Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AIK II (FIQH IBADAH)


SHALAT DI BERBAGAI KEADAAN

Oleh :

1. Era Fauzan Rizki 132018056


2. M. Ridwan 132018057
3. Saldes Yujian 132018072

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………5
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Shalat Safar, Shalat Jamak dan Shalat Jamak Qashar…………………6
2.2 Syarat Sah Shalat Jamak Qashar…………………………………………………..6
2.3 Tata Cara Shalat Jamak Qashar……………………………………………………7
2.4 Tata Cara Shalat di Kendaraan dan Orang Sakit………………………………...8-9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………10
3.2 Saran……………………………………………………………………………...10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…….11

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah aladzi an’amana binikmatiin wal islam, puji syukur atas
kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan hidayah dan nikmat yang tiada tara
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah tugas dari mata kuliah AIK II
yang berjudul “Shalat di Berbagai Keadaan” atas ridho-NYA.
Penulisan makalah ini tak luput dari usaha kami saja melainkan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait yang dapat menunjang tersusunnya makalah ini dengan
efektif maupun efisien sehingga bisa sebagai sumber refrensi yang insya Allah
kompeten.
Tentu dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan “ibarat “Gading
yang tidak Retak” sungguh, kesempurnaan hanya milik Allah, karena pada
hakekatnya kami hanyalah manusia biasa yang hanya berusaha dan beriring doa. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran guna membangun sehingga kedepannya kami
dapat berbenah dalam penulisan yang lebih baik. Bilahi fii sabilil haq fastaqbiqul
khairat, Wassalamuailaikum Wr. Wb.

Palembang, 14 April 2019

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai
mahluk yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi
tidak mengerti terhadap apa yang dilakukaan. Dalam istilah lain, shoalat adalah satu
macam atau bentuk ibadah yang di wujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu di sertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula. Istilah
sholat ini tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh bahasa di atas, karena di
dalamnya mengandung do’a-do’a, baik yang berupa permohonan, rahmat, ampunan
dan lain sebagainya. Dalam realitanya suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang
sempurna, apalagi maha sempurna, melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga
dalam menempuh perjalanan hidupnya yang sangat komplek itu, ia tidak akan luput
dari kesulitan dan problema. Oleh karena itu kita perlu mengetahui apa itu sholat
diberbagai keadaan.
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah
17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali
bagi muslim.
Salat fardu `ain atau biasa dikenal dengan salat lima waktu, merupakan ibadah
yang sudah ditentukan waktunya berdasarkan hadis Rasulullah saw. Perbuatan yang
paling disukai Allah adalah salat tepat pada waktunya. Namun, Allah swt yang maha
pemurah lagi maha penyayang mengetahui tentang kelemahan-kelemahan dan
kekurangan manusia dalam melaksanakan salat dalam berbagai keadaan tertentu,
misalnya dalam perjalanan, sakit, atau mungkin dalam peperangan. Allah swt
berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu.” (Q.S. Al Baqarah: 15). Rasulullah telah memberikan contoh
bagaimana melaksanakan salat ketika menjalani perang, ketika sakit, dan ketika dalam
perjalanan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Shalat Safar, Shalat Jamak dan Shalat Jamak Qashar
2. Syarat Sah Shalat Jamak Qashar
3. Tata Cara Shalat Jamak Qashar
4. Tata Cara Shalat di Kendaraan dan Orang Sakit

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa/i dapat mengetahui cara cara untuk shalat dalam berbagai keadaan
2. Mahasiswa/i dituntut untuk tidak meninggalkan shalat dalam keadaan apapun.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Shalat Safar, Shalat Jamak dan Shalat Jamak Qashar
A. Pengertian Shalat Safar
Safar artinya berpergian. Jadi shalat safar ialah shalat yang dikerjakan
ketika dalam perjalanan. Jika perjalanan itu sudah manempuh jarak 3 mil,
maka menurut Rasulullah SAW, boleh mengerjakan shalat jamak qashar.

B. Pengertian Shalat Jamak


Yang dimaksud dengan menjamak shalat ialah menghimpun
(mengumpulkan) dua shalat yang dikerjakan dalam satu waktu. Adapun
shalat yang dapat dijamak adalah shalat Dzuhur dengan Ashar, dan shalat
Maghrib dengan Isya.

C. Pengertian Shalat Jamak Qashar


Qashar artinya memendekkan (meringkas). Adapun shalat jamak qashar
ialah meringkas jumlah raka’at shalat yang empat menjadi dua raka’at.
Sedangkan shalat yang dapat di qashar ialah shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya.
Sementara shalat Maghrib dan Shubuh tidak di ringkas (raka’atnya tetap),
seperti :
1. Shalat Dzuhur dua raka’at dan Ashar dua raka’at.
2. Shalat Maghrib tiga raka’at dan shalat Isya dua raka’at.
3. Shalat Shubuh tidak di jamak dan tidak di qashar.

2.2 Syarat Sah Shalat Jamak Qashar


A. Mengadakan perjalanan bukan dalam kemaksiatan sebagaimana firman Allah :

6
Artinya : dan apabila kamu berpergian di mika bumi, maka tidaklah mengapa
kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang orang kafir.
Sesunguhnya orang - orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS 4 An
Nisa' :101)

B. Jarak Perjalanan Sekurang-kurangnya 80,640 Km (Perjalanan Sehari-semalam)


Sebagaimana sabda Nabi SAW :

Artinya : Dari Syu’bah. Ia berkata; Saya bertanya kepada anas tentang


mengqashar shalat. Jawabannya : Rasulullah SAW, apabila menempuh jarak
perjalanan tiga farsakh atau tiga mil (80,640 Km), beliau shalat dua raka’at.
(HR. Ahmad no. 12313, Muslim no. 609 dan Abu Daud no. 1201).

2.3 Tata Cara Shalat Jamak Qashar


Secara umum tidak ada perbedaan cara mengerjakan shalat jamak qashar ini
dengan shalat lain, tetapi yang berbeda itu adalah :
A. Niat jamak qashar taqdim atau takhir
Sebagaimana sabda Nabi SAW :

Artinya : Sesungguhnya pekerjaan itu tergantung dengan niat.(HR


Bukhari no. 1)

7
B. Diantara dua shalat dikelangi dengan iqamat.
Sebagaimana sabda Nabi SAW :

Artinya : Bahwa kaum Musyrikin mengganggu Nabi dari melakukan 4 shalat,


ketika pertempuran khandak, hingga berlaku waktu malam yang hanya Allah
saja yang tahu berapa lamanya. Cerita selanjutnya ; maka Nabi pun
menyuruh bilal menyeruhkan adzan dan qamat, lalu ia pun shalat Ashar ,
kemudian disuruhnya lagi qamat san ia pun shalat Maghrib, dan setelah itu
disuruhnya pula qamat lalu shalat Isya’.(HR. Tirmidzi no. 179)

2.4 Tata Cara Shalat di Kendaraan dan Orang Sakit


A. Tata Cara Shalat di Kendaraan
Sebagaimana sabda Nabi SAW :

Artinya : Nabi SAW ditanya perihal shalat dikapal, maka ujar beliau
shalatlah disana dengan berdiri, kecuali bila engkau takut tenggelam.(HR.
Daruqathni no. 1473)

8
B. Tata Cara Shalat Orang Sakit
Sebagaimana hadist diterima dari imran bin Hushain, katanya :

Artinya : Saya menderita penyakit bawasir, lalu saya tanyakan kepada Nabi
SAW, bagaimana caranya shalat?, beliau bersabda : shalatlah dengan
berdiri, kalau tak dapat hendaklah dengan duduk ,dan kalau tak dapat
juga maka berbaringlah.(HR. Jama’ah (Bukhari no. 1117)

Di dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda :

Artinya : Dari Ali bin Abi Thalib, menceritakan dari Nabi SAW, beliau
bersabda : Shalat orang yang sakit sambil berdiri jika mampu, kalau tidak
mampu shalatlah sambil duduk. Jika dia tidak kuat sujud, isyaratkan saja
dengan kepalanya,tetapi hendaklah sujudnya lebih rendah dari pada
ruku’nya. Kalau ia tidak mampu shalat sambil duduk, shalatlah sambil
berbaring ke sebelah kanan menghadap kiblat. Dan kalau tidak mampu
sambil berbaring ke sebelah kanan, shalatlah sambil nelentang, kedua
kakinya ke arah kiblat.(HR. Daruquthni no. 1706)

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kewajiban menegakkan shalat lima waktu berlaku dimana pun dan bagaimanapun
keadaannya , tidak ada rukhshah ( keringanan ) untuk meninggalkannya. Agama
Islam pun telah menjelaskan tata cara shalat dalam berbagai kondisi darurat, seperti :
1. Dalam keadaan bahaya, seperti perang dan semisalnya. Allah subhanahu
wata’ala berfirman (artinya) : “ Jika kalian dalam keadaan takut , maka shalatlah
sambil berjalan atau berkendaraan.”( Al Baqarah: 239)
2. Dalam keadaan sakit Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : Shalatlah dengan berdiri, jika tak mampu berdiri maka (shalatlah)
dengan duduk, jika tak mampu duduk maka (shalatlah) dengan
berbaring.”(HR. Al Bukhari dalam riwayat Al Baihaqi ada tambahan : “jika
tak mampu berbaring maka cukup dengan isyarat.”)

3.2 Saran
Diharapkan kita agar tidak meninggalkan shalat dimana pun dan
bagaimanapun keadaannya karena, Allah SWT telah menyediakan neraka
Saqar yang di khususkan bagi orang-orang yang meninggalkan shalat.
Sebagaimana firmannya ( artinya ) : “Apakah yang memasukkan kamu kedalam
saqar ( neraka ). maka menjawab : ‘ Kami dahulu tidak temasuk orang- orang
yang mengerjakan shalat’ (Al Muddatstsir: 42-43)

10
DAFTAR PUSTAKA

https://m.hidayatullah.com
Tim Penyusun. Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. 2018. Palembang Universitas
Muhammadiyah Palembang.

11

Anda mungkin juga menyukai