Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas perkenaanya saya
dapat menyelesaikan tugas Makalah Anatomi Fisiologi system endokrin pada Mata kuliah
SISTEM ENDOKRIN dengan baik. tugas ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari pihak –
pihak terkait, untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan teman-teman yang
sudah membantu. Kiranya Tuhan Yesus memberkati

Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Penulis

Ambon, 11 april 2016


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM ENDOKRIN

BAB III PENUTUP

- KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :
sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin tanoa duktus yang tersebar diseluruh tubuh.
Meskipun kelenjar-kelenjar endokrin secara anatomis tidak berhubungan namun secara
fungsional kelenjar-kelenjar tersebut membentuk suatu sistem. Semua kelenjar endokrin
melaksanakan fungsinya dengan mengeluarkan hormone ke dalam darah dan terdapat banyak
interaksi fungsional diantara berbagai kelenjar endokrin.
Adapun fungsi keseluruhan sistem endokrin adalah sebagai berikut :
1) Mengatur metabolisme organic serta keseimbangan H2O dan elektrolit, yang secara
kolektif penting dalam mempertahankan lingkungan internal yang konstan
2) Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh menghadapi situasi stress
3) Mendorong tumbuh kembang yang lancer dan berurutan
4) Mengontrol reproduksi

B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem endokrin
2. Menyebutkan istilah-istilah dalam Sistem endokrin

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi tubuh yang berkaitan dengan sistem endokrin
melalui anatomi dan fisiologi sistem endokrin
2. Agar kita dapat mengetahui istilah-istilah yang kurang dipahami dalam sistem endokrin.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia (hormon)
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu (sekresi
interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah dan cairan limfe,
beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Hasil sekresinya disebut
hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel (tidak langsung ke pembuluh darah).
Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa oleh system peredaran darah ke seluruh bagian
tubuh. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system
saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Meskipun
darah menyebarkan hormone ke seluruh tubuh namun hanya sel sasaran tertentu yang dapat
berespon terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel sasaran yang memiliki reseptor
untuk mengikat hormone tertentu. Jadi setelah dikeluarkan, hormone mengalir dalam darah ke
sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.
Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh adalah sebagai berikut :
 Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin
 Hypophysis (Glandula pituitaria)
 Glandula thyreoidea
 Glandula parathyreoidea
 Thymus
 Glandula pinealis
 Glandula suprarenalis
 Organ- organ yang dilengkapi dengam kumpulan sel-sel endokrin
Selain menjalankan tugas tertentu organ ini juga mengeluarkan hormone dari bagian
endokrinnya. Organ yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
 Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
 Organ reproduksi atau gonad :
 Ovarium pada perempuan
 Testis pada laki-laki
 Gaster dari intestinal

I.HYPOPHYSIS
Kelejar hipofisis atau pituitary adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak
(sela tursika) fossa os sfenoid. Besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram.
Kelenjar ini memegang peranan penting dalam menyekresi hormone dari semua organ endokrin
(sebagai pengatur), kegiatan hormone yang lain, dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang
lain. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus oleh sebuah tangkai penghubung tipis. Fungsi
hipofise dapat diatur oleh sususnan saraf pusat melalui hypothalamus yang dilakukan oleh
sejumlah hormone yang dihasilkan hipotalamus. Hormone-hormon yang mengatur fungsi
hipofise disebut hipophysiotropic hormone dihasilkan ole sel-sel neorosekretori yang terdapat
dalam hipotalamus.
Kelenjar hipofise mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior, dan lobus posterior.
1. Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke ( dua tulang rawan ) yang
menempel pada jaringan otak lobus posterior , menghasilkan sejumlah hormone yang bekerja
sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
a. Hormon somatotropik ( growth hormone). Hormon pertumbuhan yang berfungsi
merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera penting pada individu yang masih
muda untuk pertumbuhan. Efek langsung ( efek anti-insulin) memerlukan adanya kortisol untuk
meningkatkan lipolysis dan glukosa darah. Efek tidak langsung merangsang hati untuk
membentuk somatomedin ( sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan
dan kerangka serta meningkatkan sintesis protein meningkatkan poliferasi sel. Pengaturan
sekresi GH dikendalikan oleh system saraf pusat. Stress, gerak badan, suhu dingin, anesthesia,
pembedahan, dan perdarahan akan meningkatkan sekresi.
b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan kelenjar tiroid
dalam menghasilkan hormone tiroksin. Sel-selnya besar dan berbentuk polyhedral mengandung
granula kecil yang berdiameter 50-100 nm. Fungsinya menstimulasi pembesaran tiroid,
menambah uptake yodium, dan menambah sintesis tiroglobulin. Hormone-hormon dari kelenjar
tiroid menyebabkan menurunnya jumlah sel-sel tirotropik yang merupakan reseptor terhadap
thyroid releasing factor (TRF) menyebabkan menurunnya sekresi hormone TSH.
c. Hormon adrenokortikotropik ( ACTH) mengendalikan kelenjar suprarental dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal. Selnya mengandung granul
sekretori berdiameter 375-550 nm, merupakan yang terbesar ditemukan dalam sel-sel hipofisis.
Se l ini menyintesis hormone ACTH dan beta lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel
basophil hipofise anterior, mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.
d. Hormon gonadotropin , menghasilkan :
- Follicle stimulating hormone (FSH) yang memiliki fungsi berbeda pada wanita dan pria.
Pada wanita, hormone ini merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium, tempat
berkembangnya ovum atau sel telur. Hormone ini juga mendorong sekresi hormone estrogen dan
ovarium. Pada pria FSH diperlukan untuk produksi sperma.
- Luteinzing hormone (LH) juga berfungsi berbeda pada wanita dan pria. Pada wanita LH
berperan dalam ovulasi dan luteinisasi (yaitu, pembentukan korpus luteum penghasil hormone di
ovarium setelah ovulasi). LH juga mengatur sekresi hormone-hormon seks wanita, estrogen dan
progesterone, oleh ovarium. Pada pria hormone ini merangsang sel interstisium leydig di testis
untuk mengeluarkan hormone seks pria, testosterone, sehingga hormone ini memiliki nama
alternative interstitial cell-stimulating hormone (ICSH)
- Prolactin (PRL) meningkatkan perkembangan payudara dan produksi susu pada wanita.
Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti menunjukan bahwa hormone ini mungkin
merangsang produksi reseptor LH di testis. Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa
prolactin mungkin meningkatkan system imun dan menunjang pembentukan pembuluh darah
baru di tingkat jaringan pada kedua jenis kelamin – kedua efek ini sama sekali tidak berkaitan
dengan perannya dalam fisiologi reproduksi.
2. Lobus Posterior (neurohipofisis)
Lobus posterior hipofise terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga dinamai neurohipofisis,
berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua macam
hormone :
- Vasopresin atau arginen vasopressin (APV), hormone anti-diuretik (ADH) yang bekerja
melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air, mengonsentrasi urine dengan
menambah aliran osmotic dari lumina-lumina ke intestinum medular yang membuat kontraksi
otot polos. Dengan demikian ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam
tubuh.
- Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan janin
selama persalinan, dan hormone ini juga merangsang penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar
mamaria (payudara) selama menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang
terpicu ketika bayi menghisap payudara. Selain kedua efek fisiologik utama tersebut, oksitosin
terbukti juga mempengaruhi berbagai perilaku, terutama perilaku ibu. Sebagai contoh, hormon
ini meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya.
-
II.KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah melekat pada
tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri
dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus sinsitra ), saling berhubungan, masing-masing lobus
tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm. kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin.
Pembentukan hormone tiroid bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam
tubuh sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner, berdinding selapis
sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi. Bila sedang istirahat sel ini pipih bagian
tengah asiner terisi koloid senyawa tiroglobulin, tirosin dan hormone tiroksin pada lenjar tiroid.
Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan TSH untuk endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim
proteolitik untuk memecahkan ikatan hormone T3 (triiodothyronine) dan T4 (tetraidothyronine)
dari trigobulin dan melepaskan T3 dan T4 ke peredaran darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma protein bound iodine (PBI), sebagian besar
PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein jaringan yang bebas dalam keadaan
keseimbangan. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi hormone tiroid :
1. Transport yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel- folikel, proses ini
dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
2. Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif dan dibantu
oleh TSH.
3. Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan peroksidase.
Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk idiotironin di antaranya T4
(tetraiodotironin) dan T3 (triidotironin) yang terikat pada tirosin, dalam kelenjar tirod dalam
bentuk tirosin.
4. Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah triglobulin dipecah
melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam darah.

Efek T3 dan T4 :
1. Kalorigenik :
a. Meningkatkan konsumsi oksigem di semua jaringan kecuali pada orang dewasa (otak,
limpa, hipofisis, anterior, testes, uterus, dan kelenjar limfe)
b. Bergantung pada banyak katekolamin
c. Merangsang metabolism zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati katabolisme protein
dan lemak pada tulang dan otot.
d. Meningkatkan produksi panas.
2. Pertumbuhan dan perkembangan :
a. Merangsang sekresi growth hormone (GH)
b. Memperkuat efek GH
c. Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada anak balita dan janin.

Sel-sel dari folikel tiroid menyebabkan yodium dalam bentuk yodida yang diserap dari pembuluh
kapiler terdapat di sekeliling setiap folikel. Yodida yang diserap akan bergabung dengan protein
membentuk tiroglobulin yang akan disekresi ke dalam lumen dari setiap folikel dan membentuk
koloid. Tirogobulin diuraikan oleh enzim proteolitis menjadi tiroksin, merupakan salah satu
hormone dari kelenjar tiroid. Di dalam pembuluh darah tiroksim akan berkaitan dengan molekul
protein

a. Fungsi Hormon Tiroid :


1. Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh, penggunaan
energy total.
2. Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan memengaruhi beberapa reaksi metabolic
dalam tubuh.
3. Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang mendahului
meningginya basal metbolisme.
4. Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan sintesis protein berkurang.
5. Menambah produksi panas dan menyimoan energy pada konsentrasi hormone tiroid yang
tinggi.
6. Absropsi intestinal glukosa bertambah lancer oleh hormone tiroid, memungkinkan factor
toleransi glukosa yang abnormal sering, ditemukan pada hipertiroidsme.
b. Fungsi Tiroksin :
1. Tiroksin mempengaruhi proses okdidasi dalam tubuh sehingga memengaruhi metabolism
didalam tubuh.
2. Tiroksin berperan penting dalam pertumbuhan pada masa kanak-kanak dan
perkembangan mental
3. Koloid yang terdapat dalam gelembung tiroid menjadi tempat penyimpanan yodium
untuk pertumbuhan.
4. Tiroksin mempengaruhi stimulais system saraf.
5. Tiroksin memelihara kesehatan kulit dan rambut

Produksi yang berlebihan


Produksi yang berlebihan (pada orang dewasa) mengakibatkan penyakit tiroroksikosis, peyakit
ini juga dikenal dengan nama penyakit grave. Gejala penyakit tiroksikosis antara lain :
1. Nilai metabolisme basal tinggi
2. Suhu tubuh meningkatkan dan produksi keringat bertambah
3. Jumlah denyut nadi meningkat
4. Timbul rasa terharu, gugup, atau ketakutan
5. Bola mata menonjol (eksoftalmus)
6. Napsu makan biasanya baik, tetapi penderita menjadi lebih kurus.

Produksi yang Kurang

1. Pada orang dewasa


Mengakibatkan penyakit miksedema dengan gejala-gejala: badan gemuk walaupun nafsu makan
jauh berkurang; kulit menjadi kasar dan seolah-olah bengkak atau sembab ; kehilangan
kecerdasan otak; nilai metabolism basal menjadi rendah.
2. Pada anak-anak
Menimbulkan kretinisme. Anak-anak yang menderita kretinisme kurang akal dan bodoh seta
pertumbuhan terhambat.

III.KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Terdapat dua pasang
(4 buah) terletak di belkaang tiap lobus dari kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah
kanan. Besarnya setiap kelenjar kira-kira 5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat
keseluruhan lebih kurang 120 mg.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone paratiroksin yaitu suatu peptida, terdiri dari 84 asam
amino. Dalam melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan diawasi secara langsung oleh
kelenjar hipofise. Produksi hormone paratiroid akan meningkat apabila kadar kalsium di dalam
plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal. Kadar kalsium dalam plasma berada dalam
pengawasan homeostatic dalam batas yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh
perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Mineral lain selain kalsium yang mempengaruhi fungsi kelenjar paratiroid adalah magnesium di
dalam darah atau sebaliknya.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit meskipun terdapat
variasi-variasi yang luas
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap reabsorbsi
tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi resorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membrane dari mitokondria

Fungsi Ion Kalsium :

1. Penting dalam cairan intrasel dan ekstrasel\


2. Komponen utama dalam tulang
3. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai system enzim
4. Penglepasan kalsiu (Ca) intrasel untuk mengaktifkan sel ( proses sekresi dan kontraksi
otot)
5. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan kecil pada konsentrasi untuk perubahan
kepekaan sel (hipokalsemia) yang menimbulkan epilepsy dan tetani.

IV.THYMUS
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum, di dalam rongga
toraks, kira-kira setinggi bifukasi trachea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari dua
lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram, ukurannya bertambah
setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut.
Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu berpartisipasi dalam
reaksi kekebalan. Di antara bukti tentang adanya aktivasi endokrin pada timus ialah kenyataan
bahwa timus peka terhadap hormone tiroid. Mengecilnya ukuran timus sementara kedewasaan
kelamin tercapai disebabkan oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonald. Steroid adrenal
juga menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk kortikosteroid
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis. Sumber
hormone timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan
potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah dewsa pertumbuhan akan berkurang sehingga
mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi kelenjar timus :
1. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
2. Sumber hormone timik yang mempersiapkan proloferasi dan maturasi sel-sel yang
mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam banyak jaringan lain.
3. Mengurangi aktivitas kelamin.

Kelainan pada kelenjar timus :

1. Hiperplasia : ditandai dengan adanya limfoid folikel di dalam medula. Dalam keadaan
normal, tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakan kelainan autoimun, reaksinya
mempengaruhi daya imun.
2. Tumor timoma : Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak da nada yang ganas,
mempunyai sel epitel neoplastic. Tumot menekan alat sekelilingnya menimbulkan sesak napas,
batuk, dan nyeri menelan.
V.KELENJAR SUPRARENALIS
Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian atas dari ginjal.
Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah ginjal. Kelenjar ini terdiri
dari dua bagian yaitu bagian luar (Korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal, bagian dalam
disebut medula yang berasal dari sel-sel ectodermal. Berdasarkan perbedaan dari zat yang
dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh juga berbeda.
Bagian korteks menghasilkan hormone-hormon yang dikatagorikan sebagai hormone steroid,
sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamim.
Kelenjar suprarenalis dibagi atas :
1. Korteks adrenal. Bagian luar berwarna kekuning-kuningan yang menghasilkan kortisol,
disebut korteks yang terdiri dari sel-sel epitel yang besar berisi lipoid yang disebut foam cells,
terdiri ari zona glomerulosa ( lapisan luar), zona fasikulata ( lapisn tengah yang paling besar) ,
zona retikularis (lapisan dalam langsung yang mengelilingi medulla). Pemeliharaan struktur
tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks suprarenal dipengaruhi oleh hormone
adrenokortikotropin (ACTH) dari lobus anterior hipofise. Korteks adrenal menghasilkan
hormone :
a. Kortikosteroid (kortikoid), mengandung struktur dasar nucleus. Faal dari kostikostiroid
memproduksi sekitar 30 jenis kortikostiroid, tetapi hanya beberapa yang mempunyai aktivitas
biologis yang jelas. Pengaturan sekresi glukokortikoid, sekresinya dirangsang oleh ACTH dari
adenohipofise melalui pengaruh trofiknya ACTH, mempertahankan struktur dan perdarahan
korteks adrenal terutama zona fasikulata dan zona retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh :
1) Menakisme umpan balik negative kortisol dan kortikosteron langsung pada produksi
ACTHdi adenohipofisis melalui hipotalamus.
2) Sekresi ACTH pagi hari meningkat dan menurun pada malam hari.
3) Sters meningkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.

Fungsi glukokortikoid :

1) Meningkatkan kegiatan metabolism berbagai zar dalam tubuh: meningkatkan


glikogenesis dan glikogenesis di dalam sel hati, meningkatkan katabolisme protein terutama di
otot dan tulang, meningkatkan sintesis GNA dan RNA di dalam sel hati, menahan ion Na dan ion
Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal, meningkatkan lipolysis jaringan perifer, deposit lemak
di abdomen, leher, dan wajah.
2) Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf pusat
3) Menggiatkan sekresi asam lambung.
4) Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah, merendahkan permeabilitas
dinding pembuluh darah.
5) Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat pembentukan antibody
6) Menghambat penglepasan histamine dalam reaksi alergi, seringkali dipakai untuk
mengatasi syok anafilatik bersama dengan pemberian adrenalin
b. Mineralokortikoid
Hormone mineralkortikoid terdiri atas aldosterone dan deoksikortikosteron ( DOC ). Kedua
hormone ini berperan penting dalam keseimbangan elektrolit dan air di dalam tubuh.
Kadar natrium dalam darah ditentukan dan kalium yang berlebihan dibuang melalui urine.
c. Hormon kelamin
Korteks adrenal juga menghasilkan sedikit hormone kelamin pada laki-laki dan perempuan untuk
pertumbuhan dan perkembangan sifat kelamin. Hormone tersebut adalah androgen, estrogen dan
progesterone. Kadar hormone yang dihasilkan sedikit sehingga tidak memberikan dampak yang
buruk. Namun jika kadar hormone tersebut bertambah, sifat kelamin sekunder akan berubah.
i.Sekresi berlebihan pada masa anak-anak keadaan ini akan mempercepat perkembangan kelamin
atau perkembangan tersebut terjadi lebih awal dari pada biasa dan anak tersebut akan mencapai
masa pubertas lebih awal daripada seharusnya.
ii.Sekresi berlebih pada masa dewasa.
Keadaan ini biasanya terjadi karena kelebihan hormone androgen (Hormon laki-laki) pada
perempuan. Perempuan tersebut akan menunjukan sifat laki-laki, misalnya tumbuh janggut dan
kumis. Kondisi seperti ini dikenal sebagai virilisma.

2. Medula
Terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormone epinefrin dan hormone norepinefrin yang
mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula adrenal. Kelenjar medula adrenal
dapat membentuk dan melepaskan adrenalin di samping noradrenalin. Dalam medula adrenal
norepinefrin dibuha oleh enzim yang dirangsang oleh kortisol. Pada dasarnya katekolamin
(adrenallin) dan noradrenalin terbentuk melalui suatu hidroksilasi dan dekarboksilasi asam amino
fenilanin dan tirosin. Tirokisn ditanspor ke dalam sel untuk menyekresi katekolamin ditosin.
Fungsi epinefrin dan norepinefrin :
a. Terhadap system kerdiovaskuler ( jantung )
i.Epinefrin menyebabkan vasodilatasi arteriole dari otot tulang dan vasokontriksi arteriole dari
kulit. Sebagai stimulus untuk aksi jantung, menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan
memperbesar curah jantung.
ii.Norepinefrin vasokontriksi dan hormone ini menyebabkan tekanan darah meninggi, sangat
berguna untuk memperbaiki keadaan syok yang bukan disebabkan oleh perdarahan.
b. Terhadap otot polos dari visera. Epinefrin menyebabkan relaksasi oto polos gaster, usus,
dan vesika urinaria, otot polos bronkus sehingga sebagai terapi serangan asam bronchial.
c. Efek metabolic epinefrin :
i.Dalam hepar menstimulasi pemecahan glikogen, suatu aksi yang menaikan kadar gula darah
melalui penambahan (adenosine monofosfat) AMP
ii.Dalam otot menambah pemecahan glikogen juga melalui penambahan AMP
iii.Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolysis yang mengakibatkan pelepasan asam amino dan
gliserol dalam darah. Asam lemak sebagai bahan pembakar dalam otot dan di hati untuk
gluconeogenesis.
iv.Dalam pancreas menghalangi pelepasan insulin
v.Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak dari jaringan menjadi bahan
pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa dengan menambah glikogenolisis dan gluconeogenesis
dalam hepar, dan mengurangi uptake glukosa dalam otot, mengurangi pelepasan insulin
menghindarkan pemakaian glukosa oleh jaribgab perifer sehingga dipakai oleh system saraf
sentral.

VI.KELENJAR PIENALIS
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam ventrikel otak, berbentuk kecil dengan warna merah
seperti sebuah cemara. Kelenjarna menonjol dari mensefalon ke atas dan ke belakang kolikus
superior. Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Kelenjar in menghasilkan sekresi interna
dalam membantu pancreas dn kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas
seksual dan reproduksi manusia.
Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh
mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran darah atau cairan ventrikel
III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi hormone gonadotropin, dan gonad menjadi
terhambat lalu berinvolusi
Mekanisme kerja insulin :
1. Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh
2. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel
3. Meningkatkan sintesis protein di orak dan hati
4. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan
meningkatkan sintesis lipida.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
VII.KELENJAR PANKREAS (Pulau Langerhans)
Pancreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitoneal dalam abdomen
bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala pancreas terletak dekat kepala
duodenum, sedangkan ekornya sampai ke lien. Pancreas mendapat darah dari arteri linealis dan
arteri mesenterika superior.
Pancreas menghasilkan dua kelenjar aitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. -Diantara sel-
el eksokrin di seluruh pancreas tersebar kelompok-kelompok atau “pulau”, sel endokrin yang
dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Pulau-pulu Langerhans berbentuk oval tersebar di
seluruh pancreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau Langerhans yang
dibedakan atas granulasi dan pewarnaan, setengan dari sel ini menyekresi hormone insulin
Dalam tubuh manusia normal pulau Langerhans menghasilkan empat jenis sel :
1. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40 % memproduksi glucagon menjadi
factor hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif
2. Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin
3. Sel-sel D 5-15 % membuat somatostatin
4. Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida.

Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lainnya
dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi ia harus berikatan dengan protein
reseptor yang besar dalam membrane sel. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah.

Mekanisme kerja insulin :

1) Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh


kecuali otak, tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah. Masuknya glukosa adalah
suatu proses difusi, karena perbedaan konsentrasi glukosa bebs antara luar sel dan dalam sel
2) Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel.
3) Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.
4) Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase,
meningkatkan sintesis lipida.
5) Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan diabetes mellitus, yang
mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan ekstraseluler), mengakibatkan sel jaringan
mengalami kekurangan glukosa/ energy dan akan merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel
jaringan.

VIII.KELENJAR KELAMIN
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai fungsi endokrin dan
reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan hormone seks yaitu androgen dan
sperma. Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesterone serta memproduksi sel
telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih kecil dan
tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat kelamin sekunder
mulai Nampak, terjadi peningkatan sekresi gonadotropin ( FSH dan LH) yang merangsnag
perkembangan dan produksi kelenjar Gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan
kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan) steroid menurun.
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1) Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
2) Pelaksanaan keja seksual
3) Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon ( fungsi
endokrin )yang berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormone seks pria pada organ seks
tambahan, metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
1. Testis :
Testis meghasilkan beberapa hormone seks pria yang bersama-sama dinamakan androgen. Salah
satu diantaranya adalah testoteron yang lebih banyak dan lebih kuat dari yang lainnya, serta
bertanggungjawab pada efek hormone pria. Testosterone dibentuk oleh sel interstisial leyding
yang terletak pada interstisial antara tubulus seminalis. Sekresi androgen (Hormon seks pria) ,
misalnya kelenjar adrenal menyekrsi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat
maskulinisasi yang bermakna.
Fungsi Endokrin testis :
1) Testis janin dapat menurun hingga trimester ke -3 kehamilan,
mensintesis androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum minggu 11-18), menghasilkan
testosterone.
2) Pada janin testosterone diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna
dan eksterna laki-laki.
3) Pada pria dewasa untuk perkembangan dan memperthankan ciri-ciri
seks sekunder pria serta spermatogenesis.

Testoteron bertanggung jawab untuk perkembangan sifat kelamin sekunder bagi laki-laki. Sifat
ini termasuk :

1) Perubahan pada larynx – suara menjadi pecah dan lebih dalam ( suara
laki-laki)
2) Pertumbuhan rambut di bagian muka ( janggut dan kumis), dan
rambut ketiak serta pelvis.
3) Sifat pembentukan tubuh mengambil bentuk susunan laki-laki
4) Organ kelamin laki-laki membesar.

2. Ovarium :
Hormone perempuan yang dihasilkan dalam ovarium adalah estrogen dan progesterone .
1) Estrogen :
Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol. Ovarium hanya membuat estradiol yang
merupakan produk degradasi steroid-steroid pada wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan
estrogen diproduksi oleh plasenta. Estrogen beredar terikat pada protein plasma. Urine wanita
hamil banyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogen
mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat umumnya
sebagai perangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi peningkatan sintesis protein. Khasiat
khususnya :
a. Serviks : produksi estradiol meningkatkan fase folikuler sekresi getah
serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi.
b. Vagina : estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina,
meningkatkan produksi getah dan odar glikogen, meningkatkan produksi asam laktat nilai pH
menjadi rendah sehingga memperkecil terjadinya infeksi, mempersiapkan spermatozoa dalam
genitalia wanita agar dapar menembus selubung ovum.

2) Progesteron :
LSH dari hypophysis menstimulasi seksresi progesterone. Sturuktur yang menghasilkan
progesteron adalah corpus luteum yang berasal dari folikel de graff. Progesteron merupakan
hormone yang bertanggung jawab pada masa kehamilan. Hormone ini menyebabkan terjadinya
kehamilan dan mengembangkan pertumbuhan plasenta.
Pada perempuan hamil sumber progesterone pada tahap awal kehamilan (hingga bulan keempat)
adalah corpus luteum. Setelah itu sumber progesterone adalah sel-sel didalam plasenta.

Hormone kelamin perempuan dan laki-laki adalah hormone penting dan yang dapat digunakan
sebagai obat pada beberapa penyakit.

B. ISTILAH – ISTILAH DALAM SISTEM


ENDOKRIN
1. Interstisium : ruang atau celah dalam suatu struktur atau suatu organ
2. Insulin : hormone yang disekresi oleh sel beta pulu-pulau Langerhans
di pancreas
3. Ovum : sel benih wanita
4. Endocrine glandula : kelenjar yang mensekresi secara langsung ke
dalam aliran darah.
5. Testis : kelenjar reproduksi laki-laki yang terletak di dalam srotum
dengan panjang sekitar 4 cm dan lebar 2cm
6. Hormone gonadotropin : hormone hipotalamus yang menyebakan
pelepasan FSH dan LH
7. Hormone adrenocorticotropic : 39 peptida asam amino yang disekresi
oleh korteks adrenal
8. Testoteron : hormone androgenic yang disekresikan oleh sel leydig
pada testis
9. Hormone follicle stimulating : disekresikan oleh pituitary anterior
yang menyebabkan pertumbuhan dan maturasi folikel ovarium
10. Gigantisme : perkembangan fisik berlebih akibat peningkatan sekresi
hormone pertumbuhan, fusi tulang yang terlambat (eunuchoid gigantisme)
11. Hypothalamus : bagian diensefalon yang menyusun dinding ventral
ventrikel ketiga dan struktur yang berdekatan yang bertanggung jawab untuk pengaturan suhu
tubuh, metabolisme gula dan lemak, serta sekresi pelepas dan penghambat hormone.
12. Os sphenoidale : tulang baji, tulang yang terdapat ditengah-tengah
dasar tengkorak yang berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap
13. Isthmus glandula thyreoidea :
14. Cartilago cricoidea
15. a. subclavia
16. a. carotis externa
17. hormone tirotropin
18. eksoftalmus :
19. parthormon
20. aldosterone
21. deoksikortikosteron
22. gonad
23. steroid
24. zona glomerulosa
25. estrogen
26. progesterone
27. zona fasikulata
28. zona retikularis
29. duktus
30. folikel ovarium
31. corpus luteum
32. ovulasi
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
Kelenjar-kelenjar di dalam tubuh manusia terdiri atas dua kelompok kelenjar, yaitu kelenjar
bersaluran dan kelenjar tanpa saluran.
Kelenjar bersaluran (kelenjar eksokrin) memiliki saluran tempat cairan kelenjar mengalir keluar,
misalnya glandulae salivariae, glandulae mammaria, dan pancreas
Kelenjar tanpa saluran ( kelenjar endokrin) tidak memiliki saluran. Kelenjar ini menghasilkan
bahan-bahan kimi yang disebut hormone. Hormone ini masuk kedalam darah dan divawah oleh
sistem peredaran darah ke seluruh bagian tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yaitu : Hyphophisis, Glandula Thyreoidia,
glandula parathyreoidia, thymus, glandula pinealis, glandula suprarenalis, pulau-pulau
Langerhans di pancreas, dan organ reproduksi yang terbagi atas dua yaitu ovarium dan testis .
DAFAR PUSTAKA

L, Tao & K, Kendall. (2014). Synopsis organ system endrokinolo. Jakarta ; Dr. Lyndon Saputra

AMK, Syaifuddin. H. (2010). Anatomi fisiologi kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta; EGC
S.Si, Dwisang. Luvina Evi (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Paramedis.
Jakarta; Dr. Lyndon saputra

Anda mungkin juga menyukai