Cangguan Ansietas
230
.1
3.1. lkhtisar 231
Tabel 1 3.1 -1 saraf dasar, serta kerja obat psikoterapeutik. Satu kutub pemikir-
Manifestasi Perifer Ansietas an meyakini bahrva perubahan biologis yang dapat diukur pada
pasien dengan gangguan ansietas mencerminkan hasil konflik
Diare psikologis; sedangkan kutub lain meyakini bahwa peristirva
Pusing, kepala terasa ringan biologis mendahului konflik psikologis. Kedua situasi bisa ditemu-
Hiperhidrosis kan pada orang teftentu, dan suatu kisaran sensitivitas secara bio-
Hiperrefleksia
logis dapat berada di antara orang-orang dengan gejala gangguan
Hipertensi
ansietas.
Palpitasi
Midriasis pupil
Celisah (cth., bcrjalan rlondar-mandir) Sistem Saraf Otonom. Stimulasi sistem saraf otonom me-
Sinkop nimbulkan ge.iala tertentu-kardiovaskular (cth., takikardi), mus-
Takikardia kular (cth., sakit kepala), gastrointeslinal (cth., diare), dan per-
Kesemutan di ekstren-ritas napasarl (cth., takipneu). Manit'estasi perifer ansietas ini tidak
Tremor khas pada gangguan ansietas dan tidak selalu berhubungan de-
Cangguan perut ("seperti ada l<upu-kLrpu") ngan pengalaman subjektif ansietas. Pada sepertiga pertama abad
Frekuensi, hesitansi, drn urgcrrsi uri
ke-20, Walter Cannon menuniukkan bahrva kucing yang terpa.ian
dengan anjing menggonggong menujukkar.r tanda perilaku dan
fisiologis yang takut discbabkan pelepasan epinefrin dari adrenal.
Sebagai kemungkinan penyebab lain, mereka belajar memiliki
Teori James-Lange menyatakan bahlva ansietas subjektif merupa-
respons internal ansietas dengan meniru respons allsielas orang
kan respons terhadap fenomerra periler. Sekarang in i te lah menj adi
tua mereka (teori pembelajaran sosial). Pada masing-masing pemikiran umum bahwa ansietas sistem saraf pusat mendahului
kasus, terapi biasanya merupakan suatu bentuk desensitisasi de-
manifestasi perifer ansietas, kecuali.iika seorang pasien memiliki
ngan pajanan berulang terhadap stimulus ansiogenik, digabung-
penyebab perif'er spesifik, misalnya bila terdapat feokromositoura.
kan dengan metode psikoterapeutik kognitif'.
Sistem saral otonom pada sejumlah pasien dengan gangguan
Pada tahun{ahun belakangan ini, pendukung teori perilaku
ansietas, terutama rnereka dengan gangguan panik, menunjukkan
menunjukkan peningkatan minat terhadap pendekatan kognitif
peningkatan tonus simpatik, beradaptasi lambat terhadap stimulus
dalam mengonseptualisasi dan menatalaksana gangguan ansietas,
berulang, dan berespons berlebihan terhadap stimulus sedang.
dan ahli teori kognitif mengusulkan alternatif teori pembelajaran
tradisional model penyebab ansietas. Menurut konseptualisasi Neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang terkait
keadaan ansietas nonfobik, pola pikir yang salah, tQrdistorsi, atau
dengan ansietas berdasarkan studi hewan dan respons terhadap
kontraproduktif menyerlai atau mendahului perilaku maladaptif terapi obat adalah norepinefrin, serotonin, dan asam y-aminobutirat
dan gangguan emosi. Menurut satu model, pasien dengan ganggu- (GABA). Banyak in{blrnasi ilnu saraf dasar mengenai ansietas
an ansietas cenderung memperkirakan secara berlebihan derajat diperoleh dari percobaan hewan yang melibatkan paradigrna peri-
bahaya dan kemungkinan kerusakan pada situasi teftentu serta laku dan agen psikoaktif. Satu model hervan untuk ansietas adalah
cenderung meremehkan kemampuan mereka dalam menghadapi u.ii konflik. yaitu hewan diberikan stimulus positif (contohnya
ancaman yang dirasakan pada keseiahteraan fisik atau psikologis n.rakanan) bersamaan dengan stirnulus negatif (contohnya kejut
mereka. Model ini menegaskan bahrva pasien dengan gangguan listrik). Obat ansiolitik (contohnya benzodiazepin) cenderung ne-
panik sering memiliki pikiran akan hilangnya kendali dan takut mudahkan adaptasi hewar.r pada situasi ini, sedangkan obat lain
mati yang mengikuti sensasi fisiologis yang tidak dapat dijelaskan (contohnya amletamin) merusak lebihiauh respolrs perilaku hewan.
(seperti palpitasi, takikardi, dan kepala terasa ringan) tetapi men-
dahului dan kemudian menyertai serangan panik. NontptNrrntN. Teori umum rncngenai peran norepinefrin
dalam gangguan ansietas adalah bahr.va pasien yang mengalami
Teori Eksistensial. Teori eksistensial ansietas memberikan ansietas dapat memiliki sistern adrenergik yang diatur dengan
model untuk gangguan ansietas menyeluruh, tanpa adanya sti- buruk dengan ledakan aktivitas yang kadang-kadang terjadi.
mulus spesifik yang dapat diidentifikasi ut.ttuk perasaan cemas Badan sel sistem noradrenergik terutama terletak pada locus
kronisnya. Konsep pusat teori eksistensial adalah bahwa orang ceruleus di pons pars rostralis dan badan sel ini menjulurkan
menyadari rasa kosong yang mendalam di dalam hidup mereka, aksonnya ke korteks serebri, sistem limbik, batang otak, serta
perasaan yang mungkin bahkan lebih membuat tidak nyarnan medula spinalis. Eksperimen pada primata menunjukkan bal.rwa
daripada penerimaan terhadap kematian yang tidak dapat dielak- stimulasi locus ceruleus menghasilkan respol'ls rasa takut pada
kan. Ansietas adalah respons mereka terhadap kehampaan yang hewan dan ablasi pada area yang sama menghambat atau benar-
luas mengenai keberadaan dan arti. Hal eksistensial seperti itu benar menghalangi kemampuan hervan membentuk respons rasa
meningkat sejak perken.rbangan senjata penghancur takut.
illi.lt" Studi pada manusia menemukan bahwa pada pasien dengan
gangguan panik, agonis adrenergik-B (contohnya isoproterenol
Isuprel]) dan antagonis adrenergik-cr, (contohnya yohimbin
Kontribusi ltmu Biotogis
[Yocon]) dapat mencetuskan serangan panik berat dan sering. Se-
Teori biologis ansietas telah berkembang dari studi praklinis baliknya, klonidin (Catapres), suatu agonis adrenergik-o, menu-
dengan model ansietas hewan, studi pada pasien dengan faktor runkan ge.jala ansietas pada seiumlah situasi eksperimental dan
biologis yang dipastikan, tumbuhnya pengetahuan mengenai ilmu terapeutik. Temuan yang kr,rrang konsisten adalah bahwa pasien
232 13. Cangguan Ansietas
dengan gangguan ansietas, terutama gangguan panik, memiliki an lasilitasi prasinaps yang dapat diukur sehingga rnenghasilkan
peningkatan kadar metabolit noradrenergik 3-metoksi-4-hidroksi- peningkatan pelepasan jumlah neurotransmiter. Walaupun siput
fenilglikol dalam urine atau cairan serebrospinalis. laut adalah hewan sederhana, pekerjaan ini menunjukkan pen-
dekatan eksperimental pada proses neurokimia kompleks yang
Srnorontru. identifikasi banyak jenis reseptor serotonin berpotensi terlibat dalam gangguan ansietas pada manusia.
memicu pencarian peran serotonin dalam patogenesis gangguan
ansietas. Minat mengerrai hubungan ini arvalnya didorong oleh Studi Pencitraan Otak. Suatu kisaran studi pencitraan
pengamatan bahwa antidepresan serotonergik memiliki efek otak, yang hampir selalu dilakukan pada gangguan ansietas
terapeutik pada sejumlah gangguall ansietas-contohnya clomi- spesifik, menghasilkan beberapa kemungkinan petunjuk dalam me-
pramine (Anatranil) pada gangguan obsesif-kompulsif. Efektivitas mahami gangguan ansietas. Studi struktural-contohnya c ontputed
buspiron (BuSpar), agonis reseptor serotonin 5-HT,o, dalam tontography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI)-
terapi gangguan ansietas.juga mengesankan kemLrngkinan hubung- kadang-kadang menunjukkan peningkatan ukuran ventrikel otak.
an antara serotonin dan ansietas. Badan sel sebagian besar neuron Pada satu studi, peningkatan ini dihubungkan dengan lama waktu
serotonergik terletak di raphe nuclei di batang otak pars rostralis pasien mengonsumsi diazeparn. Pada satu studi MRI, defek
dan menyalulkan impuls ke korteks serebri, sistem limbik (khusus- spesifik lobus temporalis kanan diten-rukan pada pasien dengan
nya amigdala dan hipokampus), serla hipotalamus. Walaupun ganguan panik. Se.jumlah studi pencitraan otak lainnya melaporkan
pernberian agen serotonergik pada hewan menimbulkan perilaku temuan abnormal di hemisfer kanan tetapi tidak dihemisfer kiri;
yang mengesankan ansietas, data mengenai efek serupa pada temuan ini mengesankan bahrva beberapa tipe asimetri serebral
manusia kurang kuat. Sejumlah laporan menunjukkan bahrva n- dapat merupakan hal penting dalam timbulnya gangguan ansietas
klorof'enilpiperazin (mCPP), yaitu obat dengan berbagai ef'ek pada pasien tertentu. Studi pencitraan otak fungsional-cor.rtohnya
serotonergik dan nonserotonergik, serla fenfluramin (Pondimin), positron enrission tontography (PET), single photon entission
yang menyebabkan pelepasan serotonin, rnenimbulkan pening- computed tontography (SPECT), dan elektroensefalografi (EDG)
katan ansietas pada pasien dengan gangguan ansietas; dan banyak pasien dengan gangguan ansietas melaporkan berbagai
laporan tidak resmi yang menunjukkan bahwa halusinogen seroto-
-pada
abnormalitas korteks frontalis, area oksipitalis dan temporalis,
nergik dan stimulan---contohnya lisergic acid diethylantide serla, di satu studi mengenai gangguan panik, abnormalitas girus
(LSD) dan 3,4-metilendioksirnetamfetamin (MDMA)-dikaitkan parahipokampus. Sejumlah studi pencitraan saraf fungsional rneng-
dengan timbulnya gangguan ansietas akut dan kronis pada orang hubungkan nukleus kaudatus dalam patofisiologi gangguan obsesif
yang rnenggunakan obat ini. kompulsif. Interpretasi konservatif data ini adalah bahr.va se.jumlah
pasien dengan gangguan ansictas memiliki keadaan patologi
CABA. Peran GABA dalam gangguan ansietas paling kuat serebral fungsior-ral yang terlihat dan keadaan ini dapat merupakan
didukung oleh efektivitas benzodiazepin yang tidak meragukan, perrl ebab relcr an gcjala gangguan ansielas.
yang meningkatkan aktivitas GABA di reseptor GABAo, di dalam
terapi beberapajenis gangguan ansietas. Walaupun benzodiazepin Studi Cenetik. Studi genetik telah menghasilkan data yang
potensi rendah paling efektifuntuk ge.iala gangguan cemas menye- solid bahwa sedikitnya bebelapa komponen genetik turut berperan
luruh, benzodiazepin potensi tinggi, seperti alprazolam (Xanax), dalam timbulnya gangguan ansietas. Hampir separuh dari semua
efektif dalarn terapi gangguan panik. Studi pada primata menemu- pasien dengan gangguan panik setidaknya memiliki satu kerabat
kan bahwa gejala sistem saraf otonom pada gangguan ansietas yangiuga mengalami gangguan tersebut. Gambaran unluk gang-
dicetuskan ketika agonis kebalikan benzodiazepin, B-karbolin-3- guan ansietas lainnya, walaupun tidak setinggi itu,juga menunjuk-
asam karboksilat (BCCE), diberikan. BCCE,.;uga menimbulkan kan adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada kerabat
ansietas pada relawan kontrol normal. Antagonis benzodiazepin, deraiat pertama pasien yang rnengalaminya daripada kerabat
flumazenil, menyebabkan serangan panik berat yang sering pada orang yang tidak mengalami gangguan ansietas. Walaupun studi
pasien dengan gangguan panik. Data ini mengarahkan peneliti adopsi pada gangguan ansietas belr"rm pernah dilaporkan, data
berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan ansietas dari pencatatan kembarjuga menyokong hipotesis bahwa gang-
memiliki fungsi abnormal reseptor GABAA, walaupun hubungan guan ansietas setidaknya sebagian ditentukan secara genetik.
ini belum terlihat langsung. Jelaslah bahwa terdapat hubungan antara genetik dan gangguan
ansietas tetapi tidak ada gangguan ansietas yang tampaknya di-
AprvslR. Suatu model ne urotransmitcr untuk gangguan sebabkan abnormalitas Mendelian sederhana. Laporan terkini
ansietas didasarkan pada studi Aplysia california, oleh pemenang telah menghubungkan sekitar 4 persen variabilitas intrinsik ansie-
hadialr nobel Eric Kandel, MD. Aplysia adalah siput laut yhng tas dalam populasi umum dengan varian polin-rorfik gen transporter
bereaksi terhadap bahaya dengan pergi menghindar, rnasuk ke serotonin, yang merupakan tempat bekerjanya banyak obat seroto-
dalam cangkang, dan mengurangi perilaku makan. Perilaku ini nergik. Orang dengan varian tersebut menghasilkan lebih sedikit
dapat dipelajari secara klasik, sehingga siput berespons terhadap transporter dan memiliki tingkat ansietas yang lebih tinggi.
stimulus netral seperti berespons terhadap stimulus berbahaya.
S'iput juga dapat disensitisasi dengan syok acak sehingga siput Pertimbangan Neuroanatomis. Locus ceruleus tian
menunjukkan respons menghindar saat tidak ada bahaya yang raphe nuclei terutama menyalurkan impuls ke sistem limbik dan
sesungguhnya. Sebelumnya telah ditarik adanya keseja.jaran korteks serebri. Dalam kombinasi dengan data dari studi pen-
antara pembelajaran klasik dan ansietas fobik pada r.nanusia. citraan otak, area ini menjadi fbkus banyak perrbuatan hipotcsis
Aplysia yang terkondisikan secara klasik menunjukkan perubah- mengenai substrat neuroanatomis gangguan ansietas.
13.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 233
StsrrttaLtiuelr. Selain menerima persarafan noradrenergik kan terjadi pada anak dan remaja, serta diagnosis gangguan ini
dan serotonergik, sistem limbik juga mengandung konsentrasi mungkin kurang terdiagnosis pada kelompok usia tersebut.
tinggi reseptor GABAA. Studi ablasi dar.r stimulasi pada primata Prevalensi seumur hidup agorafbbia dilaporkan berkisar
selain manusia.iuga rnelibatkan sistem limbik dalam timbulnya antara 0,6 persen sampai setinggi 6 persen. Faktor utan-ra yang
ansietas dan respons rasa takut. Dua area sistem limbik men- menyebabkan kisaran perkiraan yang luas ini adalah penggunaan
dapatkan perhatian khusus di dalam literatur: meningkatnya berbagai kriteria diagnostik dan rnetode penilaian. Di banyak
aktivitas di jaras septohipokarnpus yang dapat menyebabkan kasus, awitan agorafobia mengikuti peristiwa traumatik.
ansietas dan girus cinguli yang telah dilibatkan terutama dalam
patofisiologi gangguan obsesif kompulsif.
KOMORBIDITAS
KoRTtKs Srnrsnt. Korteks serebri frontalis terhubung dengan Sembilanpuluh satu persen pasien cler.rgan garlgguan panik dan 84
regio hipokampus, girus cinguli. dan hipotalamus, sehingga dapat persen pasien dengan agoralobia memiliki se dikitnya satu ganggu-
terlibat dalam menimbulkan gangguan ansietas. Korteks tempo- an psikiatri lain. Menurut edisi revisi keempat the Diagnostic and
ralis.juga telah dilibatkan sebagai lokasi patofisiologis gangguan Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV-1-R), l0 hingga
ansietas. Hubungan ini sebagian didasarkan pada kemiripan I 5 persen orang dengan gangguan panik juga memiliki gangguan
gambaran klinis dan elektrofisiologi antara sejumlah pasien depresif berat. Sekitar sepertiga orang dengan kedua gangguan
dengan epilepsi lobus temporalis dan pasien dengan gangguan penyerta memiliki gangguan depresif berat sebelurn arvitan gang-
obsesif kompulsif. guan panik; sekitar dua perliga pertama kali mengalami gangguan
panik selama atau setelah awitan depresi berat.
DSM-IV-TR Gangguan ansietas.juga lazim diternukan pada orang dengan
gangguan panik dan agorafobia. Limabelas hingga 30 persen
Edisi revisi keempat Diagnostic and Statistical lulanual of Mental orang dengan gangguan panik .juga memiliki lobia sosial, 15
Disorder (DSM-IV-TR) mencantumkan gangguan ansietas sampai 30 persen memiliki gangguan ansietas menyeluruh, dan
berikut ini: gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, agora- hingga 30 persen n'remiliki gangguan obsesif kompulsif. Keadaan
fobia tanpa riwayat gangguan panik, fobia spesifik dan sosial, komorbiditas yang lazim lainnya adalah hipokondriasis, gangguan
gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pascatrauma, gang- kepribadian, dan gangguan terkait zat.
guan stres akut, gangguan ansietas menyeluruh, gangguan
ansietas akibat keadaan medis umum, gangguan ansietas yang
diinduksi zat, dan gangguan ansietas yang tidak tergolongkan. ETIOLOCI
Semuanya didiskusikan dalam bagian berikLrt.
Faktor Biologis
Riset mcngenai dasar biologis gangguan panik menghasilkan
suatu kisaran temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gang-
guan panik terkait dengan suatu kisaran abnormalitas biologis
dalam struktur dan fungsi otak. Sebagian besar penelitian dilaku-
kan di area dengan penggunaan stimulan biologis untuk mencetus-
Gangguan panik ditandai dengan adarrya scrilngan panik yang kan serangan panik pada pasien dengan gangguan panik. Studi ini
tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode rasa takut dan studi lainnnya menghasilkan hipotesis yang melibatkan dis-
intens yang hati-hati dan bervariasi dari sejumlah serangan se- regulasi sistem sarafperifer dan pusat dalam patofisiologi ganggu-
paniang hari sanrpai hanya sedikit serangan selama satu tahun. an panik. Sistem sarafotonom pada se.iumlah pasien dengan gang-
Gangguan panik sering disertai agorafbbia, yaitu rasa takut guan panik dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik,
sendirian di tempat umum (seperti supermarket), terutama tempat beradaptasi lambat terhadap stimulus bet'ulang. dan berespons
yang sulit untuk keluar dengan cepat saat terjadi serangan panik. berlebihan terhadap stimulus sedang. Studi status neuroendokrin
pada pasien ini menunjukkan beberapa abnormalitas, walaupun
studi-studi ini menghasilkan temuan yang tidak konsisten.
EPIDEMIOLOGI
Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah nore-
Studi epidemiologis melaporkan angka prevalensi seun.rur hidup pinefrin, serotonin" dan asam y-aminobutirat (GABA). Disfungsi
1,5 sampai 5 persen untuk gangguan panik clan 3 hingga 5,6 persen serotonergik cukup terlihat pada gangguan panik dan berbagai
untuk serangan panik. Perempuan lebih mudah terkena dua hingga studi dengan obat campuran agonis-antagonis serotonin menuniuk-
tiga kali daripada laki-laki walaupun pengabaian diagnosis gang- kan peningkatan angka ansietas. Respons tersebut dapat disebab-
guan panik pada laki-laki dapat berperan dalarn distribusi yang kan oleh hipersensitivitas serotonin pascasinaps pada gangguan
tidak sebenarnya- Ada sedikit perbedaan antara Hispanik, orang panik. Terdapat bukti praklinis bahwa melemahnya transmisi
kulit putih, dan orang kulit hitam. Satu-satunya f'aktor sosial yang inhibisi lokal GABAnergik di amigdala basolateral, otak tengah,
diidentifikasi turut t)€rperan dalam tirnbulnya gangguan panik dan hipotalamus dapat mencetuskan rcspons lisiologis mirip
adalah riwayat perceraian atau perpisahan baru teriadi. Cangguan ansietas. Keseluruhan data biologis mengarahkan pada suatu
panik paling lazim timbul pada dewasa muda (usia rerata timbul- fbkus di batang otak (terutarna neuron noradrenergik pacla locus
nya gangguan sekitar 25 tahun) tetapi gangguan panik dan agora- ceruleus dan neuron serotonergik pada raphe nucleus media),
fobia dapat tirnbul pada usia berapapun. Gangguan panik dilapor- sistem limbik (mungkin berlanggung jawab dalam pembentukan
234 13. Cangguan Ansietas
ansietas antisipatorik), dan korteks prafrontal (mungkin ber- Prolaps Katup Mitral. Walaupunminatyangbesarsebelum-
tanggung .iawab dalam pembentukan penghindaran fobik). Di nya ditunjukkan terhadap hubungan antara prolaps katup mitral
antara berbagai neurotransmiter yang terli bat, sistem noradrenergik dengan gangguan panik, penelitian hampir benar-benar meng-
juga menarik banyak perhatian, terutama reseptor or-prasinaps hapuskan semua kebennaknaan atau relevansi klinis terhadap
yang memegang peran yang signifikan. Reseptor ini diidentifikasi hubungan ini. Prolaps katup mitral adalah sindrom heterogen
melalui percobaan farmakologis dengan agonis reseptor-cr, yangterdiri atas prolaps salah satu daun katup mitral, menimbulkan
klonidin (Catapres) dan antagonis reseptor-o, yohimbin, yang me- c/iclc midsistolik pada auskultasi jantung. Studi penelitian me-
rangsang letupan pada locus ceruleus dan menimbulkan tingkat nemukan bahwa prevalensi gangguan panik pada pasien dengan
aktivitas mirip panik yang tinggi pada pasien dengan gangguan prolaps katup mitral sama dengan prevalensi gangguan panik
panik. pada pasien tanpa prolaps katup mitral.
utama atrofkorteks, di lobus temporalis kanan pasien-pasien ini. ini tidak menerangkan timbulnya serangan panik pertama yang
Studi pencitraan otak fungsional, contohnya positron emission tidak dicetuskan dan tidak disangka yang dialami pasien.
tomography (PET), melibatkan adanya disregulasi aliran darah
otak. Khususnya, gangguan ansietas dan serangan panik disettai Teori Psikoanalitik. Teori psikoanalitikmengonseptualisasi
vasokonstriksi serebral, yang dapat menimbulkan gejala sistem serangan panik sebagai serangan yang timbul dari pertahanan
saraf pusat seperti pusing dan gejala sistem saraf perifer yang yang tidak berhasil terhadap impuls yang mencetuskan ansietas.
dapat dicetuskan oleh hiperventilasi dan hipokapnia. Sebagian Hal yang sebelumnya merupakan sinyal ansietas ringan meniadi
besar studi pencitraan otak fungsional menggunakan zat peng- perasaan antisipasi cemas yang berlebihan, lengkap dengan gejala
induksi panik spesifik (contohnya laktat, kafein, atau yohimbin) somatik. Untuk menjelaskan agorafobia, teori psikoanalitik me-
dikombinasi dengan PET atau single photon emission computed nekankan hilangnya orang tua di masa kanak dan riwayat ansietas
tomography (SPECT) untuk mengkaji efekzat penginduksi panik perpisahan, Berada sendirian di tempat umum membangkitkan
dan serangan panik yang diinduksi pada aliran darah otak. kembali ansietas saat diabaikan di masa kanak. Mekanisme
.1
3.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 235
Tabel 'l 3.2-'l induksi psikologis serangan panik yang.ielas. Walaupun serangan
Tema Psikodinamik Gangguan Panik panik sccara neurofisiologis berhubungan dengan locus ceruleus.
ar.vitan panik umumnya terkait dengan faktor lingkungan atau
1. Kesulitan mentoleransi kemaraltatl psikologis. Pasien dengan gangguan panik memiliki insisden
2. Perpisahan fisik atau ernosi dari orang yang berrnakna baik di yang lcbih tinggi mengalarni peristirva hidup yang penuh tekanan,
masa kanak-karrak maupun di rnasa delvasa khususnya kehilangan, dibandingkan sub.lek kontrol di bulan-
3. Dapat dipicu oteh situasi rneningkatnya tanggung jawab bulan sebelum awitan gangguan panik. Lebih jauh, pasien secara
pekerjaan
khas mengalami pendcritaan lebih hebat akan peristiwa hidup
4. Persepsi rnengenai orang tua sebagai pengontrol,
daripada sub.j ek kontrol.
rrenakutkan, kritis, dan nrenuntut
5. Cambaran internal mengenai lrubungan yang nlelibatkan
Hipotesis bahwa peristirva psikologis yang penuh tekanan
perryiksaan seksual dJn fisik menimbulkan perubahan neurofisiologis pada gangguan panik
6. Rasa terperangkap kronis didukung oleh penelitian pada kembar perempuan. Penelitian
7. Lingkaran setan kenraraharr pada perilaku penolakan orang tersebut menemukan bahrva gangguan panik sangat berhubungan
tua diikuti ansietas bahwa khayalan akan merusak ikatan dengan perpisahan orang tua dan kematian orang tua sebelum
dengan orang tua ar.rak berusia l7 tahun. Perpisahan dari ibu di masa kehidupan
B. Kegigalan fungsi ansietas sinyal pada cgo yang tcrkait dengan
awal dengan jelas lebih menimbulkan garlgguan panik daripada
fragrnentasi diri dan kebingungan batas diri orang/benda Iain
perpisahan ayah melalui kohort 1 .0 1 8 pasang kembar perempuan.
9. Mekanisnre defcns yang khas, reactlon forntation, undoing
Faktor etiologis lain pada pasien perempuan tarnpakn.va adalal.r
somatisesi, dan eksternal isasi
penyiksaan fisik dan seksual di masa kanak-kanak. Sekitar 60
persen perempuan dengan gangguan panik memiliki riwayat
penyiksaan seksual masa kanak-kanak dibandingkan 3l persen
defens yang digunakan mencakup represi, displacenrcnt. peng-
perempuan dengan gangguan ansietas lain. Dukungan lebih laniut
hin<Jaran, dan simbolisasi. Perpisahan traurnatik pada masa kanak
untuk mekanisme psikologis gangguan panik dapat diduga dari
dapat men-rengaruhi sistem saraf anak yang scdang berkembang
suatu studi gangguan panik pada pasien yang terapinya berhasil
sederrikian rupa schingga mereka menjadi rentan terhadap
dengan terapi kognitif. Sebelum lerapi. pasien berespons terhadap
ansietas di masa dervasa. Mungkin terdapat kerentanan predis-
induksi selangan panik dengan laktat. Setelah lcrapi kognitifyang
posisi neurofisiologis yang dapat bcrinteraksi denganjenis stresor
berhasil, infus laktat tidak lagi n'renimbulkan selangan panik
lingkungan te(entu untuk menghasilkan hasil akhir serangan
Risct menunjukkan bahrva penl'ebab serangan panik cenderung
panik.
rrelibatkan afii peristi\\,a 1'ang n-reninrbttlkan stres secara tidak
Banyak pasien menggaubarkan scrangan panik seperti limbul
disadari sefia bah*,a patogenesis serangan panik dapat berkaitan
tiba{iba, dengan tidak adanya faktor psikologis yang tcrlibat.
denan laktor neurofisiologis yang dicetuskan reaksi psikologis.
tetapi eksplorasi psikodinamik sering mengungkapkan peng-
Klinisi psikodinamik harus sclalu melakukan penyelidikian me-
nyeluruh mengenai kemungkinan penginduksi setiap menilai
.l pasien dengar.r gangguan panik. Psikodinamik gangguan panik
Tabel 3.2-2
dirangkumkan di dalam Tabel 13.2-1.
Kriteria DSM-lV-TR untuk Serangan Panik
(10) pasien terpajan pemicu khusus; atau ter.iadi segera setelah pajanan
raqa takut kehilangan kendali'atau menjadi gila
(1 i)"rasa iakut mati ,' : atau setelah beberapa saat.
(1 2) parestesi (kebas atau rasa kesemutan)
(1 3)'mengigil atau ronarm'erah di wajah
Gangguan Panik
Dari'American Psichi;tric"Association. Diagnastic and Statistical
, Manual o7:,1116i56!, pis:order, . 4rh ed. iext' rev.' Washington, DC: DSM-IV-TR memasukkan dua kriteria diagnostik gangguan
, .. Amerlcan,Piychiatric Association; copyright 2000, dengan izin:' panik, satu diagnosis tanpa agorafobia (Tabel 13'2-3) dan diag-
236 13. Cangguan Ansietas
' r(2) sedikitnya satu serangar telah diikuti selarna 1 bulan (2) sedikitnya situ serangan telah diikuli selan'ra 1 bulan
latau lebih) oleh salah satu (atau lebih) hal berikut: iatau lebih) oleh salah satu (atau lebih) hal berikut:
. '. (r).,kilkhawatiran menetap akan mengalami serangan (a) kekhawatiran menelap akarr mengalami serangan
tambahan tanrbahan
(b) khawatir akan akibat atau konsekuensi serangan '' . {b) khawatir akan akibatatau konsekuens'i serangan
'. ,i .,.i :, (cth., hilang kendali, serangan jantung, "menjadi ' . (cth., hilang kendali; serangan jantung. "menjadi
.
gila,,) gi l a")
(c) [erubahan perilaku bermakna terkait serangan . (c) perubahan perilaku yang bermakna terkait,serangan
B. Tidak ada agorafobia B. Adanya agorafobia
C. Serangan panik tidak disebabkan efek fisiologis langstrng zat C. Serangan akul lidak disebabkan efek fisiologis langsung zat
(cth., penyalahgunaan obat, pengobalan) atau keadaan rrredis (cth., penyalahgunaan obat, pen6obatan) atau keadaan medis
umum (cth,, hipertiroidisme). umum (ctlr., hipertiroidisme).
D. Serang;in panik tidak dapat dimasukkan ke dalam ganSBUan D. Serangan panik tidak disebabkan gangguan jiwa lain, seperti
jiwa lain, seperti fobia sosiiil (cth., pajanan terhadap situasi fobia sosial (cth., pajanan terlradap situasi sosial yang
sosial yang ditakuti), fobia spesifik (cth., pajanan terlradap ditakuti), fobia spesifik (cth., pajanan terhadap sihrasi fobik
situasi fobik t6rtentu), gangguan obsesif kompulsif (cth,, tertentu), gangguan obsesif kompulsif (cth., pajanan terhadap
pajanan terhadap kotoran pada seseorang dengan obsesi koloran pada seseorrng dcngan ohsesi lentang kontaminrsi),
tentang kontaminasi), gangguan stres pascatrauma (cth.. BJngSuan slrcs pascalrauma tclh., resporrs tcrhad.,rp
rar'lgsanSan lerkait slresor berat), atau gangBUan ansietJs
,... lespons teihadap rangiangin..terkait stresor berat), atau
perpisahan (cth., resporis terhadap jauh dari nimah atau
Sangguan ansietas perpisahah (cth., respons terhadap jauh
.: dari rumah aieiu keiabat dekat). kerabat dckat).
Dirri American Psychiatric Associatiorr. Diagnostic.and Statistical Dari American Psychiatric Association. Diagnosiic dnd .Statistical
Manual of Mental Disorder. 4tb ed. Text rev. Washington, DC: lv4anual of Mental Disorder. 4'\ ed. Text rev. Washington, DC:
American Psychiatric Association; copyright 2000. dengan izin. American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.
nosis yang lain dengan agoral'obia (-I'iibcl 13.2 4),letapi keduanya atau tllmpang tinclih tetapi tidnk nrensyaratkan adanya rasa takuL
memerlukan aclanya serangan panik seperli yang digambarkan akan ketidakmampLlan dan geiala 1'ang memalukan.
pacla Tabel 13.2-2. Beberapa survci komunitas menuniukkan Kritcria DSM-lV-TR.yuga mcmasukkan penghindalau situasi
bahrva serangan panik lazirn ter.jadi dan masalah utama dalant vang didasarkan pada kekharvatiran terkait ganggLran meclis
nreuyusun kriteria diagnostik gangguan panik adalah penentuan (contohnya, rasa lakut menderita infark nriokardium pada pasien
ambang.jurnlah atau fiekuensi serallgan panik 1,ang diperlukan dengan penyakit j antung yang parah).
untuk rnemenuhi diagnosis tersebut. Menetapkan ambalg yang
terlalu rendah akan berakibat diagnosis gangguan panik pada
pasien yang tidak memiliki hendaya dari suatu serangan panik CAMBARAN KTINIS
1'ang ter"jadi kadang-kadang; sedangkan menetapkan ambang
yang terlalu tinggi akan berakibat situasi pasien y'an-q mengalami
Cangguan Panik
hendaya akibat serangan paniknya tidak memcnuhi kriteria Scrangan panik yang pertama sering benar-benar spontan, rvalau-
cliagnostik tersebut. DSM-IV-TR ticlak merinci iurnlah minitnum pun serangan panik kadang-kadang mengikuti kegairahan. kerja
serangan panik atau batasan rvaktu tetapi mensyaratkan bahrva fisik, aktivitas seksual, atau trauma emosi seclang. DSM-IV-TR
sedikitnya satu serangan diikuti setidaknl'a periode kekharvatiran menekankan bahrva sctidaknya serangan pertama harus tidak
akan mengalami serangan panik lainnl'a selama sebulan (iuga diduga (tanpa isyarat) untuk memenuhi kriteriirdiagnostik ganggu-
dikenal sebagai ansietas antisipotorik) atau mengcnai akibat an panik. Klinisi harus berupaya mendapatkan setiap kebiasaan
serangan atau perubahan perilaku 1'ang bermakna. DSM-IV-TR atau situasi yang biasanya mendahului serangan panik pasien.
juga mensyaratkan bahrva serangan panik umumnya tidak tcrduga Aktivitas tersebut dapat mencakup penggunaan kafbin, alkohol,
tetapi dapat pula berupa serallgan dengan predisposisi situasional nikotin. alau zat lain; pola tidur atau makan yang tidak biasa; dan
atau terduga. situasi lingkungan tertentu, seperli pencahayaan yang berlebihan
di tempat kerja.
Serangan sering dirnulai dengan periode meningkatnya ge.iala
Agorafobia tanpa Riwayat Gangguan Panik dengan cepat selama l0 menit. Cejala mental utama adalah rasa
Tabel 13.2-5 mencantumkan kriteria agoralobia. I(riteria diag- takut yang ekstrim dan rasa ken-ratian serta ajal yang mengancam.
nostik DSM-IV-TR agoralobia lanpa riwayat gangguan panik Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber rasa tirkutnya;
(1abel 13.2-6) didasarkan pada rasa takut akarr ketidakrnan.rpuan mereka menjadi bingung dan memiliki masalah berkonsenlrasi.
rnendadak atau gejala yang memalukan. Sebaliknya, kriteria Tanda fisik sering mencakup takikardi, palpitasi, dispnea . dan
ICD-10 mensyaratkan adanya fbbia yang saling berhubungan berkeringat. Pasien sering mencoba pergi r.valau dalam sedang
13.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 237
Keadaan lain
Anafilaksis lnfel<si sistemil< Fostn Sostal t)AN SpIstFtK. DSM-IV-TR rnenrbahas tentang
Defisiensi 8,, Eriterratosus lupr-rs sistemik tuntutan diagnostik yang kadang-kadang sulit ttntuk membedakan
Cangguan elektrolit Arteritis tenrporal gangguan panik dengan agoratbbia, pada satu sisi, dan fbbia
Keracunan logam berat Uremia spesifik dengan sosial, pada sisi lain, Sejumlah pasien yang rneng-
alami satu serangan panik di dalarn lingkungan tertentLl (misalnya
di dalam lift) dapat menjalani penghindaran yang berlangsung
standar mencakup hitung darah lengkap; studi elektrolit, glukosa lama terhadap lingkungan spesifik itu, tanpa memandang apakah
puasa, konsentrasi kalsium, fungsi hati, urea, kreatinin, dan tiroid; mereka pernah mengalami serangan panik lain. Pasien ini rneme-
urinalisis; u.ii tapis obat; dan elektrokardiogram. Ketika adanya nuhi kriteria diagnostik fobia spesifik dan klinisi harus meng-
keadaan yang mengancam jiwa telah disingkirkan, kecurigaan gunakan penilaian mereka mengenai diagnosis yang paling tepat.
klinisnya adalah gangguan panik. Pada contoh lain, seseorang yang mengalami satu serangan panik
Kemungkinan bahwa tambahan prosedur diagnostik medis atau lebih kemudian dapat menjadi takut berbicara di depan umutn.
akan mengungkapkan keadaan medis harus dipertimbangkan ter- Walaupun gambararr klinisnya hampir identik dengan gambaran
hadap adanya potensi efek simpang prosedur tersebut di dalam klinis fobia sosial, diagnosis fobia sosial disingkirkan karena peng-
membantu pasien menerima diagnosis gangguan panik. Meskipun hindaran situasi umum didasarkan rasa takut akan mengalami
demikian, adanya gejala atipikal (seperti vertigo. hilangnya serangan panik daripada rasa takut untr,rk berbicara di depan
kendali kandung kemih, dan tidak sadar) atau awitan serangan umum. Karena data empiris untuk perrbeclaan ini terbatas, DSM-
panik pertama yang lambat (di atas 45 tahun) harus membuat lV-TR menyarankan klinisi t'nenggunakan penilaian klinis mereka
klinisi mernpertimbangkan adanya keadaan medis nonpsikiatri untuk mendiagnosis kasus sulit.
yang mendasari.
Pemeriksaan standar membantu klinisi dalam mengevaluasi Agorafobia Tanpa Riwayat Cangguan Panik
pasien akan adanya penyebab serangan panik dari tiroid, para-
tiroid, adrenal, penyebab terkait zat. Gejala nyeri dada, terutama Diagnosis banding agoralobia tanpa rirvayat ganggLran panik
pada pasien yang memiliki faktor risiko.iantung (misalnya obesitas mencakup semua gallgguan medis yang dapat menyebabkan
dan hipertensi), dapat memerlukan pemeriksaan jantung lebih ansietas atau.depresi. Diagnosis banding psikiatri mencakup
laniut, termasuk elektrokardiogram 24iam, u.ji stres, rontgen dada, gangguan depresif berat, skizofier.ria. gangguan kepribadian
dan pengukuran enzim.iantung. Adanya gejala neurologis atipikal paranoid, gangguan kepribadian menghindar, clan garrgguan ke-
rnungkin memerlukan elektroensefalogram atau MRI untuk me- pribadian dependent.
13.2. Cangguan Panik dan Agorafobia 239
secara perlahan dapat diturunkan (selanra 4 hingga l0 minggu) melaporkan bahrva dari 30 hingga 90 pcrscn pasicn gangguan
sementara obat serotonergik diteruskan. Keberatan utama di panik yang mengalami keberhasilan lerapi rrcngalami kekarnbuh-
antara para klinisi mengenai penggunaan benzodiazepin untuk an ketika obatnya dihentikan. Pasien cenclerung kambLrh .iika
gangguan panik adalah potensi ketergantungannya, gangguan mereka telah diberikan benzodiazcpin dan terapi benzodiazepin
kognitit, dan pcnyalahgunaan, terutama setelah penggunaan diakhiri sedemikian rupa sehingga mcnimbu.lkan ge.iala putus zat.
jangka panlang. Pasien harus diperingatkan untuk tidak menyetir
atau mengoperasikan peralatan yang berbahaya selama mengon- Terapi Perilaku dan Kognitif
sumsi benzodiazepin- Benzodiazepin menimbulkan rasa seiahtera
sedangkan penghentiannya dapat menimbulkan sindrom putus Terapi kognitif dan perilaku adalah terapi yang e1'ektif untuk
zat yang tidak menyenangkan dan telah banyak dilaporkan. gangguan panik. Dari berbagai respons disimpulkan bahwa tcrapi
I-aporan yang tidak rcsmi serta serangkaian kasus kecil menLln- kognitifdan perilaku mengungguli terapi farmakologi saja; lapor-
jukkan bahwa kecanduan alprazolam adalah salah satu hal yang an lain menyimpulkan scbaliknya. Sejumlah studi dan laporan
paling sulit ditangani dan dapat memerlukan program kompre- menemukan bal.rrva kon.rbinasi terapi kognitif dan perilaku dengan
hensif untuk detoksillkasi. Dosis bcnzodiazepin harus diturunkan farmakoterapi lebih elektif daripada terapi itu secara tersendiri.
secara perlahan dan semua ef'ek simpang yang dapat diantisipasi Sejumlah studi yang mencakup pemantauan laniutan .jangka
harus dijelaskan secara menyeluruh kepada pasien. panjang pada pasicn yang memperoleh lcrapi kognitif atau peri-
laku mcnunjukkan bahrva terapi tersebut clektif menimbulkan
rcmisi gc.iala yang bcrtahan lama.
Obat Trisiklik dan Tetrasiklik. Data yang paling kuat
menunjukkan bahrva di antara obat-obat trisiklik, clomipramine
dan imiprarnin (Tofranil) adalah obat yang paling ef'ektif untuk
Terapi Kognitif. Dua lbkus utama terapi kognitif gangguan
panik adalah instnrksi mengenai keyakinan salah pasien dan inlor-
terapi gangguan panik. Pengalaman klinis menLrniukkan bahrva
masi nrengenai serangan panik. Instruksi mengenai keyakinan
dosis harus dinaikkan perlahan untuk menghinclari stimulzrsi ber-
yang salah berpusat pada kecenderungan pasien untuk salah meng-
lebihan dan bahrva seluruh manl'aat klinis mernbutuhkan dosis
artikan sensasi tubuh lingan seba-e,ai landa khas akan ter.iadinya
utuh dan mungkin belum dicapai selama 8 hingga l2 rringgu.
serangan panik, ajal. atau kematian. lnlormasi mengenai serrng-
Se.iumlah data menyokong efisiensi desipramin (Norpramin) dan
an panik mencakup peniclasan bahrva, ketika serangan panik ter-
bukti -v-ang lebih sedikit mengesankan adanya peran maprotilin
jadi, serangan ini tcrbatas r.vaktu dan ticlak mengancam nya\\'a.
(Ludiornil), trazodon (Desyrel), nortriptilin (Pamelor). amitriptilin
(Elavil), dan doksepin (Adapin). ObaGobat trisiklik lebih scdikit
di.qunakan daripada SSRI karena obat tlisiklik umurnnya merniliki
Jos6 adalah teknisi laboratorium berusia 27 tahun yang
efek simpang lebih berat pada dosis lebih tinggi yang dipelukan
mulai mengalami serangan panikfirtt-btown 8 bulan sebelum
untuk terapi yang el'ektifbagi gangguan panik.
mencari pertolongan di klinik riset kami. Karena ia tidak
mampu mengidentifikasi situasi spesifik yang mencetuskan
Monoamine Oxidase Inhibitors. Data terkuat menyo- serangan, ia terutama nrengkhawatirkan kemungkinan serang-
kong ef'ektivitas fcnelzin (Nardil) dan se.iLrmlah data juga menyo- an datang kembali saat ia sedang mengerjakan prosedur labo-
kong penggunaar.r tranilsipromin (Parnate). Kemungkinan MAOI ratorium dengan pasien. Serangannya secara kias mcliputi
untuk menyebabkan stinrulasi berlebihan tampak lebih kccil dari- ledakan tiba-tiba bangkitan otonom dan mencakup palpitasi.
pada obat SSITI atau trisiklik tctapi obat ini memcrh"rkan dosis berkeringat, pusing, rasa tidak n5 ala- dan kesemutan di lengan
penuh selama sedikitnya 8 sampai l2 minggu agar efektil'. Ke- dan tungkai. Ia takut akan gagasan bahwa serangan mungkin
butuhan restriksi diet telah membatasi penggunaan Mr\OI ter- datang kembali. Di awal progriun kognitil perilaku. ia me-
utama sejak adanya SSRI. nemukan bahwa catatari edukasi yang menggambarkan mitos
serangan panik (cth.. serangan panik akan menimbulkan
Tidak Respons terhadap Terapi. Jika pasicn gagal mem- serangan jantung, hilang kendali, atau menjadi gila) sangat
berikan respons tcrhadap salah satu golongan obat, golongan obat nrenenangkan. Ia mulai mempraktikkan pernapasan diafragma
lain harus dicoba. Data terkini rnenyokong efcktivitas nefazodon setiap sore dan setelah bebcrapa minggu. menjadi elektildi
dan venlafaksin. Kombinasi SSRI atau obat trisiklik dan bcnzo- dalam melauan cara berpikirnya yang negatil mengenai
diazepin atau SSRI dan litium atau obat trisiklik dapat dicoba. konsekuensi serangall panik. Di minggu-minggu terakhir pro-
Laporan kasus mengesankan ef'ektivitas karbamazepin (Tegretol), gram 12 minggunya,: ia mempraktikkan memajankan dirinya
valproat (Depakote), dan inhibitor saluran kalsium. Buspiron
' pada sensasi fisik.panik dengan melakukan berbagai latihan
dapat memiliki peran dalam memperkuat obat lain tetapi memiliki interoseptildi rumah, termasuk hipcrventilasi selama I atau 2
el-ektivitas yang kecil. Klinisi harus rnengkaji ulang pasien ter- mcnit setiap kali (dirancang untuk membantu jose membiasa-
utama untuk menentukan adanya keadaan komorbid seperti kan diri terhadap sensasi fisik yang terkait bernapas berlebih-
depresi, penggunaan alkohol, atau penggunaan zat. an) dan berputar dikursi trerkali-kali (dirancang untuk mem-
bantu menyesuaikan diri terhadap gejala pusing dan rasa
ticlak nyata). Pada akhir program terapi. scrangan panik Josd
Durasi Farmakoterapi. Ketikaefektif.terapi farmakologis telah'hilang dan pada pemantauan lanjutan 6 bulan; ia mem-
umlrmnya harus diteruskan selama 8 sampai 12 bulan. Data pertahankan manfaat terapi dengan datang ke sesi boosler
menun-iukkan bahwa gangguan panik adalah keadaan kronis, dengan terapisnya setiap 2 bulan.
mungkin seumur hidup, dan karnbuh -jika terapi dihentikan. Studi
13.3. Fobia Spesifik dan Fobia Sosial 241
AplikasiRelaksasi. Tujuan aplikasi relaksasi (contohnya adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu objek atau
petatihan relaksasi Herbert Benson) adalah rnemberikan pasien situasi, sedangkan fobia sosial adalah adanya rasa takut yang kuat
rasa kendali mengenai tingkat ansietas dan relaksasi. Melalui dan menetap akan situasi vang dapat nenimbulkan tasa rnalu.
penggunaan tek-nik standar relaksasi otot dan membayangkan Orang dengan fobia spesifik dapat mengantisipasi bahaya, seperti
situasi yang membuat santai. pasien mempela.iari teknik yang digigit aniing, atau dapat mcnjadi panik saat berpikir akan hilang
dapat membantu mereka melewati sebuah serangan panik. kendali; contohnyajika mereka takul berada di dalam lifi, mereka
juga dapat khawatir akan pingsan setelah pintu ditutup. Orang
Pelatihan Pernapasan. Karena hiperventilasi yang ber- dengan fobia sosial (juga disebut gangguan crnsietas sosial) me-
hubungan dengan serangan panik mungkin berkaitan dengan se- miliki rasa takut yang berlebihan akan rasa malu di berbagai
.jumlah geiala seperti pusing dan pingsan, satu pendekatar.r lang- lingkungan sosial, seperti berbicara di depan umunt, buang air
sung untuk mengendalikan serangan panik adalah rnelatih pasien kecil di WC umum (uga disebut shy bladder). dan berbicara de-
mengendalikan dorongan untuk melakukan hiperventilasi. Setelah ngan seorang kencan. Fobia sosial menyeluruh, yang sering
pelatihan seperti itu, pasien dapat menggunakan teknik untuk merupakan keadaan kronis dan membuat ketidakmarnpuan, dapat
membantu mengendalikan hiperventilasi selama serangan panik. sulit dibedakan dengan gangguan kepribadian menghindar.
Tabe! 1 3.3*2 Mungkin sebagai cara lain mcnghindari stres akibal sLitnulus
Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Fobia Sosial lbbik, banyak pasien fbbik memilikr gangguan terl(ait znt. tcr-
utama gangguan penggunaan alkohol. Lebih lagi. scl<ital scpertiga
A. Rasa iakut yang nyata dan menetap terhadap satu atau lebih pasien dengan fbbia sosial memiliki gangguan dcpresif berat.
situasi sosial atau penampilan saat seseorang terpaian dengan 'lcmuan utama pada pemeriksaan status mental adalah aclan;'a
orani ydng tidak dikenalnya atau terpajan dengan rasa takut yang tidak rasior-ral dan ego-distonik akan suatu situasi,
kehrungkinan akan diperhatikan secara seksama bleh orang aktivitas, atau ob-iek spesifik; pasien marrplt nrenggambarkan
lain. lndividu ini takut kalar-r ia akan bertindak sedenrikian
' .
takut memiliki suatu penyakit, sedangkan lobia spesifik tipe perilaku telah dilakukan, yang paling lazim adalah desensitisasi
penyakit adalah rasa takut terkena penyakit. Se.iumlah pasien de- sistematik, suatu nretode yang dipelopori Joseph Wolpe. Pada
ngan gangguan obsesif kompulsif menunjukkan perilaku yang metode ini, pasien secara serial dipa.jankan pada daftar stirnulus
tidak dapat dibedakan dengan perilaku pasien dengan fobia penginduksi ansietas yang telah ditentukan sebelumnya dan diberi
spesilik. Contohnya, pasien dengan gangguan obsesif kompulsif tingkatan hirarki dari yang paling tidak menakutkan sampai yang
dapat menghindari pisau karena mereka rnemiliki pikiran kompul- paling menakutkan. Melalui penggunaan obat penenang, hipnosis,
sif untuk membunuh anaknya sendiri, sedangkan pasien dengan dan instruksi untuk relaksasi otot, pasien diajari cara menenangkan
fobia spesifik mengenai pisau dapat menghindari pisau karena sendiri jiwa dan r4ga. Saat mereka telah menguasai teknik ini,
rasa takut akan memotong diri mereka sendiri dengan pisau. pasien diminta menimbulkan relaksasi saat menghadapi setiap
Pasien dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki rasa stimulus yang mencetuskan ansietas. Ketika mereka telah menjadi
takut menyeluruh yang membedakannya dari pasien dengan fobia terdesensitisasi dengan setiap stimulus di dalam skala itu, pasien
spesifik. berlanjut ke stimulus berikutnya hingga akhirnya, yang sebelum-
nya menimbulkan ansietas tidak lagi bisa mencetuskan pengaruh
menyakitkan.
Fobia Sosial
Teknik terapi perilaku lain yang baru-baru ini dilakukan
Dua perliurbangan diagnosis banding tambahan fobia sosial ada- meliputi paianan intensif stimulus fobik melalui khayalan atau
lah gangguan depresif berat dan gangguan kepribadian skizoid. desensitisasi in vivo. Pada pembanjiran khalayan, pasien terpa-ian
Penghrndaran situasi sosial sering merupakan ge.iala depresi dengan stimulus fobik selama mereka dapat menoleransi rasa
tetapi warvancara psikiatri dengan pasien mudah mencetuskan takut sampai mencapai suatu titik saat mereka tidak lagi bisa
kumpulan gejala depresif. Pada pasien dengan gangguan ke- merasakannya. Pembanjiran fiuga dikenal dengan intplosion) in
pribadian skizoid, kurangnya minat dalam bersosialisasi, bukan- vivo memerlukan pasien untuk mengalami ansietas serupa melalui
nya rasa takut untuk bersosialisasi, menimbulkan perilaku peng- pajanan pada stimulus fobik yang sesungguhnya.
hindaran sosial.
TERAPI
Modalitas Terapeutik Lainnya
Terapi Perilaku Hipnosis, terapi suportif, dan terapi keluarga dapat berguna dalam
'lerapi yang paling banyak dipelajari dan paling efektif untuk terapi ganguan fobik. Flipnosis digunakan untuk memperkuat
fbbia mungkin adalah terapi perilaku. Aspek kunci keberhasilan saran terapis bahwa ob.iek fobik tidak berbahaya dan hipnosis diri
terapi adalah (1) komitmen pasien terhadap terapi, (2) masalah sendiri dapat diajarkan pada pasien sebagai metode relaksasi
dan tu.juan yang teridentifikasi ielas, (3) strategi alternatif yang ketika dihadapkan dengan objek fobik. Psikoterapi suportif dan
tersedia untuk menghadapi perasaannya. Berbagai teknik terapi terapi keluarga seririg berguna dalam membantu pasien secara
1 3.4. Cangguan Obsesif Kompulsif 247
aktifuntuk menghadapi objek fobik selama terapi. Terapi ini tidak Psikoterapi untuk fobia sosial tipe menyeluruh meliputi
hanya untuk memperoleh bantuan keluarga dalam menerapi kombinasi antara metode perilaku dan kognitif, termasuk pelatih-
pasien tetapi juga dapat membantu keluarga mengefti sifat an ulang kognitif, desensitisasi, latil'ran selama sesi terapi, dan
masalah pasien. serangkaian tugas rumah.
Fobia Spesifik
Di antara psikoterapi, terapi yang paling lazirn digunakan untuk
fobia spesifik adalah terapi pa.ianan. Pada metode ini, terapis men-
desensitisasi pasien dengan menggunakan serangkaian pajanan
bertingkat yang ditingkatkan sendiri oleh pasien terhadap stimulus
Gambaran penting gangguan obsesil' kompLrlsil (obsasslle-
fobik, dan mereka mengajarkan pasien berbagai teknik meng-
compulsive disorder; OCD) adalah ge.iala obsesi atau kompulsi
hadapi ansietas termasuk relaksasi, kendali pernapasan, dan pen-
berulang yang cukup berat hingga mcnimbulkan penderitaan
dekatan kognitil Pendekatan kognitif mencakup memperkuat
yangielas pada orang yang mengalarninya. Obsesi atau kompulsi
penyadaran bahwa situasi fobik, pada kenyataannya, aman. Aspek
memakan r'vaktu dan cukr-rp mengganggu f'r-rngsi rutin normal,
kunci keberhasilan terapi perilaku adalah komitmen pasien
pekerjaan, aktivitas sosial biasa, atau hubungan seseorang.
terhadap terapi, masalah dan tujuan yang teridentifikasi dengan
Pasien dengan OCD dapat rnemiliki obsesi atau kornpulsi atau
.jelas, strategi altematif yang tersedia untuk menghadapi perasaan
kecluanya.
pasien. Pada situasi khusus fobia cedera-darah-suntikan, beberapa
Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan, atau serrsasi ; ang
terapis menyarankan pasien menegangkan tubuhnya dan tetap
berulang dan mengganggu. Berlawanan dengan obsesi yarrg me-
duduk selamapajanan untuk membantu menghindari kemungkinan
rupakan peristiwa mental. kompulsi adalah suatu perilaku. Secara
pingsan akibat reaksi vasovagal terhadap slimulasi fohik. Anta-
rinci, kompulsi adalah perilaku yang disadari, standar, dan ber-
gonis B-adrenergik dapat berguna dalarn terapi fobia spesifik,
ulang, seperti menghitung, memeriksa, atau menghindar. Pasien
terutama ketika fobia disertai serangan panik. Farmakoterapi
dengan OCD menyadari ketidakrasionalan obsesi dan merasakan
(cth., benzodiazepin), psikoterapi, atau terapi gabungan yang
obsesi serta kompulsi sebagai ego-distonik.
ditu.iukan untuk serangan mungkin juga bergur.ra.
Walaupun tindakan kompulsif dapat dilakukan dalam upaya
mengurangi ansietas terkait obsesi, tindakan ini tidak selalu ber-
Fobia Sosial hasil. Dilakukannya tindakan kompulsif dapat tidak rriemengaruhi
ansietas dan bahkan dapat meningkatkannya.
Psikoterapi dan fannakoterapi berguna dalam tcrapi lobia sosial
dan berbagai pendekatan diindikasikan untuk tipe menyeluruh dan
untuk situasi penampilan. Sejumlah studi menuniukkan bahwa EPIDEMIOLOC I
penggunaan farmakoterapi dan psikoterapi memberikan hasil yang
lebih baik daripada terapi itu secara tersendiri walaupun temuan Prevalensi seumur hidup OCD pada populasi urnum diperkirakan
mungkin tidak dapat diterapkan pada semua situasi dan pasien. 2 sampai 3 persen. Sejumlah peneliti memperkirakan bahwa
Obat yang efektif untuk terapi fobia sosial mencakup ( I ) SSRI' gangguan ini diten.rukan pada sebanyak l0 persen pasien rawat
(2) benzodiazepin, (3) venlafaksin (Effexor), dan (4) buspiron jalan di klinik psikiatri. Gar.nbaran ini membuat OCD meniadi
(BuSpar). Sebagian besar klinisi memperlimbangkan SSRI sebagai dignosis psikiatri keempat terbanyak setelah fobia, gangguan
terapi pilihan lini pertama pada pasien dengan fobia sosial me- terkait zat, dan gangguan depresif berat. Studi epiderniologis di
nyeluruh. Benzodiazepin alprazolam (Xanax) dar.r klonazepam Eropa, Asia, dan Afrika telah mengonfirmasi angka ini mt-lintasi
(Klonopin) juga bermanl'aat untuk fobia sosial spesifik maupun batasan budaya.
menyeluruh. Buspiron menunjukkan efek aditif jika digunakan Di antara orang dewtrsa, laki-laki dan perempuan sallla-sama
untuk memperkuat terapi dengan SSRI. cenderung terkena, tetapi di antara remaja, laki-laki lebih lazim
Pada kasus berat, terapi fobia sosial yang berhasil dengan terkena daripada perempuan. Usia rerata awitan sekitar 20 tahun,
MAOI ireversibel, seperti fenelzin (Nardil), dan reversible walaupun laki-laki memiliki usia arvitan sedikit lebih arval (laki-
inhibitors of monoantine oridase (RIMA), seperti moklobemid laki sekitar 19 tahun) daripada perempuan (rerata sekitar 22
(Aurorix) dan brofaromin (Consonar) (yang tidak tersedia di tahun). Sccara keseluruhan, gejala pada sekitar dua pcrtiga orang
Amerika Serikat), telah dilaporkan. Dosis terapeutik fenelzin ber- yang terkena merniliki awitan sebelum usia 25 tahun, dan geiala
kisar dari 45 hingga 90 mg per hari. dengan angka respons ber- pada kurang dari l5 persen memiliki awitan setclah usia 35 tahun.
kisar dari 50 hingga 70 persen, dan sekitar 5 sampai 6 minggu di- Awitan gangguan dapat teriadi pada remaja atau masa kanak-
perlukan untuk menilai efektivitas. kanak, pada sejumlah kasus, awitannya sedini usia 2 tahun. Orang
Terapi fobia sosial yang terkaitkan dengan situasi penarnpilan lajang lebih sering mengalanii OCD dibandingkan orang yang
sering melibatkan pengunaan antagonis reseptor B-adrencrgik menikah walaupun temuan ini mungkin mencetminkan kesulitan
segera sebelum pajanan terhadap stimulus fobik. Dua senyawa yang dimiliki orang dengan gangguan ini untuk menrpettahankan
yang paling luas digunakan adalah atenolol (Tenormin), 50 sampai suatu hubungan. OCD lebih.iarang teriadi pada orang kLrlit hitam
100 mg tiap pagi atau 1 jam sebelum penampilan, dan propranolol daripada kulit putih walaupun akses ke perrwatan kesehatan
(20 sampai 40 mg). Teknik kognitif, perilaku, dan pajanan .iuga bukannya perbedaan prcvalensi mungkin dapat menjelaskar-r
dapat berguna di dalam situasi penampilan. variasi ini.
248 13. Cangguan Ansietas
Meskipun ge.jala OCD dapat diclorong secara biologis, pasien DIAG NOSIS
dapat nienjadi tertarik untuk tnempertahankan simtomatologi
Sebagai bagian kriteria diagnostik OCD, DSM-lV-'fR rnemung-
karena adanya keuntungan sekuncler. Contohnya, pasien laki-laki
kinkan klinisi merinci apakah pasien rnemiliki OCD tipe tilikan
yang ibunya tinggal di rumah untuk merawatnya. secara tidak
yang buruk jika mereka umumnya tidak menyadari obsesi dan
sadar dapat ingin bertahan pada ge.iala OCD-nya karena gejala
kompulsinya berlebihan (Tabel I 3.4-1).
tersebut berarli ibunya tetap memperhatikannya.
Kontribusi pemahaman psikodinamik lainnya nrelibatkan
dimensi interpersonal. Seiumlah studi menunjukkan bahrva GAMBARAN KLINIS
kerabat akan mengakomodasi pasien rnelalui parlisipasi aktif di
dalam ritual atau modifikasi kegiatan rrrtin sehari-hari yang Obsesi dan kornpulsi memiliki ciri tertenlu yang san'rn: Suatu
signi{ikan. Bentuk akomodasi keiuarga ini berhLrbungan clengan gagasan atau impuls masuk ke dalam kesaclaran seseorang secara
tekanan di dalam keluarga, sikap penolakan terhadap pasien, dan menetap dan paksa. Perasaan takut dan cemas menyertai mauisf'es-
fungsi keluarga yang buruk. Seringkali, anggota keluarga terlibat tasi utama dan sering menyebabkan orang mengambil tindakan
dalam upaya mengurangi ansietas pasien atau mengcndalikan balasan terhadap gagasan atau impuls awal. Obse si atau kompulsi
ekspresi kemarahan pasien. Pola keterkaitan ini dapat terinternali- merupakan ego-alien; yaitu dirasakan sebagai sesuatu yang asing
sasi dan dimunculkan kembali ketika pasien memasuki lingkungan bagi pengalaman'diri sebagai makhluk psikologis. Tidak peduli
terapi. sedemikian kuat dan memaksanya obsesi atau konrpulsi, orang
Akhirnya, satu kontribusi pemikiran psikodinaniik lainnya tersebut biasanya mengenalinya sebagai sesuatLl yang aneh dan
adalah mengenali presipitan yang uemulai atau memperberat tidak rasional. Orar.rg yang menderita karena obsesi dan kompulsi
ge.jala. Seringkali, kesulitan interpersonal meningkatkan ansietas biasanya merasakan keinginan yang kuat untuk menahannya.
pasien sehingga juga meningkatkarr simtomatologi pasien. Risct Meskipun demikian, sekilat separuh dari sen-rua pasien tnern-
mengesankan bahrva OCD dapat dicctuskan oleh sc.iumlah stresor berikan sedikit tahanan terhadap kompulsi rvalaupun sekitar {10
lingkungan, khususnya yang melibatkan kehamilan, kelahiran persen pasien yakin bahwa kompulsi itu tiilak rasional. KaJang-
anak, atau peralvatan anak oleh orang tua. Pengertian akan stresor kadang pasicn lerlalu menilai lebih obsesi clan kompulsi. Contoh-
tersebut dapat membantu klinisi dalarr t'r: ncana terapi keseluruhan nya, seorang pasien dapat memaksa bahwa kebersihan kompulsif
yang mengurangi peristi'"va yang mentbuat stres itu sendiri atau secara moral adalah benar rvalaupun ia dapat kehilangan pekerjaan
maknanya bagi pasien. karena waktu yang dihabiskan untuk membcrsihkan.
Tabel 13.4-1 suirtu kompulsi. Obsesi seperti itu biasanya rnerupakirn pikiran
Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Cangguan Obsesif berulang nrengenai tindakan seksual atau agresif yang tercela
Kompulsif bagi pasien. Pasien yang terobsesi dengan pikiran tindakan agrcsif
atau seksual dapat melaporkan dirinya sendiri ke polisi atau
A. Baikpbqesi atau kompulsr:
mengaku pada pendeta.
Obsesi seperti yang clijelaskan dalam (l), (2). (3). dan (4):
' (1) pikiran, impuls, atau bayangan lan! berulang dan
menetap yang dialami pada suatu waktu selama terjadi Simetri. Pola gejala yang paling lazim kcempat adalah ke-
gangguan, sebagai sesuatu yang nlenggan$gu dan tidak butuhan akan simetri atalr ketepatan 1'ang dapat menyebabkan
sesuai serta dapat nrenimbulkan ansietas atau distrcs yang kompulsi mengenai kelambatan. Pasien dapat memakan rvaktu
nvata. ber.iam-.iam untuk makan atau ntencukur rvajahnya.
(2) pikiran, impuls, atau bayangan bukanlah kekhaWatiran
berlebihan mengenai masalilr kehidupan nyata
(3) orang tersebut berupaya mengabaikan alau menekan Pola Gejala Lain. Obsesi religius dan korrpulsi menumpuk
pikiran, impuls, atau bayangan tersebut, atau se suatu lazinr dilemukan pada. pasien dengan OCD. Trikotilomania
menghilangkannya dengan pikiran atau tindakan Iain (kompLrlsi menarik-narik rambut) clan menggigit-gigit kuku dapat
(4) orang tcrsebut mr.nyadari bahwa pikiran, impuls, atau merupakan kompulsi yang terkait dengan OCD.
bayangan obsesional ilu adalah hasil pikiran mercka
sendiri (bukan dari luar seperti p;da insersi pikiran)
Kompulsi seperti yang dijelaskan dalam (1), dan (2): Pemeriksaan Status Mental
: (1) perilrku berulang (cth., mencuci tangan. melakukan
, urutan, memeriksa) atau tindakan mental (cth., berdoa, ' I)ada pcmeriksaan status mental. pasien dengan OCD.jLrga dapat
, menghitung, nrengulang kata-kata di dalam hati) yang menr-rnjukkan gejala gangg.uan clepresil. Ge.iala seperti itLr tcrdapat
membuat orang tersebut terdorong unluk melakukannya pada sekitar 50 persen pasien. Se,jumlah pasien OCD memiliki
harus sebagai respons terhadap obsesi, atau nrenurut ciri khas yang mengesar.rkan ganggr-ran kepribadian obsesil
.' . . aturan yan$ harus diterapkan dengan kaku kompulsif tetapi scbagian besar tidak. Pasien dcngan OCD.
(2) perilaku,atau tindakan menial tersebut.ditujukan untuk terutama laki-laki, memiliki angka mcmbu.iang 1,ang lebih tinggi
' mencegah atau inenguiarigi penderitaan atau mencegah
dari rata-rata. Pasien yang menikah rlemiliki .jurnlah perpecahan
peristiwa atau situasi yang menakLrtkan; meskipun
perkarvinan yang lebih besar dari biasa.
demikian, perilaku.atau tindakan mental ini benar-benar
berlcbihan atau lidak berkaitan secara realistik dengan
.,,,
1 apa yang awalnya hendak dihilangkan atau dicegai. .
B. Pada suatu titik selama perjalanan grngguan, penderita Nn. B datang ke lempat pcrawaran psikiatri selelah cli-
menyadari bahwa obsesi atau kompulsi nrereka berlebihan
pindahkan dari lantai medis tempat ia dirawat sebeiumnya
atau lidak beralasan. Catatan: Hal ini tidak berlaku pada
untuk malnutrisi. Norra B cliternukan tidak sadar dalam apar-
anak.
C.:Obsesi atau kompulsi menyebabkan distiei nyata, memakan tcmen oleh seorang lelangga. Ketjka clibawa ke ruang gawat
waktu (lebih dari 1 jam per hari), atau meri8ganggu rutinitas darurat dengan ambulans. ia diketahui mengalami hipokalemi
normal, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas dan hipolensi. Pada tempat rawat psikiarri, Nn. B menjelaskan
maupun hu6ungan sosial secara signiiikan. riwayat panjang mengenai obsesi berulang akan kebersihan.
D.,Jikq terdapatgangguan aksis I lain, isi obsesi atau konrpulsi terutama yang berkaitan dengan makanax, Ia melaporkan
tidak terbatas pada hal tersebut lcth., preokupasi terhadrp kalau ia sulit makan makanan apapun kecuali hila telah di-
m4kanqn dengan adanya gangguan makan; menarik-narik
cucinya tiga hingga empat kali karena ia sering berpikir kalau
rambut dengan adanya trikotilomania; peduli dengan
penampilan dengan adanya Bangguan disnrorfik tubuh;
makanan itu kotor. la menyatakan bahwa dcngan mencuci
:preokupasi memiliki penyakit berat dengan adanya makanan, akan mengurangi ansietas yang ia rasakan mengenai
hipokondriasis; preokupasi terhadap dorongan atau fantasi kekotoran makanan. Walaupun Nn. B mclaporkan bahwa ia
seksual dengan adanya parafilia; atau berpikir mendalam kadang-kadang mencoba rnakan makanan yang tidak ia cuci
' akan rasa berlalah dengan adanya $angguan depiesif berat). (cth., direstoran ), ia menjadi begitu khawatirakan mendaparkan
E. Cangguan ini tida'k disebabkan efek fisiologis langsung suatu penyakit dengan mcmakan makanan tersebut sehingga ia tidak
zat (cth,, penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi dapat lagi makan di rcstoran. Nn. B melaporkan balrwa obsesi-
medis umum.
nya mengenai kebersihan makanan bertambah sedemikian
Tentukan jika:
hebat 3 bulan terakhir sehingga ia hanya dapat makan makanan
Dengan tilikan buruk: jika untuk sebagian besar waktu sclama
.: : -repisode'3aat ini; orahg tersebut tidak menyadari bahwa obseii da]am jumlah yang sangat sedikit bahkan iika ia telah men-
:dan kompulsinya berlebihdn atau tidak beralasan cucinya dengan berlebihan. Ia menyadari kekhawatiran obsesi I
ini tidak rasional tetapi ia tidak bisamakan atau mcnjadi
Dari American.,'Psychialric- Aisqqiation; Diagnosti.c and Statistical
.'. Manial of MenLal,Diiordef.4lh ed. Text rev. Washington, DC: sangat gugup dan mual setelah makan. (Dengan izin Daniel S.
American Psychiatric Association; copyright 2000, denga-n izin. Pine, M.D.)
13.4. Cangguan Obsesif Kompulsif 251
farmakologis lain jika obat spesifik serotonin tidak efcktif. Obat Psikoterapi
serotonergik meningkatkan persentase pasien dengan OCD yang
cenderung memberikan respons terhadap terapi hingga kisaran 50 Tanpa adanya studi yang adekuat lnengenai psikoterapi berorien-
sampai 70 persen. tasi tilikan untuk OCD. setiap gcneralisasi yang valid mengenai
el'ektivitasnya sulit dibuat, rvalaupun terdapat laporan tidak resmi
mengenai keberhasilannya. Analis individual melihat perubahan
Selective Serotonin Reuptake I nhibitors. yang n-rencolok clan bertahan lama untuk kebaikan pasien dengan
SSRI-fluoxetine (Prozac), sitalopram (Celexa), escitalopram gangguan kepribadian obsesif kompLrlsif, khususnya ketika
(Lexapro), fluvoksamin (Luvox), paroksetin (Paxil), sertralin mereka bisa n.renghadapi impuls agresif yang terletak di belakang
(Zoloft)-telah disetujui U.S. Food and Drug Administration ciri karakter mereka. Demikian-iuga, analis dan psikiater berorien-
(FDA) untuk terapi OCD. Dosis yang lebih tinggi sering dipe rlu- tasi dinamis mengamati perbaikan simtomatik yang nyata pada
kan untuk memberikan efek yang menguntungkan, seperti pasien dengan OCD dalarn proses analisis atau psikoterapi tilikan
fluoxetine 80 mg per hari. Walaupun SSRI dapat menyebabkan yang lama.
gangguan tidur, mual dan diare, sakit kepala, ansietas, dan ke- Psikoterapi suportif secara pasti memiliki tempat, terutama
gelisahan, efek simpang ini sering sementara dan umumnya pada pasien OCD yang walaupun gejalanya merniliki keparahan
tidak terlalu menyulitkan daripada efek simpang obat trisiklik, yang beragam, mampu bekeria dan rnelakuknn penyesuaian sosial.
seperti clomipramine (Anafranil). Hasit klinis terbaik didapatkan Dengan kontak regular dan terus-menerus dengan orang yang
ketika SSRI dikombinasikan dengan terapi perilaku. profesional, tertarik. simpatik, dan memberi semangat, pasien
mungkin mampu berfungsi dengan bantuan ini, yang tanpanya,
Clomipramine. Dari semua obat trisiktik dan letrasiklik, gejala tersebut dapat menjadikan rnereka leniah. Kadang-kadang,
clomipramine adalah yang paling selektif untuk ambilan kembali Itetika ritual obsesional dan ansietas mencapai intensitas yang
serotonin versus ambilan kembali norepinefrin, dan dalam hal ini tidak dapat ditoleransi, pasier.r perlu dirarvat inap sampai tempat
hanya dilebihi oleh SSRI. Potensi ambilan kernbali serotonin oleh singgah di institusi dan penjauhan dari stres lir.rgkungan menguraugi
clomipramine dilampaui hanya oleh sertralin dan paroksetin. gejala hingga tingkat yang dapat ditoleransi.
Clomipramine adalah obat pertama yang disetu.iui U.S FDA untuk Anggota keluarga pasien sering didorong ke anrbang keputns-
terapi OCD. Penggunaan dosisnya harus dititrasi meningkat asaan karena perilaku pasien. Setiap upaya keras psikoterapi
selama 2 hingga 3 minggu untuk menghindari efek simpang harus mencakup perhatian anggota keluarga melalui pemberian
gastrointestinal dan hipotensi ortostatik serta, sepefti obat trisiklik dukungan emosional, penenangan, penjelasan, dan saran untuk
lainnya, obat ini menimbulkan sedasi dan efek antikolinergik mengatur dan berespons kepada pasien.
yang bermakna, termasuk mulut kering dan konstipasi. Seperli
SSRI, hasil terbaik berasal dari kombinasi obat dengan terapi Terapi Lain
perilaku.
Terapi keluarga sering berguna dalam mendLrknng ke luarga, mem-
bantu mengurangi perpecahan perkarvinan akibat gangguan ini,
Obat lain. Jika terapi dengan clomipramine atau SSRI tidak dan membangun hubungan ker-jasama terapi dengan anggota
berhasil, banyak terapis memperkuat obat pertama dengan keluarga untuk kebaikan pasien. 'lbrapi kelompok bcrguna sebagai
penambahan valproat (Depakene), litium (Eskalith), atau karba- sistem dukungan untuk se.lumlah pasien.
mazepin (Tegretol). Obat lain yang dapat dicoba di dalam terapi Untuk kasus ekstrenr pada pasien yang sangat resisten ter-
OCD adalah venlafaksin (Effexor), pindolol (Visken), dan MAOI, hadap terapi, terapi eleklrokonvulsif dan p sychostu'gery dapat di-
khususnya fenelzin (Nardil). Agen farmakologis lain untuk terapi pertimbangkan. terapi elektrokonvulsif tidak seefektif psycho-
pasien yang tidak responsif mencakup buspiron (BuSpar), 5- sltrgery, tetapi harus dicoba sebelum melalukan pembedahan.
hidroksitriptamin (5-HT), r--triptofan, dan klonazepam (Klonopin). Prosedur psychosurgery yang paling lazim untuk OCD adalah
Agen antipsikotik dapat membantu ketika juga terdapat gangguan eingulotomi, yang berhasil di dalam terapi 25 san.rpai 30 persen
"tic" atau sindrom Tourette. pasien yang tidak responsif terhadap terapi lain. Komplikasi
psychosurgery yang paling lazim adalah timbulnya kelang. 1,ang
hampir selalu dapat dikendalikan oleh terapi feniloin (Dilantin).
Terapi Perilaku Se.iumlalr pasien yang tidak berespons terhadap psychosn'ge:
Walaupun baru sedikit perbandingan satu per satu yang telah saja dan tidak berespons terhadap farmakoterapi atau terapi
dilakukan, terapi perilaku sama efektifnya dengarr farmakoterapi perilaku sebelum operasi, berespons terhadap farmakoterapi atau
pada OCD, dan sejumlah data menun jukkan bahwa efek mengun- terapi perilaku setelah 7r,wclzosttrgety.
tungkan bertahan lama dengan adanya terapi perilaku. Dengan
demikian, banyak lebih klinisi mempertimbangkan terapi perilaku
sebagai terapi pilihan OCD. Terapi perilaku dapat dilakukan di
lingkungan rawat inap dan rawatialan. Pendekatan perilaku yang
penting di dalam OCD adalah pa.janan dan pencegahan respons.
Desensitisasi, penghentian pikiran, pembanjiran, terapi implosi,
dan aversive conditioning.iuga telah digunakan pada pasien OCD.
Di dalam terapi perilaku, pasien harus benar-benar berkomitmen Gangguan stres pascatrauma (posttraLtnxatic stress disorder-
terhadap perbaikan. PTSD) adalah suatu sindrom yang timbul setelah seseorang
i3.5. Cangguan Stres Pascatrauma dan Cangguan Stres Akut 253
melihat, terlibat di dalam, atau menclengar stresor traumatik yang dari pengalaman perang! penyiksaan, bencana alam. penyerangan,
ekstretn. Seseorang bereaksi terhadap pengalaman terscbut cletlgan perkosaan, dar-r kecelakaan serius (contohnya di dalanl nrobil dan
rasa takut dan tidak berdaya. sccara mcnetap menghidupkan gedung terbahar). Mcskipun dentikian, ticlak setiap orang meng-
kembali peristiwa tersebut. dan mencoba menghindari mengingat alami gangguan ini setelah peristiwa traumatik. Stresornya sendiri
hal itu. Untuk menegakkan diagnosis, ge.iala liarus bertahan lebih tidak cukup rnenirrbulkan gangguan ini. Klinisi harus memper-
dari satu bulan setelah peristiwa dan harus memengaruhi area timbangkan faktor psikososial dan biologis yang sebelun.urya ada
penting kehidupan secara signifikal1, seperti keluarga dan peker.ia- dan peristirva yang terjadi sebelurn dan setelah trautna. Contohnya,
an. Edisi keempat revisi Diagnostic and Statistical Manual oJ- seorang anggota suatu kelompok yang bertahan liidup pada
Mental Disorder (DSM-IV-TR) mendefinisikan gangguan yang bencana kadang-kadang dapat tnenarrgani trauma karena anggota
serupa dengan PTSD sebagai gangguan stres akut, yang terjadi yang lainnya juga mengalami pengalaman yang sama. Arti
lebih dini dari PTSD (dalam 4 minggu setelah peristiwa) dan subjektif suatu stresor pada seseorang juga penting. Contohn.va,
membaik dalam 2 hari hingga 4 nlinggu. Jika geiala berlahan orang yang sclamat dari bencana dapat rnengalami rasa bersalah
setelah r'vaktu tersebut. diagnosis PTSD diperlukan. (.sut"vivor guilt) yang dapat menjadi predisposisi atau memper-
berat PTSD.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi seumur hidup PTSD diperkirakan sekitar 8 persen
Faktor Risiko
populasi umum walaupun tambahan 5 liingga 15 persen dapat Seperli yang telah disebutkan sebeltrmtl'e. bahlurr ketika meng-
mengalami bentuk subklinis gangguan ini. Di antara kclompok hadapi traurna yang hebat. sebagian besar orang tidak mengalanii
risiko tinggi yang anggotanya mengalarni peristi'nva traurr.ratik. gejala PTSD. National Comorbiclity Study menemukan bahrva 60
angka prevalensi seumur hidupnya berkisar 5 hingga 75 persen persen laki-laki dan 50 persen perempttan mengalatli se.iumlah
Sekitar 30 persen veteran Vietnam tnengalami PTSD dan tan-rbah- trauma yang signifikan, tetapi prevalensi P'ISD yang dilaporkan
an 25 persen mengalami bentuk subklinis gangguan tersebut. hanya 6,7 persen. Demikian juga, peristirva yang muligkir.r tampak
Prevalensi seumur hidup pada perempuan berkisar sekitar 1 0 biasa alau kurang dianggap sebagai bencana besar bagi sebagian
hingga 12 persen dan 5 hingga 6 persen pada laki-laki. Walar'rpun besar orang ciapat nienimbLrlkan PTSD pada se.lurnlall orang
PTSD dapat timbul pada usia berapapun, gangguan ini paling lainnya.
prevalen pada dewasa muda karena mereka ccnderung lebih ter-
pa.ian dengan situasi penginduksi. Anak juga dapat mengalami
gangguan ini. Laki-laki dan perempuall memiliki perbedaan tipe Faktor Psikodinamik
traumayang memaiankan n-rereka dan kecenderungan untuk meng- Model psikoanalitik gangguan ini menghipotcsiskan bahrva
alami PTSD. Prevalensi seumur hidup secara bermakna lebih trauma mengaktitkan kenrbali konflik psikologis yang sebelurnnya
tinggi pada perempuan dan proporsi perempuan )'ang terus meng- tenang, tetapi tidak terselesaikan. Penghidupan kerrlbali trauma
alami gangguan ini lebih tinggi. Berdasarkan sejarah, trauma laki- masa kanak-kanak menimbulkan regresi dan penggunaan meka-
laki biasanya berupa pengalarnan berperang dan trauma perempuan nisnre defens represi, penyangkalan, reaction fornation, clan
paling lazim adalah kekerasan atau perkosaan. Gangguan ini lebih undoing. Menurut Freud, pemecahan kesadaran terjadi pada pasien
cenderung ter.ladi pada orang lajang, bercerai, janda, menarik diri yang melaporkan riwayat trauma seksual masa kanak-kanak.
secara sosial, atau tingkat sosioekonomi yang rendah. Meskipun Konflik yang sebelumnya telah ada secara simbolis clibangkitkan
demikian, faktor risiko paling penting gangguan ini adalah ke- kembali oleh peristirva traumatik yang baru. Ego menghidupl<an
parahan, durasi dan kedekatan pa.ianan seseorang clengan trauma
kembalidan dengan demikian mencobamenguasai dan me ngttrangi
yang sebenarnya. Tampaknya terdapat pola familial untr-rk gang- ansietas. Orang yang menderita aleksitimia, yaitu keticlakmampuan
guan ini clan kerabat biologis derajat peftama orang dengan riwayat
mengidentilikasi atau memverbalisasikan keadaan perasaan, tidak
depresi memiliki peningkatan risiko untuk timbulnya P'[SD se- mampu menenangkan dirinya ketika berada dalam stres.
telah peristiwa traumatik.
pembelajaran klasik, dengan stimulus yang dipela.iari (pengingat Sejum lah studi juga telah r.nenemukan lerjadinya h ipersupresi
fisik atau mental terhadap traurna, scperti penglihatan. bau. atan korlisol pacla pasien yang terpa.jan trauma dan mengalami PTSD
suara). Kedua, melalui pembcla.iaran instrumental, stimulus yang dibandingkan pasier.r yang ter;ra.jan trauma tctapi tidak mengalarri
dipela.iari mencetuskan respolls takut yang bebas dari stimulus P'ISD, sehingga mungkin hipersr-rpresi ini secara spesifik ber-
asal yang tidak dipelajari, dan orang mengembangkan pola peng- kaitan dengan I'}'l'SD bukan hanya dengan trauma. Secara ke-
hindaran terhadap stimulus yang dipelajari maupun stimulus yang seluruhan. hipclregulasi aksis HPA belbeda dengan aktivitas
tidak dipelajari. neuroendokrin yang biasanya terlihat selama stres dan pada gang-
Sejumlah orang juga menerima keuntungan sekunder dari guan lain seperti depresi.
dunia luar, umumnya berupa kompensasi keuangan, mcningkatnya Baru-baru ir-ri. peran hipokarrpus mendapatkar-r peningkatan
perhatian atau simpati, pemuasan akan kebutuhan ketergantungan. perhatian r.valaupun rrrasalah ini tetap kontrovcrsial. Studi hervan
Keuntungan ini menyokong gangguan dan menelapnva gangguan. menunjukkan bahwa stres terkait dcngan perubahan struktural
hrpokampus dan studi pada veteran perang dengan P'['SD me-
nunjukkan volurre rerata yang lebih rendah di regio hipokarnpus
Faktor Biologis otak. Lebih lagi, peneliti mer.rga.iukan bahrva hipokanrpus bukan-
Teori biologis PTSD berkenbang dari studi praklinis pada niodel lah satu-satunya area otak 1,ang rrenunjr-rkkan aclanya perubahan
stres hewan dan dari ukuran variabel biologis dalarn populasi struktural pacla PTSD karena studi mengenai depresi r.nenun j ukkan
klinis dengan gangguan tersebut. Banyak sistent nettrotransntiter ef'ek serupa di amigdala dan korteks prationtal.
yang terlibat dalam kedua rangkaian data. Model praklinis ke-
tidakberdayaan yang dipela.jari, pernbangkitan. dan sensitisasi
DIAGNOSIS
pada hervan telah menghasilkan teori mengenai rcseptor nore-
pinefrin, dopamin, opioid endogen, dan benzodiazepin, serta Kriteria diagnosis DSM-IV-TIi. untuk PTSD ('label 13.5-l) me-
aksis hipotalamus-hipolisis-adrenal (l'lPA). Di dalam popLrlasi rinci bahrva ge.jala mengalami. menghindari, dan terus tcliaga
klinis, data menyokong hipotesis bahwa sistem noradrenergik lelah ada lebih clari I bulan. Untuk pasien lang ge.jalanya ada,
dan opiat endogen, sepcrti aksis HPA, hiperaktil pada sedikitnya letapi kurang dari I bulan, diagnosis yang sesr"rai adalah gangguan
sejumlah pasien dengan PTSD.
setelah mengendalikan efek derr,ografik. Meskipun demikian, hal Metode terapi untuk orang yang selamat clari penyiksaan sama
ini juga dapat disebabkan oleh toksin di daerah tersebut clan bukar.r dengan metode terapi untuk geiala dan gangguan pascatrauma lain
hanya karena stres. PTSD (dan gejala terkait) adalah keadaan tetapi klinisi harus sangat sensitif tcrhadap rangkaian peristirva
yang terdokumentasi dengan baik yang ter.iadi di masa perang. hidup penuh tekanan yang dialami korban penyiksaan. Banyak
PTSD pertama kali diidentifikasi setelah perang Sipil dan telah orang selamat yang datang untuk terapi merupakan pengungsi clan
dicatat di setiap perang setelah itu, r.valaupun dengan nama ber- menghadapi stresor pascatrauma baru di luar efek penyiksaan,
beda. Namun, banyak studi pada veteran Perang Teluk menemukan seperti perpisahan dari keluarga, kesulitan mencari pcker.jaan. kc-
angka PTSD yang lebih rer.rdah daripacla mereka yang ditemukan sulitan memperoleh pelayanan kesehalan. hanbatan bahasa. ke-
di antara veteran dari perang sebelumnya, yang dapat memberikan sepian, komiskinan, dan diskriminasi ras. Keyakinan religius, e du-
dukungan terhadap sindrom terpisah. Meskipun demikian. sertrpa kasi politik dan komitmen, dukungan sosial yang kuat. serta
dengan sejumlah pasien ternyata memiliki gangguan mood dan kesiapan mental terhadap kemungkinan penyiksaan tampak
ansietas yang dapat diobati tetapi tidak didiagnosis karena gejala berperan sebagai taktor pelindung timbulnl,a PTSD clan akibat
mereka terutama somatik. psikologis lain setelah penyiksaan. Lebih lagi, faktor religius dan
budaya yang memengaruhi gaya adaptasi.iuga dapat merrrengarr-rhi
Penyiksaan respons terapi pada orang yang selamat dari penyiksaan.
orang dewasa berespons terhadap serangan dengan membicarakan perasa- PER'ALANAN CANGGUAN
an mireka dengan orang lain, mendatangi tempat pelayanan religius, dan
mendonasikan hadiah amal. Lebih dari 80 persen orang tua melaporkan
DAN PROCNOSIS
bahwa anak mereka memiliki satu atau lebih gejala. Satu temuan yang PTSD biasanya timbul beberapa waktu setelah trauma, Penundaan
menarik adalah tingkat stres berkaitan dengan seberapajauh mereka rne-
dapat selama I minggu atau hingga 30 tahun. Geiala dapat ber-
nonton televisi rnengenai bencana tersebut.
fluktuasi dari waktu ke waktu dan meniadi paling intens selama
Pada survei yang lebih belakangan pada penduduk Manhattan
periode stres. Jika tidak diobati, sekitar 30 persen pasien akan
yang dilakukan 5 hingga 8"minggu setelah jatuhnya World Trade pulih sempurna, 40 persen akan terus memiliki geiala ringan, 20
persen akan terus memiliki ge.iala sedang. dan 10 persen tetap
Center dipublikasikan di New England Journal ofMedicine pada
tahun 2002, survei ini menemukan bahwa 9'8 persen-atau sekitar tidak berubah atau bertambah buruk. Setelah satu tahun, sekitar
90.000 orang-memiliki PTSD atau depresi klinis. Sebanyak 3,7 50 persen pasien akan pulih. Prognosis yang baik diperkirakan
persen lainnya-atau perkiraan 34.000 orang-memenuhi kriteria dengan adanya awitan gejala cepat, durasi gejala singkat (kurang
diagnostik kedua diagnosis tersebut. Angka yang lebih tinggi dari 6 bulan), fungsi pramorbid baik, dukungan sosial baik, dan
untuk kedua gangguan ditemukan pada orang yang tinggal dekat tidak adanya gangguan psikiatri, medis, atau gangguan terkait zat
dengan tempat kejadian, menderita kehilangan pribadi akibat lain atau faktor risiko lain.
serangan, dan menderita peristiwa penuh tekanan lainnya selama Umumnya, orang yang sangat muda dan sangat tua lebih me'
12 bulan sebelumnya, atau memiliki pengalaman panik hebat miliki kesulitan dengan peristirva traumatik daripada orang usia
pertengahan. Contohnya, sekitar 80 persen anak yang masih kecil
selama atau segera setelah serangan. Angka kedua gangguan lebih
yang mengalami cedera terbakar menunjukkan gejala PTSD 1 atau
tinggi pada responden Hispanik dibandingkan responden kulit
putih, hitam, atau Asia, dan lebih tinggi pada perempuan dibanding- 2 tahun setelah cedera awal; hanya 30 persen orang dewasa yang
kan laki-laki. Di antara orang'orang dengan tingkat penghasilan menderita cedera yang sama mengalami PTSD setelah I tahun.
lebih tinggi, insiden ini lebih rendah untuk gangguan tersebut' Kemungkinan, anak yang masih kecil belum memiliki mekanisme
Akhimy4 satu studi yang dilakukan pada lebih dari 8.000 anak koping yang adekuat untuk menghadapi akibat buruk emosional
dan fisik trauma. Sama halnya dengan orang yang sudah tua, yang
berusia 10 hingga 13 tahun yang tinggal di New York saat serangan
teroris menemukan bahwa 11 persen dari mereka memiliki gejata bila dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda, cende-
yang sesuai dengan diagnosis PTSD 9 bulan setelah peristiwa' rung memiliki mekanisme koping yang lebih kaku dan kurang
Limabelas Bersen lainnya memiliki gejala agorafobia (cth., takut dapat menggunakan pendekatan fleksibel dalam menghadapi efek
naik alat transportasi umum). Serupa dengan demografi pada trauma. Lebihjauh lagi, efek traumatik dapat diperberat ketidak-
mampuan fisik yang meniadi ciri khas kehidupan lanjut, terutama
dewasa yang dijelaskan di atas, siswa Hispanik dan anak perempua:.t
terkena dalam proporsi yang lebih besar, seperli mereka yang ketidakmampuan sistem saraf dan sistern kardiovaskular, seperti
terpajan peristiwa traumatik yang tidak berkaitan sebelumnya' berkurangnya aliran darah otak, gangguan penglihatan, palpitasi
dan aritmia. Ketidakmampuan psikiatri yang sebelumnya ada, baik
gangguar kepribadian atau suatu keadaan yang lebih serius, juga
DIAGNOSIS BANDINC meningkatkan efek stresor tertentu. PTSD yang terjadi bersamaan
dengan gangguan lain sering lebih berat, dapat lebih kronis, dan
Pertimbangan utama dalam diagnosis PTSD adalah kemungkinan dapat sulit diobati. Ketersediaan dukungan sosial.iuga dapat meme-
bahwa pasien juga menderita cedera kepala selama trauma. Per- ngaruhitimbulnya, keparahan, dan durasi PTSD Umumnya. pasien
timbangan organik lain yang dapat menyebabkan dan memperberat yang memiliki jaringan dukungan sosial yang baik lebih kecil
gejalaadalah epilepsi, gangguan penggunaan alkohol, dan ganggu' kemungkinannya memiliki gangguan ini dan lebih jarang meng'
an terkait zatlain. Intoksikasi akut atau putus zatjuga dapat me- alami PTSD dalam bentuk yang berat, serta lebih besar kemung-
nunjukkan gambaran klinis yang sulit dibedakan dengan gangguan kinannya pulih dalam waktu yang lebih singkat.
ini sampai efek zat hilang.
PTSD lazim salah didiagnosis sebagai gangguan jiwa lain
dan kemudian diobati dengan tidak sesuai.Klinisi harus memper- TERAPI
timbangkan diagnosis PTSD pada pasien yang memiliki gang-
Ketika klinisi menghadapi pasien yang telah mengalami trauma
guan nyeri, penyalahgunaan zat! gangguan ansietas lain' dan
bermakn4 pendekatan utamanya adalah dukungan, dorongan untuk
gangguan m o o d. P ada umumnya, PTSD dapat dibedakan dengan
mendiskusikan peristiwa tersebut, dan edukasi mengenai berbagai
gangguan jiwa lain dengan mewawancarai pasien mengenai
mekanisme koping (contohnya relaksasi). Penggunaan sedatif dan
pengalaman traumatik sebelumnya dan dengan sifat gejala saat
hipnotik juga dapat membantu. Ketika pasien mengalami peristiwa
ini. Gangguan kepribadian ambang, gangguan disosiatif, ganggu-
traumatik di masa lalu dan sekarang memiliki PTSD, penekanan
an buatan, dan malingering, juga harus dipertimbangkan' Gang'
harus pada edukasi mengenai gangguan dan terapinya, baik farma-
guan kepribadian ambang dapat sulit dibedakan dengan PTSD'
kologis maupun psikoterapeutik. Klinisi juga harus bekerja untuk
Kedua gangguan ini dapat ada bersamaan atau bahkan penye- jiwa dan PTSD.
menghilangkan stigma pada penyakit
babnya dapat berkaitan. Pasien dengan gangguan disosiatif
biasanya tidak memiliki derajat perilaku menghindar, hyper'
arousal autonom, atau riwayat trauma yang dimiliki pasien Farmakoterapi
PTSD. Sebagian karena publisitas yang didapat PTSD, klinisi
juga harus mempertimbangkan kemungkinan gangguan buatan Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)' seperti sertralin
dan malingering.
(Zoloft) dan paroksetin (Paxil) dipertimbangkan sebagai terapi
1 3.6. Cangguan Ansietas Menyeluruh 259
lini pertama untuk PTSD karena efektivitas. tolerabilitas, dan Psikoterapi setelah peristiwa traumatik harus mengikuti
tingkat keamanannya. SSRI mengurangi gejala semua kelompok model intervensi krisis dengan dukungan edukasi, dan pembentuk-
gejala PTSD dan efektif dalam memperbaiki ge.jala PTSD yang an mekanisme koping serta penerinraan peristiwa. Ketika timbul
khas, tidak hanya gejala yang serupa dengan depresi atau ganggu- PTSD, dua pendekatan psikoterapeutik utama dapat diambil.
an ansietas lain. Pendekatan pertama adalah pajanan terhadap peristirva traumatik
Efektivitas imipramin (Tofranil) dan amitriptilin (Elavil), dua melalui teknik membayangkan atau pajanan in vivo. Pajanan ini
obat trisiklik, untuk terapi PTSD didukung oleh sejumlah percoba- dapat intens seperti pada terapi implosif, atau beftahap sepefti
an klinis yang terkontrol baik. Walaupun beberapa percobaan pada desensitisasi sistematik. Pendekatan kedua adalah menga.iari
kedua obat tersebut memberikan temuan negatif, sebagian besar pasien metode penatalaksanaan stres, termasuk teknik relaksasi
percobaan ini memiliki kecacatan desain yang serius, termasuk dan pendekatan kognitif untuk menghadapi stres, Sejumlah data
durasi yang terlalu singkat. Dosis imipramin dan amitriptilin pendahuluan menunjukkan bahwa rvalaupun teknik penatalaksaan
harus sama dengan dosis yang digunakan untuk mengobati gang- stres efektif iebih cepat daripada teknik pemajanan, hasil teknik
guan depresif, dan lama minimum suatu percobaan yang adekuat pemajanan lebih bertahan lama.
adalah 8 minggu. Pasien yang memberikan respons baik mungkin Teknik psikoterapeutik lainnya yang relatif baru dan kontro-
harus meneruskan farmakoterapi sedikitnya satu tahun sebelum versial adalah eye movement desensitization and reprocessing
dicoba penghentian obat. Sejumlah studi menunjukkan bahwa (EMDR), di sini pasien berfokus pada gerakan lateral .iari klinisi
farmakoterapi lebih efektifdalam talaksana depresi, ansietas, dan sambil mempertahankan bayangan nrental tentrng pengalaman
hyperarousal, daripada talaksana penghindaran, penyangkalan, trauma. Keyakinan umum adalah bahwa ge.iala dapat dipulihkan
dan penumpulan emosional. jika pasien mengingat peristiwa traumatil< sambil berada dalarr
Obat lain yang dapat berguna dalam terapi PTSD adalah mono- keadaan relaksasi dalam. Penggagas terapi ini mengatakan terapi
amine oxidase inhibitors (MAOI) (cth., fenelzin fNardil], trazodon ini sama efektif dan mungkin lebih efbktif daripada terapi P ISD
[Desyrel], dan antikonvulsan (contohnya karbamazepin (Tegretol) lain dan lebih disukai klinisi maupun pasien y'ang telah men-
dan valproat fDepakene]). Sejumlah studi juga mengungkapkan cobanya.
perbaikan PTSD pada pasien yang diberikan reversible monoamine Di samping teknik terapi individual, terapi kelompok dan
oxidase inhibitors (RIMA) seperti brofaromin. Penggunaan terapi keluarga serir.rg dilaporkan efektif pada kasus PTSD. Ke-
klonidin (Catapres) dan propranolol (lnderal), yang merupakan untungan terapi kelompok mencakup saling berbagi pengalanran
agen antiadrenergik, diajukan oleh teori mengenai hiperaktivitas traumatik dan dukungan dari anggota kelornpok lain. Terapi
noradrenergik pada gangguan ini. Hampir tidak ada data positif kelompok terutama berhasil pada veteran Vietnam dan orang
mengenai penggunaan antipsikotik pada gangguan ini sehingga yang selamat dari bencana menakutkan seperti gempa bumi.
penggunaan obat ini---+ontohnya haloperidol (Haldol)-harus Terapi keluarga sering membantu mempertahan perkar,vinan saat
dicadangkan untuk kontrol jangka pendek agresi dan agitasi berat. periode gejala memberat. Rawat inap dapat diperlukan jika gejala
berat atau jika terdapat risiko bunuh diri rraupr"rn kekerasan lain.
Psikoterapi
Psikoterapi psikodinamik dapat berguna dalam terapi pada banyak
pasien PTSD. Di sejumlah kasus, rekonstruksi peristiwa traumatik
dengan abreaksi dan katarsis terkait dapat bersifat terapeutik,
tetapi psikoterapi harus diindividualisasi, karena mengalami
kembali trauma dapat terlalu berat untuk sejumlah pasien.
Intervensi psikoterapeutik PTSD mencakup terapi perilaku, Orang yang tar"npaknya cemas patologis mengenai hampir semua
terapi kognitif, dan hipnosis. Banyak klinisi menyarankan psiko- hal cenderung digolongkan memiliki gangguan ansietas menye-
terapi terbatas waktu untuk korban trauma. Terapi seperti ini luruh. Revisi edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of
biasanya memerlukan pendekatan kognitif dan juga memberikan Me ntal Dis order (DSM-IV-TR) mendefi nisikan gangguan ansietas
dukungan serta keamanan. Sifat psikoterapi jangka pendek me- menyeluruh sebagai ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan
minimalkan risiko ketergantungan dan menjadi kronis, tetapi mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang hari
masalah kecurigaan, paranoid, dan kepercayaan sering memberi selama sedikitnya 6 bulan. Kekhawatiran ini sulit dikendalikan
pengaruh buruk terhadap kepatuhan. Terapis harus menghadapi dan berkaitan dengan gejala somatik seperti otot tegang, iritabilitas,
penyangkalan pasien mengenai peristiwa traumatik, menyarankan sulit tidur, dan gelisah. Ansietas tidak berfokus pada gambaran
.mereka bersantai, dan meniauhkan mereka dari sumber stres. gangguan Aksis I lain, tidak disebabkan penggunaan zat atau ke-
Pasien harus disarankan tiduq menggunakan obat jika perlu. adaan medis umum, sefta tidak hanya ter.jadi selama gangguan
Dukungan dari orang di lingkungan mereka (seperti teman dan mood atau psikiatri. Ansietas ini sulit dikendalikan, secara sub.iektif
kerabat) harus diberikan. Pasien harus diminta mengingat kembali menimbulkan penderitaan, dan mengakibatkan hendaya pada area
dan melakukan abreaksi perasaan emosional yang berkaitan de- penting kehi dupan seseorang.
ngan peristiwa traumatik dan merencanakan pemulihan masa
mendatang. Abreaksi-mengalami emosi yang berkaitan dengan
EPIDEMIOLOGI
suatu peristiwa-dapat membantu bagi sejumlah pasien, Wawan'
cara dengan amobarbital (Amytal) telah digunakan untuk memper- Gangguan ansietas menyeluruh adalah suatu keadaan yang lazim,
mudah proses ini. perkiraan yang masuk akal untuk prevalensi I tahun berkisar
260 13. Cangguan Ansietas
antara 3 dan 8 persen. Rasio perempuan banding laki-laki pada dan substansia alba pasien gangguan ansietas menyeluruh yang lebih
rendah daripada sub-1ek kontrol nornal. Se.iutnlah kecil studi genetik.luga
gangguan ini sekitar 2 banding I tetapi rasio perempuan banding
telah dilakukan di lapangan. Satu studi tnenemukan bahrva hubungan
laki-laki yang dirawat inap di rumah sakit untuk gangguan ini genetik bisa terdapat antara gangguan ansietas nlenyelurulr datr gangguan
sekitar 1 banding 1. Prevalensi seumur hidupnya adalah 45 depresif berat pada perempuan. Studi lain menunjukkan komponen
persen. genetik yang khas, tetapi sulit diukur pada gangguan ansietas menyelurulr.
Sekitar 25 persen kerabat derajal pertama pasien dengan gangguan
ansietas menyeluruhjuga mengalami gangguan yang sanla. Kerabat Iaki-
KOMORBIDITAS
laki cenderung memiliki gangguan penggunaan alkohol. Sejumlah studi
Cangguan airsietas menyeluruh mungkin adalah gangguan yang kembar melaporkan adanya angka kejadian bersama 50 persen pada
paling sering muncul bersamaan dengarr gangguaniiwa lain, biasa- kembar monozigot dan 15 persen pada kernbar dizigot.
nya fobia sosial. fobia spesifik, gangguan panik, atau gangguan Berbagai kelainan elektroensefalogran (EEG) telah diperhati-
depresif. Mungkin 50 hingga 90 persen pasien dengan gangguall kan pada ritnre alfa dan evoked potential. Studi EEG tidur melapor-
ansietas menyeluruh memiliki gangguan jirva lain. Sebanyak 25
kan diskontinuitas tidul yang meningkat, penurunan tidur delta,
persen pasien akhirnya mengalami gangguan panik' Suatu tambah-
berkurangnya tidur tahap I. dan berkurangnya tidur REM. Per-
an persentase pasien yang tinggi cenderung memiliki gangguan
ubahan struktur tidur ini berbeda dengan perubahan yang terlihat
depresifberat. Gangguan lazim lain yang terkait gar.rgguan ansietas
pada gangguan depresif.
menyeluruh adalah gangguan distimik, fobia sosial dan spesifik,
sefta gangguan terkait zat.
Faktor Psikososial
ETIOLOCI Dua kelompok pikiran r-rtama mengenai laktor psikososial yang
jiwa, penyebab gangguan menyebabkan timbulnya gangguan ansietas menyeluruh adalah
Seperti pada kebanyakan gangguan
kelompok perilaku-kognitif dan kelompok psikoanalitik. Menurut
ansietas menyeluruh tidak diketahui. Sebagaimana yang baru-baru
kelompok-perilaku kognitii pasien dengan gangguan ansietas
ini dide{inisikan, gangguan ansietas menyeluruh mungkin meme-
menye luruh memberikan respons pada hal-hal yang secara tidak
ngaruhi suatu kelompok orang yang heterogen. Mungkin karena
benar dan tidak akurat dianggap sebagai bahaya. l(etidakakuratan
suatu derajat ansietas tertentu bersifat normal dan adaptif, mem-
bedakan ansictas normal dan ansietas patologis serta membedakan
ini ditimbulkan melalui perhatian selektif terhadap hal kecil
negatif di lingkr.urgan dengan distorsi pemprosesan informasi dan
faktor penyebab biologis dan faktor psikologis sulit dilakukan.
pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan beradaptasi
Faktor biologis dan psikologis mungkin beker.ia bersama.
diri sendiri. Kelompok psikoanalitik mendalilkan bahwa ansietas
adalah gejala konflik yang tidak disadari dan tidak terselesaikan.
Faktor Biologis Teori psikologis ini pertama kali disampaikan Sigmund Freud
Efektivitas terapeutik benzodiazepin dan azaspiron-- contohnya padatahun 1909 dengan deskripsi mengenai Little Hans;sebelurn-
buspiron (BuSpar)-telah memfokuskan upaya riset biologis pada r-rya, Freud telah melakukan konseptualisasi ansietas yaitu rne-
asam y-aminobutirat dan sistem neurotransmiter serotonin. Benzo- miliki dasar fi siologis.
diazepin (yang merupakan agonis reseptor benzodiazepin) di' Tingkatan ansietas berkaitan dengan berbagai tingkat per-
ketahui mengurangi ansietas sedangkan flumazenil (Romazicon) kembangan. Pada tingkat yang paling prirnitif, ansietas clapat ber-
(suatu antagonis reseptor benzodiazepin) dan B-karbolin (suatu kaitan dengan rasa takut dikalahkan atau bergabung dengan orang
agonis kebalikan reseptor benzodiazepin) diketahui mencetuskan lain. Pada tingkat yang lebih matr-rr, ansietas dapat bekaitan de-
ansietas. Walaupun tidak ada data meyakinkan yang menLrnjukkan ngan perpisahan clengan ob.iek yang dicintai. Pada tingkat yang
bahwa reseptor benzodiazepin abnormal pada pasien dengan lebih matur, ansietas berhubungan dengan hilangnya cinta dari
gangguan ansietas menyeluruh, beberapa peneliti telah terlokus objek yang penting. Ansietas kastrasi berkaitan dengan fase
pada lobus oksipitalis yang memiliki konsentrasi reseptor benzo- oedipus pada perkembangan dan dipertirrbangkan sebagai salah
diazepin paling banyak di otak. Area otak lain yang didalilkan ter- satu tingkat ansietas yang paling tinggi. Ansietas superego, rasa
libat dalam gangguan'ansietas menyeluruh adalah ganglia basalis, takut seseorang untuk mengecewakan idealisme dan nilai-nilainya
sistem limbik, dan korteks frontalis. Karena buspiron adalah (berasal dari orang tua yang diinternalisasikan), adalah bentuk
agonis reseptor serotonin 5-HTrA. terdapat hipotesis bahwa penga- ansietas yang paling matur.
turan sistem serotonergik pada gangguan ansietas menyeluruh
adalah abnormal. Sistem neurotransmiter lain yang menjadi sub.iek
DIACNOSIS
penelitian gangguan ansietas menyeluruh mencakup sistem neuro-
transmiter norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin Sejumlah Kriteria diagnosis DSM-IV-TR (Tabel l3.G-l) metnasukkan
bukti menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan ansietas me- kriteria yang membantu klinisi membedakan ganggtlan attsietas
nyeluruh mungkin memiliki subsensitivitas reseptor crr-adrenergik, menyeluruh, ansietas normal, dan gangguan rnental lain. Perbeda-
seperli yang dituniukkan dengan pelepasan hormon perlumbuhan an antara gangguan ansietas menyeluruh dan ansictas normal
yang tumpul setelah infus klonidin (Catapres). adalah melalui penekanan pada penggunaan kata "bcrlebihan"
dan "sulit dikendalikan" dalam kriteria dan melalui spesifikasi
Hanya studi pencitraan otak dalam jumlah terbatas telah dilakukan
pada pasien dengan gangguan ansietas rnenyeluruh Satu studi positron bahwa gejala dapat menyebabkan hendaya atau distres yang
emission tomography (PET) melaporkan laju metabolik di ganglia basalis signifikan.
1 3.6. Cangguan Ansietas Mcnycluruh 261
Tabel 13.6-1 variasi saat mencari doktcr. SejLrnrlah pasierr r.nenerima diagnosis
Kriteria diagnostik DSM-lV-TR untuk Gangguan gangguan ansietas rncnyclurllh dan terapi yang sesuail lainnya
Ansietas Menyeluruh mencari konsultasi medis lambahan untuk masalah mereka.
terapi untuk komponen somatik gangguan mereka. Karena tinggi- Untuk pasien yang berorientasi pada psikologis dan memiliki
nya insiden adanya gangguanjiwa komorbid pada pasien dengan motivasi untuk mengerti sumber ansietas mereka, psikoterapi
gangglran ansietas menyeluruh, perjalanan klinis dan prognosis dapat meniadi terapi pilihan. Terapi psikodinamik berlangsung de-
gangguan ini sulit diprediksi. Meskipun demikian, sejumlah data ngan asumsi bahwa ansietas dapat rneningkat dengan terapi yang
menuniukkan bahwa peristirva hidup terkait dengan awitan gang- efektif. Tujuan pendekatan dinamik mungkin adalah mening-
guan ansietas menyeluruh. Terdapatnya beberapa peristiwa hidup katkan toleransi pasien terhadap ansietas (kapasitas untuk meng-
yang negatif sangat meningkatkan kemungkinan gangguan ter- alami ansietas tanpa harus melepasnya), bukannya menghilangkan
sebut untuktimbul. Dengan definisi, gangguan ansietas menyeluruh ansietas. Riset empiris menunjukkan bahwa banyak pasien de-
adalah suatu keadaan kronis yang mungkin akan menetap seumur ngan terapi psikoterapeutik yang berhasil dapat berlaniut meng-
h idup. alami ansietas setelah akhir psikoterapi, tetapi penguasaan ego
mereka yang meningkat memungkinkan mereka menggunakan
gejala ansietas sebagai sinyal untuk bercermin terhadap pergulatan
TERAPI internal dan memperluas tilikan serta pengertian mereka. Pen-
'I'erapi yang paling efektif untuk gangguan ansietas merlyeluruh dekatan psikodinamik pada pasien dengan gangguan ansietas me-
mungkin adalah terapi yang menggabungkan pendekatan psiko- nyeluruh meliputi pencarian rasa takut yang mendasari pada
terapeutik, farmakoterapeutik, dan suportif. Terapi ini dapat me- pasien.
makan waktu yang cukup lama bagi klinisi yang terlibat, baik bila
klinisi tersebut adalah seorang psikiater, dokter keluarga, atau
Farmakoterapi
spesialis lain.
Karena gangguan bersifat jangka paniang, suatu rencanr terapi
harus dilakukan dengan teliti. Tiga obat utama yang harus diper-
Psikoterapi timbangkan untuk terapi gangguan ansietas menyeluruh adalah
Pendekatan psikoterapeutik utama gangguan ansietas menyeluruh buspiron, benzodiazepin, dan Selective Serotonin Reuptake
adalah terapi perilaku-kognitif, suportif, dan psikoterapi berorien- Inhibitor (SSRI). Obat lain yang dapat berguna adalah obat trisiklik
tasi tilikan. Data masih terbatas mengenai keuntungan relatif pen- (contohnya imipramin [Tofranil]), antihistamin, dan antagonis B-
dekatan tersebut walaupun studi yang paling canggih telah meng- adrenergik (contohnya propranolol [lnderal]).
uji teknik perilaku-kognitif yang tampaknya memiliki efektivitas Walaupun terapi obat untuk gangguan ansietas menyeluruh
jangka pendek maupun panjang. Pendekatan kognitif secara kadang-kadang dilihat sebagai terapi 6 hingga 12 bulan, sejumlah
langsung ditujukan pada distorsi kognitif pasien yang didalilkan bukti menunjukkan bahwa terapi haruslah jangka parlang,
dan pendekatan perilaku ditujukan pada gejala somatik secara mungkin seumur hidup. Sekitar 25 persen pasien kambuh di bulan
langsung. Teknik utamayang digunakan pada pendekatan perilaku pertama setelah penghentian terapi dan 60 hingga 80 persen
adalah relaksasi dan biofeedback. Sejumlah data awal menunjuk- kambuh pada perjalanan tahun berikutnya. Walaupun beberapa
kan bahwa kombinasi pendekatan kognitif dan perilaku lebih pasien menjadi bergantung pada benzodiazepin, tidak terjadi
efektif daripada salah satu teknik digunakan secara tersendiri. toleransi terhadap efek terapeutik benzodiazepin, buspiron, atau
'Ierapi supodif menawarkan pasien keamanan dan kenyamanan, SSRI.
rvalaupun efektivitas jangka paniangnya diragukan. Psikoterapi
berorientasi tilikan berfokus pada membuka konflik yang tidak Benzodiazepin. Benzodiazepirt merupakan obat pilihan
disadari dan mengidentifikasi kekuatan ego. Efektivitas psiko- untuk gangguan ansietas menyeluruh. Obat ini diresepkan bila
terapi berorientasi tilikan untuk gangguan ansietas menyeluruh perlu sehingga pasien mengonsumsi benzodiazepin kerja cepat
dilaporkan pada banyak laporan kasus yang tidak resmi tetapi saat mereka terutama merasa cemas. Pendekatan alternatif adalah
studi terkontrol yang besar hanya sedikit.
meresepkan benzodiazepin untuk suatu periode waktu yang ter-
Sebagian besar pasien mengalami berkurangnya ansietas se-
batas, selama pendekatan terapeutik psikososial diterapkan.
cara nyata ketika diberikan kesempatan untuk mendiskusikan ke-
Sejumlah masalah dikaitkan dengan penggunaan benzodia-
sulitan mereka dengan dokter yang simpatik dan peduli Jika
zepin pada gangguan ansietas menyeluruh. Sekitar 25 hingga 30
klinisi menemukan siiuasi eksternal yang mencetuskan ansietas,
persen pasien tidak berespons, dan dapat ter.jadi toleransi serta
mereka mungkin mampu-sendiri atau dengan bantuan pasien
ketergantungan. Sejumlah pasien .iuga mengalarni gangguan ke-
maupun keluarganya-mengubah lingkungan sehingga mengu-
terjagaan saat mengonsumsi obat sehingga berisiko mengalami
rangi tekanan yang menimbulkan stres. Perbaikan gejala sering
kecelakaan mobil dan mesin.
memungkinkan pasien berfungsi efektif di dalam pekerjaan dan
Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepin
hubungannya sehari-hari sehingga mendapatkan hadiah dan
haruslah spesifik dan dipertimbangkan. Diagnosis pasien, gejala
kepuasan baru yangjuga bersifat terapeutik.
target yang spesifik, serta durasi terapi harus ditentukan dan infor-
Dalam perspektif psikoanalitik, ansietas kadang-kadang ada-
masi harus diberikan kepada pasien. Terapi untuk sebagian besar
lah sinyal kekacauan tidak disadari yang harus diselidiki. Ansietas
keadaan ansietas berlangsung 2 hingga 6 minggu diikuti I atau 2
tersebut dapat normal, adaptif, maladaptif, terlalu intens, atau
minggu untuk menurunkan dosis obat secara bertahap sebelum
terlalu ringan, bergantung keadaan. Ansietas muncul dalam
sejumlah situasi selama perjalanan siklus hidup; pada banyak dihentikan. Kesalahan klinis yang paling lazim pada terapi dengan
kasus, perbaikan geiala bukanlah perjalanan gangguan yang paling benzodiazepin adalah meneruskan terapi untuk jangka waktu
yang tidak terbatas.
sesuai.
13.7. Cangguan Ansietas Akibat Keadaan Medis Umum 263
Untuk terapi ansietas, biasa dilakukan pemberian obat yang memahdmi lebih jauh stres lingkungan pasien. Obat lain 1'ang
dimulai dengan dosis terendah dari kisaran terapeutik dan pening- telah terbukti beiguna untuk gangguan ansietas menyeluruh men-
katan dosis untuk mendapatkan respons terapeutik. Penggunaan cakup obat trisiklik dan tetrasiklik. Antagonis reseptor B-adre'
benzodiazepin dengan waktu paruh intermediat (8 hingga l5 iam) nergik dapat mengurangi manifestasi somatik ansietas tetapi tidak
cenderung menghindari sejumlah efek simpang.peirggunaan keadaan yang mendasari, dan penggunaannya biasanya terbatas
benzodiazepin dengan waktu paruh panjang, serta p€nggunaan pada.ansietas situasional sepeni ansietas pertampilan. Nefazodon
dosis terbagi mencegah timbulnya efek sirnpang akibat tingginya (Serzone) yang juga digunakan pada depresi, telah terbukti me-
kadar plasma. Perbaikan yangdihasilkan benzodiazepin dapat me- ngurangi ansietas cian mencegah gangguan panik.
lebihi efek antiansietas sederhana. Contohnya, obat dapat mem-
buat pasien memandang berbagai kejadian dengan .pandangan
positif. Obat ini juga memiliki aksi disinhibisi ringan, serupa
dengan aksi yang diamati setelah mengonsumsi sejumlah kecil
alkohol.
Buspiron. Buspiron adalah agonis parsial reseptor 5 HT,o Banyak gangguan rnedis dikaitkan dengan ansielas. Cie.iala dapat
dan tampaknya paling efektif pada 60 hingga 80 persen pasien mencakup serangan panik, ansietas menyeluruh, obsesi dan
dengan gangguan ansietas menyeluruh. Data menunjukkan bahwa kompulsi, serta tanda distres lain. Pada semua kasus, tanda dan
buspiron lebih efektif mengurangi gejala kognitif pada gangguan gejala disebabkan efek fisiologis langsung keadaan medis
ansietas menyeluruh dibandingkan mengurangi gejala somatik.
Bukti juga menunjukkan bahwa pasien yang sebelumnya men-
jalani terapi dengan benzodiazepin cenderung tidak berespons ter-
EPIDEMIOLOGI
hadap terapi dengan buspiron. Kurangnya respons dapat di- Keberadaan gejala ansietas yang berkaitan dengan keadaan medis
sebabkan tidak adanya, dengan terapi buspiron, seiumlah efek umum lazim ditemukan walaupun insiden gangguan ini bervariasi
nonansiolitik benzodiazepin (seperti relaksasi otot ,dan rasa untuk setiap keadaan medis umum yang spesifik.
sejahtera tambahan). Kerugian utama buspiron adalah bahwa
efeknya memerlukan waktu 2 hingga 3 minggu untuk terlihat,
dibandingkan dengan efek ansiolitik benzodiazepin yang hampir
ETIOLOGI
segeradidapatkan. Satu pendekatan adalah untuk memulai benzo- Suatu kisaran luas keadaan medis dapat menyebabkan ge.jala
diazepin dan buspiron secara bersamaan kemudian menurunkan yang serupa dengan gangguan ansietas. Ilipertiroidisme, hipo-
dosis benzodiazepin setelah 2 sampai 3 minggu, pada saat ini tiroidisme, hipoparatiroidisme, dan defisiensi vitamin 8,, sering
buspiron seharusnya sudah mencapai efek maksimum. Seiumlah dikaitkan dengan gejala ansietas. Feokromositoma menghasilkan
studi juga melaporkan bahwa terapi kombinasi iangka panjang epinefrin, yang dapat menyebabkan episode paroksismal gejala
benzodiazepin dan buspiron dapat lebih efektif daripada kedua ansietas. Lesi tertentu pada otak dan kondisi pascaensefalitis di-
obat tersebut secara tersendiri. Buspiron bukanlah terapi yang laporkan menghasilkan gejala yang identik dengan gejala yang
efektil untuk putus benzodiazepin. terlihat pada gangguan obsesif kompulsif. Keadaan medis lain,
seperti aritmia jantung, dapat menghasilkan geiala fisiologis gang'
Venlafaksin. Venlafaksin (Effexor) efektif untuk mengobati guan panik. Hipoglikemiaiuga dapat menyerupai gejala gangguan
insomnia, konsentrasi yang buruk, kegelisahan, iritabilitas, dan ansietas. Keadaan medis yang beragam dan dapat menimbulkan
ketegangan otot yang berlebihan akibat gangguan ansietas gejala gangguan ansietas dapat menimbulkannya melalui meka-
menyeluruh. nisme yang umum, yaitu sistem noradrenergik, walaupun efek
terhadap sistem serotonergik juga masih dipelajari.
Se/ecfive Serotonin Reuptake lnhibitors. SSRI dapat
efektif terutama untuk pasien dengan komorbid depresi. Kerugian
DIACNOSIS
SSRI yang menonjol, terutama fluoxetine (Prozac), adalah bahwa
obat ini meningkatkan ansietas secara sementara. Oleh sebab itu, Diagnosis gangguan ansietas akibat keadaan medis umum me-
SSRI sertralin (Zoloft) atau paroksetin (Pa,ril) adalah pilihan nurut edisi revisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of
yang lebih baik. Sangatlah beralasan untuk memulai terapi dengan Mental Disorders (DSM-IV-TR) (Tabel 13.7-1) mensyaratkan
sertralin atau paroksetin ditambah benzodiazepin kemudian me- adanya gejala gangguan ansietas. DSM-IV-TR memungkinkan
nurunkan dosis benzodiazepin setelah 2 hingga 3 minggu. Studi klinisi merinci apakah gangguan ini ditandai dengan gejala ansietas
terkontrol diperlukan untuk menentukan apakah SSRI sama menyeluruh, serangan pan ik, atau geiala obsesif kompulsif.
efektifnya untuk gangguan ansietas menyeluruh karena SSRI di- Klinisi harus meningkatkan kecurigaan untuk diagnosis ini
gunakan juga untuk gangguan panik dan gangguan obsesif ketika ansietas kronis atau ansietas paroksismal disertai dengan
kompulsiL penyakit fisik yang diketahui menyebabkan gejala tersebut pada
sejumlah pasien. Penyakit hipertensi paroksismal pada pasien
Obat lain. Jika terapi konvensional (cth., dengan buspiron ansietas dapat menunjukkan bahwa pemeriksaan feokromositoma
atau benzodiazepin) tidak efektif atau tidak seluruhnya efektif, adalah tepat. Pemeriksaan medis umum dapat mengungkapkan
kemudian diindikasikan pengkajian ulang klinis untuk me- adanya diabetes, tumor adrenal, penyakit tiroid, atau keadaan
nyingkirkan adanya keadaan komorbid seperti depresi, atau untuk neurologis. Contohnya, sejumlah pasien dengan epilepsi parsial
264 13. Cangguan Ansietas
Tabel 13.7-1 adanya diagnosis psikiatri lain. Bagi seorang klir.risi, untuk me-
Kritcria Diagnostik DSM-lV-TR Gangguan nyinrpulkan bahlva seorang pasien mengalarni gangguan ansietas
Ansietas Akibat Keadaan Medis Umum akibat keadaan nedis umum. pasicn harus dengan jelas rnerriliki
ansietas sebagai gejala utania dan harus memiliki gan-aguan medis
A. Ansietas. serangan panik, atau obsesi maupun kompulsi nonpsikiatri spesifik yang menjadi penyebab. Untuk rnemastikan
mgnonjol dan mendominasi gambaran klinis. suatu keadaan mcdis umurn sebagai penyebab ansietas. klinisi
B. Terdapat bukti drri anantrrcsis, pemeriksaan fisik, atau temuan harus tahu apakah keadaan n.redis dan ge.jala ansictas berkaitan
laboiatorium bahwa gangguan ini m6rupakan akibat fisiologis
erat di dalarn literatur, ar.vitan usia (gangguan ansietas printt'r
langsung suatu keadaari medis umum.
C. Cangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa biasanya memiliki arvitan sebelum r-rsia. 35 tahun). dzrn rirvayat
r . lain (cth,,rganggulrn penyesuaian'dengan an.sietas y,ang keluarga pasien dengan gangguan ansietas dan keadaan medis
stresornya adalah keadaan nredis umum y4ng serlus). umum yang relevan (contohnya hipertiroidisme). Diagnosis grng-
D.Cangguaninitidak.hanyaterjadisaatdeliiium'i.:. guan penyesuaian dengan ansietas.juga harus dipertimbangkan di
E. Cangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis :
dalarn diagnosis banding.
bermakna atau hendaya dalarii'diea fiingsi r'sosial, pekerjaan
utlu .r:: fungsi penting lain.
_
Tcntukan jil.a: PERIALANAN CANCCUAN
Dengan ansietas menyeluruh: jika ansietas atau kekhawatiranr '..
berlebihan mengenai sejirmlah peristiwa atau aktivitas DAN PROGNOSIS
rnendomirrasi gJmbaran klinis Pengalaman ansietas yang ticlak jLrga menrbaik dapat membuai
Dengan serangan panik: jika serangAn panik mendominasi
ketidakrnampr,ran pada pasicn dan mengganggu setiap aspel< l<c-
gambaran kllnis
hidupan" termasuk fungsi sosial. peker.jaan, dan psikologis. Terapi
Dengan gejala obsesif kompulsif: jika obsesi atau kompulsi
rnendominasi gambaran klinis atau penyingkiran penycbab medis prirner patla ansietrs bilsinl l
Catatan pemberian kode: mencakup nama keadaan medis umum nrcngarvali proses perbaikiin yang .jelas pada gejala gangguan
pada Aksis l; cth., gangguan ansietas akibat feokromositoma ansietas. Meskipr-rn denrikian, pada seiumlah kasus. ge.jala ganggu-
dcngan ansietas miny6irrrh; juga bcri kodc kcaclaan medis an ansietas berlanjut bahkan setelah kcadaan medis primer cli-
umum pada Aksis Ill. obati-contohnya setelah suatu periode enselalitis. Sejunrlah
Dari American Psychiatric Assr:ciation. Diagnostic and Statistical gejala, terutama ge.jala gangguan obsesif kompulsif, bertahan
Manual of Mental Disorder. 4rh ed. Text rev. Washington, DC: untuk rvaktu yang lebih lan-ra daripacla ge.jala gangguan ansietas
American F:ychiatric Association; copvright 2000, dengan izirr. lain. Ketika ge.jala ganggr-ran ansictas ada untuk suatu periode
rvaktu yang cukup larna setelah gangguan medis diobati. gejala
yang tersisa mungkin harus diobati sebagai ge.iala primer-yaitu
kompleks memiliki episode ansietas atau rasa lakut yang ekstrem dengan psikoterapi atau fbrmakoterapi atau kcduanya.
sebagai salu-satunya manifestasi aktivitas epileptiknya.
TERAPI
CAMBARAN KLINIS Terapi utarna gangguan ansietas akibat keadaan medis umum
Gejala gangguan ansielas akibat keadaan meclis umun.r dapat adalah terapi untuk keadaan medis yang nrcndasari, Jika psien
identik dengan gejala gangguan ansietas primer. Suatu sindrom iugarnemiliki gangguan penggr-rnaan aikohol atau zat lain. garrggr-r-
yang serupa dcngan gangguan panik adalah gambaran klinis yang an ini.juga harus diterapi untuh memperoleh kenclali gejala gang-
paling lazim. Pasien yang memiiiki kardiomiopati dapat me miliki guan ansietas. Jika penyingkiran keadaan medis prirner tidak
insiden paling tinggi untuk gangguan panik akibat kcadaan medis memperbaiki ge.jala ganggLran ansietas, tcrapi gejala tersebut
umum. Satu studi nielaporkan bahr.va 83 perscn pasien kardio- harus mengikuti pedoman terapi untlrk gangguan.jirva spesiftk.
nriopati yang menunggu transplantasi iantung mengalami gang- lJmumnya, teknik modifikasi perilaku, agen ansiolitik. dan anti-
guan panik. Pada sejumlah stLrili, sckitar 25 persen pasien de ngan depresan serotonergik nrerupakan modalitas terapi yang paling
penyakit Farkinson dan penyakit paru obstruktif kronis memiliki efektif.
geiala gangguan panik. Cangguan medis lain yang dikaitkan
dengan gangguan panik mencakup n1'eri kronis, sirosis bilier CANGGUAN ANSIETAS YANG
primer. dan epilepsi, terutama.jika fbkusnya berada pada girus
parahipokampus kanan. Prcvalensi tertinggi gejala gangguan DICETUSKAN ZAT
ansietas menl'eh:ruh akibat garrgguan medis tampaknya ada pada DSM-IV-TR mencakup gangguan jiwa yang dicetuskan zat di
penl'akit Grave, pada penyakit ini sebanyak dua pertiga pasien dalarn kategori sindrorn gangguan jir.va yang relevan. Dengan
memenuhi kriteria gangguan ansietas mcnyeluruh. demikian, gangguan ansietas yang dicetuskan zat terkandung cli
dalam kategori gangguan ansietas.
DIAGNOSIS BANDING
Epidemiologi
Ansietas scbagai suatu gejala dapat disebabkan oleh banyak
gangguan psikiatri di samping gangguan ansietas itu sendiri. Gangguan ansietas yang dicctushan zat lazim ditenrul<an. baik
Pemeriksaan status mental penting dilakukan untuk menentukan akibat konsumsi zat yang disebut sebagai obat rekreasiorral t.nau-
adanya ge.jala rz ood atauge-iala psikotik yang dapat mengesankan pun akibat penggunaan obtrt yang diresepkan.
13.7. Cangguan Ansietas Akibat Keadaan Medis Umum 265
Etiologi Terapi
Suatu kisaran luas zat dapat mcnyebabkan ge.iala ansietas yang
'lerapi primer gangguan ansietas yang dicetuskan zat adalah
menyerupai gangguan ansietas DSM-IV-TR. Walaupun si mpato- menyingkirkan zat penyebab yang lerlibat. Kernudian klinisi
266 13. Cangguan Ansietas
harus berfokus untuk menemukan terapi alternatifj ika zat tersebul depresif dan ansietas menimbulkan liendal,a fungsional yang
merupakan obat yang diindikasikan secara medis, juga untuk bermakna pada orang yang mengalami gangguan ini. Keadaan ini
rnembatasi pajanan pasien jika zat tersebut didapatkan nelalui terutama dapat banyak ditemukan di pelayanan primer dan klinik
pa.janan lingkungan, atau mentatalaksana gangguan terkait zat kesehatan jiwa rawat jalan. Oponen telah rncndebat bahwa keter-
yang mendasari Jika ge.iala gangguan ansietas berlanjut rvalaupun sediaan diagnosis dapat membuat klinisi tidak terdorong untuk
penggunaan zat telah dihentikan, terapi gejala gangguan ansietas mengambil waktu yang cliperlukan untuk menperoleh riwayat
dengan modalitas psikoterapeutik atau farnrakoterapeutik rnungkin psikiatri yang lengkap untuk membedakan gangguan depresif
sesuai untuk keadaan ini. se.iati dengan gangguan ansietas sejati.
C. Ceiala menimbulkan penderitaan yang secara klinis Perjalanan Cangguan dan Prognosis. Berdasarkan data
beimakna atau hendaya dalim area fungsi sosial, pekerjaan klinis sampai saat ini, pasien tampak sama besar kemungkinannya
.:' atauaiea'fungsi peiitiri$rlain.t . ': ' '
aktivitas sistem saraf otonom, seperti keluhan gastrointestinal, an ansietas dengan gangguan depresif, antidcpresan serotonergik
lazim ditemukan dan ikut berperan pada banyaknya pasien 1'ang (contohnya. fluoxetine) dapat menjadi obat yang paling ef'ektif
ditemukan di klinik medis rawat.ialan. dalam mengobati gangguan campuran ansietas-deprcsi f"