripan I 5 persen orang dengan gangguan panik juga memiliki gangguan
gambaran klinis dan elektrofisiologi antara sejumlah pasien depresif berat. Sekitar sepertiga orang dengan kedua gangguan
dengan epilepsi lobus temporalis dan pasien dengan gangguan penyerta memiliki gangguan depresif berat sebelurn arvitan gang-
obsesif kompulsif. guan panik; sekitar dua perliga pertama kali mengalami gangguan
panik selama atau setelah awitan depresi berat.
DSM-IV-TR Gangguan ansietas.juga lazim diternukan pada orang dengan
gangguan panik dan agorafobia. Limabelas hingga 30 persen
Edisi revisi keempat Diagnostic and Statistical lulanual of Mental orang dengan gangguan panik .juga memiliki lobia sosial, 15
Disorder (DSM-IV-TR) mencantumkan gangguan ansietas sampai 30 persen memiliki gangguan ansietas menyeluruh, dan
berikut ini: gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, agora- hingga 30 persen n'remiliki gangguan obsesif kompulsif. Keadaan
fobia tanpa riwayat gangguan panik, fobia spesifik dan sosial, komorbiditas yang lazim lainnya adalah hipokondriasis, gangguan
gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pascatrauma, gang- kepribadian, dan gangguan terkait zat.
guan stres akut, gangguan ansietas menyeluruh, gangguan
ansietas akibat keadaan medis umum, gangguan ansietas yang
diinduksi zat, dan gangguan ansietas yang tidak tergolongkan. ETIOLOCI
Semuanya didiskusikan dalam bagian berikLrt.
Faktor Biologis
Riset mcngenai dasar biologis gangguan panik menghasilkan
suatu kisaran temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gang-
guan panik terkait dengan suatu kisaran abnormalitas biologis
dalam struktur dan fungsi otak. Sebagian besar penelitian dilaku-
kan di area dengan penggunaan stimulan biologis untuk mencetus-
Gangguan panik ditandai dengan adarrya scrilngan panik yang kan serangan panik pada pasien dengan gangguan panik. Studi ini
tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode rasa takut dan studi lainnnya menghasilkan hipotesis yang melibatkan dis-
intens yang hati-hati dan bervariasi dari sejumlah serangan se- regulasi sistem sarafperifer dan pusat dalam patofisiologi ganggu-
paniang hari sanrpai hanya sedikit serangan selama satu tahun. an panik. Sistem sarafotonom pada se.iumlah pasien dengan gang-
Gangguan panik sering disertai agorafbbia, yaitu rasa takut guan panik dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik,
sendirian di tempat umum (seperti supermarket), terutama tempat beradaptasi lambat terhadap stimulus bet'ulang. dan berespons
yang sulit untuk keluar dengan cepat saat terjadi serangan panik. berlebihan terhadap stimulus sedang. Studi status neuroendokrin
pada pasien ini menunjukkan beberapa abnormalitas, walaupun
studi-studi ini menghasilkan temuan yang tidak konsisten.
EPIDEMIOLOGI
Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah nore-
Studi epidemiologis melaporkan angka prevalensi seun.rur hidup pinefrin, serotonin" dan asam y-aminobutirat (GABA). Disfungsi
1,5 sampai 5 persen untuk gangguan panik clan 3 hingga 5,6 persen serotonergik cukup terlihat pada gangguan panik dan berbagai
untuk serangan panik. Perempuan lebih mudah terkena dua hingga studi dengan obat campuran agonis-antagonis serotonin menuniuk-
tiga kali daripada laki-laki walaupun pengabaian diagnosis gang- kan peningkatan angka ansietas. Respons tersebut dapat disebab-
guan panik pada laki-laki dapat berperan dalarn distribusi yang kan oleh hipersensitivitas serotonin pascasinaps pada gangguan
tidak sebenarnya- Ada sedikit perbedaan antara Hispanik, orang panik. Terdapat bukti praklinis bahwa melemahnya transmisi
kulit putih, dan orang kulit hitam. Satu-satunya f'aktor sosial yang inhibisi lokal GABAnergik di amigdala basolateral, otak tengah,
diidentifikasi turut t)€rperan dalam tirnbulnya gangguan panik dan hipotalamus dapat mencetuskan rcspons lisiologis mirip
adalah riwayat perceraian atau perpisahan baru teriadi. Cangguan ansietas. Keseluruhan data biologis mengarahkan pada suatu
panik paling lazim timbul pada dewasa muda (usia rerata timbul- fbkus di batang otak (terutarna neuron noradrenergik pacla locus
nya gangguan sekitar 25 tahun) tetapi gangguan panik dan agora- ceruleus dan neuron serotonergik pada raphe nucleus media),
fobia dapat tirnbul pada usia berapapun. Gangguan panik dilapor- sistem limbik (mungkin berlanggung jawab dalam pembentukan
234 13. Cangguan Ansietas

ansietas antisipatorik), dan korteks prafrontal (mungkin ber- Prolaps Katup Mitral. Walaupunminatyangbesarsebelum-
tanggung .iawab dalam pembentukan penghindaran fobik). Di nya ditunjukkan terhadap hubungan antara prolaps katup mitral
antara berbagai neurotransmiter yang terli bat, sistem noradrenergik dengan gangguan panik, penelitian hampir benar-benar meng-
juga menarik banyak perhatian, terutama reseptor or-prasinaps hapuskan semua kebennaknaan atau relevansi klinis terhadap
yang memegang peran yang signifikan. Reseptor ini diidentifikasi hubungan ini. Prolaps katup mitral adalah sindrom heterogen
melalui percobaan farmakologis dengan agonis reseptor-cr, yangterdiri atas prolaps salah satu daun katup mitral, menimbulkan
klonidin (Catapres) dan antagonis reseptor-o, yohimbin, yang me- c/iclc midsistolik pada auskultasi jantung. Studi penelitian me-
rangsang letupan pada locus ceruleus dan menimbulkan tingkat nemukan bahwa prevalensi gangguan panik pada pasien dengan
aktivitas mirip panik yang tinggi pada pasien dengan gangguan prolaps katup mitral sama dengan prevalensi gangguan panik
panik. pada pasien tanpa prolaps katup mitral.

ZatyangMencetuskan Panik. Zal yang mencetuskan Faktor Cenetik


panik (kadang-kadang disebut panikogen) menginduksi serangan
panik pada mayoritas pasien dengan gangguan panik dan pada Walaupun studi yang terkontrol baik rnengenai dasar genetik
proprosi yang jauh lebih kecil pada orang tanpa gangguan panik gangguan panik dan agorafobia.jumlahnya sedikit, data saat ini
atau dengan riwayat serangan panik. (Penggunaan zat yang meng- mendukung kesimpulan bahwa gangguan ini memiliki komponen
induksi panik sangat terbatas pada lingkungan pcnelitian; tidak genetik yang khas. Di sarnping itu, sejurnlah data menunjukkan
ada alasan indikasi klinis untuk merangsang serangan panik pada bahwa gangguan panik dengan agorafobia adalah bentuk parah
pasien). Zatyang disebut penginduksi panik pernapasan menye- gangguan panik sehingga lebih mungkin diturunkan. Berbagai
babkan rangsangan pernapasan dan pergeseran keseimbangan studi menemukan peningkatan risiko empat hingga delapan kali
asam basa. Zat ini mencakup karbon dioksida (5 sampai 35 % untuk gangguan panik di antara kerabat derajat perlama pasien
campuran), natrium laktat, dan bikarbonat. Zat penginduksi panik dengan gangguan panik dibandingkan kerabat derajat pertama
neurokimia, yang bekerja melalui sistem neurotransmiter spesifik, pasien psikiatri lain. Studi kembar yang telah dilakukan hingga
mencakup yohimbin (Yocon), suatu antagonis reseptor-cr, adre- saat ini umumnya melaporkan bahwa kedua kembar monozigot
nergik; fenfluramin (Pondimin), agen pelepas serotonin; la- lebih mudah terkena bersamaan daripada ketnbar dizigot. Saat
klorofenilpiperazin (mCPP), suatu agen dengan berbagai efek ini, tidak ada data yang menunjukkan hubungan antara lokasi
serotonorgik; obat p-karbolin; agonis kebalikan reseptor GABAu; kromosom spesifik atau cara transmisi dan gangguan ini.
flumazenil, suatu antagonis reseptor GABA'; kolesistokinin; dan
kafein. Isoproterenol (lsuprel) juga merupakan zat penginduksi Faktor Psikososial
panik walaupun mekanisme ker.janya dalam mencetuskan
serangan panik tidak diketahui dengan baik. Zat penginduksi Teori psikoanalitik dan perilaku kognitif telah dikembangkan
panik pernapasan awalnya dapat bekerja di baroreseptor kardio- untuk menerangkan patogenesis gangguan panik dan agorafobia.
vaskular perifer dan mengirim sinyalnya melalui aferen vagus ke Keberhasilan metode kognitifperilaku untuk terapi gangguan ini
nukleus traktus solitarii dan kemudian ke nukleus paragiganto- dapat menambahkan kepercayaan pada teori perilaku kognitif.
selularis medula. Hiperventilasi pada pasien gangguan panik
dapat disebabkan oleh sistem alarm kekurangan udara hiper- Teori Perilaku Kognitif. 'l-eori perilakLr rnenyatakan bahwa
sensitif, sementara peningkatan konsentrasi PCO, dan laktat otak ansietas adalah respons yang dipelajari baik dari menirukan
secara prematur mengakti{kan monitor asfiksik fisiologis. Zat perilaku orang tua maupun melalui proses pembelajaran klasik.
penginduksi panik neurokimia dianggap terutama memengaruhi Di dalam metode pembelajaran klasik pada gangguan panik dan
reseptor noradrenergik, serotonergik, GABA di sistem sardfpusat agorafobia, stimulus berbahaya (seperti serangan panik) yang
secara langsung. timbul bersama stimulus netral (seperti naik bus) dapat meng-
akibatkan penghindaran stimulus netral. Teori perilaku lain me-
Pencitraan Otak. Studi pencitraan struktur otak, contohnya nyatakan hubungan antara sensasi gejala somatik ringan (seperti
magnetic resonance imaging (MRI), pada pasien dengan ganguan palpitasi) dan timbulnya serangan panik. Walaupun teori perilaku
panik melibatkan keterlibatan patologis lobus temporalis, ter- kognitif dapat membantu menerangkan timbulnya agorafobia
utama hipokampus. Satu studi MRI melaporkan abnormalitas, ter- atau peningkatanjumlah maupun keparahan serangan panik, teori

utama atrofkorteks, di lobus temporalis kanan pasien-pasien ini. ini tidak menerangkan timbulnya serangan panik pertama yang
Studi pencitraan otak fungsional, contohnya positron emission tidak dicetuskan dan tidak disangka yang dialami pasien.
tomography (PET), melibatkan adanya disregulasi aliran darah
otak. Khususnya, gangguan ansietas dan serangan panik disettai Teori Psikoanalitik. Teori psikoanalitikmengonseptualisasi
vasokonstriksi serebral, yang dapat menimbulkan gejala sistem serangan panik sebagai serangan yang timbul dari pertahanan
saraf pusat seperti pusing dan gejala sistem saraf perifer yang yang tidak berhasil terhadap impuls yang mencetuskan ansietas.
dapat dicetuskan oleh hiperventilasi dan hipokapnia. Sebagian Hal yang sebelumnya merupakan sinyal ansietas ringan meniadi
besar studi pencitraan otak fungsional menggunakan zat peng- perasaan antisipasi cemas yang berlebihan, lengkap dengan gejala
induksi panik spesifik (contohnya laktat, kafein, atau yohimbin) somatik. Untuk menjelaskan agorafobia, teori psikoanalitik me-
dikombinasi dengan PET atau single photon emission computed nekankan hilangnya orang tua di masa kanak dan riwayat ansietas
tomography (SPECT) untuk mengkaji efekzat penginduksi panik perpisahan, Berada sendirian di tempat umum membangkitkan
dan serangan panik yang diinduksi pada aliran darah otak. kembali ansietas saat diabaikan di masa kanak. Mekanisme
.1
3.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 235

Tabel 'l 3.2-'l induksi psikologis serangan panik yang.ielas. Walaupun serangan
Tema Psikodinamik Gangguan Panik panik sccara neurofisiologis berhubungan dengan locus ceruleus.
ar.vitan panik umumnya terkait dengan faktor lingkungan atau
1. Kesulitan mentoleransi kemaraltatl psikologis. Pasien dengan gangguan panik memiliki insisden
2. Perpisahan fisik atau ernosi dari orang yang berrnakna baik di yang lcbih tinggi mengalarni peristirva hidup yang penuh tekanan,
masa kanak-karrak maupun di rnasa delvasa khususnya kehilangan, dibandingkan sub.lek kontrol di bulan-
3. Dapat dipicu oteh situasi rneningkatnya tanggung jawab bulan sebelum awitan gangguan panik. Lebih jauh, pasien secara
pekerjaan
khas mengalami pendcritaan lebih hebat akan peristiwa hidup
4. Persepsi rnengenai orang tua sebagai pengontrol,
daripada sub.j ek kontrol.
rrenakutkan, kritis, dan nrenuntut
5. Cambaran internal mengenai lrubungan yang nlelibatkan
Hipotesis bahwa peristirva psikologis yang penuh tekanan
perryiksaan seksual dJn fisik menimbulkan perubahan neurofisiologis pada gangguan panik
6. Rasa terperangkap kronis didukung oleh penelitian pada kembar perempuan. Penelitian
7. Lingkaran setan kenraraharr pada perilaku penolakan orang tersebut menemukan bahrva gangguan panik sangat berhubungan
tua diikuti ansietas bahwa khayalan akan merusak ikatan dengan perpisahan orang tua dan kematian orang tua sebelum
dengan orang tua ar.rak berusia l7 tahun. Perpisahan dari ibu di masa kehidupan
B. Kegigalan fungsi ansietas sinyal pada cgo yang tcrkait dengan
awal dengan jelas lebih menimbulkan garlgguan panik daripada
fragrnentasi diri dan kebingungan batas diri orang/benda Iain
perpisahan ayah melalui kohort 1 .0 1 8 pasang kembar perempuan.
9. Mekanisnre defcns yang khas, reactlon forntation, undoing
Faktor etiologis lain pada pasien perempuan tarnpakn.va adalal.r
somatisesi, dan eksternal isasi
penyiksaan fisik dan seksual di masa kanak-kanak. Sekitar 60
persen perempuan dengan gangguan panik memiliki riwayat
penyiksaan seksual masa kanak-kanak dibandingkan 3l persen
defens yang digunakan mencakup represi, displacenrcnt. peng-
perempuan dengan gangguan ansietas lain. Dukungan lebih laniut
hin<Jaran, dan simbolisasi. Perpisahan traurnatik pada masa kanak
untuk mekanisme psikologis gangguan panik dapat diduga dari
dapat men-rengaruhi sistem saraf anak yang scdang berkembang
suatu studi gangguan panik pada pasien yang terapinya berhasil
sederrikian rupa schingga mereka menjadi rentan terhadap
dengan terapi kognitif. Sebelum lerapi. pasien berespons terhadap
ansietas di masa dervasa. Mungkin terdapat kerentanan predis-
induksi selangan panik dengan laktat. Setelah lcrapi kognitifyang
posisi neurofisiologis yang dapat bcrinteraksi denganjenis stresor
berhasil, infus laktat tidak lagi n'renimbulkan selangan panik
lingkungan te(entu untuk menghasilkan hasil akhir serangan
Risct menunjukkan bahrva penl'ebab serangan panik cenderung
panik.
rrelibatkan afii peristi\\,a 1'ang n-reninrbttlkan stres secara tidak
Banyak pasien menggaubarkan scrangan panik seperti limbul
disadari sefia bah*,a patogenesis serangan panik dapat berkaitan
tiba{iba, dengan tidak adanya faktor psikologis yang tcrlibat.
denan laktor neurofisiologis yang dicetuskan reaksi psikologis.
tetapi eksplorasi psikodinamik sering mengungkapkan peng-
Klinisi psikodinamik harus sclalu melakukan penyelidikian me-
nyeluruh mengenai kemungkinan penginduksi setiap menilai
.l pasien dengar.r gangguan panik. Psikodinamik gangguan panik
Tabel 3.2-2
dirangkumkan di dalam Tabel 13.2-1.
Kriteria DSM-lV-TR untuk Serangan Panik

Catatan: Serangan panik bukanlah 8an88uan yang diberi kode.


,, Buatlah kcide diagnosis spesifik saat serangan panik terjadi '
DIAC NOSIS
, (cth., gangguan panik dengan agorafobia). r'
Suatu peiode:diskre! rasa takut atau ketidaknyam.qnan yanS
Serangan Panik
:rinten!;
' dengan:liba+iba timbul empqt (alru lebih) gejal4 '' ,
Di dalam DSM-IV-'IR, kriteria serangan panik disusun sebagai
" berikiit dan meqcqpai puncakrlya dalam 10 menit, '
L', g)' palpitaii, jantung berdebar, atau denyutjanluQg suatu rangkaian terpisah kriteria (Tabel 13.2-2). Serangan panik
.:.i]]']',,merl'ilgkat.l..'':l.. dapat ter.jadi pada gangguan j iwa selain gangguan panik. terutama
(2) berkeringat fobia spesifik, fobia sosial, dan gangguan stres pascatrauma.
gemetar:,:..::::'
'r.r.:,...r(3),
:.::: Serangan panik 1'ang tidak diduga terjadi kapan pun dan tidak
,t-:rrt:(4)
irasa napas,pendek ataul.tercekik ...
i .'l:: : .., diseftai slimulus situasi yang dapat diidentifikasi, tetapi serangan
rtiii panik tidak selalu tidak tcrduga. Serangan pada pasien dengan
' ru*,xllL;;",. d dada fobia sosial dan spesilik biasanya diperkirakan atau diisyaratkan
,171 mqal;leur$angguanadomeni '" ' ::: teriadi jika ada stimulus spesifik atau dikenali. Beberapa serangan
: ($) raia pusing, tidak stabil, kepala terasa'ringan; atau panik tidak mudah dibedakan ke dalam diduga dan tidak terduga,
. ,,r' ipingsan'
., .... . dan serangan ini disebut serangan panik dengan predisposisi
(rasa tidak nyata) atau depersonalisasi (lepas
'(9)'deiEalisisi situasional; serangan ini dapat atau dapat tidak terjadi ketika
'
", .': . dari diri sendiri) ;: l

(10) pasien terpajan pemicu khusus; atau ter.iadi segera setelah pajanan
raqa takut kehilangan kendali'atau menjadi gila
(1 i)"rasa iakut mati ,' : atau setelah beberapa saat.
(1 2) parestesi (kebas atau rasa kesemutan)
(1 3)'mengigil atau ronarm'erah di wajah
Gangguan Panik
Dari'American Psichi;tric"Association. Diagnastic and Statistical
, Manual o7:,1116i56!, pis:order, . 4rh ed. iext' rev.' Washington, DC: DSM-IV-TR memasukkan dua kriteria diagnostik gangguan
, .. Amerlcan,Piychiatric Association; copyright 2000, dengan izin:' panik, satu diagnosis tanpa agorafobia (Tabel 13'2-3) dan diag-
236 13. Cangguan Ansietas

Tabel 13.2-3 Tabel 13.2-4


Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Cangguan Panik Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR untuk Cangguan
Tanpa Agorafobia Panik dengan Agorafobia

A. Mengalami (1)dan (2): A. Mengalami (l) dan (2):


(t) serahgan panikberulangyang tidakdiduga.: r
(1) seranganpanikberulangyangtidakdiduga r :

' r(2) sedikitnya satu serangar telah diikuti selarna 1 bulan (2) sedikitnya situ serangan telah diikuli selan'ra 1 bulan
latau lebih) oleh salah satu (atau lebih) hal berikut: iatau lebih) oleh salah satu (atau lebih) hal berikut:
. '. (r).,kilkhawatiran menetap akan mengalami serangan (a) kekhawatiran menelap akarr mengalami serangan
tambahan tanrbahan
(b) khawatir akan akibat atau konsekuensi serangan '' . {b) khawatir akan akibatatau konsekuens'i serangan
'. ,i .,.i :, (cth., hilang kendali, serangan jantung, "menjadi ' . (cth., hilang kendali; serangan jantung. "menjadi
.
gila,,) gi l a")
(c) [erubahan perilaku bermakna terkait serangan . (c) perubahan perilaku yang bermakna terkait,serangan
B. Tidak ada agorafobia B. Adanya agorafobia
C. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologis langstrng zat C. Serangan akul lidak disebabkan efek fisiologis langsung zat
(cth., penyalahgunaan obat, pengobalan) atau keadaan rrredis (cth., penyalahgunaan obat, pen6obatan) atau keadaan medis
umum (cth,, hipertiroidisme). umum (ctlr., hipertiroidisme).
D. Serang;in panik tidak dapat dimasukkan ke dalam ganSBUan D. Serangan panik tidak disebabkan gangguan jiwa lain, seperti
jiwa lain, seperti fobia sosiiil (cth., pajanan terhadap situasi fobia sosial (cth., pajanan terlradap situasi sosial yang
sosial yang ditakuti), fobia spesifik (cth., pajanan terlradap ditakuti), fobia spesifik (cth., pajanan terhadap sihrasi fobik
situasi fobik t6rtentu), gangguan obsesif kompulsif (cth,, tertentu), gangguan obsesif kompulsif (cth., pajanan terhadap
pajanan terhadap kotoran pada seseorang dengan obsesi koloran pada seseorrng dcngan ohsesi lentang kontaminrsi),
tentang kontaminasi), gangguan stres pascatrauma (cth.. BJngSuan slrcs pascalrauma tclh., resporrs tcrhad.,rp
rar'lgsanSan lerkait slresor berat), atau gangBUan ansietJs
,... lespons teihadap rangiangin..terkait stresor berat), atau
perpisahan (cth., resporis terhadap jauh dari nimah atau
Sangguan ansietas perpisahah (cth., respons terhadap jauh
.: dari rumah aieiu keiabat dekat). kerabat dckat).

Dirri American Psychiatric Associatiorr. Diagnostic.and Statistical Dari American Psychiatric Association. Diagnosiic dnd .Statistical
Manual of Mental Disorder. 4tb ed. Text rev. Washington, DC: lv4anual of Mental Disorder. 4'\ ed. Text rev. Washington, DC:
American Psychiatric Association; copyright 2000. dengan izin. American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.

nosis yang lain dengan agoral'obia (-I'iibcl 13.2 4),letapi keduanya atau tllmpang tinclih tetapi tidnk nrensyaratkan adanya rasa takuL
memerlukan aclanya serangan panik seperli yang digambarkan akan ketidakmampLlan dan geiala 1'ang memalukan.
pacla Tabel 13.2-2. Beberapa survci komunitas menuniukkan Kritcria DSM-lV-TR.yuga mcmasukkan penghindalau situasi
bahrva serangan panik lazirn ter.jadi dan masalah utama dalant vang didasarkan pada kekharvatiran terkait ganggLran meclis
nreuyusun kriteria diagnostik gangguan panik adalah penentuan (contohnya, rasa lakut menderita infark nriokardium pada pasien
ambang.jurnlah atau fiekuensi serallgan panik 1,ang diperlukan dengan penyakit j antung yang parah).
untuk rnemenuhi diagnosis tersebut. Menetapkan ambalg yang
terlalu rendah akan berakibat diagnosis gangguan panik pada
pasien yang tidak memiliki hendaya dari suatu serangan panik CAMBARAN KTINIS
1'ang ter"jadi kadang-kadang; sedangkan menetapkan ambang
yang terlalu tinggi akan berakibat situasi pasien y'an-q mengalami
Cangguan Panik
hendaya akibat serangan paniknya tidak memcnuhi kriteria Scrangan panik yang pertama sering benar-benar spontan, rvalau-
cliagnostik tersebut. DSM-IV-TR ticlak merinci iurnlah minitnum pun serangan panik kadang-kadang mengikuti kegairahan. kerja
serangan panik atau batasan rvaktu tetapi mensyaratkan bahrva fisik, aktivitas seksual, atau trauma emosi seclang. DSM-IV-TR
sedikitnya satu serangan diikuti setidaknl'a periode kekharvatiran menekankan bahrva sctidaknya serangan pertama harus tidak
akan mengalami serangan panik lainnl'a selama sebulan (iuga diduga (tanpa isyarat) untuk memenuhi kriteriirdiagnostik ganggu-
dikenal sebagai ansietas antisipotorik) atau mengcnai akibat an panik. Klinisi harus berupaya mendapatkan setiap kebiasaan
serangan atau perubahan perilaku 1'ang bermakna. DSM-IV-TR atau situasi yang biasanya mendahului serangan panik pasien.
juga mensyaratkan bahrva serangan panik umumnya tidak tcrduga Aktivitas tersebut dapat mencakup penggunaan kafbin, alkohol,
tetapi dapat pula berupa serallgan dengan predisposisi situasional nikotin. alau zat lain; pola tidur atau makan yang tidak biasa; dan
atau terduga. situasi lingkungan tertentu, seperli pencahayaan yang berlebihan
di tempat kerja.
Serangan sering dirnulai dengan periode meningkatnya ge.iala
Agorafobia tanpa Riwayat Gangguan Panik dengan cepat selama l0 menit. Cejala mental utama adalah rasa
Tabel 13.2-5 mencantumkan kriteria agoralobia. I(riteria diag- takut yang ekstrim dan rasa ken-ratian serta ajal yang mengancam.
nostik DSM-IV-TR agoralobia lanpa riwayat gangguan panik Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber rasa tirkutnya;
(1abel 13.2-6) didasarkan pada rasa takut akarr ketidakrnan.rpuan mereka menjadi bingung dan memiliki masalah berkonsenlrasi.
rnendadak atau gejala yang memalukan. Sebaliknya, kriteria Tanda fisik sering mencakup takikardi, palpitasi, dispnea . dan
ICD-10 mensyaratkan adanya fbbia yang saling berhubungan berkeringat. Pasien sering mencoba pergi r.valau dalam sedang
13.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 237

Tabel 1 3.2-5 Tabel 13.2-6


Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Agorafobia Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Agorafobia Tanpa
Riwayat Gangguan Panik
Catatanr,Agorafobia bu(anlah gangguani yang dapatd!beri kode.
iBuatlah kode gangguan spesifik saat terjadinya agorafobia A, Adanya agorafobia terkait rasa takut mengalanri gejala lir-
(cth., gqnggyair pini k dengan agorafob iiratau agorafobia panik (cth., pusing atau diare).
tanpa riwayat gangguan panik)., B. Kriteria tidak pernah memenuhi gangguan panik.
A. Ansieta3..saiit beradi di tempat atau situasi yang .ialan C. Cangguan tidak disebabkan efek fisiologis langSung Suatu zat
keluarnya sulit (atau memaiukan) atau tidak ada pertolongan (cth., penyalahgunaan zal, obat) atau keadaan medis umum.
r54a1 melgalimi serangan panik dengan predisposisi D. Jika lerdapal keadaan medis umum yang terkait, rasa takut
, ,situagional atau tidakterduga atau gejala mirip panik. Rasa yang dijelaskan pada Kriteria A dengan jelas nrelebihi r:asa
, takut agorafobik secara khas melibatkan kelompok khas takut yang biasanla berkaitan dengan keadaan rnedis tersebut.
, situasi yang meniakup berada jauh dari rumah sendirian;
Dari American Psychiatric Association. Dia?nostic and Statistical
,. ber:rda di keramaian atau mengantri; berada di jembatan; dan
Manual of Mental Dis;order. 4s ed. Text rev. Washington, DC:
berjalan-jalan dengan bus, kereta atau mobil. Amcrican Psychialric Associatiorr; copyright 2000, dengin izin.
Catatan: Pertimbangkan diagnosis fobia spesifik jika
ptlnghindaran'terbatas pada satu atau hanya sedikit situasi .

. spesifik, atau fobia sosial jika penghindaran terbqtes pada .


. situasi sosial , :' . :

B, Situasi.tersebut dihindari (cth., bepergian sangat terbatas) atau Agorafobia


. dijalani delngan penderitaan yang jelas atau dengan ansietas
.' akan. mengalami serangan panik atau gejala mirip panik, atau Pasien dengan agoralobia secara kaku rnenglrinclari sitLrasi yang
membutuhkan adanya teman. dalam situasi tersebut akan sulit untuk clidapatkan bantuan.
C. Ansietas atau penghindaran fobik tidak disebabkan Bangguan Mereka lebih mernilih ditemani anggota keluarga atau terran di
1 ' jiwa lain, seperii fobia sosial (cth., penghindaran terbatas .lalan yang ramai, toko yang ramai, ruang tertutup (seperti
pada lingkungaii sosial karena iasa takut rnalu), fobia spesifik terowougan, jernbatan. dan lift), serta kenclaraan lertutup (scperti
icth.. penghlndaran terbatas pada satu situasi seperti pada liftt, kereta api barvah tanah, bus, clan pcsawat). Pasierr dapat lrcrkeras
I g4nggyal obsesif kompulsif (cth., penghindaran kotoran oleh
untuk clitenani setiap rvaktu saat mercka tneninggalkan rumah.
seseoiarig dengan obsesi tentang kontaminasi), gangguan stres
Perilakr-r ini dapat rnengakibatkan n'rasalah perka*'inan. 1'ang
' pascatrauma'(cth.,:penghindaran stimulus terkait stresor
, hebat), atiu ganSguan ahsietas perpisahan (cth., nrenghindari dapat disalahdiagnosiskan scbagai masalah utama. Pasien yang
'
. meninggalkair:runiah atau kerabat). mengalami gangguan parah dapat menolnk meninggalkan rumah.
Khususnl'a sebelum diagnosis yang benar ditegakkan. pasien
Dari American ,Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical
dapat menjadi ketakutan bahrva mercka akan meniadi gila.
ed. Text rev. Washington, DC:
Manqal,,of.,lv4ental DiscirdEr.4'h
' 'Amgriian Psychiatric Assoiiation; copyriiht 2000, dengan izin.
Cejala Terkait
Gejala deprcsif sering terdapat pada gangguan panik dan agora-
dalam situasi apapun untuk mencari perlolongan. Serangan biasa- fobia, dan pada sejumlah pasien, gangguan dcpresifada bersamiran
nya bertahan 20 sampai 30 menit dan.iarang lebih dari satu jam. dengan gangguan panik. Sejurnlah studi menemukan bahrva
Pemeriksaan status mental lormal selama serangan panik dapat risiko scunrur hidup untuk bunuh diri pacla orang dengan gangguan
mcngungkapkan adanya pcrenungan, kesulitan bcrbicara (contoh- panik lebih tinggi daripada orang tanpa gangguan jirva. Klinisi
nya gagap), dan gangguan memori. Pasien dapat mengalami harus ivaspada dengan risiko bunuh diri. Di san.rping agorafobia,
depresi atau depersonalisasi selama serangan. Ge.iala dapat hilang fobia lain dan gangguan obsesif kompulsif dapat ada bersamaan
segera atau bertahap. Di antara serangan, pasien dapat mcmiliki dengan gangguan panik. Akibat psikososial gangguan panik dan
ansietas antisipatorik akan mengalami serangan lain. Pembedaan agoralbbia. di samping masalah perkarvinan, dapat mencakup
antara ansietas antisipatorik dan gangguan ansietas menyeluruh hilangnya waklu dari pekerjaan, kesulitan finansial karena hilang-
mungkin sulit, walaupun pasien gangguan nyeri dengan ansietas nya peker.iaan, dan penyalahgunaan alkohol serla zat lain.
antisipatorik mampu menyebutkan lbkus ansietas mcreka.
Kekharvatiran somatik akan kematian akibat masalah jantung
DIAGNOSIS BANDING
atau pernapasan dapat menjadi fokus tttama perhatian pasien
selama serangan panik. Pasien dapat meyakini bahrva palpitasi Gangguan Panik
dan nyeri dada menunlukkan bahrva mcreka akan mati. Sebanyak
20 persen pasien seperti itu benar-benar mengalami cpisode Dia-enosis banding pasien dengan gangguan panik r"nencakr"rp sc-
sinkop selama serangan panik. Pasien dapat ditemukan di ruang iumlah besar gangguan medis (Tabel 13.2 7) dan banyak gang-
gawat darurat sebagai orang berusia muda (20-an) yang secara guan jirva.
fisik sehat yang bersikeras bahwa mereka akan mati akibat
serangan jantung. Daripada segera mendiagnosis hipokondriasis, Gangguan Medis. Kapanpun seorang pasien, tanpa meman-
dokter di ruang gawat darurat scbaiknya mempcrtimbangkan dang usia atau laktor risiko, melapor ke ruang garvat darurat
diagnosis gangguan panik. Hiperventilasi dapat menimbulkan dengan gejala keadaan yang berpotensi fatal (conkrlrnl'a ir.rfark
alkalosis respiratorik dan geiala lain. Terapi jaman dahulu yaitu miokardium). anar.nnesis medis yang lengkap harus didapatkan
bernapas ke dalam kantong kerlas kadang-kadang membantu. dan pemeriksaan fisik harus dilakukan. Prosedur laboratorium
238 13, Cangguan Ansietas

Tabel 13.2-7 nilai kemungkinan pasicn merniliki epilepsi lobus ternporalis,


Diagnosis Banding Organik Cangguan Panik sklerosis multipel, atau lesi desak ruang (space-occtrpying lesion)
di otak. Kemungkinan yang jarang bahwa pasien memiliki sindrorn
Penyakit kardiovaskular karsinoid atau feokromositoma paling baik diperiksa dengan
Anenria Hipertensi .
mengukur sampel urine 24 jam untuk metabolit scrotonin atatt
Angi na Prolaps l<atup mitral in.
ka tek o la m
Cagal jantLrng kongestif lnfark rniokardiurn
'I-akil<ardi Walaupun hipoglikemia pernch cliarrggap herttaitan dengan
Keadaan hiperaktif B-adrenergik atri r-rm paradoksal
gangguan panik, terutama di literatur, data yang tcrscdia saat ini
Penyakit paru menuniukkan bahr'va hipoglikemia.l arang menyebabkan serangan
Asma Embolus paru panik tanpa adanya ge.jala lain yang menuniuk ke arah hipo-
H iperventi lasi
glikemia.
Penyakit neurologis
Penyakit serebrovasku Iar Migrain
Gangguan jiwa. Diagnosis banding psikiatri gangguan
Epilepsi Sklerosis rnultipel
panik mencakup malingering, gangguan buatan, hipokondriasis,
Penyakit Huntington T ran sient i sche mic attack
gangguan depersonalisasi, fbbia sosial dan spesifik, gangguan
lnfeksi Tunror
Penyakit Meniere Penyakit wilson stres pascatrauma, gangguan depresif, dan skizofienia. Di dalam
diagnosis banding, klinisi harus menentukan apakah serangan
Penyakit endokrirr
panik dapat diduga, terikat situasi, atau memiliki predisposisi
Penyakit Addison Hipoglikemia
H ipoparatiroidisnre
situasi. Serangan panik yang tidak terduga adalah tanda khas gang-
Sindrorl l<arsinoid
Cangguan nrenopause guan panik; serangan panik terikat situasi unrumnya menuniukkan
Sindronr Cushing
D iabetes Feokronros itotna suatu kondisi yang berbeda, seperti fbbia sosial atau fbbia spesifik
Hipertiroidisme Si ndrorn pramenstruasi (ika terpajan dengan situasi fbbik), gangguan obsesif kornpulsif
(ketika rnencoba menolak suatu kompulsi), atau gangguan depresif
lntoksikasi obat
Arnfetarnin Halusinogen (ketika dipenuhi ansietas). Fokus ansietas atau rasa takut juga
Amil nitrit Mariyuana pcnting. Apakah tidak terdapat fokus (seperti pada gangguan
Antikolinergik N il<otirr panik) atau adakah fokus spesifik (contohnya orang clengan lobia
Kokain Teofilin sosial yang takut lidahnya terkunci)? Gangguan sotnatofonn juga
Cejala putus obat harus diperlirnbangkan di dalam diagnosis banding rvalaupun
Alkohol Opiat dan opioid pasien dapat memenuhi kriteria baik untuk gangguan somatoform
Antihipertensif Sedatif-hipnoti k maupun gangguan panik.

Keadaan lain
Anafilaksis lnfel<si sistemil< Fostn Sostal t)AN SpIstFtK. DSM-IV-TR rnenrbahas tentang
Defisiensi 8,, Eriterratosus lupr-rs sistemik tuntutan diagnostik yang kadang-kadang sulit ttntuk membedakan
Cangguan elektrolit Arteritis tenrporal gangguan panik dengan agoratbbia, pada satu sisi, dan fbbia
Keracunan logam berat Uremia spesifik dengan sosial, pada sisi lain, Sejumlah pasien yang rneng-
alami satu serangan panik di dalarn lingkungan tertentLl (misalnya
di dalam lift) dapat menjalani penghindaran yang berlangsung
standar mencakup hitung darah lengkap; studi elektrolit, glukosa lama terhadap lingkungan spesifik itu, tanpa memandang apakah
puasa, konsentrasi kalsium, fungsi hati, urea, kreatinin, dan tiroid; mereka pernah mengalami serangan panik lain. Pasien ini rneme-
urinalisis; u.ii tapis obat; dan elektrokardiogram. Ketika adanya nuhi kriteria diagnostik fobia spesifik dan klinisi harus meng-
keadaan yang mengancam jiwa telah disingkirkan, kecurigaan gunakan penilaian mereka mengenai diagnosis yang paling tepat.
klinisnya adalah gangguan panik. Pada contoh lain, seseorang yang mengalami satu serangan panik
Kemungkinan bahwa tambahan prosedur diagnostik medis atau lebih kemudian dapat menjadi takut berbicara di depan umutn.
akan mengungkapkan keadaan medis harus dipertimbangkan ter- Walaupun gambararr klinisnya hampir identik dengan gambaran
hadap adanya potensi efek simpang prosedur tersebut di dalam klinis fobia sosial, diagnosis fobia sosial disingkirkan karena peng-
membantu pasien menerima diagnosis gangguan panik. Meskipun hindaran situasi umum didasarkan rasa takut akan mengalami
demikian, adanya gejala atipikal (seperti vertigo. hilangnya serangan panik daripada rasa takut untr,rk berbicara di depan
kendali kandung kemih, dan tidak sadar) atau awitan serangan umum. Karena data empiris untuk perrbeclaan ini terbatas, DSM-
panik pertama yang lambat (di atas 45 tahun) harus membuat lV-TR menyarankan klinisi t'nenggunakan penilaian klinis mereka
klinisi mernpertimbangkan adanya keadaan medis nonpsikiatri untuk mendiagnosis kasus sulit.
yang mendasari.
Pemeriksaan standar membantu klinisi dalam mengevaluasi Agorafobia Tanpa Riwayat Cangguan Panik
pasien akan adanya penyebab serangan panik dari tiroid, para-
tiroid, adrenal, penyebab terkait zat. Gejala nyeri dada, terutama Diagnosis banding agoralobia tanpa rirvayat ganggLran panik
pada pasien yang memiliki faktor risiko.iantung (misalnya obesitas mencakup semua gallgguan medis yang dapat menyebabkan
dan hipertensi), dapat memerlukan pemeriksaan jantung lebih ansietas atau.depresi. Diagnosis banding psikiatri mencakup
laniut, termasuk elektrokardiogram 24iam, u.ji stres, rontgen dada, gangguan depresif berat, skizofier.ria. gangguan kepribadian
dan pengukuran enzim.iantung. Adanya gejala neurologis atipikal paranoid, gangguan kepribadian menghindar, clan garrgguan ke-
rnungkin memerlukan elektroensefalogram atau MRI untuk me- pribadian dependent.
13.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 239

memiliki gangguan dan menyesuaikan diri dengan kesulitan


PERIALANAN CANGGUAN
psikososial yang dapat dicetuskan gangguan tersebut.
DAN PROCNOSIS
Gangguan Panik Farmakoterapi
Gangguan panik biasanya awitannya pada masa remaja akhir atau Alprazolarn (Xanax) dan paLoksetin (Paxil) adalah dua obat yang
masa dewasa awal rvalaupun awitan saat masa kanak, masa disetujui U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi
remaja awal, dan usia pefiengahan juga ter.iadi. Sejumlah data gangguan panik. Umumnya, pe ngalaman menunjukkan keunggul-
melibatkan adanya peningkatan stresor psikososial dengan awitan anselective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan clomipramine
gangguan panik walaupun tidak ada stresor psikososial yang (Anafranil) daripada benzodiazepin, monoamine oxidas e inhi b it or
dapat diidentifikasi dengan tepat pada sebagian besar kasus. (MAOD, dan obat trisiklik serta tetrasiklik dalarn efektivitas dan
Gangguan panik, umumnya adalah gangguan yang kronis, toleransi efek yang merugikan. Se-iumlah kecil laporan menga.iu-
walaupun perjalanan gangguannya bervariasi di antara sesama kan peranan nefazodon (Serzone) dan venlafaksin (Effexor), serta
pasien maupun pada seorang pasien. Studi pengamatan laniutan buspiron (BuSpar) diusulkan sebagai obat tambahan pada se-
jangka panjang gangguan panik sulit diarrikan karena studi ter- jumlah kasus. Antagonis reseptor B-adrenergik belum terbr.rkti ber-
sebut tidak dikontrol untuk efek trapi. Meskipun demikian, sekitar guna untuk gangguan panik. Suatu pendekatan konservatifadalah
30 sampai 40 persen pasien tampak bebas gejala pada pengamatan memulai dengan paroksetin, sertralin (Zoloft) atau fluvoxamin
jangka panjang; sekitar 50 persen memiliki gejala yang cukup (Luvox) pada gangguan panik terisolasi. Jika diinginkan kendali
ringan sehingga tirjak menggallggu kehidupan mereka secara yang cepat terhadap gejala yang parah, pembelian singkat alpra-
signifikan; dan sekitar l0 hingga 20 persen terus mengalami zolam harus dimulai bersamaan dengan SSI{l; diikuti penurunan
ge.jala yang bermakna. dosis benzodiazepin secara perlal.ran. Pada penggunaan jangka
Setelah satu atau dua serangan panik yang pertatra. pasien panjang, fluoxetine (Prozac) adalah obat clektifuntuk panik yang
mungkin relatif tidak khawatir mengenai keadaan rnereka; meski- bersamaan dengan depresi walaupun sifat aktivasi arvalnya dapat
pun demikian, dengan berulangnya serangan, gejala tersebut menyerupai gejala panik selama beberapa minggu sehingga
dapat menjadi perhatian utama. Pasien dapat berupaya nrerahasia- mungkin tidak dapat ditoleransi dengan baik.
kan serangan paniknya sehingga menyebabkan keluarga dan
temannya khawatir akan perubahan perilaku pasien yang tidak Se/ecfive Serotonin Reuptake Inhibitors. Semua SSRI
dapat dijelaskan. Frekuensi dan keparahan serangan dapat berfluk- efektif untuk gangguan panik. Paroksetin rnemiliki efek sedatif
tuasi. Serangan panik dapat ter.iadi beberapa kali dalarn sehari dan cenderung segera merrbuat pasien tenang sehinggamenimbul-
atau kurang dari sekali dalarn sebulan. Asupan kafein dan nikotin kan kepatuhan yang lebih besar serta putus minutn obat 1'ang
yang berlebihan dapat memperberat gejala. lebih sedikit. Fluoksamin dan sertralin adalah obat berikutnya
Depresi dapat mempersulit gambaran ge.iala pada 40 sampai yang paling baik ditoleransi. Laporan tidak resmi mengesankan
80 persen pasien, seperti yang diperkirakar.r berbagai studi. Walau- bal.rlva pasien dengan gangguan panik terutama sensitif terhadap
pun pasien tidak cenderung mernbicarakan gagasan bunuh diri, efek aktivasi SSRI, terutama fluoxetiue, yang harus dimulai pada
mereka merniliki peningkatan risiko melakukan bunuh diri. Keter- dosis kecil dan dititrasi meningkat secara perlahan, Ketika sampai
gantungan alkohol dan zat lain terdapat pada sekitar 20 hingga 40 pada dosis terapeutik, contohnya, paroksetin 20 mg per hari,
persen pasien dan gangguan obsesifkompulsifjuga dapat timbul. beberapa pasien dapat mengalami peningkatan sedasi. Satu pen-
Interaksi keluarga dan kinerja di sekolah serta di tempat kerja dekatan bagi pasien dengan gangguan panik adalah dengan rne-
biasanya terganggu. Pasien dengan fungsi pramorbid baik dan mulai paroksetin 5 sampai l0 mg per hari selama i sampai 2
durasi geiala singkat cenderung memiliki prognosis baik. minggu kemudian dosisnya ditingkatkan l0 mg per hari setiap I
sampai 2 niinggu hingga maksimum 60 mg. Jika sedasi tidak
dapat ditoleransi, dosis paroksetin diturunkan bertahap hingga I 0
Agorafobia nrg per hari dan diganti menjadi fluoxetine pada l0 nrg per hari
Sebagian besar kasus agorafobia dianggap disebabkan gangguan dan dititrasi meningkat dengan perlahan. Strategi lain dapat di-
panik. Ketika gangguan panik diobati, agorafobia sering niembaik gunakan berdasarkan pengalaman klinisi.
seiring waktu. Untuk perbaikan agorafbbia yang cepat dan
sempurna, kadang-kadang diindikasikan terapi perilaku. Agora- Benzodiazepin. Bcnzodiazepin memiliki awitan ker.ia untuk
fobia tanpa riwayat gangguan panik sering menimbulkan ketidak- panik yang paling cepat, sering dalam minggu peftama, dan dapat
mampuan dan bersifat kronis, serta gangguan depresrf dan keter- digunakan untuk periode waktu yang larna tanpa timbul toleransi
gantungan alkohol sering men.rpersulit perjalanan gangguan. terhadap efek antipanik. Alprazblam adalah benzodiazepin yang
paling luas digunakan untuk gangguan paniktetapi studi telkontrol
menunjukkan efisiensi yang sama untuk lorazepam (Ativan), dan
TERAPI laporan kasus juga menuniukkan bahwa klonazepam (Klonopin)
Dengan terapi, sebagian besar pasien mengalami perbaikan clapat eI'ektif. Seiumlah pasien menggunakan benzodirz-epin bilr
dramatis gejala gangguan panik dan agoralobia. Dua terapi yarlg perlu ketika rnenghadapi stimulus fobik. Ber.rzodiazepin dapat di-
paling efektif adalah farmakoterapi dan terapi kognitif perilaku. gunakan secara masuk akal sebagai agen awal untuk gangguan
Terapi keluarga dan kelompok dapat membantu penderita dan panik sementara obat serotonergik dititrasi secara perlahan hingga
keluarganya menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa pasien dosis terapeutik. Setelah 4 hingga 1 2 rninggu, dosis benzodiazepin
240 13. Cangguan Ansietas

secara perlahan dapat diturunkan (selanra 4 hingga l0 minggu) melaporkan bahrva dari 30 hingga 90 pcrscn pasicn gangguan
sementara obat serotonergik diteruskan. Keberatan utama di panik yang mengalami keberhasilan lerapi rrcngalami kekarnbuh-
antara para klinisi mengenai penggunaan benzodiazepin untuk an ketika obatnya dihentikan. Pasien cenclerung kambLrh .iika
gangguan panik adalah potensi ketergantungannya, gangguan mereka telah diberikan benzodiazcpin dan terapi benzodiazepin
kognitit, dan pcnyalahgunaan, terutama setelah penggunaan diakhiri sedemikian rupa sehingga mcnimbu.lkan ge.iala putus zat.
jangka panlang. Pasien harus diperingatkan untuk tidak menyetir
atau mengoperasikan peralatan yang berbahaya selama mengon- Terapi Perilaku dan Kognitif
sumsi benzodiazepin- Benzodiazepin menimbulkan rasa seiahtera
sedangkan penghentiannya dapat menimbulkan sindrom putus Terapi kognitif dan perilaku adalah terapi yang e1'ektif untuk
zat yang tidak menyenangkan dan telah banyak dilaporkan. gangguan panik. Dari berbagai respons disimpulkan bahwa tcrapi
I-aporan yang tidak rcsmi serta serangkaian kasus kecil menLln- kognitifdan perilaku mengungguli terapi farmakologi saja; lapor-
jukkan bahwa kecanduan alprazolam adalah salah satu hal yang an lain menyimpulkan scbaliknya. Sejumlah studi dan laporan
paling sulit ditangani dan dapat memerlukan program kompre- menemukan bal.rrva kon.rbinasi terapi kognitif dan perilaku dengan
hensif untuk detoksillkasi. Dosis bcnzodiazepin harus diturunkan farmakoterapi lebih elektif daripada terapi itu secara tersendiri.
secara perlahan dan semua ef'ek simpang yang dapat diantisipasi Sejumlah studi yang mencakup pemantauan laniutan .jangka
harus dijelaskan secara menyeluruh kepada pasien. panjang pada pasicn yang memperoleh lcrapi kognitif atau peri-
laku mcnunjukkan bahrva terapi tersebut clektif menimbulkan
rcmisi gc.iala yang bcrtahan lama.
Obat Trisiklik dan Tetrasiklik. Data yang paling kuat
menunjukkan bahrva di antara obat-obat trisiklik, clomipramine
dan imiprarnin (Tofranil) adalah obat yang paling ef'ektif untuk
Terapi Kognitif. Dua lbkus utama terapi kognitif gangguan
panik adalah instnrksi mengenai keyakinan salah pasien dan inlor-
terapi gangguan panik. Pengalaman klinis menLrniukkan bahrva
masi nrengenai serangan panik. Instruksi mengenai keyakinan
dosis harus dinaikkan perlahan untuk menghinclari stimulzrsi ber-
yang salah berpusat pada kecenderungan pasien untuk salah meng-
lebihan dan bahrva seluruh manl'aat klinis mernbutuhkan dosis
artikan sensasi tubuh lingan seba-e,ai landa khas akan ter.iadinya
utuh dan mungkin belum dicapai selama 8 hingga l2 rringgu.
serangan panik, ajal. atau kematian. lnlormasi mengenai serrng-
Se.iumlah data menyokong efisiensi desipramin (Norpramin) dan
an panik mencakup peniclasan bahrva, ketika serangan panik ter-
bukti -v-ang lebih sedikit mengesankan adanya peran maprotilin
jadi, serangan ini tcrbatas r.vaktu dan ticlak mengancam nya\\'a.
(Ludiornil), trazodon (Desyrel), nortriptilin (Pamelor). amitriptilin
(Elavil), dan doksepin (Adapin). ObaGobat trisiklik lebih scdikit
di.qunakan daripada SSRI karena obat tlisiklik umurnnya merniliki
Jos6 adalah teknisi laboratorium berusia 27 tahun yang
efek simpang lebih berat pada dosis lebih tinggi yang dipelukan
mulai mengalami serangan panikfirtt-btown 8 bulan sebelum
untuk terapi yang el'ektifbagi gangguan panik.
mencari pertolongan di klinik riset kami. Karena ia tidak
mampu mengidentifikasi situasi spesifik yang mencetuskan
Monoamine Oxidase Inhibitors. Data terkuat menyo- serangan, ia terutama nrengkhawatirkan kemungkinan serang-
kong ef'ektivitas fcnelzin (Nardil) dan se.iLrmlah data juga menyo- an datang kembali saat ia sedang mengerjakan prosedur labo-
kong penggunaar.r tranilsipromin (Parnate). Kemungkinan MAOI ratorium dengan pasien. Serangannya secara kias mcliputi
untuk menyebabkan stinrulasi berlebihan tampak lebih kccil dari- ledakan tiba-tiba bangkitan otonom dan mencakup palpitasi.
pada obat SSITI atau trisiklik tctapi obat ini memcrh"rkan dosis berkeringat, pusing, rasa tidak n5 ala- dan kesemutan di lengan
penuh selama sedikitnya 8 sampai l2 minggu agar efektil'. Ke- dan tungkai. Ia takut akan gagasan bahwa serangan mungkin
butuhan restriksi diet telah membatasi penggunaan Mr\OI ter- datang kembali. Di awal progriun kognitil perilaku. ia me-
utama sejak adanya SSRI. nemukan bahwa catatari edukasi yang menggambarkan mitos
serangan panik (cth.. serangan panik akan menimbulkan
Tidak Respons terhadap Terapi. Jika pasicn gagal mem- serangan jantung, hilang kendali, atau menjadi gila) sangat
berikan respons tcrhadap salah satu golongan obat, golongan obat nrenenangkan. Ia mulai mempraktikkan pernapasan diafragma
lain harus dicoba. Data terkini rnenyokong efcktivitas nefazodon setiap sore dan setelah bebcrapa minggu. menjadi elektildi
dan venlafaksin. Kombinasi SSRI atau obat trisiklik dan bcnzo- dalam melauan cara berpikirnya yang negatil mengenai
diazepin atau SSRI dan litium atau obat trisiklik dapat dicoba. konsekuensi serangall panik. Di minggu-minggu terakhir pro-
Laporan kasus mengesankan ef'ektivitas karbamazepin (Tegretol), gram 12 minggunya,: ia mempraktikkan memajankan dirinya
valproat (Depakote), dan inhibitor saluran kalsium. Buspiron
' pada sensasi fisik.panik dengan melakukan berbagai latihan
dapat memiliki peran dalam memperkuat obat lain tetapi memiliki interoseptildi rumah, termasuk hipcrventilasi selama I atau 2
el-ektivitas yang kecil. Klinisi harus rnengkaji ulang pasien ter- mcnit setiap kali (dirancang untuk membantu jose membiasa-
utama untuk menentukan adanya keadaan komorbid seperti kan diri terhadap sensasi fisik yang terkait bernapas berlebih-
depresi, penggunaan alkohol, atau penggunaan zat. an) dan berputar dikursi trerkali-kali (dirancang untuk mem-
bantu menyesuaikan diri terhadap gejala pusing dan rasa
ticlak nyata). Pada akhir program terapi. scrangan panik Josd
Durasi Farmakoterapi. Ketikaefektif.terapi farmakologis telah'hilang dan pada pemantauan lanjutan 6 bulan; ia mem-
umlrmnya harus diteruskan selama 8 sampai 12 bulan. Data pertahankan manfaat terapi dengan datang ke sesi boosler
menun-iukkan bahwa gangguan panik adalah keadaan kronis, dengan terapisnya setiap 2 bulan.
mungkin seumur hidup, dan karnbuh -jika terapi dihentikan. Studi
13.3. Fobia Spesifik dan Fobia Sosial 241

AplikasiRelaksasi. Tujuan aplikasi relaksasi (contohnya adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu objek atau
petatihan relaksasi Herbert Benson) adalah rnemberikan pasien situasi, sedangkan fobia sosial adalah adanya rasa takut yang kuat
rasa kendali mengenai tingkat ansietas dan relaksasi. Melalui dan menetap akan situasi vang dapat nenimbulkan tasa rnalu.
penggunaan tek-nik standar relaksasi otot dan membayangkan Orang dengan fobia spesifik dapat mengantisipasi bahaya, seperti
situasi yang membuat santai. pasien mempela.iari teknik yang digigit aniing, atau dapat mcnjadi panik saat berpikir akan hilang
dapat membantu mereka melewati sebuah serangan panik. kendali; contohnyajika mereka takul berada di dalam lifi, mereka
juga dapat khawatir akan pingsan setelah pintu ditutup. Orang
Pelatihan Pernapasan. Karena hiperventilasi yang ber- dengan fobia sosial (juga disebut gangguan crnsietas sosial) me-
hubungan dengan serangan panik mungkin berkaitan dengan se- miliki rasa takut yang berlebihan akan rasa malu di berbagai
.jumlah geiala seperti pusing dan pingsan, satu pendekatar.r lang- lingkungan sosial, seperti berbicara di depan umunt, buang air
sung untuk mengendalikan serangan panik adalah rnelatih pasien kecil di WC umum (uga disebut shy bladder). dan berbicara de-
mengendalikan dorongan untuk melakukan hiperventilasi. Setelah ngan seorang kencan. Fobia sosial menyeluruh, yang sering
pelatihan seperti itu, pasien dapat menggunakan teknik untuk merupakan keadaan kronis dan membuat ketidakmarnpuan, dapat
membantu mengendalikan hiperventilasi selama serangan panik. sulit dibedakan dengan gangguan kepribadian menghindar.

Pajanan ln Vivo. Pajanar.r in vivo dahulu merupakan terapi


perilaku yang lazirn untuk gangguan panik. Teknik ini meliputi EPIDEMIOLOCI
pemajanan pasien terhadap stimulus yang ditakuti yang semakin
lama semakin berat; dali waktu ke waktu pasien menjadi meng- Studi epidemiologis menurrjukkan bahwa fbbia adalah salah satu
gangguan jiwa yang paling lazim di Amerika Serikat. Sekitar 5
alami desensitisasi terhadap pengalaman tersebut. Dahulu'
fokusnya adalah pada stimulus eksternal; baru-baru ini, teknik hingga l0 persen populasi diperkirakan terkena gangguan )'ang
ini telah mencakup pajanan sensasi internal yang ditakuti menyulitkan dan kadang-kadang membuat ketidakmampuan ini.
pasien (contohnya, takipnea dan rasa takut mengalam i serangan Perkiraan yang lebih modern rnemperkirakan kisaran setinggi 25
panik). persen pada populasi. Prevalensi seumur hidLrp fbbia spcsifik
sekitar I I persen dan prevalensi seumur hidup fobia spesifik di-
laporkan sekitar 3 hingga l3 persen.
Terapi Psikososial Lain
Terapi Keluarga. Keluarga pasien dengan'gangguan panik
dan agorafobia juga mungkin telah dipengaruhi oleh gangguan Fobia Spesifik
anggota keluarga. Terapi keluarga yang ditujukan pada edukasi
Fobia spesifik lebih lazim ditemukan daripada fbbia sosial. Fobia
dan dukungan sering bermanfaat.
spesifik adalah gangguan jiwa yang paling lazim pada perenrpuan
dan paling lazim kedua pada laki-laki, setelah gangguan terkait
Psikoterapi Berorietasi Tilikan. Psikoterapi berorietasi
zat. Prevalensi 6 bulan fobia spesifik sekitar 5 hingga 10 per I00
tilikan dapat memberi keuntungan di dalam terapi gangguan
orang. Rasio perempuan banding laki-laki sekitar 2 banding 1
panik dan agorafobia. 1'erapi berfokus membantu pasien mengefti
walaupun rasio ini mendekati I banding I untuk fobia cedera-
arti ansietas yang tidak disadari yang telah dihipotesiskan, simbo-
darah-suntikan (enis fobia didiskusikan selanjutnya dalam bagian
lisme situasi yang dihindari, kebutuhan untuk menekan impuls,
dan keuntungan sekunder gejala tersebut. Suatu resolusi konflik
ini). Usia puncak awitan untuk jenis lingkungan alami dan.ienis
cedera-darah-suntikan adalah kisaran 5 sampai 9 tahun, walaupun
pada masa bayi dini dan oedipus dihipotesiskan berhubungan
awitan juga terjadi pada usia yang lebih tua. Sebaliknya, usia
dengan resolusi stres saat ini.
puncak awitan untuk jenis situasional (kecuali rasa takut akan
Psikoterapi Kombinasi dan Farmakoterapi. Bahkan ketinggian) lebih tua, pada usia pertengahan 20, yang lebih dekat
ketika farmakoterapi efektif rnenghilangkan gejala primer gang- dengan awitan agorafobia. Objek dan situasi yang ditakuti pada
guan panik, psikoterapi dapat dibutuhkan untuk menterapi gejala fobia spesifik (disusun dalam frekuensi kemunculan yang ber-
sekunder. Intervensi pqikoterapeutik membantu pasien meng- kurang) adalah hewan, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dan
hadapi rasa takut keluar rumah. Di samping itu, beberapa pasien kematian.
akan menolak obat karena mereka yakin bahwa obat akan menstig-
matisasi mereka sebagai orang sakit jilva sehingga intervensi tera-
peutik dibutuhkan untuk membantu mereka mengerti dan meng- Fobia Sosial
hilangkan resislcnsi mereka terhadap farmakoterapi.
Sejumlah studi melaporkan prevalensi seumur hidup yang ber-
kisar dari 3 hingga 13 persen. Prevalensi 6 bulan untuk lobia
sosial adalah sekitar 2 hingga 3 per 100 orang. Di dalam studi
epidemiologis, perempuan lebih banyak terkena dibandingkan
laki-laki, tetapi pada sampel klinis, kebalikannya sering clitcmu-
kan. Alasan pengamatan yang bervariasi ini tidak diketahui. Usia
lstilah Jbbia mengacu pada rasa takut yang berlebihan terhadap puncak awitan fobia sosial adalah remaja walaupun awitannya
suatu ob.jek, situasi, atau keadaan tertentu. Fobia spesifik adalah lazim antara usia 5 tahun dan 35 tahun.
242 13. Cangguan Ansietas

KOMORBIDITAS Faktor Psikoanalitik. Formulasi Sigrnund Freud mengenai


neurosis fobik masih merupakan penielasan analitik fobia spesifik
Pasien dengan fobia sosial dapat.rnemiliki riwayat gangguarr dan tbbia sosial. Freud menghipotesiskan bahrva fungsi utama
ansietas lain, gangguan mood, gangguan terkait zal, dan bulimia ansietas adalah mernberi sinyal kepada ego bahwa dorongan ter-
nervosa. Di samping itu. gangguan kepribadian menghindar larang yang tidak disadari sedang mendorong untuk diekspresi-
sering terdapat pada orang dengan fbbia sosial menyelurutr. kan secara sadar dan memperingatkan ego untuk memperkuat dan
Laporan komorbiditas pada fobia spesifik berkisar dari 50 menyusun peftahanannya melawan kekuatan insting 1,ang meng-
hingga 80 persen. Gangguan komorbid yang lazim dengan lobia ancam. Freud rnemandang fobia-yang ia sebut histeria ansie-
spesifik mencakup ganggubn ansietas, mood, dan terkait zat. las-sebagai akibat konflik yang berpusat pada situasi oedipus
masa kanak-kanak yang tidak terselesaikan. Karena dorongan
seks terus memiliki warna incest yang kuat pada orang dewasa,
ETtOLOCt bangkitan seksual dapat rnenimbulkan ansietas yang secara khas
merupakan rasa takut akan kastrasi. Pada pasien dengan fobia,
Fobia spesifik dan fobia sosial meniiliki beberapa tipe. dan penye-
konflik seksual dipindahkan dari orang yang mencetuskan konflik
bab pasti tipe-tipe ini cenderung berbeda. Bahkan di dalam tipe
ke suatu situasi atau objek yang tampaknya tidak penting, atau
tersebut, seperti pada semua gangguan i iwa, heterogenitas kausa-
tidak relevan, yang kemudian merniliki kekuatan membangkitkan
tif ditemukan. Patogenesis fobia. ketika dipahami, dapat terbukti
kumpulan af'ek, termasuk ansietas sinyal. Ob.jek atau situasi fobik
sebagai rnodel yang jclas untuk interaksi antara laktor biologis
dapat berupa simbol dari sumber utarna konflik.
dan genetik di satu sisi dan peristiwa'lingkungan di sisi lain. Pada
jenis fobia spesifik cedera-darah-sunlikan, orang yang menderita Walaupun psikiater mengikuti pemikiran Freud bahr'va fbbia
bersal dari ansietas terhadap kastrasi, ahli teori psikoanalitik ter-
dapat memiliki refleks vasovagal yang kuat dan dirvariskan, yang
tcrkait dengan ernosi lohik.
kini rnenga.jLrkan bahwa tipe ansielas lain dapat terlibat. Pada
agorafobia, contohnya, ansietas perpisahan secara.jelas memain-
kan peran utama, dan di dalam eritrofbbia (rasa takut pada r.varna
merah yang dapal tampak sebagai rasa takul tersipu-sipu), unsur
Prinsip Umum rasa malu menunjukkan keterlibatan ansietas sLrperego. Pengamat-
Faktor Perilaku. Pada tahun 1920, John B. Watson menulis an klinis membawa kepada pandangan bahwa ansietas yang ber-
sebuah artikel yang disebut "Conditioned EmotionaL Reaction", kaitan dengan fbbia rnemiliki berbagai surrber dan warna.
di sini ia menceritakan pengalamannya dengan Little Albert, se- Irobia menggambarkan interaksi antara diatesis konstitusional
orang bayi dengan rasa takut akan tikus dan kelinci. Tidak seperti genetik dan stresor lingkungan. Studi longitudinal mengesankan
pengalaman Sigmund Freud dengan Little f{ans yang takut de- bahwa anak tertentu pada dasarnya rremiliki predisposisi terhadap
ngan kuda di perkernbangan kedelvasaan alaminya, kesulitan fobia karena mereka lahir dengan temperamen tertentu yang di-
Little Albert adalah akibat langsung percobaan ilmiah seorang kenal sebagai inhibisi perilaku terhadap hal yang tidak laniliar,
psikolog yang menggunakan teknik pembelajaran untuk men- tetapi stres lingkungan kronis harus berlindak pada pembentukan
cetuskan rasa takutnya pada tikus dan objek berbulu halus. temperamen seorang anak untuk menciptakan lobia full-blown.
Hipotesis Watson menyokong model respor"rs-stimulus pavlov Stresor seperti kematian orang tua, perpisalian dari orang tua,
tradisional mengenai refleks yang dipelaiari untuk menghasilkan kritik atau dipermalukan oleh saudala yang belusia lebih tua, dan
pembentukan fobia: Ansietas dibangkitkan stimulus alami yang kekerasan di dalam rumah tanga dapat mengakti{'kan diatesis laten
menakutkan (tikus) yang terjadi dalam hubungar.rnya dengan di dalam anak tersebut, yang kemudian menjadi simtomatik.
stirnulus netral kedua yang diturunkan (bulu atau wol katun).
Akibat hubungan tersebut, terutama ketika kedua stimulus di- Stxnp CounrERpHoBtc. Otto Fenichel meminta perhatian
pasangkan pada beberapa kesempatan yang berturutan, stintulus pada fakta bahwa ansietas fobik dapat disernbunyikan di balik
netral alami memiliki kapasitas membangkitkan ansietas dengan pola sikap dan perilaku yang menunjukkan penyangkalan, baik
sendirinya. Dengan demikian, stimulus netral menjadi stimulus bahrva objek atau situasi yang ditakuti berbahaya atau bahwa
yang dipelajari untuk menghasilkan ansietas. orang tersebut takut pada hal tersebut. Pasier.r tidak rr.reniadi
'leori pembelajardn operan memberikan model lain untuk korban pasif situasi eksternal, tetapi ia rnembalikkan situasi dan
menjelaskan pembentukan fobik: Ansietas adalah dorongan yang berupaya menghadapi dan menguasai hal yang ditakutkan. Orang
memotivasi organisme untuk melakukan apapun yang bisa di- dengan sikap counterphobic mencari situasi bahaya dan meng-
lakukan untuk membuang afek yang n.renyakitkan. Di dalam per- hadapinya dengan segera dan antusias. Pengger"nar olahraga yang
.jalanan perilaku acak, organisme belajar bahwa tindakan tertentu berpotensi membahayakan, sepefti ter.jun parasut dan paniat
memungkinkannya menghindari stimulus yang mencetuskan tebing, dapat menunjukkan perilaku counterphobic. Pola seperti
ansietas. Pola penghindaran ini tetap stabil untuk periode waktu ini dapat bersifat sekunder terhadap ansietas fobik atau bertujuan
yang lama akibat sokongan yang mereka dapat dari kapasitas normal yaitu menghadapi situasi berbahaya yang sesungguhnya.
untuk menghilangkan aktivitas. Model ini mudah diterapkan pada Permainan anak dapat mengandung unsvt counterphobic, yaitu
fobia dengan penghindaran objek atau situasi yang mencetuskan ketika anak bermain dokter-dokteran dan menyuntik bonekanya
fobia rnemainkan peranan pusat. Perilaku penghindaran seperti setelah sebelumnya anak tersebut disuntik di ruang praktik dokter.
itu nreniadi tetap sebagai gejala yang stabil karena efektivitasnya Pola perilaku ini dapat melibatkan mekanisme defens terkait
melindungi orang tersebut dari ansietas fobik. berupa identifi kasi dengan agresor.
13.3. Fobi.r Spcsifik dan Fobia Sosial 243

Fobia Spesifik Tabel 13.3-1


Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Fobia Spesi{ik
Fobia spesifik dapat timbul akibat pemasangan obiek atau situasi
spesilik dengan rasa takut dan panik. Berbagai mekanisme pe- A, Rasa takut berlebihan yang nyata, menetap dan tidal<
nlasangan tersebut telah dihipotesiskan. U rnumnya, kecenderung-
. beralasan, diceluskan oleh adrnya alau anlisinasi terhad,rp
suatu objck alau situasi spesifik rcth., terbang, kelinggian,
an nonspesifik untuk mengalami rasa takut atau ansietas mem- '..
hewan, disuntik, melihat darah).
bentuk latar belakang; ketika suatu peristirva khusus (contohnya
B. Pajanan terhadap stimulus fobik hampir selalu mencetuskan
menyetir) digabungkan dengan pengalaman emosional (contoh- . respons ansietas segera, dapat berupa scrangan panik t€rikai
nya kecelakaan), orang tersebut rentan mengasosiasikan secara secara situasional atau serangan panik dengarr predisposisi
emosional permanen antara mengendarai mobil dan rasa takut situasional. Catatan: P.rda anak, ansict,ts dapat rlilunjukk..rn
atau ansietas. Pengalaman emosional itu sendiri dapat bersifat dengan menangis, tdntrum, diam tidak bergerak, ,rtau
responsif terhadap kejadian eksternal, seperli kecelakaan lalu memegang erat sesuatu/seseoranE.
lintas, atau kejadian internal, yang paling lazim adalah serangan C, Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebiharr
:atau tidak beralasan. Catatan: Pada anak, ganrbaran ini dapat
panik. Walaupun seseorang ticlak pernah lagi mengalanri serangan
tidak ditcnrukan.
panik dan rnungkin ticlak memenuhi kriteria diagnostik gangguan
D.'situasi fobik dihindari atau dihadapi de ngan ansietas maupLrrr
panik, ia dapat memiliki rasa takut rnenyeluruh untuk menyetir, penderilaan yang intcns.
bukan rasa takut yang diekspresikan terhadap teriadinya serangan E. ijenghinclaran,.antisipasi ansietas, atau distrcs pacla situasi
panik saat menyetir. Mekanisme hubungan lain antara ob-jek fobik yang ditakuti mengganggu fungsi rutin normal, pekerjaarr
dan emosifobik adalah meniru model, di siniseseorang mengamati
' (atau akademik), atau aktivitas maupun hublrngan sosial
reaksi pada orang lain (contohnya orang tua) dan transfer infor- secara bermakria/ atau terdapat dlstres yang nyata karena
masi. di sini seseorang diajari atau diperingatkan akan bahaya menriliki fobia ini.
objek spesifik (contohnya ular berbisa). F. Pada seseora.ng.bcrusi; di bar.nah lB tahurr, durasinya
sedikitnya 6 bulan.
C, Ansietas, serangan panik, atau penglrindaran fobik yang
Faktor Genetik. Fobia spesihk cenclerung cliturunkan di . berkaitan dengan objek atau situasi spesifik iidak disebabkan
dalam keluarga. Jenis cedera-darah-suntikan terutama memiliki . . gangguan jirva lain, seperti gangguan obsesif kompulsif (cth.,
kecenderungan farnilial yang tinggi. Studi melaporkan bahr.va dua takut akan kotoran pada seseoranB dengan obsesi tentang
pertiga sampai tiga perempat proband yang terkena sedikitnya kontarn inasi), gangguan stres pascatrautra (cth., penghindararr
memiliki kerabat dera.iat pertama yang rnemiliki fbbia spesifik stimulus terkait stresor yang hebat), atau gangguan ansietas
perpisahan (cth,, nrenghindari sekolah), fobia sosial (ctlr.,
dengan tipe sama, tetapi studi kembiir dan adopsi yang penting
penghindaran situasi sosial karena takut rnalu), ganggu.rn
belum dilakukan untuk menyingkirkarl peranan transtnisi non- panik dengan agorafobia, atau agorafobia tanpa riwayat
genetik yang bermakna pada fobia spesifik. gangguan panik.
Tentukan tipe:
Tipe hewan
Fobia Sosial ' Tipe lingkungan alami (cih,, ketin8gian, badai, aid
Tipe cedera-daiah-suntikan
Sejumlah studi melaporkan bahrva bebcrapa anak mungkin me- '.,:.,
Tipe situasional (ctlr., pesawat terbang, lift, tenlpat tertLrtup)
miliki ciri barvaan yang ditandai dengan pola inhibisi perilaku rli' T'pe lain (cth., takut teriedak, nruntah, atau menderita
konsisten. Ciri bawaar-r ini terutama lazim pada anak dari orang penyakiU pada anak, takut suara keras atau karakter
,,'. .,
tua yang mengalami gangguan panik dan dapat berkembang berkostum)
men jadi rasa nralu yang parah saat anak tumbuh dewasa. Sedikit-
Dari American. Psychiatric Associalion, Diagnostic and Statistical
nya sejumlah orang dengan fobia sosial dapat menunjukkan .' '.Manual of .Mental Disorder. 4'h ed. Text rev. Washington, DC:
inhibisi perilku saat masa kanak-kanak. Data berdasarkan psiko- .,, . American Psychiatric Association; copyri8ht 2OOO, dengan izirr,
logis yang menunjukkan bahwa orang tua dari orang dengan
fobia sosial adalah, sebagai suatu kelompok, orang tua yang
kurang peduli, lebih menolak, dan lebih over-protektifterhadap perkembangan teori adrer.rergik pada lbbia ini. Pasicrr den-9arr
anak mereka dibandingkan orang tua lain, mungkin berkaitan fobia penampilan dapat mclepaskan lebih banl'ak norepinelr'in
dengan ciri bawaan ini yang dianggap memiliki dasar biologis. atau epinefrin, baik secara sentral maupuu perifer. daripada oraltg
Sejumlah riset fobia sosial mengacu pada spektrum dari dominan nonfobik, atau pasien tersebut sensitif terhadap kadar normal
ke submisif yang diamati pada kingdom animalia. Contohnya, stimulasi adrenergik. Pengamatan bahrva inhibitor N4AO dapat
manusia yang dominan cenderung berjalan dengan dagu ter- lebih efisien daripada obat trisiklik dalam terapi fbbia sosial
angkat dan melakukan kontak mata, sedangkan manusia yang menyeluruh, menyebabkan beberapa peneliti ine nyLlsult hipotesis
submisif cenderung ber.ialan dengan dagu ke barvah dan meng- bahr.va aktivitas dopaminergik berkaitan dengan pclogenesis
hindari kontak mata. gangguan ini. Akhirnya, serotonin mentainkan peranan cli dalarn
fobia karena SSRI terbukti ef'ektif dalam rnengobati gxngguarr
Faktor Neurokimia. Keberhasilan farmakoterapi dalam ini.
terapi fbbia sosial menghasilkan dua hipotesis neurokir.nia spesilik
mengenai dua jenis fbbia sosial. Secara spesifik, penggunaan Faktor Genetik. Kcrabat derajal pertama orang clengan
antagonis B-adrenergik-contohnya propranolol (lnderal)-atau fobia sosial sekitar 3 kali lebih cenclerung mengalami lobia sosial
fobiapenampilan (seperti berbicara di hadapan umum) membentuk daripada kerabat dera.jat pcrtama orang tanpa ganggurn jirvr.
244 13. Cangguan Ansietas

Sc.junlah data penclahuluan menuniukkan bahrva kembar trono-


zi-eot lebih sering secara bersatlaan mcngalami gangguan dari- ia tidak tahan jikzr darahnya diambil alau ia tidak tahan melihat
pada kembar dizigot walaupun pada tbbia sosial terutarna penting atau bahliirn mendenga"r orang saliit. Rasa takLrt ini rnenjadi
untuk mcmpelajari kernbar 1'ang diasuh terpisah untuk ntembantrt alasan in tjdek rnau berkonsultrsi dcngari doktcr bahkan kctika
mengendalikan faktor I ingkungan. ia sakiL dan rncnglrindar mengunjungi lernan allru anggota
keluarga yang snkit serta bahkan rnenghindari diri rrendengar
penjelasan proredur metlis. llauma fisik. atlu pcnyakit. Ir rnen-
DIAG NOSIS jadi scormg vegetarirn scjak 5 tahun l ang iulu unruk rncng-
hindari pikiran mengenai hewan yang dibunuh.
Fobia Spesifik Pasicn mcngr'nali au itan rasu tikut ini pada kcjadian saat
lldisi revisi keempat Diugrtostic and Stati.gtical l\fanual of Mental ia hcrusir 9 ichun dau gurrr se kolah Minggurrya nrcrnbcrikan
D is orde r (DSM-IV-'IR) nrengguuakan istilah Jbbia spes ifik. Tabe1 penjclasan rinci mengcnai opcrasi Lungkai yang clijalani.
13.3-l rnencantumkan kriteria diagnostik. Kriteria A dan B telah Ketika mcndcngarkun. ia rnulai mcrasa ccmrs drn pusing. bcr-
clisusr:n dengan hati-hati dalam DSI\4-IV-TR untuk memung- keringat hcbat, dan akhirnya pingsan. In ingal balrrva scsudoh-
I'inkan bahrvapa.janan tcrhadap stimulus lbbik dapat menimbulkan nya ia sulir mcncrirnc irnunisirsi tiarrnrenjadi sub.let< proscdur
serangan panik. Meskiprin clemikiirn, bcrlarvanan clengirn ganggu- rnedis luIin lain di s,:kolllr.scrlr scring rnengalrrni episode
an panik. dalam l'obia spesifik, serangan panik terikat secara pingsan dan cpisorJc lranrpir pirrgsrn scpanjang nrrsa icmaja
sitr,rasionai dengan stimulus fbbik spesifik. I(riteria C dalam dan deuasr keiikr ia men\irksikari truuma llsik yang brhkan
DSNI-IV-TR mencakup kata "ticlak lebih baik digolongkan dalani" srngat ringarr. nrendengrl utlanya cctlcra atrrr perrlakit, atau
untuk meneliankarr kebutr-rhan penilaian ltlinisi dalarn mendiag- melihal orang sakit atru encf,r Kctika brru-baru ini mclihrt
nosis ge.jala. Isi spesifih fobia dan kekuatan hubungan (contohnya scscorang r.li scbuah toko menggrrnrkan kursi roda. ia rnulai
beris-varat atau tidak) antara slimulus dan serangan ptrnik juga rbertanya-l.anyn mengenai apakah orang tersebut kesakitan
perlu dipcrtimbangkan. diin men-jadi sangat nenderita sehingga T'n. M pingsrn dan
DSM-IV-I'R mencakup tipc lbbia spesiflk yang khas: tipe .illuh kc lrntni. lr slngal rnllu kcrika ia mulai sadar dan
hervan; tipe lingkungan alami (contohnya badai); tipe ceclera- kerumunan orang mengelilinginya-
darah-suntikan: tipe situasional (contol.rnya mobil): dan tipe lain Tn. M mcnyrngkal scrnua rnusrllh cnrosi llin. Ia nrcrrik-
(untuk fbbia spesifik yang tidalt sesuai dengan keenrpat trpr' ntati pclr.crjaannyx. tarnJrak rukun dengrn i:rri. dart rnerniliki
tersebut). Data arval mcnunjukkan bahrva tipe Iingkungan alami banyrk t.'rnrn.
paling lazim clitemukan pada anak berusia cli bar.r'ah l0 tahurt dan
D ISKUSI
tipe situasional paling scring diterrukan pada orang berusia atval
20 tahun. 'lipe cedera-darah-suntikan dibcdakan dengan tipc lain Tn. M trkrri bcrpikir mengcnai iltau bcrrda di dekat surtu
karer.ra bradikardia dan hipotensi sering menl'ettai takikardia situlsi 1 ang melibrrkan pcrrllk it alau ce,lera tubuh. la
a',val yang lazim pada semua fbbia. f ipc Ibbia spesifik cedera- mcnyrdrri nrsa lirkuln\ u berlebihan drrn ticfuk bcritlasan,
darah-suntikan terutama lebih ccnderung mengenai banyak rclapi letap lnr'ngllindrri situasi t.'rscbul. \\'alaupun rasr tlkut
anggola clan generasi sualu kcluarga. Satu tipe fbbia spcsifik yang dan perilaku mcngiriirclar tampaknya tiilrk nrengglnggu
barr-r-baru ini clilaporkan adalah fbbia ruang, yaitu seseorang aklivitas lutin rrornral atau aktir.itas sekolah. ia cukup nrcrr-
takr.rt.iatr,rh ketika tidak ada sokongan di dekatnya scperti dinding clcrita karena merniliki rrsa takut itu, yang rncnjadi alasannya
atau kursi. Se.iurnlah data menuniukkan bahwa orang yang meng- untuk rnencari terapi saat ini.
alami fobia ini dapat memiliki lungsi henisfer kanan abnormal, Rrsa takutrrra ticiak berkaitan dengan ganguan obsesil
mungkin akibat gangguan visual-spas ial. Gangguan keseimbangan kornpuisii(cth., suatu obsesi mengenai terinleksi kurnan) dan
.juga harus disingkirkan pada pasien seperti ini.
ridak berkaitun dcngan rraunra l arrg mungkin mendahului
gangguan stres pascatraurna (cth., melil'rat mutilasi di medan
pcrang): dengan demikian. kedua diagnosis ini tidak tcpat.
Fobia Sosial Tn. M rnemiliki lobia spesilik yang disebut tipe cedera-
Kriteria diagnostik fotjia sosial ('fatrel 13.3-2) rneuyatakan bahrva daralr-suntikan. Ia merasa akan pingsrn slat ada stirnulus
gangguan ini dapat disertai sertrngan panik. DSM-IV-'IR iuga fobik seperti halnya kebanyakan orang dengan tipe fobia ini.
rncncakup perinci tipe menyeluruh yang dapat bergr.rna untuk il"asa akan pingsan ini iarang ditemukan pada lbbia spesifik
memperkirtrkan per.ialanan gangguan. prognosis, dan rcspons tcr- iairr, sepcr"ti lakut tcrhang arau tukut herran atau pada lobia
hadap terapi. DSM-lv-l't{ menyingkirkar.i diagnosis fbbiir sosial sosial alau agoratbbia. (Dari Buku lrasrs DS,{1-1lJ
ketika gejala disebabkan oleh penghindaran sosial akibat rnalu
akan keadaan psikiatri atau kcadaan medis nonpsikiatri lain.
CAMBARAN KLINIS
'l'n. M, seorang pemrograrx komputer berusia 28 tahun, Fobia ditandai clengan bangkitan ansjelas berat ketikir pasicn ter-
paian situasi atau ob.jek yang spesifik atau bahkan ketika pasien
mencari lerapi karena rasa takul yang mencegahnl'a mengun-
mengantisipasi pajanan terhaclap situasi atau ob.lek tcrsebut. DSM-
iungi medua yang sakit berat di rulr'rah sakit. Ia rnenielaskan l\'-TR menekankan kemungkinan bahwa serangan panik dapat
bahlva ia takut dengan setiap situasi yang bahkan tidak ber-
dan sering ter.jadi pada pasien dengan tbbia spesifik clan sosial,
hubungan erat dengarr cedera tubuh atau penyakit. Contohnya,
letapi kecuali mungkin untuk se.iurnlah hecil serangan panik yang
13.3. Fobia Spesifil< dan Fobi.r Sosial 245

Tabe! 1 3.3*2 Mungkin sebagai cara lain mcnghindari stres akibal sLitnulus
Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Fobia Sosial lbbik, banyak pasien fbbik memilikr gangguan terl(ait znt. tcr-
utama gangguan penggunaan alkohol. Lebih lagi. scl<ital scpertiga
A. Rasa iakut yang nyata dan menetap terhadap satu atau lebih pasien dengan fbbia sosial memiliki gangguan dcpresif berat.
situasi sosial atau penampilan saat seseorang terpaian dengan 'lcmuan utama pada pemeriksaan status mental adalah aclan;'a
orani ydng tidak dikenalnya atau terpajan dengan rasa takut yang tidak rasior-ral dan ego-distonik akan suatu situasi,
kehrungkinan akan diperhatikan secara seksama bleh orang aktivitas, atau ob-iek spesifik; pasien marrplt nrenggambarkan
lain. lndividu ini takut kalar-r ia akan bertindak sedenrikian
' .

cara mereka rnenghindari kontak clcngan lobiir. Depresi lazinr


rupa (atau menunjukkan gejala ansietas) yang akan
. membuatnya dipermalukan atau memalukan. Catatanl Pada' ditemukan pada pemeriksaan status mental dan dapat ditellukan
:
anak, harus terdapat bukti kapasitas hubungan sosial scsuai pada hingga seperliga pasicn fbbik.
. usia dengan orang yang dikenalnya dan ansietas harus
terdapat di lingkungan sebaya, tidak hanya di dalam !nteraksi
dengan orang dcwasa. DIACNOSIS BANDINC
B. Paianan tcrhadap situasi sosial yang ditakr-rti harnpir selalu
Fobia spesifik dan fbbia sosial harus clibcdakan clcngau rasa takut
mencetuskan ansietas yang dapat berupa serangan panik
. teiikat.secara sitr,rasional atau serangan panik dengan 1,ang scsr-rai scrta rasa malu 1'ang nortnal. DSIvI-lV-TI{ menlbantu
predisposisi situasionrl. Calatan: Pada rrrak. ansielas dapat membedakannl.'a vailu gejala harus menggangglt kemampuan
.
ditunjukkan dengan menangis, tantrum, diam tidak bergerak, pasien berf'ungsi normal. I(eadaan mcdis nonpsikiatri 1'arrg clapat
atau bersembunyi dari situasi sosial yang orang-orilngnya menyebabkan ter.jaclinya fobia mencakup penggLrniian zat (ler-
tidak dikenal. utama halr-rsinogen dan sinrpatomirretik). turror sustttran saral'
C. Orang tersebut menyadari rasa takutnya berlebihan atau tidak pusat, dan penyakit screbrovaskttlar. Gejala l'obik pada hal ini
beralasan. Catatan: Pada anak, ganbaran ini dapat tidak
harrpir ticlak mungkin.lika ticlak acla tcmuan tarlbalian )'ang lne-
diternukan.
D. Situasi sosial atau penampil.rn sosialyrng dilaLrrtidilrind,rri yakinkan pacla pen'reriksaan fisik, neurologis. clan stattts mental.
atau dihadapi dengan ansietas nraupun pcnderitaan yang Skizofrenia iLrga dimasukkan clalam diagnosis bandin.e lbbia
intens. spe sifik clan l'obia sosial. karena pasicn skizolienilt clapat rnirmiiilii
E. Penghindaran, antisipasi ansietas, atau distres pacla situasi gejala lbbik se bagai bagian dali psikosisnytr. N4eskipun demikian,
I sosial atau penampitan yang ditakuti mengSanggu fungsi rutin tidak seperti pasien skizotrenia. pasien lbbik rnemiliki lilikan ler-
' normal, pekerjaan (atau akadenrik), atau al<tivitas nlaupun haciap lasa takLrtnva vang lidak rasional dan trdak adanl tr kttalitas
.
hubungan sosial secara berntakna, atau terdapat dis"res vang bizar serta gejala psikotik Iain vang menycrtai skizollclil.
nyata karena rnemiliki fobia ini.
Di dalarn diagnosis banding fubia spesifik dan tbbia sosial,
F, Pada seseorang yang berusia di barvah 1 B tohun, durasinya
sedikitnya 6 bulan.
kljnisi harus mempefiirnbangkan ganggLran panik, agorafbbia,
C. Rasa takut atau penghinclaran tidak disebabkan efek iisiologis clan gangguan kcpribadian men gh indar. DSlvl-lV-'IR metrlalakan
. langsung suatu zat (cth., penyalahgunan obat, obat) atau bahr.va pcrbcdaan antnril gangguan panik. agolalbbia, lbbia sosiai.
. keailaarimedis umum dan tiilak dapat digolongkan sebagai dan lobia spesifik dapat sulit ditentukan pacia rnasutg-rnltsillg
gangguan jiwa lain (cth., gangguan panik dcngan rtau tanpa kasus, clzrn klinisi disarankan menggunakan penilaian klinis.
' agorafobia, gangguan ansietas perpisahan, 8an88uarl Mcskipun demikian, umLurnya. pasicn dengan lbbia spesilik atau
disnrorfik tubuh, gangguan perkembarrgan pervasif, atau lobia sosial yang tidal< mcnyeluruh ccnde ntng nrcugalami ansiclas
gangf uan kepribaclian skizoid).
segera ketika terdapat stimulus tbbik. t-ebih .iatrh 1agi. ausiclas
H, Jika terdapat keadaan ntedis umunr atau 8an88uan .iiwa lain,
rasa takut pada Kriteria A tidak terkait clengannya, cth., rasa
atau panik terbatas pacla situasi yang telah cliidcntifikasi, pasien
: , takut bukan pada gagap atau gemetar pada penyakit secara abtrormal tidak meniacli ccmas ketika mercka tidal< t1ihadap-
Parkinson, atau takut pada perileku nral<;n ahnormal p.r,la kan pacla stimulus lirbik atau dibuat untuk rnongantisipasi stitnulus
'anoreksia nervosa atau bulirnia nervosa. terscbut.
fenrukan jika I'asien dengan a-eolafbbia se ring cli1e nanglian clcngln adanl a
. Menyeluruh: jika rasa takut nrencakr-rp sebagian besar situasi orang lain pacla situasi )'ang mencetLlskait atrsislas. sedirngicalt
sosial (juga pertimbangkan diagnosis tambahan ganSgrran pasien clengan tbbia sosial dibuat mcn jadi lebih cernas tlariptrda
kepribadian mcnghi ndar).
sebelurrnya dengan adanl-a orirng lain. Sesak naprts. ptrsirlg.
Dari Arnerican Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical rasa tcrcekik, dan takut mali irclllah ge.iala yang lazim pada girng-
Manual of Mental Disorcter. 4"' ed. TeYt rcv. Washingtorl, DC: guan panik clan agorafirbia. scclangkan gc.jala 1-ang bcrkaitarr
I Ameiiqqn Psychiatric Aisociation; copyright 2C00, dengan izin. dcngan lbhia sosial bitrsanl'a bcrupa rona tnctah r-li rvajah. ke-
dutan otot. dan cenras al<an dipe rhatikatt secara seksama. Fohitl
sosial dan ganggLlan kepribadian rnettghinclirr clapat sulit dibeda-
peftarna. dapat diperkirakan lcrjacli. Pa.ianan terhadap sLintulus
kan serta clapat memerlukan tvarvitncara clan riuayat psikiatri
lbbik atau antisipasi terhadapnya hampir selalu menimbulkan yang ekstensif.
serangan panik pada seseorang vttng rentan tcrhadapnya.
Orang dengan fobia, sesuai definisi, rrencoba nlcnghindirri
stimulus fbbik; bcberapa clari mereka menrilih rrenghadapi ke- Fobia Spcsifik
sukaran yang berat ketika rnencoba menghinclari situasi yang
merrcetuskan ansietas. Contohrrya. pasien fobik dapat naik bus Diagnosis lain untuk dipcrtimbangkan dalat.tr diagnosis banding
melintasi Amerika Serikat, daripada terbang, r"rntuk menghindari lbbia spesi fi k adalah hipokondriasis. gangguan obsesil kon.rpu Isil'.
kontak dengan objek lobia pasien. yailu pesarvat terbang. dan gangguan kepribadian paranoid. Hipokondriasis adalah rasa
246 13. Cangguan Ansietas

takut memiliki suatu penyakit, sedangkan lobia spesifik tipe perilaku telah dilakukan, yang paling lazim adalah desensitisasi
penyakit adalah rasa takut terkena penyakit. Se.iumlah pasien de- sistematik, suatu nretode yang dipelopori Joseph Wolpe. Pada
ngan gangguan obsesif kompulsif menunjukkan perilaku yang metode ini, pasien secara serial dipa.jankan pada daftar stirnulus
tidak dapat dibedakan dengan perilaku pasien dengan fobia penginduksi ansietas yang telah ditentukan sebelumnya dan diberi
spesilik. Contohnya, pasien dengan gangguan obsesif kompulsif tingkatan hirarki dari yang paling tidak menakutkan sampai yang
dapat menghindari pisau karena mereka rnemiliki pikiran kompul- paling menakutkan. Melalui penggunaan obat penenang, hipnosis,
sif untuk membunuh anaknya sendiri, sedangkan pasien dengan dan instruksi untuk relaksasi otot, pasien diajari cara menenangkan
fobia spesifik mengenai pisau dapat menghindari pisau karena sendiri jiwa dan r4ga. Saat mereka telah menguasai teknik ini,
rasa takut akan memotong diri mereka sendiri dengan pisau. pasien diminta menimbulkan relaksasi saat menghadapi setiap
Pasien dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki rasa stimulus yang mencetuskan ansietas. Ketika mereka telah menjadi
takut menyeluruh yang membedakannya dari pasien dengan fobia terdesensitisasi dengan setiap stimulus di dalam skala itu, pasien
spesifik. berlanjut ke stimulus berikutnya hingga akhirnya, yang sebelum-
nya menimbulkan ansietas tidak lagi bisa mencetuskan pengaruh
menyakitkan.
Fobia Sosial
Teknik terapi perilaku lain yang baru-baru ini dilakukan
Dua perliurbangan diagnosis banding tambahan fobia sosial ada- meliputi paianan intensif stimulus fobik melalui khayalan atau
lah gangguan depresif berat dan gangguan kepribadian skizoid. desensitisasi in vivo. Pada pembanjiran khalayan, pasien terpa-ian
Penghrndaran situasi sosial sering merupakan ge.iala depresi dengan stimulus fobik selama mereka dapat menoleransi rasa
tetapi warvancara psikiatri dengan pasien mudah mencetuskan takut sampai mencapai suatu titik saat mereka tidak lagi bisa
kumpulan gejala depresif. Pada pasien dengan gangguan ke- merasakannya. Pembanjiran fiuga dikenal dengan intplosion) in
pribadian skizoid, kurangnya minat dalam bersosialisasi, bukan- vivo memerlukan pasien untuk mengalami ansietas serupa melalui
nya rasa takut untuk bersosialisasi, menimbulkan perilaku peng- pajanan pada stimulus fobik yang sesungguhnya.
hindaran sosial.

Psikoterapi Berorientasi-Til ikan


PERIALANAN CANCGUAN DAN
Pada perkembangan arval psikoanalisis dan psikoterapi berorien-
PROGNOSIS
tasi dinamik. ahli teori yakin bahwa metode ini adalah metode
Fobia spesifik menuniukkan dua usia awitan, dengan puncak pilihan untuk neurosis fobik, yang saat itu dianggap sebagai
rnasa kanak-kanak untuk fobia hewan, fobia lingkungan alami, berasal dari konflik oedipus-genital. Meskipun demikian, segera
dan fbbia cedera-darah-suntikan serla puncak usia dewasa awal setelah itu ahli terapi menyadari bahwa walaupun terdapat
untuk fobia lain, seperti fobia situasional. Seperti pada gangguan perkembangan dalam menemukan dan menganalisis konflik yang
ansietas lain, data epidemiologis prospektifyang terbatas terdapat tidak disadari, pasien sering gagal rnenghilangkan ge.iala fobik.
pada per.jalanan alami fobia spesifik. Karena pasien dengan fobia Lebih jauh lagi, dengan terus menghindari situasi fobik, pasien
spesifik terisolasi jarang datang untuk terapi, riset perialanan menyingkirkan derajat ansietas yang bermakna dan hubungannya
gangguan di klinik terbatas. L.rformasi yang tersedia memberi yang terkait proses analitik. Freud dan muridnya, Sandor Ferenczi,
kesan bahr.va fobia yang paling spesifik yang dimulai pada masa menyadari bahwa, jika perkembangan dalam menganalisis gejala
kanak-kanak dan bertal.rar.r hingga dewasa akan terus ada hingga ini hendak dilakukan, ahli terapi harus melewati di luar peranan
beberapa tahun. Keparahan keadaan ini dianggap tetap relatif analitiknya dan secara aktif menyarankan pasien fobik mencari
konsisten tanpa perjalanan penyakit yang membaik dan memburuk situasi fobik dan mengalami ansietas sefta tilikan yang ditimbul-
yang terlihat pada gangguan ansietas lain. kannya. Sejak itu, psikiatris umumnya setuju bahwa derajat ter-
Fobia sosial cenderung memiliki awitan pada masa remaja tentu keaktifan terapis sering dibutuhkan untuk mengobati
awal atau masa kanak-kanak akhir. Fobia sosial cenderung men- ansietas fobik dengan sukses. Keputusan menerapkan teknik
.jadi gangguan kronis walaupun sepefti gangguan ansietas lain, terapi psikodinamik berorientasi tilikan harus didasarkan tidak
data epidemiologis prospektifnya terbatas. Studi epidemiologis hanya pada adanya gejala fobik, tetapi pada indikasi positif dari
restrospeklif dan studi klinis prospektif memberi kesan bahwa struktur ego pasien dan pola kehidupan untuk penggunaan metode
gangguan dapat sangat mengganggu kehidupan orang selama terapi ini. Terapi berorientasi tilikan mernungkinkan pasien
bertahun-tahun. Hal ini dapat mencakup gangguan pencapaian mengerti asal fobia, fenomena keuntungan sekundeq dan peranan
akademik atau sekolah, gangguan kinerla pekerjaan, dan per- pertahanan serta memungkinkan mereka mencari cara sehat untuk
kembangan sosial. rnenghadapi stimulus yang mencetuskan ansietas.

TERAPI
Modalitas Terapeutik Lainnya
Terapi Perilaku Hipnosis, terapi suportif, dan terapi keluarga dapat berguna dalam
'lerapi yang paling banyak dipelajari dan paling efektif untuk terapi ganguan fobik. Flipnosis digunakan untuk memperkuat
fbbia mungkin adalah terapi perilaku. Aspek kunci keberhasilan saran terapis bahwa ob.iek fobik tidak berbahaya dan hipnosis diri
terapi adalah (1) komitmen pasien terhadap terapi, (2) masalah sendiri dapat diajarkan pada pasien sebagai metode relaksasi
dan tu.juan yang teridentifikasi ielas, (3) strategi alternatif yang ketika dihadapkan dengan objek fobik. Psikoterapi suportif dan
tersedia untuk menghadapi perasaannya. Berbagai teknik terapi terapi keluarga seririg berguna dalam membantu pasien secara
1 3.4. Cangguan Obsesif Kompulsif 247

aktifuntuk menghadapi objek fobik selama terapi. Terapi ini tidak Psikoterapi untuk fobia sosial tipe menyeluruh meliputi
hanya untuk memperoleh bantuan keluarga dalam menerapi kombinasi antara metode perilaku dan kognitif, termasuk pelatih-
pasien tetapi juga dapat membantu keluarga mengefti sifat an ulang kognitif, desensitisasi, latil'ran selama sesi terapi, dan
masalah pasien. serangkaian tugas rumah.

Fobia Spesifik
Di antara psikoterapi, terapi yang paling lazirn digunakan untuk
fobia spesifik adalah terapi pa.ianan. Pada metode ini, terapis men-
desensitisasi pasien dengan menggunakan serangkaian pajanan
bertingkat yang ditingkatkan sendiri oleh pasien terhadap stimulus
Gambaran penting gangguan obsesil' kompLrlsil (obsasslle-
fobik, dan mereka mengajarkan pasien berbagai teknik meng-
compulsive disorder; OCD) adalah ge.iala obsesi atau kompulsi
hadapi ansietas termasuk relaksasi, kendali pernapasan, dan pen-
berulang yang cukup berat hingga mcnimbulkan penderitaan
dekatan kognitil Pendekatan kognitif mencakup memperkuat
yangielas pada orang yang mengalarninya. Obsesi atau kompulsi
penyadaran bahwa situasi fobik, pada kenyataannya, aman. Aspek
memakan r'vaktu dan cukr-rp mengganggu f'r-rngsi rutin normal,
kunci keberhasilan terapi perilaku adalah komitmen pasien
pekerjaan, aktivitas sosial biasa, atau hubungan seseorang.
terhadap terapi, masalah dan tujuan yang teridentifikasi dengan
Pasien dengan OCD dapat rnemiliki obsesi atau kornpulsi atau
.jelas, strategi altematif yang tersedia untuk menghadapi perasaan
kecluanya.
pasien. Pada situasi khusus fobia cedera-darah-suntikan, beberapa
Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan, atau serrsasi ; ang
terapis menyarankan pasien menegangkan tubuhnya dan tetap
berulang dan mengganggu. Berlawanan dengan obsesi yarrg me-
duduk selamapajanan untuk membantu menghindari kemungkinan
rupakan peristiwa mental. kompulsi adalah suatu perilaku. Secara
pingsan akibat reaksi vasovagal terhadap slimulasi fohik. Anta-
rinci, kompulsi adalah perilaku yang disadari, standar, dan ber-
gonis B-adrenergik dapat berguna dalarn terapi fobia spesifik,
ulang, seperti menghitung, memeriksa, atau menghindar. Pasien
terutama ketika fobia disertai serangan panik. Farmakoterapi
dengan OCD menyadari ketidakrasionalan obsesi dan merasakan
(cth., benzodiazepin), psikoterapi, atau terapi gabungan yang
obsesi serta kompulsi sebagai ego-distonik.
ditu.iukan untuk serangan mungkin juga bergur.ra.
Walaupun tindakan kompulsif dapat dilakukan dalam upaya
mengurangi ansietas terkait obsesi, tindakan ini tidak selalu ber-
Fobia Sosial hasil. Dilakukannya tindakan kompulsif dapat tidak rriemengaruhi
ansietas dan bahkan dapat meningkatkannya.
Psikoterapi dan fannakoterapi berguna dalam tcrapi lobia sosial
dan berbagai pendekatan diindikasikan untuk tipe menyeluruh dan
untuk situasi penampilan. Sejumlah studi menuniukkan bahwa EPIDEMIOLOC I
penggunaan farmakoterapi dan psikoterapi memberikan hasil yang
lebih baik daripada terapi itu secara tersendiri walaupun temuan Prevalensi seumur hidup OCD pada populasi urnum diperkirakan
mungkin tidak dapat diterapkan pada semua situasi dan pasien. 2 sampai 3 persen. Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa
Obat yang efektif untuk terapi fobia sosial mencakup ( I ) SSRI' gangguan ini diten.rukan pada sebanyak l0 persen pasien rawat
(2) benzodiazepin, (3) venlafaksin (Effexor), dan (4) buspiron jalan di klinik psikiatri. Gar.nbaran ini membuat OCD meniadi
(BuSpar). Sebagian besar klinisi memperlimbangkan SSRI sebagai dignosis psikiatri keempat terbanyak setelah fobia, gangguan
terapi pilihan lini pertama pada pasien dengan fobia sosial me- terkait zat, dan gangguan depresif berat. Studi epiderniologis di
nyeluruh. Benzodiazepin alprazolam (Xanax) dar.r klonazepam Eropa, Asia, dan Afrika telah mengonfirmasi angka ini mt-lintasi
(Klonopin) juga bermanl'aat untuk fobia sosial spesifik maupun batasan budaya.
menyeluruh. Buspiron menunjukkan efek aditif jika digunakan Di antara orang dewtrsa, laki-laki dan perempuan sallla-sama
untuk memperkuat terapi dengan SSRI. cenderung terkena, tetapi di antara remaja, laki-laki lebih lazim
Pada kasus berat, terapi fobia sosial yang berhasil dengan terkena daripada perempuan. Usia rerata awitan sekitar 20 tahun,
MAOI ireversibel, seperti fenelzin (Nardil), dan reversible walaupun laki-laki memiliki usia arvitan sedikit lebih arval (laki-
inhibitors of monoantine oridase (RIMA), seperti moklobemid laki sekitar 19 tahun) daripada perempuan (rerata sekitar 22
(Aurorix) dan brofaromin (Consonar) (yang tidak tersedia di tahun). Sccara keseluruhan, gejala pada sekitar dua pcrtiga orang
Amerika Serikat), telah dilaporkan. Dosis terapeutik fenelzin ber- yang terkena merniliki awitan sebelum usia 25 tahun, dan geiala
kisar dari 45 hingga 90 mg per hari. dengan angka respons ber- pada kurang dari l5 persen memiliki awitan setclah usia 35 tahun.
kisar dari 50 hingga 70 persen, dan sekitar 5 sampai 6 minggu di- Awitan gangguan dapat teriadi pada remaja atau masa kanak-
perlukan untuk menilai efektivitas. kanak, pada sejumlah kasus, awitannya sedini usia 2 tahun. Orang
Terapi fobia sosial yang terkaitkan dengan situasi penarnpilan lajang lebih sering mengalanii OCD dibandingkan orang yang
sering melibatkan pengunaan antagonis reseptor B-adrencrgik menikah walaupun temuan ini mungkin mencetminkan kesulitan
segera sebelum pajanan terhadap stimulus fobik. Dua senyawa yang dimiliki orang dengan gangguan ini untuk menrpettahankan
yang paling luas digunakan adalah atenolol (Tenormin), 50 sampai suatu hubungan. OCD lebih.iarang teriadi pada orang kLrlit hitam
100 mg tiap pagi atau 1 jam sebelum penampilan, dan propranolol daripada kulit putih walaupun akses ke perrwatan kesehatan
(20 sampai 40 mg). Teknik kognitif, perilaku, dan pajanan .iuga bukannya perbedaan prcvalensi mungkin dapat menjelaskar-r
dapat berguna di dalam situasi penampilan. variasi ini.
248 13. Cangguan Ansietas

KOMORBIDITAS Cenetik. Data genetik yang tersedia mengenai OCD rnenyo-


kong hipotesis bahwa gangguan ini memiliki komponen genetik
Orang dengan OCD lazim terkena gangguan jiwa lain. Prevalensi yang signifikan. Meskipun demikian, data ini be lum rnembedakan
seumur hidup ganggr-ran depresilmayor pada.orang dengan OCD pengaruh budaya dan efek perilaku terhadap transmisi gangguan
sekitar 67 persen dan untuk fobia sosial sekitar 25 persen. Diag- ini. Studi kembar untuk gangguan ini secara konsisten menemukan
nosis psikiatri komorbid yang lazim lainnya pada pasien dengan angka ke.jadian bersama yang lebih tinggi bernrakna untuk kembar
OCD adalah gangguan penggunaan alkohol, gangguan ansietas monozigot daripada dizigot. Studi keluarga pada pasien OCD
menyeluruh, fobia spesifi(, gangguan panik, gangguan makan, menunjukkan bahwa 35 persen kerabat deraiat pertama pasien
dan gangguan kepribadian. Insiden gangguan Tourette pada OCD juga mengalami gangguan ini. Studi keluarga proband
pasieri dengan OCD adalah 5 hingga 7 persen, dan 20 hingga 30 dengan OCD menemukan angka gangguan Tourette dan tik
persen pasien OCD memiliki riwayat tik. motorik kronis yang lebih tinggi di antara kerabat proband de-
ngan OCD yang juga memiliki beberapa bentuk gangguan "tic".
Data ini mengesankan bahwaterdapat hubungan familial mungkin
ETtOtOGt genetik antara gangguan Tourette dan tik motorik kronis serta
beberapa kasus OCD.
Faktor Biologis
Neurotransmiter Faktor Perilaku
Stsrrm Srnororurnctx. Banyak percobaan obat klinis yang
Menurut ahli teori pembela.jaran, obsesi adalah stimulus yang di-
telah dilakukan menyokong hipotesis bahwa disregulasi serotonin
pelajari. Stimulus yang relatif nctral meniadi dikaitkan ciengan
terlibat di dalam pembentukan gejala obsesi dan kompulsi pada
rasa takut atau ansietas melalui suatu proses pembelajaran respon-
gangguan ini. Data menunjukkan bahwa obat selotonergik lebih
den yaitu memasangkan stimulus netral dengan peristirva yang
efektif daripada obat yang memengaruhi sistem neurolransmiter
berbahaya sifatnya atau menimbulkan ansietas, Dengan denrikian,
lain tetapi tidakjelas apakah serotonin terlibat sebagai penyebab
obiek dan pikiran yang tadinya netral menjadi stimulus dipelajari
OCD. Studi klinis memeriksa kadar metabolit serotonin (contoh-
yang mampu mencetuskan ansietas atau ketidaknyamanan.
nya asam 5-hidroksiindolasetat [5-HIAA]) di dalam cairan sereb-
Kompulsi dibentuk dengan cara yang berbeda. I(etika sese-
rospinal (CSS) serta afinitas dan-iumlah tempat ikatan trombosit
orang menemukan bahwa suatu tindakar-r terlentu mengurangi
pada imipramin yang telah dititriasi (yang berikatan dengan
ansietas yang melekat dengan pikiran obsesional, ia akan mengem-
tempat ambilan kembali serotonin) dan melaporkan berbagai
bangkan strategi penghindaran aktif dalan'r bentuk kompulsi atau
temuan dari hal ini pada pasien dengan OCD. Pada satu studi,
perilaku ritualistik untuk mengendalikan ansietasnya. Secara ber-
konsentrasi 5-HIAA pada cairan serebrospinal menurun setelah
tahap, karena efisiensinya dalam mengurangi dorongan sekunder
terapi dengan clomipramine, sehingga memberikan fokus per- yang menyakitkan (ansietas), strategi penghindaran men jadi ter-
hatian pada sistem serotonergik.
fiksasi seperti pola perilaku kornpulsif yang dipelajari. T'eori
pembelajaran memberikan konsep yang berguna untuk rnenjelas-
Srsrrn NonnDRENERGIK. Baru-baru ini, lebih sedikit bukti kan aspek tertentu fenomena obsesif kompulsif contohnya,
yang ada untuk disfungsi sistem noradrenergik pada OCD. Laporan gagasan yang mampu mencetuskan ansietas tidak harus menakut-
yang tidak resmi menunjukkan sejumlah perbaikan geiala OCD kan dengan sendirinya dan pembentukan pola perilaku kornpulsif.
dengan klonidin oral.

Nrunot,rauNoroct. Terdapat hubungan positif antara infeksi


Faktor Psikososial
streptokokus dengan OCD. Infeksi streptokokus grup A B- Faktor Kepribadian. OCD berbeda dengan gangguan ke-
hemolitik dapat menyebabkan demam reumatik dan sekitar l0 pribadian obsesif kompulsif. Sebagian besar orang dengan OCD
hingga 30 persen pasien mengalami chorea Sydenham dan menun- tidak memiliki gejala kompulsif pramorbid dan ciri l<cipritradian
.lukkan gejala obsesif kompulsif. Awitan infeksi biasanya terjadi seperti itu lidak perlu atau tidak cukup untuk nrenimbulkan OCD.
pada usia sekitar 8 tdhun untuk menimbulkan gejala sisa itu. Hanya sekitar l5 sampai 35 persen pasien OCD merniliki ciri
I(eadaan ini disebut pediatric autoimmune neuropsychiatric obsesional prarnorbid.
d is order ass ociated w ith strept oc oc c al infe ct i on (PANDAS).

Faktor Psikodinamik. Sigmund Freud asalnya mengonsep-


Studi Pencitraan Otak. Berbagai studi pencitraan otak kan keadaan yang sekarang kita sebut OCD sebagai netrrosis
fungsional--contohny4 pos itron emis s i on t omograp hy (PET)- obsesif kontpulsf Ia menganggap terdapat kemunduran defensif
menunjukkan peningkatan aktivitas (contohnya metabolisme dan dalam menghadapi dorongan oedipus yang Inencetuskan ansietas.
aliran darah) di lobus frontalis, ganglia basalis (terutama kaudatus), Ia mendalilkan bahwa pasien dengan neurosis obsesif kompulsif
dan cingulum pada pasien dengan OCD. Terapi farmakologis dan mengalami regresi perkembangan psikoseksual ke lase anal.
perilaku dilaporkan dapat membalikkan abnormalitas ini. Studi Walaupun terapi psikoanalitik tidak akan mengubah obsesi
computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging atau kompulsi yang berkaitan dengan penyakil secara langsung,
(MRI) rnenemukan berkurar.rgnya ukuran kaudatus bilateral pada tilikan psikodinamik dapat memberikan banyak bantuan dalam me-
pasien dengan OCD. Prosedur neurologis yang melibatkan mahami masalah dengan kepatuhan terapi, kesulitan interpersonal.
cingulum kadang-kadang efektifdi dalam terapi pada pasien OCD. dan maSalah kepribadian yang menyedai gangguan Aksis L
1 3.4. Cangguan Obsesif Kompulsii 249

Meskipun ge.jala OCD dapat diclorong secara biologis, pasien DIAG NOSIS
dapat nienjadi tertarik untuk tnempertahankan simtomatologi
Sebagai bagian kriteria diagnostik OCD, DSM-lV-'fR rnemung-
karena adanya keuntungan sekuncler. Contohnya, pasien laki-laki
kinkan klinisi merinci apakah pasien rnemiliki OCD tipe tilikan
yang ibunya tinggal di rumah untuk merawatnya. secara tidak
yang buruk jika mereka umumnya tidak menyadari obsesi dan
sadar dapat ingin bertahan pada ge.iala OCD-nya karena gejala
kompulsinya berlebihan (Tabel I 3.4-1).
tersebut berarli ibunya tetap memperhatikannya.
Kontribusi pemahaman psikodinamik lainnya nrelibatkan
dimensi interpersonal. Seiumlah studi menunjukkan bahrva GAMBARAN KLINIS
kerabat akan mengakomodasi pasien rnelalui parlisipasi aktif di
dalam ritual atau modifikasi kegiatan rrrtin sehari-hari yang Obsesi dan kornpulsi memiliki ciri tertenlu yang san'rn: Suatu
signi{ikan. Bentuk akomodasi keiuarga ini berhLrbungan clengan gagasan atau impuls masuk ke dalam kesaclaran seseorang secara

tekanan di dalam keluarga, sikap penolakan terhadap pasien, dan menetap dan paksa. Perasaan takut dan cemas menyertai mauisf'es-
fungsi keluarga yang buruk. Seringkali, anggota keluarga terlibat tasi utama dan sering menyebabkan orang mengambil tindakan
dalam upaya mengurangi ansietas pasien atau mengcndalikan balasan terhadap gagasan atau impuls awal. Obse si atau kompulsi
ekspresi kemarahan pasien. Pola keterkaitan ini dapat terinternali- merupakan ego-alien; yaitu dirasakan sebagai sesuatu yang asing
sasi dan dimunculkan kembali ketika pasien memasuki lingkungan bagi pengalaman'diri sebagai makhluk psikologis. Tidak peduli
terapi. sedemikian kuat dan memaksanya obsesi atau konrpulsi, orang
Akhirnya, satu kontribusi pemikiran psikodinaniik lainnya tersebut biasanya mengenalinya sebagai sesuatLl yang aneh dan
adalah mengenali presipitan yang uemulai atau memperberat tidak rasional. Orar.rg yang menderita karena obsesi dan kompulsi
ge.jala. Seringkali, kesulitan interpersonal meningkatkan ansietas biasanya merasakan keinginan yang kuat untuk menahannya.
pasien sehingga juga meningkatkarr simtomatologi pasien. Risct Meskipun demikian, sekilat separuh dari sen-rua pasien tnern-
mengesankan bahrva OCD dapat dicctuskan oleh sc.iumlah stresor berikan sedikit tahanan terhadap kompulsi rvalaupun sekitar {10
lingkungan, khususnya yang melibatkan kehamilan, kelahiran persen pasien yakin bahwa kompulsi itu tiilak rasional. KaJang-
anak, atau peralvatan anak oleh orang tua. Pengertian akan stresor kadang pasicn lerlalu menilai lebih obsesi clan kompulsi. Contoh-
tersebut dapat membantu klinisi dalarr t'r: ncana terapi keseluruhan nya, seorang pasien dapat memaksa bahwa kebersihan kompulsif
yang mengurangi peristi'"va yang mentbuat stres itu sendiri atau secara moral adalah benar rvalaupun ia dapat kehilangan pekerjaan
maknanya bagi pasien. karena waktu yang dihabiskan untuk membcrsihkan.

Faxron Pstxootrul,ralx LntN. Di dalam teori psikoanalitik Pola Gejala


klasik, OCD dianggap sebagai regresi dari fase oedipus ke fase
perkembangan psikoseksual anal. Ketika pasien dengan gangguarl Tampilan obsesi dan kornpulsi hcterogen pada orang clervasa clan
ini merasa terancam oleh ansictas, mereka akan n-rengalarni anak serta rema.ia. Gejala seorang pasien dapat tLrrnpang tindih
regresi ke tahap yang berkaitan dengan fase anal. dan berubah seiring waktu tetapi OCD memiliki empat pola
Salah satu ciri yang menonjol pada pasier.r dengan OCD ada- gciala utama.
lah derajat preokupasi yang mereka alami terhadap agresi atau
kebersihan baik sccara nyata dalarn ge.jala maupun dalam hubung- Kontaminasi. Pola yang paling lazim diternukan adalah
an yang terletak di baliknya. Dengan demikian, psikogenesis obscsi terhadap kontaminasi, diikuti kcgiatan tnencuci atau di-
OCD dapatterletak pada gangguan pertumbul.ran dan perkembang- sertai penghindaran kompulsif objek yang diduga lerkontaminasi.
an normal terkait fase pe rkembangan anal-sadistik. Objek yang ditakuti sering sulit dihindari (contohnya feses. urine,
debu, atau kuman). Pasien mungkin n-rengelupas kr"rlit tangan
Ambivalensi. Ambivalensi adalah hasil langsung perubahan dengan mcncuci tangan secara berlebihan atau rnungkin tidak
ciri kehidupan impuls. Ambivalcnsi merupakan ciri penting pada mampu mcninggalkan rumah karena takut kuman. Walaupun
anak normal selama f'ase perkembangan anal-sadistik; anak me- ansietas adalah respons utama yang lazim terhadap ob.iek yang
rasakan cinta dan kebencian yang ke.iam pada ob.iek yang sama, ditakuti, rasa malu dan.iiiik obsesif juga lazim. Pasien dengan
kadang-kadang bersamaan. Pasien dengan OCD sering secara obsesi kontam inas i biasanya yakin bahlva kontam inas i d isebarkan
sadar mengalami cinta dan benci pada suatu ob.jek. Konflik emosi dari obiek ke ob.lek atau dari orang ke orang bahkan r.nelalr-ri
yang berlawanan ini terlihat pada pola perilakr,r melakukan dan kontak terkecil.
tidak melakukan pola perilaku dan di dalam keraguan yang
melumpuhkan dalam menghadapi pilihan. Keraguan Patologis. Pola gejala yang paling lazin.r kedua
adalah suatu obsesi keraguan, diikuti konipulsi tnemeriksa.
Pikiran Magis. Di dalam pikiran magis, regresi membuka cara Obsesi ini sering melibatkan suatu bahaya kekerasan (seperti lupa
berpikir awal bukannya impuls; yaitu I'ungsi ego iuga 1'ungsi id, mematikan kompor atau tidak mengunci pintu). Sebagai contoh.
dipengaruhi oleh regresi. Kelekatan terhadap pikiran magis me- pemeriksaan ini dapat berupa bolak-balik ke rumah unluk meme-
rupakan omnipotensi pikiran. Banyak pasien dengan OCD yakin riksa kompor. Pasien memiliki obsesi keraguan akan diri sendiri
bahwa hanya dengan memikirkan suatu peristir.va di dunia dan selalu merasa bersalah karena lupa atau melakukln sesuatu.
eksternal, mereka dapat nlenyebabkan suatu peristiwa terjadi
tanpa tindakan fisik perantara. Perasaan ini menyebabkan mereka Pikiran yang Mcngganggu. Pola gc-lala yang paling lazirn
takut memiliki pikiran agresif'. ketiga adalah adanya pikiran obsesif yang mongganggu tanpa
250 13. Cangguan Ansietas

Tabel 13.4-1 suirtu kompulsi. Obsesi seperti itu biasanya rnerupakirn pikiran
Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Cangguan Obsesif berulang nrengenai tindakan seksual atau agresif yang tercela
Kompulsif bagi pasien. Pasien yang terobsesi dengan pikiran tindakan agrcsif
atau seksual dapat melaporkan dirinya sendiri ke polisi atau
A. Baikpbqesi atau kompulsr:
mengaku pada pendeta.
Obsesi seperti yang clijelaskan dalam (l), (2). (3). dan (4):
' (1) pikiran, impuls, atau bayangan lan! berulang dan
menetap yang dialami pada suatu waktu selama terjadi Simetri. Pola gejala yang paling lazim kcempat adalah ke-
gangguan, sebagai sesuatu yang nlenggan$gu dan tidak butuhan akan simetri atalr ketepatan 1'ang dapat menyebabkan
sesuai serta dapat nrenimbulkan ansietas atau distrcs yang kompulsi mengenai kelambatan. Pasien dapat memakan rvaktu
nvata. ber.iam-.iam untuk makan atau ntencukur rvajahnya.
(2) pikiran, impuls, atau bayangan bukanlah kekhaWatiran
berlebihan mengenai masalilr kehidupan nyata
(3) orang tersebut berupaya mengabaikan alau menekan Pola Gejala Lain. Obsesi religius dan korrpulsi menumpuk
pikiran, impuls, atau bayangan tersebut, atau se suatu lazinr dilemukan pada. pasien dengan OCD. Trikotilomania
menghilangkannya dengan pikiran atau tindakan Iain (kompLrlsi menarik-narik rambut) clan menggigit-gigit kuku dapat
(4) orang tcrsebut mr.nyadari bahwa pikiran, impuls, atau merupakan kompulsi yang terkait dengan OCD.
bayangan obsesional ilu adalah hasil pikiran mercka
sendiri (bukan dari luar seperti p;da insersi pikiran)
Kompulsi seperti yang dijelaskan dalam (1), dan (2): Pemeriksaan Status Mental
: (1) perilrku berulang (cth., mencuci tangan. melakukan
, urutan, memeriksa) atau tindakan mental (cth., berdoa, ' I)ada pcmeriksaan status mental. pasien dengan OCD.jLrga dapat
, menghitung, nrengulang kata-kata di dalam hati) yang menr-rnjukkan gejala gangg.uan clepresil. Ge.iala seperti itLr tcrdapat
membuat orang tersebut terdorong unluk melakukannya pada sekitar 50 persen pasien. Se,jumlah pasien OCD memiliki
harus sebagai respons terhadap obsesi, atau nrenurut ciri khas yang mengesar.rkan ganggr-ran kepribadian obsesil
.' . . aturan yan$ harus diterapkan dengan kaku kompulsif tetapi scbagian besar tidak. Pasien dcngan OCD.
(2) perilaku,atau tindakan menial tersebut.ditujukan untuk terutama laki-laki, memiliki angka mcmbu.iang 1,ang lebih tinggi
' mencegah atau inenguiarigi penderitaan atau mencegah
dari rata-rata. Pasien yang menikah rlemiliki .jurnlah perpecahan
peristiwa atau situasi yang menakLrtkan; meskipun
perkarvinan yang lebih besar dari biasa.
demikian, perilaku.atau tindakan mental ini benar-benar
berlcbihan atau lidak berkaitan secara realistik dengan
.,,,
1 apa yang awalnya hendak dihilangkan atau dicegai. .

B. Pada suatu titik selama perjalanan grngguan, penderita Nn. B datang ke lempat pcrawaran psikiatri selelah cli-
menyadari bahwa obsesi atau kompulsi nrereka berlebihan
pindahkan dari lantai medis tempat ia dirawat sebeiumnya
atau lidak beralasan. Catatan: Hal ini tidak berlaku pada
untuk malnutrisi. Norra B cliternukan tidak sadar dalam apar-
anak.
C.:Obsesi atau kompulsi menyebabkan distiei nyata, memakan tcmen oleh seorang lelangga. Ketjka clibawa ke ruang gawat
waktu (lebih dari 1 jam per hari), atau meri8ganggu rutinitas darurat dengan ambulans. ia diketahui mengalami hipokalemi
normal, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas dan hipolensi. Pada tempat rawat psikiarri, Nn. B menjelaskan
maupun hu6ungan sosial secara signiiikan. riwayat panjang mengenai obsesi berulang akan kebersihan.
D.,Jikq terdapatgangguan aksis I lain, isi obsesi atau konrpulsi terutama yang berkaitan dengan makanax, Ia melaporkan
tidak terbatas pada hal tersebut lcth., preokupasi terhadrp kalau ia sulit makan makanan apapun kecuali hila telah di-
m4kanqn dengan adanya gangguan makan; menarik-narik
cucinya tiga hingga empat kali karena ia sering berpikir kalau
rambut dengan adanya trikotilomania; peduli dengan
penampilan dengan adanya Bangguan disnrorfik tubuh;
makanan itu kotor. la menyatakan bahwa dcngan mencuci
:preokupasi memiliki penyakit berat dengan adanya makanan, akan mengurangi ansietas yang ia rasakan mengenai
hipokondriasis; preokupasi terhadap dorongan atau fantasi kekotoran makanan. Walaupun Nn. B mclaporkan bahwa ia
seksual dengan adanya parafilia; atau berpikir mendalam kadang-kadang mencoba rnakan makanan yang tidak ia cuci
' akan rasa berlalah dengan adanya $angguan depiesif berat). (cth., direstoran ), ia menjadi begitu khawatirakan mendaparkan
E. Cangguan ini tida'k disebabkan efek fisiologis langsung suatu penyakit dengan mcmakan makanan tersebut sehingga ia tidak
zat (cth,, penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi dapat lagi makan di rcstoran. Nn. B melaporkan balrwa obsesi-
medis umum.
nya mengenai kebersihan makanan bertambah sedemikian
Tentukan jika:
hebat 3 bulan terakhir sehingga ia hanya dapat makan makanan
Dengan tilikan buruk: jika untuk sebagian besar waktu sclama
.: : -repisode'3aat ini; orahg tersebut tidak menyadari bahwa obseii da]am jumlah yang sangat sedikit bahkan iika ia telah men-
:dan kompulsinya berlebihdn atau tidak beralasan cucinya dengan berlebihan. Ia menyadari kekhawatiran obsesi I
ini tidak rasional tetapi ia tidak bisamakan atau mcnjadi
Dari American.,'Psychialric- Aisqqiation; Diagnosti.c and Statistical
.'. Manial of MenLal,Diiordef.4lh ed. Text rev. Washington, DC: sangat gugup dan mual setelah makan. (Dengan izin Daniel S.
American Psychiatric Association; copyright 2000, denga-n izin. Pine, M.D.)
13.4. Cangguan Obsesif Kompulsif 251

Sekitar sepertiga hingga separuh pasien dengan OCD me-


DIAGNOSIS BANDINC miliki gangguan depresif berat dan bunuh diri mcrupakan risiko
Keadaan Medis untuk semua pasien dengan OCD. Prognosis buruk ditunjukkan
clengan menyerah pada (bukan menahan) komptrlsi, awitan pada
DSM-IV-TR pada distres pribadi dan gang-
Persyaratan diagnostik masa kanak, kompulsi yang aneh, kebutuhan akan perawatan di
guan fungsional membedakan OCD dengan pikiran dan kebiasaan rumah sakit, gangguan depresif berat yang j r-rga timbul bersatnaan,
yang sedikit berlebihan atau biasa. Gangguan neurologis utama keyakinan rvaham, adanya penilaian berlebihan terhadap gagasan
untuk dipertimbangkan dalam diagnosis banding adalah gangguan (yaitu penerimaan obsesi dan kompulsi), dan adanya gangguarr
Tourette, gangguan "tic" lainnya, epilepsi lobus terr.rporalis, dan kepribadian (terutama gangguan kepribadian skizotipal). Prog-
kadang-kadang trauma sefta komplikasi pascaensefalitis. nosis yang baik dituniLrkkan dengan adar.rya penyesuaian sosial
dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa yang mencetuskan,
Cangguan Tourette dan s ifat ep isod ik gej ala. l s i obsesional tampaknya tidak berkaitan
dengan prognosis.
Gejala khas gangguan Tourette adalah tik motorik dan vokal yang
sering terjadi bahkan setiap hari. Gangguan Tourette dan OCD
memiliki arvitan dan geiala yang serupa. Sekitar 90 persen orang
dengan gangguan Tourette memiliki ge-jala kompulsif dan se-
TERAPI
banyak dua pertiga memenuhi kriteria diagnostik OCD. Dengan meningkatnya bukti bahwa OCD dalam porsi besar di-
tentukan oleh faktor biologis, teori psikoanalitik klasik tidak di-
Keadaan Psikiatri Lain setujui. Lebih lagi, karena kebanyakan ge.lala OCD tampak refiakter
terhadap psikoterapi psikodinam ik dan psikoanal isis, terapi f'arnia-
Perlimbangan psikiatri utama di clalam diagnosis banding OCD kologis dan perilaku meniadi lazim. Namun, faktor psikodinamik
adalah skizofrenia. gangguan kepribadian obsesif kompulsif, dapat cukup menguntungkan dalam memahami hal yang meng-
fobia, dan gangguan depresif'. OCD biasanya dapat dibedakan induksi perburukan gangguan dan dalam menterapi berbagai bentuk
dengan skizofienia yaitu tidak adanya gejala skizofrenik lain- resistensi terhadap terapi, seperti ketidakpatuhan pengobatan.
sifat gejala yang kurang bizar, dan tilikan pasien terhadap ganggu- Banyak pasien dengan OCD berlahan tnenolak upaya terapi.
annya. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif tidak memiliki Mereka menolak meminum obat dan menolak menialankan tugas
derajat hendaya t'ungsional yang terkait OCD. Fobia dibedakan rumah serta aktivitas lain yang disarankan ahli terapi perilaku.
yaitu tidak adanya hubungan antara pikiran obsesifdan kompulsi.
Ge.lal obsesif kompulsif itu sendiri, walaupun memiliki dasar
Gangguan depresif bcrat kadang-kadang dapat disertai gagasan
biologis, dapat memiliki arti psikologis penting yang membuat
obsesif tetapi pasien yang hanya dengan OCD gagal memenuhi pasien enggan menghentikannya. Penggalian psikodinamik resis-
kriteria diagnostik gangguan depresif berat.
tensi pasien terhadap terapi dapat meningkatkan kepatuhan.
Keaclaar.r psikiatri lain yang dapat terkait erat dengan OCD
Studi yang terkontrol baik menemukan bahwa farmakoterapi,
adalah hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan mungkin
terapi perilaku, atau kombinasi keduanya sama efektif dalam
gangguan pengendalian impuls lain, seperti kleptomania danjudi
mengurangi gejala pasien OCD secara signifikan. I(eputusan
patologis. Pada semua gangguan ir.ri. pasien me niiliki pikiran ber-
mengenai terapi yang akan digunakan didasarkan pada penilaian
ulang (contohnya kepedulian akan tubuh) atau perilaku berulang
dan pengalaman klinisi sefta pada penerimaan pasien terhadap
(contohnya mencuri). Sejumlah kelompok riset meneliti gangguan
berbagai modalitas.
ini clan gangguan lain seperti perilaku seksual kompulsif, hubung-
annya dengan OCD, dan responsnya terhadap berbagai terapi.
Farmakoterapi
PERIALANAN GANCGUAN DAN Efektivitas farmakoterapi terhadap OCD terbukti me lalui banyak-
PROCNOSIS nya percobaan klinis dan diperkuat dengan pengamatan bahwa
studi tersebut menemukan angka respons plasebo sekitar 5 persen.
Lebih dari separuh pasion dengan OCD memiliki awitan gejala
Persentase ini rendah dibandingkan 30 hingga 40 persen angka
yang mendadak. Awitan gejala untuk sekitar" 50 hingga 70 persen
respons plasebo yang sering terlihat pada studi obat antidepresan
pasien terjadi setelah peristiwa yang penuh tekanan, seperti ke-
dan ansiolitik.
hamilan, masalah seksual, atau kematian kerabat Karena banyak
Semua obat-obatnya yang digunakan dalam terapi ganggrran
orang tetap merahasiakan gejalanya, sering terdapat penundaan 5
hingga 10 tahun sebelum pasien datang untuk mendapatkan per-
depresif atau gangguan.jiwa lainnya, dapat digunakan dengan
kisaran dosis yang biasa. Efek awal umumnya terlihat setelah 4
hatian psikiatri, walaupun penundaan mungkin memendek dengan
meningkatnya kewaspaspadaan terhadap gangguan ini Perjalanan sampai 6 minggu terapi walaupun 8 hingga 16 minggu biasanya
gangguan biasanya lama tetapi bervariasi; sejumlah pasien meng- diperlukan untuk memperoleh keuntungan terapeutik maksimal.
alami perjalanan gangguan yang berfluktuasi sedangkan pasien Terapi dengan obat antidepresan masih kontroversial dan suatu
lain mengalami perjalanan gangguan yang konstan proposi signifikan pasien dengan OCD yang memberikan respons
Sekitar 20 hingga 30 persen pasien mengalami perbaikan terhadap terapi obat antidepresan cenderung kambuh jika terapi
gejala yang signifikan dan 40 hingga 50 persen mengalami per- obat dihentikan.
baikan sedang. Sisa 20 sampai 40 persen tetap sakit atau mengalami Pendekatan standarnya adalah memulai dengan SSRI atau
perburukan gejala. clomipramine (Anafranil) dan kemuclian berpindah ke strategi
2s2 13. Cangguan Ansietas

farmakologis lain jika obat spesifik serotonin tidak efcktif. Obat Psikoterapi
serotonergik meningkatkan persentase pasien dengan OCD yang
cenderung memberikan respons terhadap terapi hingga kisaran 50 Tanpa adanya studi yang adekuat lnengenai psikoterapi berorien-
sampai 70 persen. tasi tilikan untuk OCD. setiap gcneralisasi yang valid mengenai
el'ektivitasnya sulit dibuat, rvalaupun terdapat laporan tidak resmi
mengenai keberhasilannya. Analis individual melihat perubahan
Selective Serotonin Reuptake I nhibitors. yang n-rencolok clan bertahan lama untuk kebaikan pasien dengan
SSRI-fluoxetine (Prozac), sitalopram (Celexa), escitalopram gangguan kepribadian obsesif kompLrlsif, khususnya ketika
(Lexapro), fluvoksamin (Luvox), paroksetin (Paxil), sertralin mereka bisa n.renghadapi impuls agresif yang terletak di belakang
(Zoloft)-telah disetujui U.S. Food and Drug Administration ciri karakter mereka. Demikian-iuga, analis dan psikiater berorien-
(FDA) untuk terapi OCD. Dosis yang lebih tinggi sering dipe rlu- tasi dinamis mengamati perbaikan simtomatik yang nyata pada
kan untuk memberikan efek yang menguntungkan, seperti pasien dengan OCD dalarn proses analisis atau psikoterapi tilikan
fluoxetine 80 mg per hari. Walaupun SSRI dapat menyebabkan yang lama.
gangguan tidur, mual dan diare, sakit kepala, ansietas, dan ke- Psikoterapi suportif secara pasti memiliki tempat, terutama
gelisahan, efek simpang ini sering sementara dan umumnya pada pasien OCD yang walaupun gejalanya merniliki keparahan
tidak terlalu menyulitkan daripada efek simpang obat trisiklik, yang beragam, mampu bekeria dan rnelakuknn penyesuaian sosial.
seperti clomipramine (Anafranil). Hasit klinis terbaik didapatkan Dengan kontak regular dan terus-menerus dengan orang yang
ketika SSRI dikombinasikan dengan terapi perilaku. profesional, tertarik. simpatik, dan memberi semangat, pasien
mungkin mampu berfungsi dengan bantuan ini, yang tanpanya,
Clomipramine. Dari semua obat trisiktik dan letrasiklik, gejala tersebut dapat menjadikan rnereka leniah. Kadang-kadang,
clomipramine adalah yang paling selektif untuk ambilan kembali Itetika ritual obsesional dan ansietas mencapai intensitas yang
serotonin versus ambilan kembali norepinefrin, dan dalam hal ini tidak dapat ditoleransi, pasier.r perlu dirarvat inap sampai tempat
hanya dilebihi oleh SSRI. Potensi ambilan kernbali serotonin oleh singgah di institusi dan penjauhan dari stres lir.rgkungan menguraugi
clomipramine dilampaui hanya oleh sertralin dan paroksetin. gejala hingga tingkat yang dapat ditoleransi.
Clomipramine adalah obat pertama yang disetu.iui U.S FDA untuk Anggota keluarga pasien sering didorong ke anrbang keputns-
terapi OCD. Penggunaan dosisnya harus dititrasi meningkat asaan karena perilaku pasien. Setiap upaya keras psikoterapi
selama 2 hingga 3 minggu untuk menghindari efek simpang harus mencakup perhatian anggota keluarga melalui pemberian
gastrointestinal dan hipotensi ortostatik serta, sepefti obat trisiklik dukungan emosional, penenangan, penjelasan, dan saran untuk
lainnya, obat ini menimbulkan sedasi dan efek antikolinergik mengatur dan berespons kepada pasien.
yang bermakna, termasuk mulut kering dan konstipasi. Seperli
SSRI, hasil terbaik berasal dari kombinasi obat dengan terapi Terapi Lain
perilaku.
Terapi keluarga sering berguna dalam mendLrknng ke luarga, mem-
bantu mengurangi perpecahan perkarvinan akibat gangguan ini,
Obat lain. Jika terapi dengan clomipramine atau SSRI tidak dan membangun hubungan ker-jasama terapi dengan anggota
berhasil, banyak terapis memperkuat obat pertama dengan keluarga untuk kebaikan pasien. 'lbrapi kelompok bcrguna sebagai
penambahan valproat (Depakene), litium (Eskalith), atau karba- sistem dukungan untuk se.lumlah pasien.
mazepin (Tegretol). Obat lain yang dapat dicoba di dalam terapi Untuk kasus ekstrenr pada pasien yang sangat resisten ter-
OCD adalah venlafaksin (Effexor), pindolol (Visken), dan MAOI, hadap terapi, terapi eleklrokonvulsif dan p sychostu'gery dapat di-
khususnya fenelzin (Nardil). Agen farmakologis lain untuk terapi pertimbangkan. terapi elektrokonvulsif tidak seefektif psycho-
pasien yang tidak responsif mencakup buspiron (BuSpar), 5- sltrgery, tetapi harus dicoba sebelum melalukan pembedahan.
hidroksitriptamin (5-HT), r--triptofan, dan klonazepam (Klonopin). Prosedur psychosurgery yang paling lazim untuk OCD adalah
Agen antipsikotik dapat membantu ketika juga terdapat gangguan eingulotomi, yang berhasil di dalam terapi 25 san.rpai 30 persen
"tic" atau sindrom Tourette. pasien yang tidak responsif terhadap terapi lain. Komplikasi
psychosurgery yang paling lazim adalah timbulnya kelang. 1,ang
hampir selalu dapat dikendalikan oleh terapi feniloin (Dilantin).
Terapi Perilaku Se.iumlalr pasien yang tidak berespons terhadap psychosn'ge:
Walaupun baru sedikit perbandingan satu per satu yang telah saja dan tidak berespons terhadap farmakoterapi atau terapi
dilakukan, terapi perilaku sama efektifnya dengarr farmakoterapi perilaku sebelum operasi, berespons terhadap farmakoterapi atau
pada OCD, dan sejumlah data menun jukkan bahwa efek mengun- terapi perilaku setelah 7r,wclzosttrgety.
tungkan bertahan lama dengan adanya terapi perilaku. Dengan
demikian, banyak lebih klinisi mempertimbangkan terapi perilaku
sebagai terapi pilihan OCD. Terapi perilaku dapat dilakukan di
lingkungan rawat inap dan rawatialan. Pendekatan perilaku yang
penting di dalam OCD adalah pa.janan dan pencegahan respons.
Desensitisasi, penghentian pikiran, pembanjiran, terapi implosi,
dan aversive conditioning.iuga telah digunakan pada pasien OCD.
Di dalam terapi perilaku, pasien harus benar-benar berkomitmen Gangguan stres pascatrauma (posttraLtnxatic stress disorder-
terhadap perbaikan. PTSD) adalah suatu sindrom yang timbul setelah seseorang
i3.5. Cangguan Stres Pascatrauma dan Cangguan Stres Akut 253

melihat, terlibat di dalam, atau menclengar stresor traumatik yang dari pengalaman perang! penyiksaan, bencana alam. penyerangan,
ekstretn. Seseorang bereaksi terhadap pengalaman terscbut cletlgan perkosaan, dar-r kecelakaan serius (contohnya di dalanl nrobil dan
rasa takut dan tidak berdaya. sccara mcnetap menghidupkan gedung terbahar). Mcskipun dentikian, ticlak setiap orang meng-
kembali peristiwa tersebut. dan mencoba menghindari mengingat alami gangguan ini setelah peristiwa traumatik. Stresornya sendiri
hal itu. Untuk menegakkan diagnosis, ge.iala liarus bertahan lebih tidak cukup rnenirrbulkan gangguan ini. Klinisi harus memper-
dari satu bulan setelah peristiwa dan harus memengaruhi area timbangkan faktor psikososial dan biologis yang sebelun.urya ada
penting kehidupan secara signifikal1, seperti keluarga dan peker.ia- dan peristirva yang terjadi sebelurn dan setelah trautna. Contohnya,
an. Edisi keempat revisi Diagnostic and Statistical Manual oJ- seorang anggota suatu kelompok yang bertahan liidup pada
Mental Disorder (DSM-IV-TR) mendefinisikan gangguan yang bencana kadang-kadang dapat tnenarrgani trauma karena anggota
serupa dengan PTSD sebagai gangguan stres akut, yang terjadi yang lainnya juga mengalami pengalaman yang sama. Arti
lebih dini dari PTSD (dalam 4 minggu setelah peristiwa) dan subjektif suatu stresor pada seseorang juga penting. Contohn.va,
membaik dalam 2 hari hingga 4 nlinggu. Jika geiala berlahan orang yang sclamat dari bencana dapat rnengalami rasa bersalah
setelah r'vaktu tersebut. diagnosis PTSD diperlukan. (.sut"vivor guilt) yang dapat menjadi predisposisi atau memper-
berat PTSD.

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi seumur hidup PTSD diperkirakan sekitar 8 persen
Faktor Risiko
populasi umum walaupun tambahan 5 liingga 15 persen dapat Seperli yang telah disebutkan sebeltrmtl'e. bahlurr ketika meng-
mengalami bentuk subklinis gangguan ini. Di antara kclompok hadapi traurna yang hebat. sebagian besar orang tidak mengalanii
risiko tinggi yang anggotanya mengalarni peristi'nva traurr.ratik. gejala PTSD. National Comorbiclity Study menemukan bahrva 60
angka prevalensi seumur hidupnya berkisar 5 hingga 75 persen persen laki-laki dan 50 persen perempttan mengalatli se.iumlah
Sekitar 30 persen veteran Vietnam tnengalami PTSD dan tan-rbah- trauma yang signifikan, tetapi prevalensi P'ISD yang dilaporkan
an 25 persen mengalami bentuk subklinis gangguan tersebut. hanya 6,7 persen. Demikian juga, peristirva yang muligkir.r tampak
Prevalensi seumur hidup pada perempuan berkisar sekitar 1 0 biasa alau kurang dianggap sebagai bencana besar bagi sebagian
hingga 12 persen dan 5 hingga 6 persen pada laki-laki. Walar'rpun besar orang ciapat nienimbLrlkan PTSD pada se.lurnlall orang
PTSD dapat timbul pada usia berapapun, gangguan ini paling lainnya.
prevalen pada dewasa muda karena mereka ccnderung lebih ter-
pa.ian dengan situasi penginduksi. Anak juga dapat mengalami
gangguan ini. Laki-laki dan perempuall memiliki perbedaan tipe Faktor Psikodinamik
traumayang memaiankan n-rereka dan kecenderungan untuk meng- Model psikoanalitik gangguan ini menghipotcsiskan bahrva
alami PTSD. Prevalensi seumur hidup secara bermakna lebih trauma mengaktitkan kenrbali konflik psikologis yang sebelurnnya
tinggi pada perempuan dan proporsi perempuan )'ang terus meng- tenang, tetapi tidak terselesaikan. Penghidupan kerrlbali trauma
alami gangguan ini lebih tinggi. Berdasarkan sejarah, trauma laki- masa kanak-kanak menimbulkan regresi dan penggunaan meka-
laki biasanya berupa pengalarnan berperang dan trauma perempuan nisnre defens represi, penyangkalan, reaction fornation, clan
paling lazim adalah kekerasan atau perkosaan. Gangguan ini lebih undoing. Menurut Freud, pemecahan kesadaran terjadi pada pasien
cenderung ter.ladi pada orang lajang, bercerai, janda, menarik diri yang melaporkan riwayat trauma seksual masa kanak-kanak.
secara sosial, atau tingkat sosioekonomi yang rendah. Meskipun Konflik yang sebelumnya telah ada secara simbolis clibangkitkan
demikian, faktor risiko paling penting gangguan ini adalah ke- kembali oleh peristirva traumatik yang baru. Ego menghidupl<an
parahan, durasi dan kedekatan pa.ianan seseorang clengan trauma
kembalidan dengan demikian mencobamenguasai dan me ngttrangi
yang sebenarnya. Tampaknya terdapat pola familial untr-rk gang- ansietas. Orang yang menderita aleksitimia, yaitu keticlakmampuan
guan ini clan kerabat biologis derajat peftama orang dengan riwayat
mengidentilikasi atau memverbalisasikan keadaan perasaan, tidak
depresi memiliki peningkatan risiko untuk timbulnya P'[SD se- mampu menenangkan dirinya ketika berada dalam stres.
telah peristiwa traumatik.

KOMORBIDITAS Faktor Perilaku-Kognitif


Model kognitif PTSD membuat postulat bahrva orang yang meng-
Angka komorbiditas tinggi pada pasien dengan PTSD, dengan
alaminya tidak mampu rlemroses atatt merasiolialisasikan trauma
sekitar dua perliga memiliki sedikitnya dua gangguan lain. Ke-
yang mencetuskan gangguan ini. Mereka terus mengalatni stres
adaan komorbid yang lazim mencakup gangguan depresif, gang-
dan berupaya menghindari mengalami hal iiu dengan teknik peng-
guan terkait zat, gangguan ansietas lain, dan gangguan bipolar'
hindaran. Konsisten dengan kemampuan parsial mereka rneng-
Gangguan komorbid membuat orang menjadi lebih renlan untuk
hadapi peristirva tersebut secara kognitif, orang tersebut mengalami
mengalami PTSD.
periode bergantian antara memahami dan memblok peristirva.
Upaya otak untuk memroses iun.rlah inlbrmasi yang banyak yang
ETIOLOGI dicetuskan trauma dianggap menimbulkan periode bergantian
antara memahami dan memblok peristiwa.
Stresor Model perilaku PTSD menekankan adanya dua fase di dalam
Stresor yang menyebabkan stres akut dan PTSD cukup hebat perkembangannya. Pertama, trauma (stimulus yang tidak di-
untuk memengaruhi hampir setiap orang. Stresor dapat timbul pelajari), yar.rg menimbulkan respons takut, dipasangkan, melalui
254 13. Cangguan Ansietas

pembelajaran klasik, dengan stimulus yang dipela.iari (pengingat Sejum lah studi juga telah r.nenemukan lerjadinya h ipersupresi
fisik atau mental terhadap traurna, scperti penglihatan. bau. atan korlisol pacla pasien yang terpa.jan trauma dan mengalami PTSD
suara). Kedua, melalui pembcla.iaran instrumental, stimulus yang dibandingkan pasier.r yang ter;ra.jan trauma tctapi tidak mengalarri
dipela.iari mencetuskan respolls takut yang bebas dari stimulus P'ISD, sehingga mungkin hipersr-rpresi ini secara spesifik ber-
asal yang tidak dipelajari, dan orang mengembangkan pola peng- kaitan dengan I'}'l'SD bukan hanya dengan trauma. Secara ke-
hindaran terhadap stimulus yang dipelajari maupun stimulus yang seluruhan. hipclregulasi aksis HPA belbeda dengan aktivitas
tidak dipelajari. neuroendokrin yang biasanya terlihat selama stres dan pada gang-
Sejumlah orang juga menerima keuntungan sekunder dari guan lain seperti depresi.
dunia luar, umumnya berupa kompensasi keuangan, mcningkatnya Baru-baru ir-ri. peran hipokarrpus mendapatkar-r peningkatan
perhatian atau simpati, pemuasan akan kebutuhan ketergantungan. perhatian r.valaupun rrrasalah ini tetap kontrovcrsial. Studi hervan
Keuntungan ini menyokong gangguan dan menelapnva gangguan. menunjukkan bahwa stres terkait dcngan perubahan struktural
hrpokampus dan studi pada veteran perang dengan P'['SD me-
nunjukkan volurre rerata yang lebih rendah di regio hipokarnpus
Faktor Biologis otak. Lebih lagi, peneliti mer.rga.iukan bahrva hipokanrpus bukan-
Teori biologis PTSD berkenbang dari studi praklinis pada niodel lah satu-satunya area otak 1,ang rrenunjr-rkkan aclanya perubahan
stres hewan dan dari ukuran variabel biologis dalarn populasi struktural pacla PTSD karena studi mengenai depresi r.nenun j ukkan
klinis dengan gangguan tersebut. Banyak sistent nettrotransntiter ef'ek serupa di amigdala dan korteks prationtal.
yang terlibat dalam kedua rangkaian data. Model praklinis ke-
tidakberdayaan yang dipela.jari, pernbangkitan. dan sensitisasi
DIAGNOSIS
pada hervan telah menghasilkan teori mengenai rcseptor nore-
pinefrin, dopamin, opioid endogen, dan benzodiazepin, serta Kriteria diagnosis DSM-IV-TIi. untuk PTSD ('label 13.5-l) me-
aksis hipotalamus-hipolisis-adrenal (l'lPA). Di dalam popLrlasi rinci bahrva ge.jala mengalami. menghindari, dan terus tcliaga
klinis, data menyokong hipotesis bahwa sistem noradrenergik lelah ada lebih clari I bulan. Untuk pasien lang ge.jalanya ada,
dan opiat endogen, sepcrti aksis HPA, hiperaktil pada sedikitnya letapi kurang dari I bulan, diagnosis yang sesr"rai adalah gangguan
sejumlah pasien dengan PTSD.

Sistem Noradrenergik. Para tentara dengan ge.iala mirip Tabel 13.5-1


PTSD menuniukkan kegugupan. peningkatan tekanan darah dan Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Cangguan Stres
denyut jantung, palpitasi, bcrkeringal. rona mcrah di rva.iah, dan Pascatrauma
trernor-yaitu gejala yang berkaitan dcngan obat adrencrgik. Se- A. Orang tersebut telah terpajan dengan peristiwa traunr.atik dan
jumlah studi menemukan peningkatan konseutrasi epineliin urin kedua hal ini rd.r:
24jam pada veteran dengan P1-SD dan meningkatnya konsentrasi (1) orang tersebut rncngalanri, mcnyal<sikan, atau
katekolamin urin pada anak perempuan yang Inengalami penyiksa' dihadapkan dengari peristiwa atau sejunrlah peristiwa
an seksual. Lebih jauh lagi, reseptor p-adrenergik limfosit dan n, yang melibatkan kematian atau.cedera..serius yang
trombosit mengalami downregulation pada P'I'SD, kemungkinan sebenarnya atau mengancanr, atau rncaman terhadap
integritas fisik dirinya atau orang lain.
sebagai respons terhadap konsentrasi katekolamin yang rneningkat
(2.1 respons orang tcrscbul nrclibalkan rasa takut yanB intcns,
kronis. Sekitar 30 hingga 40 persen pasien P ISD rnelaporkan kilas .... rasa tidak berclaya, atau horor. Catatan: Pada ana( hal
balik setelah pemberian yohimbin (Yocon). Temuan ini adalah ini dapatditunjukkan dengan perilaku agitasi atau kacau.
bukti kuat perubahan fungsi sistem noradrenergik pada PTSD. B. Peristiwa tiaumatik secara terlls-menerus dialanri kembali
pada satu (atau lebih) cara berikut ini:
.(1) rnengingat kembali peristiwa. secara berulang dan
Sistem Opioid. Abnorrnalitas sistem opioid dikesankan de- - ' mengganggu yang menimbulkan distres, termasuk
ngan adanya penurunan konsentrasi B-endorfin plasma pada . bayangan, pikiran, atau persepsi. Catatan: Pada anak
PTSD. Veteran perang dcngan P'i'SD menuniukkan respons anal- yang nrasih kecil, dapat terjadi pt'rmainan berul.rng y,rng
gesik yang reversibel. dengan nalokson untuk stimulus yang ber- . mengekspresikan terna atau aspek trauma.
kaitan dengan perang sehingga meningkatkan kemungkinan hiper- (2) rnimpi berulang merrgenai peristiwa tersebut yang
regulasi sistem opioid yang serupa dengan hiperegulasi pada rnenimbulkan penderitaan. Catatan: Pada anak, bisa
aksis HPA. ,'.. terdapat minrpi yang menakutkan tanpa kandungan yang
dapat dikenali.
(3) bertindak atau mcrasakan seolah-olah peristiwa traumatik
Faktor Pelepas Kortikotropin dan Aksis Hipotalamus- tersebut terjadi kenrbali (lernrasuk r.Isa mernbangkitkan
H ipof isis-Adrenal. Beberapa faktor mengacu pada disfungsi kembali pengalaman, ilusi, halusinasi, dan episode kilas
aksis HPA. Se.lumlah studi menunjukkan konsentrasi kortisol balik disosiatil termasuk yang terjadi saat bangun atau
bebas yang rendah di dalam plasma dan urin pada P'ISD. Terdapat ketika mengalanri intoksiLasi). Catatan: Pada anal< yang
masih kecil, anak dapat nelakukan kembali hal yang
peningkatan reseptor glukokortikoid pada limfosit dan tantangan
spesifik traunra.
dengan faktor pelepas kortikotropin (CRF) eksogen menuniukkan (4) penderitaan psikologis yanS intens pada pajanan lerh.adap
respons hormon adrenokortikotropin (ACTH) yang tumpul. Lcbih sinyal internal atau eksternal yang menyimbolkan atau
lagi, supresi kortisol melalui tantangan dengan dosis rer.rdah deksa- menyerupai aspek peristilva traumatik.
metason (Decadron) meningkat pada P'[SD. Hal ini menuniukkan
(berlanjut)
hiperregulasi aksis HPA pada PTSD.
13.5. Cangguan Stres Pascatr;rutna dan Cangguan Stres Akr-rt 255

Tabel 13.s-1 (laniutan) cemoohan. Pasien.iuga clapat mcnggambarkan keaclaan disosiatif


dan seran-ean panik, serta ilLrsi dan halusinasi dapat timbul. I-,t.ii
ffi kognitif dapat menunjukkan bahr.va pasien men.riliki hendaya
, (5) reaktivitas fisiologis pada pajanan sinyal internal atau memori darr perhirtian. Ce.jala terkait dapat mencakup agresi, ke-
. eksternal yang menyimbolkan atau nrenyerupai aspek
kerasan, kcnclali irnpuls yang buruk, depresi. dan gangguan terkait
peristiwa traumatik.
zat. Pasien rncrniliki penir.rgkatan skor Sc. D. F, clan Ps pada
C. Penghindaran persisien stimulus yang berkiitan dengan
:.. 'trauma serta membuat kebas.responsivitas umum (tidak terjadi Minnesota Multipliasic Persorralitl' Inventory. datt tetnulrt ttii
tebelum trauma), seperti yang ditunjukkan dengan tiga (atau Rorschach sering merrcakup hal-hal yang agresif dan kasar.
lebih) hal berikut ini:
,t.(1)r upaya menghindari pikiran, perasaan, alau petnbicaraan
: ' yang berkaitan dengan trauma Tn. F mencari terapi untuk gejala yang ia alami saat ke-
(2) "upaya menghindari aktivitas, tempat, atau orang yang
celakaan mobil sckitar 6 nritrggu scbclurn evaluasi psikiaLri.
. membangkitkan ingatan akan trauma
(3) ketidakmampuan mengingat kembali aspek penting Saat tnengendarai mobil kc tempat kcLja pada pagi pertengahan

trauma Januari, Tn. F kehilangan kendali mobilnya pada jalan yang


(4) minat atau partisipasi berkurang nyata pada aktivitas yarrg penuh es. Mobilnya membelok tanpa kendali menu.iu lalulintas
sign i fi kan di jalan lain, berlabrakart dengan rnobil lain. kernudian
' ' (5) perasaan lepas atau menjadi asing dari orang Iain menabrak pe.jalan kaki di dekatnya. Tn. F terperangkap di
kisaran afek yang terbatai (cth., tidak mampu memiliki
{6) dalam mobil seltrma 3 jam sementara pekerja penyelamat mc-
rasa cinta)
motong pintu mobilnla. Saat tlirujuk. ln. F nrehporkan sering
(7) rasa masa depan yang memendek (cth., tidak berharap
. t'.'memiliki katir, nreniliah, anakatau mpsa hidupnormal)
muncul pikiran mengganggu mengenai kecelakaan tersebut,
lermasuk rnirrrpi buruk rncngenai per'islirva itu dan pcngtihatan
D. Menetapnyd peningkatan keadaan terjaga (tidak terjadi
, sebelum tiauma), seperti yang ditunjukkan dengan dua (atau berulang menggaxggu mongenai mobilnya yang menghantanl
lebih) hal berikut: pejalan kaki tersebut. la rnelaporkan brhrrit ia mengubah rute
(1 )
sulit tidur alau sulit tetrp tidur mengenclarai mobil nrenu.lu telnpct ker.ia urrtuk menghindari
(2) iritabilitas alau ledakan kemarahan tempat kecelakaan dan ia menyadari bahr'va ia menggmti
(3) sulit berkonsentrasi saluran tclevisi sctiap ada iklarr ban salu.
'lri. F menjelask:rn
14t hypervigilant e adanya kesulitan tidur, konsentlasi buruk, dan meningkalrtya
.r' (5) respons kaget yang berlebihan .

fbkus terhadap lingkungannl,a, terutama ketika menl'etir.


[.] Durisi gangguin (gejala Kriteria B, C, dan D) lebih dari satu
bu lan.
F,' Cangguan ini.menimbulkan penderitaan yang secara klinis
,
bermakna atau gangguan di dalam area fungsi sosial,
lairr. Gangguan Stres Pascatrauma
,.pekerjaan atau area fungsi penting
i

lentukan jika: : pada Anak dan Remaja


Akutl1ikadurasigejala,kurangdaritigabuIan
P'ISD terdapat pada anak clan reuaja, tetirpi sebagian besar studi
' Kronis: jika durasi gejala tiga bulan atau lebih gangguan initelah berpusat pada ortrng dervasa. DSM-lV-TR hanya
Tentukan iika:
,: Dengan awitan tertunda: jika awitan gejala sedikitnya 6 mengemukakan sedikit mengenai P'I'SD pada anak yang rnasih
. .
'..
bulan setelah stresor, kecil, kecuali dengan menggambarkan ge.iala seperli mimpi ber-
'Dari Ameiican Psychiatric Association. Diagnostic and Statjstical ulang mengenai peristirva tersebut. mimpi burtrk tentang monster,
Manual of Mental Disorcler. 4" ed. Text
rev. Washington, DC: serta tirnbulnya ge.iala lisik seperti sakit perut dan sakit kepala.
American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin. Tingginya angka PTSD belum didokurnentasikan pada anak
vang terpa.ian peristirva yang meltgancam.lirva seperti peperarrglrr
dan trauma terkait perang lain, penculikan, penyakit berat atau ter-
stres akut (Tabel 13.5-2). Kriteria diagnostik DSM-IV-I-R PTSI) bakar. transplantasi sumsum tr"rlang, dan se.iurnlah bencana alam
memungkinkan klinisi merinci apakah gangguan tersebut akut br.ratan dan manusia. Studi pada korban yang masih tnucla atau
(lika gejala kurang dari 3 bulan) atau kronis (iika ge.iala telah ada saksi penyerangan krir-ninal. kekerasan rurnah tangga, dirn ke-
selama 3 bulan atau lebih). DSM-IV-TR juga memungkinkan kerasan masyarakat nengungkapkan rnorbiclitas psikiatri yang
klinisi merinci bahwa gangguan tersebut dengan ar'vitan yang tinggi setelah pa.ianan tertadap kekerasan tersebLlt. Seperli yang
tertunda jika awitan gejala 6 bulan atau lebih setelah peristiu'a mungkin diperkirakan. prevalensi PI'SD lebih tinggi pada anak
yang memberikan stres. daripada orang dcr.i,asa 1'ang turpa.ian stlcsor )ang sama. Pada
situasi tertentu, hingga 90 persen anak akan mengalarni gongguan
tersebut. Umumnl'a. I']TSD diremehkan pada anak dan rclna.la.
GAMBARAN KLINIS Faktor risiko anak mcncakup laktor clemografik (cth.. Lrsia,
Gambaran klinis utama PTSD adalah mengalami kembali suatu jenis kelamin, status sosioekor.romi), peristirva hidup tain (positif
peristiwa yang rnenyakitkan, suatu pola menghindari dan memati- dan ncgatif), kognisi sosial dan budaya. korrorbiditas psikiatri.
kan emosi, serta keadaan terus ter.iaga yang cukup konstan. Gang- strategi koping yang diturunkan. Faktor keluarga (cth.. psiko-
guan ini dapat tidak tirnbul sampai berbulan-bulan atau bahkan patologi dan fungsi orang tua, status pcrkarvinan, dan edukasi)
bertahun-tahun setelah peristirva tersebut. Pemeriksaan status memerankan peran kunci dalarn menentukan ge.jala pacla anak.
mental sering mengungkapkan rasa bersalah. penolakan, dan Respons orang tua terhadap peristiwa trauntatik terutat.na meme-
256 13. Cangguan Ansietas

Tabel 13.5*2 Menghidupl(an dan Mengalami Kembali Peristiwa.


Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Gangguan Stres Anak, sepcrti orang de rvasa. meugalami keurbali peristi\\ il trauma-
Akut tik dalam bcntuk pikiran atau ingatan. kilas balik. dan rnirnpi
yang mengganggu seda rnenimbulkan distres. Minrpi bttrul< pacia
A..Orang tersebut telah terpa.ian dengan peristiwa traumatik dan anak secara khusLrs dapat terkait clcngan telna traunta atalt dapat
kedua hal ini ad.r:
meniadi umum sebagai rasa tal(ut lainnya. Kilas balik tcr.iadi pada
. (1) orangtersebutmengalami, menyaksikan, atar-r anak dan scsarna korban renra.ja maupun dervasa. "Sandiwara
'.. '. ', mdnghadapi peristiwa atau sejumlalr peristiwa yang trar:rnatik", suatu bentuli khusus mengalami kembali yang terlihat
.. . melibatkan kematian atau cedera serius yang sebenarnya
.
' t atau mengancam, atau ancaman tcrhadap intcgritas fisik pada anak 1,ang n'rasih kecil. tercliri alas tnemerankan berulang
dirirrya atau orang lain trauma atau tcrna yang terkait trauma di dalam permainan. Anak
{2) respons orang teriebut melibatkan rasa takut yang inlens, 1'ang lebih tua dapat rnenggabungkan aspek trauma ke dalam
rasa tidak beidaya, atau horor hidup mereka di dalani suatu proses yang disebut menghidupkan
B. Saat mengalami atau selclalt rnengalanri peristiwa yang kenrbali (reenactment). l-indakan khayalan r-nengenai intcrvensi
',menimbulkan penderitaan, orahg tersebut meririliki tiSa (atau
atar"r balas dendam Iazim ada: rema.ja harus dipertimbangkan
Iebih) gejala disdsiatif berikut ini:
:(1) rasa kebas subjektil, lepas, atau tidak adanya respons memiliki peningkatan risiko untuk bertinclak impulsif akibat
emoslonal kemarahan dan khal'alan balas dendarl. PcrilakLr terkait pada
' (2) menufunnya kesadaran akan sekelilingnya (cth., anak dan rema.ia korban trauma mencakup mcmainkarr peran
"linglung") scksual, penggunaan zat, dan kenakalan remaja. Anak sering
.:,. i (3) dere;ilisasi nrenarik diri dan menunjukkan kurangnya minat pada aktivitas
(4) depersonalisasi yang sebelurnnya menycnangltan. Perilaku regresif seperti
, (5) amnesia disosiatif (yi.; ketidakmampuan mengingat aspek enuresis atau takut tidul sendiri.iuga dapat teriadi.
penting trauma)
. C, Peri5tiwa traumatik secara terus-menerus dialimi kembali
:- pada satu (atalr lebih) cara beiikut ini: bayangan, pikiran,
mimpi, ilusi, episode kilas balik yang berul.rng. alau rasa
Sindrom Perang Teluk
:.. menghidupkan kembali pengalaman; atau penderitaan pada Pacia Perang'felLrk Pelsia mclrnlan lrak, ;,ang clitnulai taltun 1990
pemajanan terhadap pcngingrt pcrisliwa lraurnalik. dan bcrakhir pada tahun 1991, sekitar 700.000 tentara Anrerilta
D. Penghindaran stimulus yang nyata dan mernb.rngkitkan bertugas di kekuatan koalisi. Walaupun angka rrrorbiclitas clart
kernbali traunra (cth., pikiran, perasaan, pembicaraan,
mortal itas min imal -i ika d ibandingkan clengan perang sebiir-rnrttya,
aktivitas, tcmpat, orang\.
F. Cejala ansietas/meningkatnya keterjagaan yanS nyat.r (cth., saat mcrcka kcrnbali. lcbih dari 100.000 vcteran nrelaporkan se-
. sulit tidur, iritabilitas, konsentrasi buruk, hype rt'igilance, .jumlah besar masalah kesehatan. termasuk iritabilitas. rasa lelah
respons kaget yang berlebihan, kegelisahan nlotorik). kronis, nafas pendek, nyeri scndi clan otot. sakit kepala rrigrain,
F. Cangguan lni.menimbulkan distres yang secara klinis gangguan ptlncernaan, ruam kulit, rambut ronlolt. scring h-rpa, dan
. . bermakna atau hendaya dalam area fungsi sosial, pekerjaan sr"rlit berkonsentrasi. Jika di-qabLrngkan, ge.jala-gcjala ini disebut
' . atau area fungsi penting Iain atau mengganggu kemarnpuan
sindron Perong '[bluk. tetapi tidak ada agen penrerintah yang
- seseorang menjalankan tugas penting; seperti menlperoleh
- .bantuan mengidentifikasi penyebab ge.jala ini. Banyak veteran yakin
yang penting atau berbagi lral-hal yang personal
'dengan bercerita pada anBgota kcluarga mengcnai peristiwa bahrva gangguan mereka disebabkan oleh pa.ianan terhadap agen
traumatik. biologis dan kimia seperti asap dari sumur minyirk yang terbakar
.C. Cangguan ini ada selama minimunr 2 hari maksirnunr 4 dan kandungan tanair atau mustard dan gas saraf lainnya.
I minggu dan terjadi dalam 4 minggu setelah peristiwa Dcpartemcn Irerlahanan Amerika Serikat merrahami bahwa
traumatik. hing-ea 20.000 pasukrur yatrg bertugas di area perang rnurrgkin
H. Cangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung suatu terpajan senjata kimiii, tetapi menvangkal balnva mereka yang
zat rcih., pcnyalahgunaan obat, pengobatan) atau kead"ran rncngeluhkan sinclt'om ini menclerila akibat pengarr-rh paianan
:, medis umum, tidak lebih mungkin disebabkan gangguan kimia. BLrkti terbaik menunjukkan balrwa keaclaan ini adalah
psikotik singkat dan bukan hanya eksaserbasi gangguan Aksis
I at,rrr II vane lelah ada scbclurrnva
suatu gangguan vang pada sejumlah kasus clapat clicetuskar-r oleh
pa.ianan terhadap toksin 1,ang ticlak dikctahui. Satu studi pada
Dari Americarr Psychiatric Acsociation. Diagnoslic and Statistical
hilangnya ingatan rnenemr:kan adanya perr.rbahan struktural lobus
'of Menlal Disorder.4'h ed. Text rev. Washington, DC:
"'.':Manuit parietal kanan pada 1t3 orang Iaki-laki clengan sindrom Perang
': Amiiican..psychiatiic Association; copyright 2000, dengan izin.
'l'eluk dengan menggunakan ntagnetic resonance spectroscop\)
(MRS). Kclainan otak tersebut dilietahui berhubungarr dengarr
ngaruhi anak yang masih kccil yang belum benar-benlr rnengerti gejala klinis tcrtentu. Data baru nrenunjuki<an bahrva kerusal<an
sifat trauma atau bahaya yang terkandung. ganglia basalis dan clislungsi ncurotransntiter sclanjutnya pada
veleran Pcrang tclLrk dapat menrberikan dasal neurologis sindrom
Stresor, Stresor pada anak dapat mendadak, berupa lrauma ir.ri. Penyebabnya.iuga lelah dikaitkan clengan stres psikologis
peristiwa tunggal yang nendadak atau trauma kronis atau terus akibat berada di daerah perang.
menerus seperti penyiksaan fisik atau seksual. Anak .juga men- Sejunilah studi telah menentukan angka keluhatr fisik dan
derita akibat paianan "tidak langsung"-yaitu, kernatian atau penderitaan psikologis yang lebih tinggi pada veteran yang telah
cedera orang yang dicinlai yang tidak disaksikan, seperti pada ditugaskan cli daerah tcluk Persia dibandingkan dengan mercka
situasi bencana, perang, atau kekerasan masyarakat. 1,ang bertugas di Jerman atau Atnerika selama pcrang ini. bahkan
13.5. Cangguan Stres Pascatrauma dan Cangguan Stres Akut 257

setelah mengendalikan efek derr,ografik. Meskipun demikian, hal Metode terapi untuk orang yang selamat clari penyiksaan sama
ini juga dapat disebabkan oleh toksin di daerah tersebut clan bukar.r dengan metode terapi untuk geiala dan gangguan pascatrauma lain
hanya karena stres. PTSD (dan gejala terkait) adalah keadaan tetapi klinisi harus sangat sensitif tcrhadap rangkaian peristirva
yang terdokumentasi dengan baik yang ter.iadi di masa perang. hidup penuh tekanan yang dialami korban penyiksaan. Banyak
PTSD pertama kali diidentifikasi setelah perang Sipil dan telah orang selamat yang datang untuk terapi merupakan pengungsi clan
dicatat di setiap perang setelah itu, r.valaupun dengan nama ber- menghadapi stresor pascatrauma baru di luar efek penyiksaan,
beda. Namun, banyak studi pada veteran Perang Teluk menemukan seperti perpisahan dari keluarga, kesulitan mencari pcker.jaan. kc-
angka PTSD yang lebih rer.rdah daripacla mereka yang ditemukan sulitan memperoleh pelayanan kesehalan. hanbatan bahasa. ke-
di antara veteran dari perang sebelumnya, yang dapat memberikan sepian, komiskinan, dan diskriminasi ras. Keyakinan religius, e du-
dukungan terhadap sindrom terpisah. Meskipun demikian. sertrpa kasi politik dan komitmen, dukungan sosial yang kuat. serta
dengan sejumlah pasien ternyata memiliki gangguan mood dan kesiapan mental terhadap kemungkinan penyiksaan tampak
ansietas yang dapat diobati tetapi tidak didiagnosis karena gejala berperan sebagai taktor pelindung timbulnl,a PTSD clan akibat
mereka terutama somatik. psikologis lain setelah penyiksaan. Lebih lagi, faktor religius dan
budaya yang memengaruhi gaya adaptasi.iuga dapat merrrengarr-rhi
Penyiksaan respons terapi pada orang yang selamat dari penyiksaan.

Siksaan fisik yang psikologis yang disengaja terhadap seseorang


oleh yang lain dapat memiliki efek yang merusak emosi yang se- Pencucian Otak
rupa dengan dan mungkin lebih buruk daripada efek yang terlihat
Pencucian otak pertama kali dilakukan oleh l(omunis Cina ter-
akibat perang dan beberapa jenis trauma lain. Seperti yang di-
hadap tarvanan Amerika Serikat selama Pcrang Korca. berupa
defi nisikan Perserikatan BangsaBangsa, pe ny i ks aan adalah seliap
pembentukan syol< budaya yang discnga.ja. Suatu keadaan isolasi,
pencederaan secara sengaja berupa sakit mental yang berat atau
pengasingan, clan intimidasi dikembangkan urrtuk mcngekspresi-
penderitaan, biasanya melalui perlakuan atail hukuman yang
kan tuiuan menyerang keltuatan ego dan rneniaclikan orang yang
keiam, tanpa perikemanusiaan, atau mempermalukan. Definisi
dicuci otaknya rentan terhadap peletakan gagasau dan perilakLr
yang luas ini mencakup berbagai bentuk kekerasan interpersonal,
asing yang biasanya akan mercka tolak. Pencucian otak bertr-rmpu
dari penyiksaan rumah tangga yang berlangsung lama hingga
pada pemaksaan fisik dan.jir.va. Semua orang rentan terhadap pen-
pembunuhan suatu golongan atau bangsa dalam skala luas.
cucian otak.jika mereka terpa.jan hal tersebut dalam rvaktu cukup
MenurutAmnesty International, penyiksaan lazirn terjadi dan ter-
lama,.jika mereka sendiri dan tanpa dukungan, dan jika.mereka
sebar luas di sebagian besar dari 150 negara di seluruh dunia
tanpa harapan dapat melarikan diri dari situasi tersebut. Permanen
tempat pelanggaran terhadap hak asasi manusia didokumen-
atau tidaknya pengaruh psikologis bergantung pada kekLratan
tasikan.,Gambaran terkini memperkirakan bahwa di antara 5 dan
sifat individu dan sistem dukungan serta lingkungan selanjutnya.
35 persen dari l4 juta pengungsi dunia sedikitnya memiliki satu
Bantuan dari sistern perawatan jiwa, dalam bentuk pembebasan
pengalaman penyiksaan; angka ini tidak memperhitungkan akibat
dari pencucian otak, biasanya diperlLrkan untuk membantu orang
kericuhan politik, regional, dan agama terkini di Eropa Timur,
yang telah dicuci otaknya untuk menyesuaikan kembali setclah
Yugoslavia lama, dan Timur Tengah.
pengalaman pencucian otak dengan Iingkungannya yang biasa.
Penyiksaan berbeda dengan sebagian besar jenis trauma lain
karena penyiksaan dilakukan oleh manusia dan secara senga.ia. Se-
Terapi dukungan ditawarkan dengan penekanan pada edukasi
seorang yang bekerja untuk dirinya atau untuk otoritas yang tebih
kembali, pemulihan kekuatan ego yang ada sebclum lrauma, dan
tinggi dapat menyiksa orang lain untuk menghukum, meminta pengurangan rasa bersalah dan depresi yang merupakan sisa
ganti rugi, atau memperoleh infonr-rasi dari korban. Metodenya pengalaman menakutkan dan hilangnya kepercayaan serta ke-
dapat fisik, contohnya dalam bentuk pemukulan, membakar kulit, bingungan identitas akibat trauma tersebut.
keiut listrik, atau membuat asfiksia, maupun psikologis, melalui
ancaman, dipermalukan, atau dipaksa melihat orang lain. seringnya
Terorisme
orang yang dicintai, disiksa. Satu metode penyiksaan yang khas
dan dapat menggabungkan aspek fisik dan psikologis adalah pen- Aktivitas teroris pada tanggal I 1 Septernber 200 I , saat cli hanculkan
cucian otak (lihat bagian berikut). Walaupun banyak bentuk dan dirusaknya World'l'rade Center di kota New York dan Pe ntagon
penyiksaan dapat meninggalkan luka lisik yang sulit hilang yang di Washington DC, mengakibatkan lebih dari 3.500.jirvameninggal
dapat meni adi pengingat trauma, tampaknya tuiuan sebenarnya ada- dan cedera. membuat trauma suatu negara yang banyak warganya
lah efek psikologis-penyiksa mencetuskan rasa takut. tidak ber- memerlukan intervensi terapeutik. Sebuah survr:i pada lebih dari
daya, dan akhirnya, kelemahan fisik dan jiwa pada korban. Angka 500 orang dervasa Amerika yang dilakrrkan kurang dari I bLrlan
prevalensi PTSD yang dilaporkan di antara orang yang selamat setelah peristir.va untuk mengkaji reaksi mereka serta reaksi anak
dari penyiksaan adalah sekitar 36 persen, jauh lebih tinggi daripada mereka terhadap serangan teroris menemukan hal berikut ini:
rerataprevalensi seumur hidup, dan peneliti setu.iu bahwakeparahan
Empatpr-rluh lima persen orang dewasa nrelaporkan satu atau lebih
dan durasi PTSD dapat lebih besar ketika stresornya berasal dari
gejala stres yang nrendasar, seperti pengingatan kernbali pcristiu'a yang
manusia. Sejumlah studi juga mengungkapkan komorbiditas membuat penderitaan tersebut, insomnia, mirnpi buruk. riisa takut, dan
penting bersamaan dengan depresi dan gangguan ansietas pada iritabilitas, disamping ge.jala lain. Sembilanpuluh pcrsen dari rncreka
korban penyiksaan. Keluhan psikologis yanglazim lainnya men- yang diwawancarai melaporkan derajat gejala ringan. I(erentanan terhadap
cakup somatisasi, gejala obsesif kompulsif, kemarahan-permusuh- gejala ditemukan pada perenrpuan, bukan kulit putih. menriliki penyakit
an, fobia, gagasan paranoid, dan episode psikotik. psrkologis sebelurlrnya, dan dekat dengan tempat bencana. Sebagran besar
258 13. Cangguan Ansietas

orang dewasa berespons terhadap serangan dengan membicarakan perasa- PER'ALANAN CANGGUAN
an mireka dengan orang lain, mendatangi tempat pelayanan religius, dan
mendonasikan hadiah amal. Lebih dari 80 persen orang tua melaporkan
DAN PROCNOSIS
bahwa anak mereka memiliki satu atau lebih gejala. Satu temuan yang PTSD biasanya timbul beberapa waktu setelah trauma, Penundaan
menarik adalah tingkat stres berkaitan dengan seberapajauh mereka rne-
dapat selama I minggu atau hingga 30 tahun. Geiala dapat ber-
nonton televisi rnengenai bencana tersebut.
fluktuasi dari waktu ke waktu dan meniadi paling intens selama
Pada survei yang lebih belakangan pada penduduk Manhattan
periode stres. Jika tidak diobati, sekitar 30 persen pasien akan
yang dilakukan 5 hingga 8"minggu setelah jatuhnya World Trade pulih sempurna, 40 persen akan terus memiliki geiala ringan, 20
persen akan terus memiliki ge.iala sedang. dan 10 persen tetap
Center dipublikasikan di New England Journal ofMedicine pada
tahun 2002, survei ini menemukan bahwa 9'8 persen-atau sekitar tidak berubah atau bertambah buruk. Setelah satu tahun, sekitar
90.000 orang-memiliki PTSD atau depresi klinis. Sebanyak 3,7 50 persen pasien akan pulih. Prognosis yang baik diperkirakan
persen lainnya-atau perkiraan 34.000 orang-memenuhi kriteria dengan adanya awitan gejala cepat, durasi gejala singkat (kurang
diagnostik kedua diagnosis tersebut. Angka yang lebih tinggi dari 6 bulan), fungsi pramorbid baik, dukungan sosial baik, dan
untuk kedua gangguan ditemukan pada orang yang tinggal dekat tidak adanya gangguan psikiatri, medis, atau gangguan terkait zat
dengan tempat kejadian, menderita kehilangan pribadi akibat lain atau faktor risiko lain.
serangan, dan menderita peristiwa penuh tekanan lainnya selama Umumnya, orang yang sangat muda dan sangat tua lebih me'
12 bulan sebelumnya, atau memiliki pengalaman panik hebat miliki kesulitan dengan peristirva traumatik daripada orang usia
pertengahan. Contohnya, sekitar 80 persen anak yang masih kecil
selama atau segera setelah serangan. Angka kedua gangguan lebih
yang mengalami cedera terbakar menunjukkan gejala PTSD 1 atau
tinggi pada responden Hispanik dibandingkan responden kulit
putih, hitam, atau Asia, dan lebih tinggi pada perempuan dibanding- 2 tahun setelah cedera awal; hanya 30 persen orang dewasa yang
kan laki-laki. Di antara orang'orang dengan tingkat penghasilan menderita cedera yang sama mengalami PTSD setelah I tahun.
lebih tinggi, insiden ini lebih rendah untuk gangguan tersebut' Kemungkinan, anak yang masih kecil belum memiliki mekanisme
Akhimy4 satu studi yang dilakukan pada lebih dari 8.000 anak koping yang adekuat untuk menghadapi akibat buruk emosional
dan fisik trauma. Sama halnya dengan orang yang sudah tua, yang
berusia 10 hingga 13 tahun yang tinggal di New York saat serangan
teroris menemukan bahwa 11 persen dari mereka memiliki gejata bila dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda, cende-
yang sesuai dengan diagnosis PTSD 9 bulan setelah peristiwa' rung memiliki mekanisme koping yang lebih kaku dan kurang
Limabelas Bersen lainnya memiliki gejala agorafobia (cth., takut dapat menggunakan pendekatan fleksibel dalam menghadapi efek
naik alat transportasi umum). Serupa dengan demografi pada trauma. Lebihjauh lagi, efek traumatik dapat diperberat ketidak-
mampuan fisik yang meniadi ciri khas kehidupan lanjut, terutama
dewasa yang dijelaskan di atas, siswa Hispanik dan anak perempua:.t
terkena dalam proporsi yang lebih besar, seperli mereka yang ketidakmampuan sistem saraf dan sistern kardiovaskular, seperti
terpajan peristiwa traumatik yang tidak berkaitan sebelumnya' berkurangnya aliran darah otak, gangguan penglihatan, palpitasi
dan aritmia. Ketidakmampuan psikiatri yang sebelumnya ada, baik
gangguar kepribadian atau suatu keadaan yang lebih serius, juga
DIAGNOSIS BANDINC meningkatkan efek stresor tertentu. PTSD yang terjadi bersamaan
dengan gangguan lain sering lebih berat, dapat lebih kronis, dan
Pertimbangan utama dalam diagnosis PTSD adalah kemungkinan dapat sulit diobati. Ketersediaan dukungan sosial.iuga dapat meme-
bahwa pasien juga menderita cedera kepala selama trauma. Per- ngaruhitimbulnya, keparahan, dan durasi PTSD Umumnya. pasien
timbangan organik lain yang dapat menyebabkan dan memperberat yang memiliki jaringan dukungan sosial yang baik lebih kecil
gejalaadalah epilepsi, gangguan penggunaan alkohol, dan ganggu' kemungkinannya memiliki gangguan ini dan lebih jarang meng'
an terkait zatlain. Intoksikasi akut atau putus zatjuga dapat me- alami PTSD dalam bentuk yang berat, serta lebih besar kemung-
nunjukkan gambaran klinis yang sulit dibedakan dengan gangguan kinannya pulih dalam waktu yang lebih singkat.
ini sampai efek zat hilang.
PTSD lazim salah didiagnosis sebagai gangguan jiwa lain
dan kemudian diobati dengan tidak sesuai.Klinisi harus memper- TERAPI
timbangkan diagnosis PTSD pada pasien yang memiliki gang-
Ketika klinisi menghadapi pasien yang telah mengalami trauma
guan nyeri, penyalahgunaan zat! gangguan ansietas lain' dan
bermakn4 pendekatan utamanya adalah dukungan, dorongan untuk
gangguan m o o d. P ada umumnya, PTSD dapat dibedakan dengan
mendiskusikan peristiwa tersebut, dan edukasi mengenai berbagai
gangguan jiwa lain dengan mewawancarai pasien mengenai
mekanisme koping (contohnya relaksasi). Penggunaan sedatif dan
pengalaman traumatik sebelumnya dan dengan sifat gejala saat
hipnotik juga dapat membantu. Ketika pasien mengalami peristiwa
ini. Gangguan kepribadian ambang, gangguan disosiatif, ganggu-
traumatik di masa lalu dan sekarang memiliki PTSD, penekanan
an buatan, dan malingering, juga harus dipertimbangkan' Gang'
harus pada edukasi mengenai gangguan dan terapinya, baik farma-
guan kepribadian ambang dapat sulit dibedakan dengan PTSD'
kologis maupun psikoterapeutik. Klinisi juga harus bekerja untuk
Kedua gangguan ini dapat ada bersamaan atau bahkan penye- jiwa dan PTSD.
menghilangkan stigma pada penyakit
babnya dapat berkaitan. Pasien dengan gangguan disosiatif
biasanya tidak memiliki derajat perilaku menghindar, hyper'
arousal autonom, atau riwayat trauma yang dimiliki pasien Farmakoterapi
PTSD. Sebagian karena publisitas yang didapat PTSD, klinisi
juga harus mempertimbangkan kemungkinan gangguan buatan Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)' seperti sertralin
dan malingering.
(Zoloft) dan paroksetin (Paxil) dipertimbangkan sebagai terapi
1 3.6. Cangguan Ansietas Menyeluruh 259

lini pertama untuk PTSD karena efektivitas. tolerabilitas, dan Psikoterapi setelah peristiwa traumatik harus mengikuti
tingkat keamanannya. SSRI mengurangi gejala semua kelompok model intervensi krisis dengan dukungan edukasi, dan pembentuk-
gejala PTSD dan efektif dalam memperbaiki ge.jala PTSD yang an mekanisme koping serta penerinraan peristiwa. Ketika timbul
khas, tidak hanya gejala yang serupa dengan depresi atau ganggu- PTSD, dua pendekatan psikoterapeutik utama dapat diambil.
an ansietas lain. Pendekatan pertama adalah pajanan terhadap peristirva traumatik
Efektivitas imipramin (Tofranil) dan amitriptilin (Elavil), dua melalui teknik membayangkan atau pajanan in vivo. Pajanan ini
obat trisiklik, untuk terapi PTSD didukung oleh sejumlah percoba- dapat intens seperti pada terapi implosif, atau beftahap sepefti
an klinis yang terkontrol baik. Walaupun beberapa percobaan pada desensitisasi sistematik. Pendekatan kedua adalah menga.iari
kedua obat tersebut memberikan temuan negatif, sebagian besar pasien metode penatalaksanaan stres, termasuk teknik relaksasi
percobaan ini memiliki kecacatan desain yang serius, termasuk dan pendekatan kognitif untuk menghadapi stres, Sejumlah data
durasi yang terlalu singkat. Dosis imipramin dan amitriptilin pendahuluan menunjukkan bahwa rvalaupun teknik penatalaksaan
harus sama dengan dosis yang digunakan untuk mengobati gang- stres efektif iebih cepat daripada teknik pemajanan, hasil teknik
guan depresif, dan lama minimum suatu percobaan yang adekuat pemajanan lebih bertahan lama.
adalah 8 minggu. Pasien yang memberikan respons baik mungkin Teknik psikoterapeutik lainnya yang relatif baru dan kontro-
harus meneruskan farmakoterapi sedikitnya satu tahun sebelum versial adalah eye movement desensitization and reprocessing
dicoba penghentian obat. Sejumlah studi menunjukkan bahwa (EMDR), di sini pasien berfokus pada gerakan lateral .iari klinisi
farmakoterapi lebih efektifdalam talaksana depresi, ansietas, dan sambil mempertahankan bayangan nrental tentrng pengalaman
hyperarousal, daripada talaksana penghindaran, penyangkalan, trauma. Keyakinan umum adalah bahwa ge.iala dapat dipulihkan
dan penumpulan emosional. jika pasien mengingat peristiwa traumatil< sambil berada dalarr
Obat lain yang dapat berguna dalam terapi PTSD adalah mono- keadaan relaksasi dalam. Penggagas terapi ini mengatakan terapi
amine oxidase inhibitors (MAOI) (cth., fenelzin fNardil], trazodon ini sama efektif dan mungkin lebih efbktif daripada terapi P ISD
[Desyrel], dan antikonvulsan (contohnya karbamazepin (Tegretol) lain dan lebih disukai klinisi maupun pasien y'ang telah men-
dan valproat fDepakene]). Sejumlah studi juga mengungkapkan cobanya.
perbaikan PTSD pada pasien yang diberikan reversible monoamine Di samping teknik terapi individual, terapi kelompok dan
oxidase inhibitors (RIMA) seperti brofaromin. Penggunaan terapi keluarga serir.rg dilaporkan efektif pada kasus PTSD. Ke-
klonidin (Catapres) dan propranolol (lnderal), yang merupakan untungan terapi kelompok mencakup saling berbagi pengalanran
agen antiadrenergik, diajukan oleh teori mengenai hiperaktivitas traumatik dan dukungan dari anggota kelornpok lain. Terapi
noradrenergik pada gangguan ini. Hampir tidak ada data positif kelompok terutama berhasil pada veteran Vietnam dan orang
mengenai penggunaan antipsikotik pada gangguan ini sehingga yang selamat dari bencana menakutkan seperti gempa bumi.
penggunaan obat ini---+ontohnya haloperidol (Haldol)-harus Terapi keluarga sering membantu mempertahan perkar,vinan saat
dicadangkan untuk kontrol jangka pendek agresi dan agitasi berat. periode gejala memberat. Rawat inap dapat diperlukan jika gejala
berat atau jika terdapat risiko bunuh diri rraupr"rn kekerasan lain.

Psikoterapi
Psikoterapi psikodinamik dapat berguna dalam terapi pada banyak
pasien PTSD. Di sejumlah kasus, rekonstruksi peristiwa traumatik
dengan abreaksi dan katarsis terkait dapat bersifat terapeutik,
tetapi psikoterapi harus diindividualisasi, karena mengalami
kembali trauma dapat terlalu berat untuk sejumlah pasien.
Intervensi psikoterapeutik PTSD mencakup terapi perilaku, Orang yang tar"npaknya cemas patologis mengenai hampir semua
terapi kognitif, dan hipnosis. Banyak klinisi menyarankan psiko- hal cenderung digolongkan memiliki gangguan ansietas menye-
terapi terbatas waktu untuk korban trauma. Terapi seperti ini luruh. Revisi edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of
biasanya memerlukan pendekatan kognitif dan juga memberikan Me ntal Dis order (DSM-IV-TR) mendefi nisikan gangguan ansietas
dukungan serta keamanan. Sifat psikoterapi jangka pendek me- menyeluruh sebagai ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan
minimalkan risiko ketergantungan dan menjadi kronis, tetapi mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang hari
masalah kecurigaan, paranoid, dan kepercayaan sering memberi selama sedikitnya 6 bulan. Kekhawatiran ini sulit dikendalikan
pengaruh buruk terhadap kepatuhan. Terapis harus menghadapi dan berkaitan dengan gejala somatik seperti otot tegang, iritabilitas,
penyangkalan pasien mengenai peristiwa traumatik, menyarankan sulit tidur, dan gelisah. Ansietas tidak berfokus pada gambaran
.mereka bersantai, dan meniauhkan mereka dari sumber stres. gangguan Aksis I lain, tidak disebabkan penggunaan zat atau ke-
Pasien harus disarankan tiduq menggunakan obat jika perlu. adaan medis umum, sefta tidak hanya ter.jadi selama gangguan
Dukungan dari orang di lingkungan mereka (seperti teman dan mood atau psikiatri. Ansietas ini sulit dikendalikan, secara sub.iektif
kerabat) harus diberikan. Pasien harus diminta mengingat kembali menimbulkan penderitaan, dan mengakibatkan hendaya pada area
dan melakukan abreaksi perasaan emosional yang berkaitan de- penting kehi dupan seseorang.
ngan peristiwa traumatik dan merencanakan pemulihan masa
mendatang. Abreaksi-mengalami emosi yang berkaitan dengan
EPIDEMIOLOGI
suatu peristiwa-dapat membantu bagi sejumlah pasien, Wawan'
cara dengan amobarbital (Amytal) telah digunakan untuk memper- Gangguan ansietas menyeluruh adalah suatu keadaan yang lazim,
mudah proses ini. perkiraan yang masuk akal untuk prevalensi I tahun berkisar
260 13. Cangguan Ansietas

antara 3 dan 8 persen. Rasio perempuan banding laki-laki pada dan substansia alba pasien gangguan ansietas menyeluruh yang lebih
rendah daripada sub-1ek kontrol nornal. Se.iutnlah kecil studi genetik.luga
gangguan ini sekitar 2 banding I tetapi rasio perempuan banding
telah dilakukan di lapangan. Satu studi tnenemukan bahrva hubungan
laki-laki yang dirawat inap di rumah sakit untuk gangguan ini genetik bisa terdapat antara gangguan ansietas nlenyelurulr datr gangguan
sekitar 1 banding 1. Prevalensi seumur hidupnya adalah 45 depresif berat pada perempuan. Studi lain menunjukkan komponen
persen. genetik yang khas, tetapi sulit diukur pada gangguan ansietas menyelurulr.
Sekitar 25 persen kerabat derajal pertama pasien dengan gangguan
ansietas menyeluruhjuga mengalami gangguan yang sanla. Kerabat Iaki-
KOMORBIDITAS
laki cenderung memiliki gangguan penggunaan alkohol. Sejumlah studi
Cangguan airsietas menyeluruh mungkin adalah gangguan yang kembar melaporkan adanya angka kejadian bersama 50 persen pada
paling sering muncul bersamaan dengarr gangguaniiwa lain, biasa- kembar monozigot dan 15 persen pada kernbar dizigot.
nya fobia sosial. fobia spesifik, gangguan panik, atau gangguan Berbagai kelainan elektroensefalogran (EEG) telah diperhati-
depresif. Mungkin 50 hingga 90 persen pasien dengan gangguall kan pada ritnre alfa dan evoked potential. Studi EEG tidur melapor-
ansietas menyeluruh memiliki gangguan jirva lain. Sebanyak 25
kan diskontinuitas tidul yang meningkat, penurunan tidur delta,
persen pasien akhirnya mengalami gangguan panik' Suatu tambah-
berkurangnya tidur tahap I. dan berkurangnya tidur REM. Per-
an persentase pasien yang tinggi cenderung memiliki gangguan
ubahan struktur tidur ini berbeda dengan perubahan yang terlihat
depresifberat. Gangguan lazim lain yang terkait gar.rgguan ansietas
pada gangguan depresif.
menyeluruh adalah gangguan distimik, fobia sosial dan spesifik,
sefta gangguan terkait zat.
Faktor Psikososial
ETIOLOCI Dua kelompok pikiran r-rtama mengenai laktor psikososial yang
jiwa, penyebab gangguan menyebabkan timbulnya gangguan ansietas menyeluruh adalah
Seperti pada kebanyakan gangguan
kelompok perilaku-kognitif dan kelompok psikoanalitik. Menurut
ansietas menyeluruh tidak diketahui. Sebagaimana yang baru-baru
kelompok-perilaku kognitii pasien dengan gangguan ansietas
ini dide{inisikan, gangguan ansietas menyeluruh mungkin meme-
menye luruh memberikan respons pada hal-hal yang secara tidak
ngaruhi suatu kelompok orang yang heterogen. Mungkin karena
benar dan tidak akurat dianggap sebagai bahaya. l(etidakakuratan
suatu derajat ansietas tertentu bersifat normal dan adaptif, mem-
bedakan ansictas normal dan ansietas patologis serta membedakan
ini ditimbulkan melalui perhatian selektif terhadap hal kecil
negatif di lingkr.urgan dengan distorsi pemprosesan informasi dan
faktor penyebab biologis dan faktor psikologis sulit dilakukan.
pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan beradaptasi
Faktor biologis dan psikologis mungkin beker.ia bersama.
diri sendiri. Kelompok psikoanalitik mendalilkan bahwa ansietas
adalah gejala konflik yang tidak disadari dan tidak terselesaikan.
Faktor Biologis Teori psikologis ini pertama kali disampaikan Sigmund Freud
Efektivitas terapeutik benzodiazepin dan azaspiron-- contohnya padatahun 1909 dengan deskripsi mengenai Little Hans;sebelurn-
buspiron (BuSpar)-telah memfokuskan upaya riset biologis pada r-rya, Freud telah melakukan konseptualisasi ansietas yaitu rne-

asam y-aminobutirat dan sistem neurotransmiter serotonin. Benzo- miliki dasar fi siologis.
diazepin (yang merupakan agonis reseptor benzodiazepin) di' Tingkatan ansietas berkaitan dengan berbagai tingkat per-
ketahui mengurangi ansietas sedangkan flumazenil (Romazicon) kembangan. Pada tingkat yang paling prirnitif, ansietas clapat ber-
(suatu antagonis reseptor benzodiazepin) dan B-karbolin (suatu kaitan dengan rasa takut dikalahkan atau bergabung dengan orang
agonis kebalikan reseptor benzodiazepin) diketahui mencetuskan lain. Pada tingkat yang lebih matr-rr, ansietas dapat bekaitan de-
ansietas. Walaupun tidak ada data meyakinkan yang menLrnjukkan ngan perpisahan clengan ob.iek yang dicintai. Pada tingkat yang
bahwa reseptor benzodiazepin abnormal pada pasien dengan lebih matur, ansietas berhubungan dengan hilangnya cinta dari
gangguan ansietas menyeluruh, beberapa peneliti telah terlokus objek yang penting. Ansietas kastrasi berkaitan dengan fase
pada lobus oksipitalis yang memiliki konsentrasi reseptor benzo- oedipus pada perkembangan dan dipertirrbangkan sebagai salah
diazepin paling banyak di otak. Area otak lain yang didalilkan ter- satu tingkat ansietas yang paling tinggi. Ansietas superego, rasa
libat dalam gangguan'ansietas menyeluruh adalah ganglia basalis, takut seseorang untuk mengecewakan idealisme dan nilai-nilainya
sistem limbik, dan korteks frontalis. Karena buspiron adalah (berasal dari orang tua yang diinternalisasikan), adalah bentuk
agonis reseptor serotonin 5-HTrA. terdapat hipotesis bahwa penga- ansietas yang paling matur.
turan sistem serotonergik pada gangguan ansietas menyeluruh
adalah abnormal. Sistem neurotransmiter lain yang menjadi sub.iek
DIACNOSIS
penelitian gangguan ansietas menyeluruh mencakup sistem neuro-
transmiter norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin Sejumlah Kriteria diagnosis DSM-IV-TR (Tabel l3.G-l) metnasukkan
bukti menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan ansietas me- kriteria yang membantu klinisi membedakan ganggtlan attsietas
nyeluruh mungkin memiliki subsensitivitas reseptor crr-adrenergik, menyeluruh, ansietas normal, dan gangguan rnental lain. Perbeda-
seperli yang dituniukkan dengan pelepasan hormon perlumbuhan an antara gangguan ansietas menyeluruh dan ansictas normal
yang tumpul setelah infus klonidin (Catapres). adalah melalui penekanan pada penggunaan kata "bcrlebihan"
dan "sulit dikendalikan" dalam kriteria dan melalui spesifikasi
Hanya studi pencitraan otak dalam jumlah terbatas telah dilakukan
pada pasien dengan gangguan ansietas rnenyeluruh Satu studi positron bahwa gejala dapat menyebabkan hendaya atau distres yang
emission tomography (PET) melaporkan laju metabolik di ganglia basalis signifikan.
1 3.6. Cangguan Ansietas Mcnycluruh 261

Tabel 13.6-1 variasi saat mencari doktcr. SejLrnrlah pasierr r.nenerima diagnosis
Kriteria diagnostik DSM-lV-TR untuk Gangguan gangguan ansietas rncnyclurllh dan terapi yang sesuail lainnya
Ansietas Menyeluruh mencari konsultasi medis lambahan untuk masalah mereka.

A. Ansietas'dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang


menakutkan), terjadi hampir setiap hari selama setidaknya 6
Nlr X adalah seorang pengacara suksc's berusia 30 tahun
bulan, mengenai sejumlah keladian atau aktivitas (seperti
dan telah menikah. ia datang untuk evaluasi psikiatri g,rrnl
bekeria atau bersekolah).
.8, :Orahg ieriebut merasa sulia mengendalikan kekhawatirannya. mengobati ge.iala khawatir dan ansietas lrng bcrmmhah. Sc-
,C. Ansietasdan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) lama 8 bulan sebelurnnya. ia merasrkan klrawatirl ang rnening-
dari keenanr gejala berikut (dengan beberapa gejala kat akan kinerjanya dalam peker.jaan. Contohnya, karena ia
setidaknya muncul hampir setiap hari selama 6 bulan). selalu rneniacJi penuntut vang hcbat, ia merrsakln dirinl a
Perhatikan: hanya satu gejala yang diperlukan pada anak- memiliki kehanariran yang rnurringkat ntettgcrtai kcmalnpu-
anak. annya memenangkan setiap kasus yang ia ajukan. Dcmikian
1. gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok juga, karena ia selalu berada dalam keadaan fisik yang sangat
2. mudah merasa lel;lr
baik. ia mengalami kekhar,i atrran yang nrcningkat bahrta
r 'r 3! iuiitberkonsentrasi ataurpikiran nienjidirkosong
4. mudalr marah kesehatannya mulai menurun. Ny. X memperhalikarr scring-
5. olot teBang nya geiala somatik yang men) enai kekhau atirrnnyn tcrsebul.
:, . . 6: . gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur, Contohnya, ia sering merasa gelisah ketika bekerja clan cli
. - :yq,ng gelisah dari tidak puas) drlarn pcr.jalanan kc kantornya, bcrpikil mcngenai lcrllrngll
.D. Fokus;dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya . .
berikutnla pada hari iru. Il mengcluhkan rasr l.'lrh llug
pada gambaran BanSBUan Aksis l, rnis,, ansietas atau cemas meningkat. iritrbcl. dan tcgrng. Ic mcnrpelhatilun balrrr c >e-
bukan karena mengiiami serangan panik (seperti pada
rnakin larna ia scmakin sulit tidur di rlaLam ltari liarcnr
gangBuan panik), merasa malu berada di keramaian (seperti
kharvatir akan kinerianla dllurn pekeriulrr dan sidang pcng-
pada fobia sosialt, merasa kotor (seperti pada gangguan
obsesif kompulsii), jauh dari rumah atau kerabat dekat lseperti adilan mendatang. (Atas izirr Daniel S. Pine. M.l).t
pada gangguan ansietas perpisahan), bertambah bcral badan
(seperti pada anoreksi4 nervosa), nrengalami kelulran fisik
berganda (qeperti pada ganggian somatisasi), atau mengalami
':.'':'
'' penfakit serius (seperti pada hipokondriasis), juga ansietas DIAGNOSIS BANDING
dan kekhawatiran tidak hanya terjadi selama gangguan stres Diagnosis banding gangguan ansietas menyelLrruh nrcucakup
pasca trauma.
iE. Ansietai;r kekhaWatiran, atau gejala fisis menyebabkan distres semila ganggllan nedis yang dapat me nyebalrkan ansictas. Pcnre-
yanB secara klinis bermakna atau herrdaya sosial. pel<erjaan,
riksaan medis harus rnencakup uii kimia clarah standar. e Iektlo-
..::::u1uu ,'upentingfungsi lainnya, 'I .. .
kardiogran.r. dan u ji lirngsi tiroicl. Klinisi harus urenf ingkirliart
F. Cangguan tidak disebabkan oleh efek'fisiologis langsung dari adanva intoksikasi kalcin. pcnyalahgrrnaan stinrr.rian. putus
suatu lal (mis., penyalahgunaan obat, obat-obatan) atau alkohol, clan putus obat seclatif'hipnotik atau ansiolitik. Peme riksa-
kdadaan medi5 umum (mis., hipertiroidisme) dan tidak terjadi an status mental dan anarnncsis harus menggali kernr-urqkinan
hanya selama gangguan mood, gan$guan psikotik, atau diagnostik gilngguan pan ik. lobi a. dan ganggLran obsesi l' l<orrpr-r l-
. , gangguan perkehbangan pervasif. sil. lJmumnya, pasien dengan gangguan panik mencali terlpi
Diri . Ameiican Psychiatric. Association. Diagnostic ind Statistical lebih dini lebih dibr.rat tidak nrampu oleh penyakitrrva. memiliki
Manual of Mental Disorders. Edisi ke-4. rev. Tcxt rcv. Washington, arvitan ge.iala mendaclak. dan ticlak LerlirlLr direpotkan ge.jala
DC: American Psychiatric Associdtion; copyright 2OOO, dcngan somatik dibandingkan pasien dengan gangguan ansietas menyc-
tztn.
luruh. Membcdakan gangguan ansietas nenyeluruh clengan gang-
gr,ran depresif bcrat serta gangguan distimik dapat sulit dilakLrklLn;
kenyatatinnya. kedua gangguan ini sering rnuncul bcrsarraan. Ke-
CAMBARAN KLINIS mungkinan diagnostik lain adalah gangguan penl,csuaian clcngan
ansietas. hipokonclriasis. ganggLr?rn defisit-atensiihipcraktivitas
Ge.iala utama gangguan ansietas menyeluruh adalah ansielas,
dewasa, gansguan somatisasi. clan ganeguan kepribadian.
ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kcsiagaan kog-
nitif. Ansietasnya berlebihan dan mengganggu aspek kehidupan
lain. Ketegangan motorik paling sering tampak sebagai gemetar. PERIALANAN CANGCUAN DAN
gelisah, dan sakit kepala. Hiperaktivitas otonom sering bcr- PROCNOSIS
manifestasi sebagai napas pendek, kerir.rgat berlebihan, pal-
pitasi, dan berbagai ge.iala gastrointestinal. Kesiagaan kognitif Arvitan usia sulit dirinci; sebagian besar pasien clengan glngguln
terlihat dengan adanya iritabilitas dan mudahnya pasien mr'rasa ini melaporkan bahrva mereka telah cemas sepan jang yang melcka
terkej ut. ingat. Pasien biasanya datang untuk mendapatkan pcrhalian klinisi
Pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh biasanya men- pada usia 20-an r.valaupnn kontak pertarna dengan klinisi clapat
cari dokter umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu terjadi pacla usia berapapun. Hanya sepertiga pasien 1'ang memilil<i
geiala somatik mereka. Selain itu, pasien pergi ke dokter spesialis gangguan ansietas menyeluruh mencari terapi psikiatri. Banyak
untuk gejala spesifik-contohnya diare kronis. Gangguan medis pasien datang ke doltter umum. spesialis penyakit dalam, spesialis
spesifik nonpsikiatri jarang ditemukan dan perilaku pasien ber- .jantung, spesialis paru, atau spesialis gastroenterologi. me'ncalr
262 13. Cangguan Ansietas

terapi untuk komponen somatik gangguan mereka. Karena tinggi- Untuk pasien yang berorientasi pada psikologis dan memiliki
nya insiden adanya gangguanjiwa komorbid pada pasien dengan motivasi untuk mengerti sumber ansietas mereka, psikoterapi
gangglran ansietas menyeluruh, perjalanan klinis dan prognosis dapat meniadi terapi pilihan. Terapi psikodinamik berlangsung de-
gangguan ini sulit diprediksi. Meskipun demikian, sejumlah data ngan asumsi bahwa ansietas dapat rneningkat dengan terapi yang
menuniukkan bahwa peristirva hidup terkait dengan awitan gang- efektif. Tujuan pendekatan dinamik mungkin adalah mening-
guan ansietas menyeluruh. Terdapatnya beberapa peristiwa hidup katkan toleransi pasien terhadap ansietas (kapasitas untuk meng-
yang negatif sangat meningkatkan kemungkinan gangguan ter- alami ansietas tanpa harus melepasnya), bukannya menghilangkan
sebut untuktimbul. Dengan definisi, gangguan ansietas menyeluruh ansietas. Riset empiris menunjukkan bahwa banyak pasien de-
adalah suatu keadaan kronis yang mungkin akan menetap seumur ngan terapi psikoterapeutik yang berhasil dapat berlaniut meng-
h idup. alami ansietas setelah akhir psikoterapi, tetapi penguasaan ego
mereka yang meningkat memungkinkan mereka menggunakan
gejala ansietas sebagai sinyal untuk bercermin terhadap pergulatan
TERAPI internal dan memperluas tilikan serta pengertian mereka. Pen-
'I'erapi yang paling efektif untuk gangguan ansietas merlyeluruh dekatan psikodinamik pada pasien dengan gangguan ansietas me-
mungkin adalah terapi yang menggabungkan pendekatan psiko- nyeluruh meliputi pencarian rasa takut yang mendasari pada
terapeutik, farmakoterapeutik, dan suportif. Terapi ini dapat me- pasien.
makan waktu yang cukup lama bagi klinisi yang terlibat, baik bila
klinisi tersebut adalah seorang psikiater, dokter keluarga, atau
Farmakoterapi
spesialis lain.
Karena gangguan bersifat jangka paniang, suatu rencanr terapi
harus dilakukan dengan teliti. Tiga obat utama yang harus diper-
Psikoterapi timbangkan untuk terapi gangguan ansietas menyeluruh adalah
Pendekatan psikoterapeutik utama gangguan ansietas menyeluruh buspiron, benzodiazepin, dan Selective Serotonin Reuptake
adalah terapi perilaku-kognitif, suportif, dan psikoterapi berorien- Inhibitor (SSRI). Obat lain yang dapat berguna adalah obat trisiklik
tasi tilikan. Data masih terbatas mengenai keuntungan relatif pen- (contohnya imipramin [Tofranil]), antihistamin, dan antagonis B-
dekatan tersebut walaupun studi yang paling canggih telah meng- adrenergik (contohnya propranolol [lnderal]).
uji teknik perilaku-kognitif yang tampaknya memiliki efektivitas Walaupun terapi obat untuk gangguan ansietas menyeluruh
jangka pendek maupun panjang. Pendekatan kognitif secara kadang-kadang dilihat sebagai terapi 6 hingga 12 bulan, sejumlah
langsung ditujukan pada distorsi kognitif pasien yang didalilkan bukti menunjukkan bahwa terapi haruslah jangka parlang,
dan pendekatan perilaku ditujukan pada gejala somatik secara mungkin seumur hidup. Sekitar 25 persen pasien kambuh di bulan
langsung. Teknik utamayang digunakan pada pendekatan perilaku pertama setelah penghentian terapi dan 60 hingga 80 persen
adalah relaksasi dan biofeedback. Sejumlah data awal menunjuk- kambuh pada perjalanan tahun berikutnya. Walaupun beberapa
kan bahwa kombinasi pendekatan kognitif dan perilaku lebih pasien menjadi bergantung pada benzodiazepin, tidak terjadi
efektif daripada salah satu teknik digunakan secara tersendiri. toleransi terhadap efek terapeutik benzodiazepin, buspiron, atau
'Ierapi supodif menawarkan pasien keamanan dan kenyamanan, SSRI.
rvalaupun efektivitas jangka paniangnya diragukan. Psikoterapi
berorientasi tilikan berfokus pada membuka konflik yang tidak Benzodiazepin. Benzodiazepirt merupakan obat pilihan
disadari dan mengidentifikasi kekuatan ego. Efektivitas psiko- untuk gangguan ansietas menyeluruh. Obat ini diresepkan bila
terapi berorientasi tilikan untuk gangguan ansietas menyeluruh perlu sehingga pasien mengonsumsi benzodiazepin kerja cepat
dilaporkan pada banyak laporan kasus yang tidak resmi tetapi saat mereka terutama merasa cemas. Pendekatan alternatif adalah
studi terkontrol yang besar hanya sedikit.
meresepkan benzodiazepin untuk suatu periode waktu yang ter-
Sebagian besar pasien mengalami berkurangnya ansietas se-
batas, selama pendekatan terapeutik psikososial diterapkan.
cara nyata ketika diberikan kesempatan untuk mendiskusikan ke-
Sejumlah masalah dikaitkan dengan penggunaan benzodia-
sulitan mereka dengan dokter yang simpatik dan peduli Jika
zepin pada gangguan ansietas menyeluruh. Sekitar 25 hingga 30
klinisi menemukan siiuasi eksternal yang mencetuskan ansietas,
persen pasien tidak berespons, dan dapat ter.jadi toleransi serta
mereka mungkin mampu-sendiri atau dengan bantuan pasien
ketergantungan. Sejumlah pasien .iuga mengalarni gangguan ke-
maupun keluarganya-mengubah lingkungan sehingga mengu-
terjagaan saat mengonsumsi obat sehingga berisiko mengalami
rangi tekanan yang menimbulkan stres. Perbaikan gejala sering
kecelakaan mobil dan mesin.
memungkinkan pasien berfungsi efektif di dalam pekerjaan dan
Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepin
hubungannya sehari-hari sehingga mendapatkan hadiah dan
haruslah spesifik dan dipertimbangkan. Diagnosis pasien, gejala
kepuasan baru yangjuga bersifat terapeutik.
target yang spesifik, serta durasi terapi harus ditentukan dan infor-
Dalam perspektif psikoanalitik, ansietas kadang-kadang ada-
masi harus diberikan kepada pasien. Terapi untuk sebagian besar
lah sinyal kekacauan tidak disadari yang harus diselidiki. Ansietas
keadaan ansietas berlangsung 2 hingga 6 minggu diikuti I atau 2
tersebut dapat normal, adaptif, maladaptif, terlalu intens, atau
minggu untuk menurunkan dosis obat secara bertahap sebelum
terlalu ringan, bergantung keadaan. Ansietas muncul dalam
sejumlah situasi selama perjalanan siklus hidup; pada banyak dihentikan. Kesalahan klinis yang paling lazim pada terapi dengan
kasus, perbaikan geiala bukanlah perjalanan gangguan yang paling benzodiazepin adalah meneruskan terapi untuk jangka waktu
yang tidak terbatas.
sesuai.
13.7. Cangguan Ansietas Akibat Keadaan Medis Umum 263

Untuk terapi ansietas, biasa dilakukan pemberian obat yang memahdmi lebih jauh stres lingkungan pasien. Obat lain 1'ang
dimulai dengan dosis terendah dari kisaran terapeutik dan pening- telah terbukti beiguna untuk gangguan ansietas menyeluruh men-
katan dosis untuk mendapatkan respons terapeutik. Penggunaan cakup obat trisiklik dan tetrasiklik. Antagonis reseptor B-adre'
benzodiazepin dengan waktu paruh intermediat (8 hingga l5 iam) nergik dapat mengurangi manifestasi somatik ansietas tetapi tidak
cenderung menghindari sejumlah efek simpang.peirggunaan keadaan yang mendasari, dan penggunaannya biasanya terbatas
benzodiazepin dengan waktu paruh panjang, serta p€nggunaan pada.ansietas situasional sepeni ansietas pertampilan. Nefazodon
dosis terbagi mencegah timbulnya efek sirnpang akibat tingginya (Serzone) yang juga digunakan pada depresi, telah terbukti me-
kadar plasma. Perbaikan yangdihasilkan benzodiazepin dapat me- ngurangi ansietas cian mencegah gangguan panik.
lebihi efek antiansietas sederhana. Contohnya, obat dapat mem-
buat pasien memandang berbagai kejadian dengan .pandangan
positif. Obat ini juga memiliki aksi disinhibisi ringan, serupa
dengan aksi yang diamati setelah mengonsumsi sejumlah kecil
alkohol.

Buspiron. Buspiron adalah agonis parsial reseptor 5 HT,o Banyak gangguan rnedis dikaitkan dengan ansielas. Cie.iala dapat
dan tampaknya paling efektif pada 60 hingga 80 persen pasien mencakup serangan panik, ansietas menyeluruh, obsesi dan
dengan gangguan ansietas menyeluruh. Data menunjukkan bahwa kompulsi, serta tanda distres lain. Pada semua kasus, tanda dan
buspiron lebih efektif mengurangi gejala kognitif pada gangguan gejala disebabkan efek fisiologis langsung keadaan medis
ansietas menyeluruh dibandingkan mengurangi gejala somatik.
Bukti juga menunjukkan bahwa pasien yang sebelumnya men-
jalani terapi dengan benzodiazepin cenderung tidak berespons ter-
EPIDEMIOLOGI
hadap terapi dengan buspiron. Kurangnya respons dapat di- Keberadaan gejala ansietas yang berkaitan dengan keadaan medis
sebabkan tidak adanya, dengan terapi buspiron, seiumlah efek umum lazim ditemukan walaupun insiden gangguan ini bervariasi
nonansiolitik benzodiazepin (seperti relaksasi otot ,dan rasa untuk setiap keadaan medis umum yang spesifik.
sejahtera tambahan). Kerugian utama buspiron adalah bahwa
efeknya memerlukan waktu 2 hingga 3 minggu untuk terlihat,
dibandingkan dengan efek ansiolitik benzodiazepin yang hampir
ETIOLOGI
segeradidapatkan. Satu pendekatan adalah untuk memulai benzo- Suatu kisaran luas keadaan medis dapat menyebabkan ge.jala
diazepin dan buspiron secara bersamaan kemudian menurunkan yang serupa dengan gangguan ansietas. Ilipertiroidisme, hipo-
dosis benzodiazepin setelah 2 sampai 3 minggu, pada saat ini tiroidisme, hipoparatiroidisme, dan defisiensi vitamin 8,, sering
buspiron seharusnya sudah mencapai efek maksimum. Seiumlah dikaitkan dengan gejala ansietas. Feokromositoma menghasilkan
studi juga melaporkan bahwa terapi kombinasi iangka panjang epinefrin, yang dapat menyebabkan episode paroksismal gejala
benzodiazepin dan buspiron dapat lebih efektif daripada kedua ansietas. Lesi tertentu pada otak dan kondisi pascaensefalitis di-
obat tersebut secara tersendiri. Buspiron bukanlah terapi yang laporkan menghasilkan gejala yang identik dengan gejala yang
efektil untuk putus benzodiazepin. terlihat pada gangguan obsesif kompulsif. Keadaan medis lain,
seperti aritmia jantung, dapat menghasilkan geiala fisiologis gang'
Venlafaksin. Venlafaksin (Effexor) efektif untuk mengobati guan panik. Hipoglikemiaiuga dapat menyerupai gejala gangguan
insomnia, konsentrasi yang buruk, kegelisahan, iritabilitas, dan ansietas. Keadaan medis yang beragam dan dapat menimbulkan
ketegangan otot yang berlebihan akibat gangguan ansietas gejala gangguan ansietas dapat menimbulkannya melalui meka-
menyeluruh. nisme yang umum, yaitu sistem noradrenergik, walaupun efek
terhadap sistem serotonergik juga masih dipelajari.
Se/ecfive Serotonin Reuptake lnhibitors. SSRI dapat
efektif terutama untuk pasien dengan komorbid depresi. Kerugian
DIACNOSIS
SSRI yang menonjol, terutama fluoxetine (Prozac), adalah bahwa
obat ini meningkatkan ansietas secara sementara. Oleh sebab itu, Diagnosis gangguan ansietas akibat keadaan medis umum me-
SSRI sertralin (Zoloft) atau paroksetin (Pa,ril) adalah pilihan nurut edisi revisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of
yang lebih baik. Sangatlah beralasan untuk memulai terapi dengan Mental Disorders (DSM-IV-TR) (Tabel 13.7-1) mensyaratkan
sertralin atau paroksetin ditambah benzodiazepin kemudian me- adanya gejala gangguan ansietas. DSM-IV-TR memungkinkan
nurunkan dosis benzodiazepin setelah 2 hingga 3 minggu. Studi klinisi merinci apakah gangguan ini ditandai dengan gejala ansietas
terkontrol diperlukan untuk menentukan apakah SSRI sama menyeluruh, serangan pan ik, atau geiala obsesif kompulsif.
efektifnya untuk gangguan ansietas menyeluruh karena SSRI di- Klinisi harus meningkatkan kecurigaan untuk diagnosis ini
gunakan juga untuk gangguan panik dan gangguan obsesif ketika ansietas kronis atau ansietas paroksismal disertai dengan
kompulsiL penyakit fisik yang diketahui menyebabkan gejala tersebut pada
sejumlah pasien. Penyakit hipertensi paroksismal pada pasien
Obat lain. Jika terapi konvensional (cth., dengan buspiron ansietas dapat menunjukkan bahwa pemeriksaan feokromositoma
atau benzodiazepin) tidak efektif atau tidak seluruhnya efektif, adalah tepat. Pemeriksaan medis umum dapat mengungkapkan
kemudian diindikasikan pengkajian ulang klinis untuk me- adanya diabetes, tumor adrenal, penyakit tiroid, atau keadaan
nyingkirkan adanya keadaan komorbid seperti depresi, atau untuk neurologis. Contohnya, sejumlah pasien dengan epilepsi parsial
264 13. Cangguan Ansietas

Tabel 13.7-1 adanya diagnosis psikiatri lain. Bagi seorang klir.risi, untuk me-
Kritcria Diagnostik DSM-lV-TR Gangguan nyinrpulkan bahlva seorang pasien mengalarni gangguan ansietas
Ansietas Akibat Keadaan Medis Umum akibat keadaan nedis umum. pasicn harus dengan jelas rnerriliki
ansietas sebagai gejala utania dan harus memiliki gan-aguan medis
A. Ansietas. serangan panik, atau obsesi maupun kompulsi nonpsikiatri spesifik yang menjadi penyebab. Untuk rnemastikan
mgnonjol dan mendominasi gambaran klinis. suatu keadaan mcdis umurn sebagai penyebab ansietas. klinisi
B. Terdapat bukti drri anantrrcsis, pemeriksaan fisik, atau temuan harus tahu apakah keadaan n.redis dan ge.jala ansictas berkaitan
laboiatorium bahwa gangguan ini m6rupakan akibat fisiologis
erat di dalarn literatur, ar.vitan usia (gangguan ansietas printt'r
langsung suatu keadaari medis umum.
C. Cangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa biasanya memiliki arvitan sebelum r-rsia. 35 tahun). dzrn rirvayat
r . lain (cth,,rganggulrn penyesuaian'dengan an.sietas y,ang keluarga pasien dengan gangguan ansietas dan keadaan medis
stresornya adalah keadaan nredis umum y4ng serlus). umum yang relevan (contohnya hipertiroidisme). Diagnosis grng-
D.Cangguaninitidak.hanyaterjadisaatdeliiium'i.:. guan penyesuaian dengan ansietas.juga harus dipertimbangkan di
E. Cangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis :
dalarn diagnosis banding.
bermakna atau hendaya dalarii'diea fiingsi r'sosial, pekerjaan
utlu .r:: fungsi penting lain.
_
Tcntukan jil.a: PERIALANAN CANCCUAN
Dengan ansietas menyeluruh: jika ansietas atau kekhawatiranr '..
berlebihan mengenai sejirmlah peristiwa atau aktivitas DAN PROGNOSIS
rnendomirrasi gJmbaran klinis Pengalaman ansietas yang ticlak jLrga menrbaik dapat membuai
Dengan serangan panik: jika serangAn panik mendominasi
ketidakrnampr,ran pada pasicn dan mengganggu setiap aspel< l<c-
gambaran kllnis
hidupan" termasuk fungsi sosial. peker.jaan, dan psikologis. Terapi
Dengan gejala obsesif kompulsif: jika obsesi atau kompulsi
rnendominasi gambaran klinis atau penyingkiran penycbab medis prirner patla ansietrs bilsinl l
Catatan pemberian kode: mencakup nama keadaan medis umum nrcngarvali proses perbaikiin yang .jelas pada gejala gangguan
pada Aksis l; cth., gangguan ansietas akibat feokromositoma ansietas. Meskipr-rn denrikian, pada seiumlah kasus. ge.jala ganggu-
dcngan ansietas miny6irrrh; juga bcri kodc kcaclaan medis an ansietas berlanjut bahkan setelah kcadaan medis primer cli-
umum pada Aksis Ill. obati-contohnya setelah suatu periode enselalitis. Sejunrlah
Dari American Psychiatric Assr:ciation. Diagnostic and Statistical gejala, terutama ge.jala gangguan obsesif kompulsif, bertahan
Manual of Mental Disorder. 4rh ed. Text rev. Washington, DC: untuk rvaktu yang lebih lan-ra daripacla ge.jala gangguan ansietas
American F:ychiatric Association; copvright 2000, dengan izirr. lain. Ketika ge.jala ganggr-ran ansictas ada untuk suatu periode
rvaktu yang cukup larna setelah gangguan medis diobati. gejala
yang tersisa mungkin harus diobati sebagai ge.iala primer-yaitu
kompleks memiliki episode ansietas atau rasa lakut yang ekstrem dengan psikoterapi atau fbrmakoterapi atau kcduanya.
sebagai salu-satunya manifestasi aktivitas epileptiknya.

TERAPI
CAMBARAN KLINIS Terapi utarna gangguan ansietas akibat keadaan medis umum
Gejala gangguan ansielas akibat keadaan meclis umun.r dapat adalah terapi untuk keadaan medis yang nrcndasari, Jika psien
identik dengan gejala gangguan ansietas primer. Suatu sindrom iugarnemiliki gangguan penggr-rnaan aikohol atau zat lain. garrggr-r-
yang serupa dcngan gangguan panik adalah gambaran klinis yang an ini.juga harus diterapi untuh memperoleh kenclali gejala gang-
paling lazim. Pasien yang memiiiki kardiomiopati dapat me miliki guan ansietas. Jika penyingkiran keadaan medis prirner tidak
insiden paling tinggi untuk gangguan panik akibat kcadaan medis memperbaiki ge.jala ganggLran ansietas, tcrapi gejala tersebut
umum. Satu studi nielaporkan bahr.va 83 perscn pasien kardio- harus mengikuti pedoman terapi untlrk gangguan.jirva spesiftk.
nriopati yang menunggu transplantasi iantung mengalami gang- lJmumnya, teknik modifikasi perilaku, agen ansiolitik. dan anti-
guan panik. Pada sejumlah stLrili, sckitar 25 persen pasien de ngan depresan serotonergik nrerupakan modalitas terapi yang paling
penyakit Farkinson dan penyakit paru obstruktif kronis memiliki efektif.
geiala gangguan panik. Cangguan medis lain yang dikaitkan
dengan gangguan panik mencakup n1'eri kronis, sirosis bilier CANGGUAN ANSIETAS YANG
primer. dan epilepsi, terutama.jika fbkusnya berada pada girus
parahipokampus kanan. Prcvalensi tertinggi gejala gangguan DICETUSKAN ZAT
ansietas menl'eh:ruh akibat garrgguan medis tampaknya ada pada DSM-IV-TR mencakup gangguan jiwa yang dicetuskan zat di
penl'akit Grave, pada penyakit ini sebanyak dua pertiga pasien dalarn kategori sindrorn gangguan jir.va yang relevan. Dengan
memenuhi kriteria gangguan ansietas mcnyeluruh. demikian, gangguan ansietas yang dicetuskan zat terkandung cli
dalam kategori gangguan ansietas.
DIAGNOSIS BANDING
Epidemiologi
Ansietas scbagai suatu gejala dapat disebabkan oleh banyak
gangguan psikiatri di samping gangguan ansietas itu sendiri. Gangguan ansietas yang dicctushan zat lazim ditenrul<an. baik
Pemeriksaan status mental penting dilakukan untuk menentukan akibat konsumsi zat yang disebut sebagai obat rekreasiorral t.nau-
adanya ge.jala rz ood atauge-iala psikotik yang dapat mengesankan pun akibat penggunaan obtrt yang diresepkan.
13.7. Cangguan Ansietas Akibat Keadaan Medis Umum 265

Tabel13.7-2 mimetik (seperti aurf'etamin. kokain, dan kal'ein) merupakan zat


F"\ yang paling sering clikaitkan dengan produksi ge.iala gangguan
F { Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan
ansietas, banyak obat serotot-rcrgik (contohnva lysergic acid
Ansietas yang Dicetuskan Zat
diethylamide ILSD] dan methylenedioxymethamphetamine
A. Ansietas,,serangan panik, atau obsesi maupun konrpulsi yang [MDMA]).iuga dapat menimbulkan sindronr ansietas akut tnau-
menonjol dan mendominasi gambaran klinis. pun kronis pada pengguna obat ini. Sr.tatu kisaran luas obat yang
B; Terdapat bukti dari anamnesis, pemeiiksaan fisi( atau tenruan diresepkan .iuga dikaitkan dengan munculnya gejala gangguan
laboiatorium baik (1) atau (2); '
ansietas pada orang yang rentan.
(1) gejala pada Kriter'ia A timbu|selama, atau dalamrl bulan
, , , ieiak intoksikasi atau putus zat
r , , :
(2) penggunaan obat secara etiologis terkait dengan
g,angguan ini Diagnosis
C. Canggpin initidak lebih mungkin disebabkan oleh 8an88uan Kriteria diagnosisDSM-IV-TR gangguan ansietas yang dicetus-
'', 'ansietas yang bukan dicetuskan zat. Bukti bahwa geiala. ', '
- disebabkan oleh gangguin ansielas,yang bukan diietuskan
kan zal mcngharuskan adanya ansietirs! seraltgart panik. obsesi.
,i zat:d?pat mencakup hal heiikut; gejala mendahului awitah atau kompr"rlsi yang n.renoniol ('l abel 13.7-2). Peclonian DSM-lV-
'IR menyatakan bahwa ge.jalanya harus tinlbul selama penggunaan
,, '.p"nggunuan zA! {atau penggunaan obat);'gejala bertahan
..,,- untuk suatu periode waktu tertentu {cth,; sekitar satu bulan) ;
zalatau dalam I bulan setelah penghentian penggunaan zat. tetapi
setelah penghentian zat akulatau intoksikasi berat atau geiala: DSM-lV-'l'R mendorong klinisi unluk menggunakan penilaian
: sanga! melebihi yang diharapkan pada jenis maupun jumlah klinis yang sesuai untuk mengkaji hubungan antara pa.ianan zat
i'.
. .zq!.ya4g digupakan dan durasi penggunaannya; ratau terdapat dengan ge.jala ansietas. Struktr,rr cliagnosis mencakup merinci zat
, l,l.bukti lain yang mengesankan terdapat gangguan ansietas yang (contohnya kokain), rrerinci keaclaan yang sesuai selanta arvitan
tidak dicetuskan zat (cth., riwayat episode berulang yang
(contohnya intoksikasi), dan menyebr-rt pola geiala spesifik
tidak dicetuskan zat).
D.'Cangguan tidak hanya terjadi saat delirium. (contohnya serangan panik).
tCangguan
f. menimbulkan penderitaan yang secara klinis
. . bermakna atau hendaya dalam area fungsi sosial, pekerjaan
' atau area fungsi'penting lain. ..ii Gambaran Klinis
Calatan: Diagnoiis harus dibuat sebagai pcngganti diagnosis
Gambaran klinis terkait pada gangguan ansietas yang dicetusl<an
intoksikasi zat atau putus zat hanya jika gejala ansietas melebihi
gejala yang biasanya terkait intoksikasi atau sindrom putus zat zat bervariasi sesuai zat )'an-e terlibat. Bahkan penggunaan psiko-
:dan jika gejala ansietas cukup berat untuk mendapaikan stimulan yang tidak sering dapat meninrbulkan ge.iala gangguan
perhatian klinis. ansietas pada se.iurnlah orang. LIal yang .iuga berkaitar.r dengan
. Koqe Bangguan ansietag yang dicetuskan lzat tertentu] ge.jala gangguan ansietas adalah hendaya kognitif pemahaman,
Alkohol; amfetamin (atau zat lir-amfetamin); kafein; kanabis; perhitungan. dan daya ingat. Defisit kognitif ini biasar.rya rever-
, . kokain; halusinogen; inhalan; fensiklidin (atau zat rnirip sibel ketika penggunaan zat dihentikan.
'
,' fensiklidin); sedatif, hipnotik, atau ansiolitik; zat lain [atau
tidak diketahuil
fentuAan jika: Diagnosis banding
. i r . ,. I Dengan ansietas menyeluruh: jika ansietas atau ''
, ::":,' kekhiwatiran.berlebihan mengenai sejumlah peristiwa Diagnosis banding gangguan ansietas yang dicetuskan zat men-
' . . r',;,. atau.aktivitas mendoninasi tampilan klinis '.. ... cakup gangguan ansietas primer, ganggr-ran ansietas akibat keada-
, . Dgngan seqangan panik:
jika serangan panik mendominasi an medis umum (untuk keadaan ini mungkin pasien mendapatkan
:,l'.l.tampilanklinii: obat 1'ang terkait), dan gangguan mood, yang sering disertai
: ' Dbngan gCiila qbsesif kompulsifr jika obsesi atair kompulsi ge.jala ganggnan ansietas. Gangguan kepribadian clan nnlingering
... ...",:,:imendominasi tampildn klinis harus clipertimbangkan di dalam diagnosis banding terutama di
' D-en64n geiala fobik: jika gejala fobik mendominasi se.iumlah ruang gawat darurat di perkotaan.
tampilan klinis
Tentukan jikal.
r DCqgin awjtan selama intoksikasi: jika memenUhi kriteiia
r''.r',, intoksikasi,zat tersebui dan gejala timbul selama sindrom
Perjalanan Cangguan dan Prognosis
':,,..
intoksikasi Perialanan gangguan dan prognosis umumnya bergantung pada
,r ,,.' ,.Dengan awltan qglqma putus zat: jika memeauhi kritetia
penyingkiran zat penyebab yang terlibat serta kenrampuan.iangka
'.. ., , ,.,:'r.putus 2al dan ge.jalq timbul selama atau segera setelah.-
panjang orang tersebut untuk membatasi penggunaan zat tersebut.
:'',,iindromputuslai,
Efek ansiogcnik sebagian besar obat bersifat reversibel. Ketika
.Dati',:Ameriianr Psydh!atric Asiociation..,Dia:Enostic and, Statistical ansietas tidak membaik dengan penghentian obat, klinisi harus
ed. Text rev.. Washington, DC:
'.. -..:. Ma.naal., oif ..Mei!al,,...Disorder..:,4!h mempertimbangkan kemungkinan zal tersebut menyebabkan ke-
Americail Psychiatric Associatidn; copyright 2000, dengan izin.
t. rusakan otak ireversibel.

Etiologi Terapi
Suatu kisaran luas zat dapat mcnyebabkan ge.iala ansietas yang
'lerapi primer gangguan ansietas yang dicetuskan zat adalah
menyerupai gangguan ansietas DSM-IV-TR. Walaupun si mpato- menyingkirkan zat penyebab yang lerlibat. Kernudian klinisi
266 13. Cangguan Ansietas

harus berfokus untuk menemukan terapi alternatifj ika zat tersebul depresif dan ansietas menimbulkan liendal,a fungsional yang
merupakan obat yang diindikasikan secara medis, juga untuk bermakna pada orang yang mengalami gangguan ini. Keadaan ini
rnembatasi pajanan pasien jika zat tersebut didapatkan nelalui terutama dapat banyak ditemukan di pelayanan primer dan klinik
pa.janan lingkungan, atau mentatalaksana gangguan terkait zat kesehatan jiwa rawat jalan. Oponen telah rncndebat bahwa keter-
yang mendasari Jika ge.iala gangguan ansietas berlanjut rvalaupun sediaan diagnosis dapat membuat klinisi tidak terdorong untuk
penggunaan zat telah dihentikan, terapi gejala gangguan ansietas mengambil waktu yang cliperlukan untuk menperoleh riwayat
dengan modalitas psikoterapeutik atau farnrakoterapeutik rnungkin psikiatri yang lengkap untuk membedakan gangguan depresif
sesuai untuk keadaan ini. se.iati dengan gangguan ansietas sejati.

Epidemiologi. Keberadaan gangguan depresif berat dan


GANCCUAN ANSIETAS YANC TIDAK gangguan panik secara bersamaan lazim ditemukan. Dua perliga
TERGOLONGKAN pasien dengan ge.jala depresif memiliki geiala ansietas yang
menonjol. dan sepertiganya dapat memenuhi kriteria diagnostik
Se.jumlah pasien memiliki ge.jala gangguan ansietas, tetapi tidak
gangguan panik. Peneliti telah melaporkan bahrva dari 20 sampai
rnemenuhi kriteria ganggllan ansietas DSM-IV-1'R yang spesifik
90 persen pasien dengan gangguan panik memiliki episode gang-
atau gangguan penyesuaian dengan ansietas atau gangguan
guan depresif berat. Data ini rrengesankan bahlva keberadaan
campuran ansietas dan ntood depresi. Pasien seperli ini pa.ling
gejala depresifdan ansietas secara bersamaan, tidak ada di antara-
sesuai .jika diklasifikasikan memiliki gangguall ansietas yang
nya yang memenuhi kriteria diagnostik ganggunn depresif ataLr
ticlak tergolongkan. DSM-IV-TR mencakup empat confoh keada-
ansietas lain. dapat lazim diternukan. Mesl<ipun demikian, saat ini
an yang sesuai untuk diagnosis ini (Tabel 13.7-3). Salah satu
data epidenr iologis lorrnal rnengcna i gangguall calnprrran attsielus
contohnya adalah gangguan campuran ansietas depresil.
depresif tidak tersedia, Meskipun dernikian, sejumlah klinisi dan
peneliti memperkirakan bahrva prevalensi gangguan ini pada
Cangguan Campuran Ansietas Depresif populasi urrum adalah 10 persen dan di ltlinik pelayanan primer
sampai setinggi 50 persen, walaupun perkiraan konservatil me-
Gangguan ini menggarnbarkan pasien dengan keadaan ge.iala
ngesankan prevalensi sekitar 1 persen pada populasi umum.
ansietas dan depresif yang tidak memenuhi kriteria diagnostik
gangguan ansietas atau gangguan n'tood. Kombinasi ge.iala
Etiologi. E,rnpat garis bukti penting mengesankan bahrva
gejala ansietas dan gc.iala depresif terkait secara kausal pada
sejumlah pasien yang mengalarri ge.iala ini. Pertama. sejumlah
Tabel 13.7-3
peneliti melaporkan temuan neuroendokrin yang scrupa pada
gangguan depresif dan gangguan ansietas, terutama gangguarl
Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Cangguan
panik, termasuk menurnpulnya respons kortisol terhadap hormon
Ansietas yang Tidak Tergolongkan
adrenokort, kotropik, respons hormon pertumbuhan yang tunrpul
Kategori ini mencakup gangguan dengan ansietas.atau . terhadap klonidin (Catapres), dan respons TSH (thyroid stimula-
penghindaran fob!k yang.nyata dan tidak memenuhi kriteria ling hormone) serta prolaktin yang tumpul terhadap TRI I (l/iyro-
gangguan ansietas spesifik manapun, gangguan penyesu,aian tropin-releasing hormone). l(edua, scjr-rmlah peneliti melaporkatr
dengan ansietas, atau gangguan penyesuaian dengan campuran data yang menunjukkan bahwa hiperaktivilas sistem noradrenergilr
ansietas dan mqod.depresi, Cpntohnya mencakup,,.. sebagai penyebab relevan pada se.jumlah pasien dengan ganggllan
1 . Cangguan campur:an ansietas depresif: gejala ansietas dan .

depresifdan gangguan panik. Secara rinci, studi ini telah menemLr-


depresi yan$ secara klinis bermakna, tetapi tidak memenuhi
kriteria gangguan mood spesifik atau gangguan.ansietas .. . kan adanya konsentrasi metabolit not'cpinefrir-r 3-methoxy-4-
spesifik hydroxyplienylglycol (MI-IPG) yang rneningkat di dalam urin,
2. Cejala fobia,isosial yang secara klinis bermakna yang:terkait'' plasma, atau cairan screbrospinalis (CSF) pada pasien dengan
dengan dampak sosial karena memiliki keadaan medis umum depresi dan gangguan panik yang seclang aktif mengalami
atau gangguan jiwa (cth., penyakit Parkinson, penyakit kulit, serangan panik. Seperti pada gangguan ansietas clan gangguan
Bagap, ?narekiiarhervosa, 8an88uan dismorfik tubuh) depresif lain, serotonin dan asam y-aminobutirat (GABA) .juga
3, Situasi dengan:gangguan yaitg cukup berat sehingga mungkin terlibat sebagai penyebab di dalam gangguan campuran
diperlukan diagnosig gangguan aniietai, tetapi oranS tersebut
ansietas depresif. Ketiga, banyak studi menemukan bahwa obat
gagal nrelaporkan iukup gejala guna:memenuhi kriteria
- lengkap gangguaniansietas spesifik apapun; contohlya, orqn8 serotonergik, seperti fluoxetine (Prozac) dan clorniprlnrine
yang melaporkan semua gambaran gangguan'panik tanpa (Anafranil), berguna dalam terapi gangguan depresif dan ansietas.
. agorafobia kecuali bahwa serangan panik semualya I(eempat, se.jumlah studi keluarga melaporkan data yang nenun-
merupakan selangan yang lelbatas gejala.. ..". .,.: .
.jukkan bahwa gejala ansietas dan depresi berhubungan pada
4. Situasi saat klinisi telah meny.impulkan bahwa;terdapat secara genetik sedikitnya beberapa keluarga.
gangguan anlietas tetapi tidak mampu membedakan apakah '
gangguan tersebut primeri akibat keadaan mbdis umum, atau
ii."irkrn zat ' : Diagnosis. Kriteria DSM-IV-TR (1hbel 13.7-4) rnengharuskan
adanya gejala subsindrom ansietas dan depresi serla adanya bebe-
Dari American .Psychiatiic {ssociation. Qiagnostic ancl Statistical. rapa gejala somatik, sepefti tremoq palpitasi. n.rulut kering, dan rasa
Manual'of Mental Disordei. 4n ed..Text rev.,Washington, DC| perut yang bergejolak. Sejurnlah studi pendahuluan rnenuniukkan
American Psychiatrie ASsoiia!ioniicopyright 2000, di:ngan izin.
bahwa sensitivitas dokter umum untuk sindrom gangguan campur-
13.7, Cangguan Ansietas Akibat Keadaan Medis Umurn 267

Tabel 1 3.7-4 Diagnosis Banding. Diagnosis banding rnencakup ganggu-


Kriteria Riset DSM-IV-TR Cangguan Campuran an ansietas dan depresil lainnya serta gangguan kcpribadian. Di
Ansietas Depresif antara gangguan ansietas, gangguan ansictas menyeluruh merupa-
kan gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk ber-
A. Mood disforik yang berulang atau menetap dan bertqhll tumpang tindih clcngan gangguan campuran ansietas'depresif Di
bulan
sedikitnya I antara gangguan ntood, gangguan distimik dan gangguan depresif
n.r,laida, alforik, di seitai emPat {atau lebih):gej ala berikut ringan adalah gangguan yang lebih besar kemungkinannya untuk
..r'rselamasedikitnyl 1.buhn: "...i ....'.:,. r.: r.,..
I (1)' kesulitiii'berkonsentrasi,atau pikiian koqong berlumpang tindih dengan gangguan campuran ansietas-depresil.
I 11) gangguan tidurr,(sulit untdk jatuh tertidui atau tetap tidur
Di anlara gangguan kepribadian, gangguan kepribadian meng-
t,',
ttr. hinclar, dependen, dan obsesif-kompulsif dapat rncmiliki ge.lala
' ,..,i...,.'.. . atau gelisah, tidur tidak puas). - ',,r " .,
(3) lelah'atau energi rendah i - ' yang mirip dengan ge.jala gstlgguan c3mptlrall lnsietas-dcpresif'
(4) iritabilitas Diagnosis gangguan sornatofbrm juga harus dipcrtimbangkan'
(5) khawatir Llanya rirvayat psikiatri, penreriksaan status rnental, dan penge-
(6). mudah menangis . , r".. tahuan mengenai kriteria spesifik DSM-lV-l'R yang dapat mem-
(7) hypervigillance
'' . bantu klinisi membeclakan di antara lteaclaan-keadaan ini Di
::(B) antilipasihalterburuk' i r

ini lazim didiagnosis dengan


(9) tidak adi harapan (peiimis yang mdnetap akan masa : Eropa dan Asia khususnya, keadaan
,, ' depan). ' nama neurastenia.
(10) hqiga diri yang rendah ataurrasa tidak berhargl , : ,

C. Ceiala menimbulkan penderitaan yang secara klinis Perjalanan Cangguan dan Prognosis. Berdasarkan data
beimakna atau hendaya dalim area fungsi sosial, pekerjaan klinis sampai saat ini, pasien tampak sama besar kemungkinannya
.:' atauaiea'fungsi peiitiri$rlain.t . ': ' '

untuk rremiliki ge,iala ansietas yang menoniol' ge.iala depresif


D, Cejala tidak'disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat
yang menoniol, atar: campuran dua gejala dengan besar yatlg
' iqh,, penyqlahgunaan obat, pengobatan) atau keadaan medis
umum. sama saat awitan. Selama per.ialanan penyakit, dominasi ge.iala
E.'t'. Semua, hal bef ikul ini: ansietas dan clepresif clapat bergantian. Prognosisnya tidak
l: (1) kriteria tidak pernah memenuhi 8an88uan depresif berat, diketahui.
' : ' gangguari distimik; gangguan panik, atau 8an88uan
: '.... ansietas menYeluruh
. (2) kriteria saat:ini tidak memenuhi ganSSuan mood alau Terapi. Karena studi adekuat yang tr.rembandingkan rnodali-
: ansietas lain (terniasuk 8an88uan ansieias atau 8an88uan tas terapi gangguan campuran ansielas-clepresif tidak tersedia,
,. ' mood, dalam'repisi p.arsial)
.,.,... klinisi mungkin lebih cenderung rnemberikan terapi berdasarkan
. 1:1 gelala tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa' ge.iala yang muncul, keparahannya, dan tingkat pengalaman
'i Lfi'' :
klinisi tersebut clengan berbagai rnodalitas terapi. Pendekatan
' Dari Ameriian ': Psy,chiatric .
Association.i D iagiostic and 5 tatistical psikoterapeutik dapat melibatkan pendekatan yang terbatas waktu
Mah.ual af. Mental Disorder..4'h ed. Text rev. {ashington, DC: ' seperti terapi kognitif atau modifikasi perilaku. rvalaupun sc-
: : Ameiican'Piychiatric.Association; copyright 200o, dengan izin' yang
.jumlah klinisi menggunakan pendekatan psikoterapeutik
kurang terstruktur. seperti psikoterapi yang berorientasi tilikan'
F'armakoterapi untuk gangguan campuran ansietas-depresi l dapat
an ansietas depresi masih rendah lvalaupun kurangnya pengenal- mencakup obat antiansietas, obat antidepresif' atau keduanya Di
an ini dapat mencerminkan kurangnya label diagnostik yang antara obat ansiolitik, sejumlah data menun-iukkan bahrva peng-
sesuai bagi pasien. gunaan triazolobenzodiazepin (contohnya alprazolam [Xanax])
dapat diindikasikan karena efektivitasnya dalam mengobati
Gambaran Klinis. Cambaran klinis gangguan carnpuran depresi yang diserlai ansietas. Obat yang memengaruhi rcseptor
ansietas depresif menggabungkan geiala gangguan ansietas dan 5-FI'lrA, sepefii buspiron, juga dapat diindikasikan. Di antara anti-
sejumlah ge-jala gangguan depresif Di samping itu, geiala hiper- depresan, meskipun teori noradrenergik menghLrbungkan ganggu-

aktivitas sistem saraf otonom, seperti keluhan gastrointestinal, an ansietas dengan gangguan depresif, antidcpresan serotonergik
lazim ditemukan dan ikut berperan pada banyaknya pasien 1'ang (contohnya. fluoxetine) dapat menjadi obat yang paling ef'ektif
ditemukan di klinik medis rawat.ialan. dalam mengobati gangguan campuran ansietas-deprcsi f"

Anda mungkin juga menyukai