Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU AUDIT INTERNAL

STUDI KASUS BAB 6


AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

Disusun oleh:
Rifda Hanifah 165020301111005

AUDIT INTERNAL - CA

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
APRIL, 2019
BAB II
KESIMPULAN AUDIT
Berdasarkan penemuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami
dapat menyimpulkan sebagai berikut.
Kondisi :
1. Tujuan produksi telah dirumuskan secara tertulis.
2. Berdasarkan kebijakan perusahaan, pengiriman barang sudah dilakukan paling lambat
dalam waktu 7 hari sejak pesanan diterima
3. Jadwal produksi terintegrasi dengan jadwal penerimaan bahan baku.
4. Operator mesin dan bagian pemeliharaan fasilitas produksi dikendalikan oleh kepala
bagian yang berbeda.
5. Perusahaan tidak (belum) memiliki pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan
perubahan jadwal produksi, jika terjadi tambahan (perubahan) permintaan dari
pelanggan.
6. Laporan biaya kualitas terdokumentasi dengan baik dan digunakan sebagai umpan
balik dalam peningkatan kualitas produk.
7. Tidak ada mekanisme penyesuaian (cross check) program antara bagian produksi,
pembelian bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas produksi untuk mencegah
terjadinya keterlambatan produksi.
Kriteria :
1. Jadwal produksi disusun berdasarkan rencana penjualan, yang secara ketat
menghubungkan rencana pengiriman barang dengan jadwal produksi setiap jenis
produk.
2. Jadwal produksi harus mampu meminilmalkan :
a. Biaya persediaan, dimana persediaan maksimum 5% dari produksi setiap bulan
untuk setiap jenis barang,
b. Biaya penyetelan (setup) mesin,
c. Upah lembur, dan
d. Pengangguran sumber daya.
3. Jadwal produksi harus terintegrasi dengan :
a. Jadwal penerimaan bahan baku, bahan baku sudah tersedia dan siap di lokasi
pabrik 6 jam sebelum proses produksi dimulai;
b. Pemeliharaan fasilitas produksi, mesin selalu dalam keadaan siap untuk
dioperasikan;
c. Pengiriman barang, barang jadi dikirim paling lambat 7 hari kerja sejak pesanan
diterima.
4. Jadwal produksi harus mampu mengoptimalkan tingkat penggunaan kapasitas
produksi.
5. Jadwal produksi harus selaras dengan jadwal pada fungsi-fungsi yang lain
6. Perusahaan harus memiliki pedoman tertulis tentang perubahan jadwal produksi yang
diakibatkan oleh adanya tambahan (perubahan) pesanan pelanggan, agar tidak
mengganggu rencana produksi dan pengiriman yang telah terjadwal.
Penyebab :
1. Perencanaan kebutuhan bahan baku perusahaan (terutama untuk produk berbahan
dasar sutra yang masih diimpor) sering tidak tepat, sehingga kedatangan bahan baku
sering terlambat. Dari catatan penerimaan bahan baku tahun 2006 rata-rata terjadi
kekurangan bahan baku 15% dari kebutuhan produksi sehingga proses produksi hanya
mampu mencapai kuantitas 90% dari produk yang dibutuhkan untuk memenuhi
pesanan pelanggan sesuai dengan jadwal pengiriman yang telah ditetapkan.
2. Oleh karena proses produksi harus berjalan terus, supervisor memerintahkan untuk
memproduksi terlebih dahulu produk yang bahan bakunya tersedia di lokasi pabrik,
walaupun belum waktunya untuk diproses.
3. Jadwal pemeliharaan mesin tidak selalu tepat dengan jadwal penggunaannya,
sehingga pada saat beberapa komponen mesin dibutuhkan sering belum siap karena
masih diperbaiki.
4. Jadwal produksi tidak disesuaikan dengan terjadinya pemesanan dari pelanggan yang
sifatnya mendadak, sehingga belum termasuk dalam jadwal produksi yang telah
ditetapkan.
5. Jadwal penerimaan bahan baku dan perbaikan fasilitas produksi tidak disesuaikan
dengan terjadinya perubahan pesanan dari pelanggan.
Akibat :
1. Kurang maksimalnya kuantitas produksi yang dihasilkan karena adanya kekurangan
bahan baku saat dilakukan proses produksi.
2. Terjadinya penumpukan persediaan rata-rata sampai 15% untuk produk non-sutra
3. Ketidaksiapan mesin untuk beroperasi mengakibatkan terjadinya waktu tunggu rata-
rata 1 jam dalam setiap hari.
4. Tidak adanya penyesuaian jadwal produksi menyebabkan tertundanya pengiriman
barang yang terjadwal rata-rata 2 hari untuk setiap pesanan.
5. Tidak adanya penyesuaian antara penerimaan bahan baku dan perbaikan fasilitas
dengan perubahan pesanan pelanggan mengakibatkan terhambatnya proses produksi
rata-rata 18 jam dalam 1 minggu.
6. Terjadi pembatalan pesanan sebesar 15% dari Rp750M total pesanan pelanggan di
Timur Tengah dan 10% dari Rp575M total pesanan pelanggan di kawasan Eropa.
Pasar di dalam negeri mengalami penurunan sebesar 7,5% dari volume penjualan
tahun lalu yang mencapai Rp525M.
7. Kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp209,375M. Dengan asumsi margin 22,5%,
perusahaan telah kehilangan lebih dari Rp47M potensi laba kotor.
8. Beberapa pelanggan di kawasan Timur Tengah menunda pembayaran sebagai jaminan
bahwa perusahaan akan memenuhi pesanan berikutnya.
BAB III
REKOMENDASI
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokan menjadi dua :
1. Perencanaan kebutuhan bahan baku (terutama untuk produk berbahan sutra yang
diimpor) sering tidak tepat;
2. Perusahaan tidak (belum) memiliki pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan
perubahan jadwal produksi;
3. Tidak ada mekanisme penyesuaian (cross check) program antara bagian produksi,
pembelian bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1. Perusahaan harus menyusun perencanaan kebutuhan bahan baku dengan
menggunakan pedoman yang tepat, semisal dengan menggunakan model EOQ
(Economic Order Quantity);
2. Perusahaan harus memiliki pedoman tertulis sebagai dasar untuk melakukan
perubahan jadwal produksi;
3. Perusahaan harus memiliki mekanisme penyesuaian (cross check) program dengan
mendesain sistem komprehensif yang terintegrasi pada bagian produksi, pembelian
bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang
lebih buruk pada proses produksi dan operasi perusahaan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai