Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja, namun
hingga bayi mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan
tertentu yang termasuk dalam 4 pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti.
-gambar 1-
Manajemen standar pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 - 24 jam, 3
- 7 hari, dan 8 - 28 hari setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya
memerlukan perawatan sederhana pada saat dilahirkan, yaitu diberikan
kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai warna untuk
menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan.
Pada bayi baru lahir jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat,
hindarkan aliran udara, selimuti dengan baik. Bila tidak ada kondisi bahaya
pada bayi dan ibu telah cukup stabil bayi bisa tetap bersama ibunya (rawat
gabung). Lakukan inisiasi menyusui dini dalam jam pertama kehidupan. Jika
mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai permintaan. Jangan lupa
untuk selalu menjaga tali pusar tetap bersih dan kering.
Selain itu beberapa obat, vitamin, maupun vaksin diberikan juga pada bayi
yang baru lahir, antara lain: memberikan tetrasiklin salep mata pada kedua
mata satu kali. Berikan juga vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM)
di paha kiri, dan vaksin hepatitis B 0.5 mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam
sesudah pemberian vitamin K1. Jika bayi lahir di rumah sakit, beri imunisasi
BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat akan pulang
dari rumah sakit.
Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi
muda sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah
bayi lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit.
Berikut adalah beberapa tanda yang dikategorikan bahaya jika ditemukan
pada bayi baru lahir ataupun bayi muda:
o Sianosis sentral.
1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk kemudian diklasifikasikan
sesuai tanda dan gejalanya
Tanda atau Gejala Klasifikasi
Merintih ATAU
Demam (≥ 37,5C)
ATAU
Hipotermi ( <35,5C)
ATAU
Pusar kemerahan
meluas sampai dinding perut
Pustul kulit ATAU INFEKSI BAKTERI LOKAL
7. Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu
a. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda
mengalami sianosis atau distres pernapasan berat.
b. Beri VTP dengan balon dan sungkup, dengan oksigen 100% (atau udara
ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20
kali/menit).
c. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah.
Jika glukosa < 45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa
10% (2 ml/kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus tidak
terputus (continual) dekstrosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg BB/menit
harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV, berikan ASI atau glukosa melalui
pipa lambung.
SUMBER
WHO, 2013, Pocket of Hospital Care for Children: Guidelines for The
Management of Common Childhood Illnesses 2nd ed, Malta
Kesehatan
Home → Glosarium → Pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM ) oleh Tenaga Kesehatan
Gejala hipotermia terjadi bila suhu tubuh (aksila) bayi turun di bawah 36 C.
Nilai normal 36,5 C- 37.5 C.
Segera keringkan bayi baru lahir dengan kain yang hangat dan kering untuk menghindari
hipotermia.
Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil.
Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu serta penolong persalinan harus menunda sementara waktu untuk
memandikan bayi. Hal tersebut memiliki alasan sebagai berikut:
Pada bayi baru lahir sehat/ckup bulan, berat > 2.500 gram, lansung menangis kuat,maka memandikan bayi di tunda
selama±24 jam setelah kelahiran dgan air hangat. Pada bayi lahir dengan resiko, keadaan umum lemah dan bayi dengan
berat<2.000 gram, sebaiknya jangan di mandikan, di tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu suhu tubuh
bayi stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
Cara yang tepat untuk menghangatkan tubuh bayi pada saat awal-awal kelahiran bisa dilakukan dengan meletakkan bayi
pada dada ibu. Selain itu cara yang dapat ditempuh berupa:
1. Bayi dpat ditelungkupkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit antara ibu dan anak
2. Bayi dapat dipakaikan baju yang memiliki tingkat kehangatan yang sesuai, baju tersebut bisa disebut dengan
metode kanguru
3. Ibu disarankan menggunakan baju longgar dan memiliki kancing depan.
Berbicara masalah kanguru prinsip dasar yang digunakan ialah sebagai pengganti metode BBLR dalam inkubator. Dalam hal
tersebut ibu diidentikkan sebagai kanguru yang sedang mendekap anaknya. Dari situ akan diperolaeh suhu badan yang
maksimal serta opyimal esuai kebutuhan bayi.
Demikian artikel yang berjudul Pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM ) oleh Tenaga Kesehatan. Semoga
artikel ini mampu menambah wawasan Anda.