Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar
peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan tersebut
mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi
penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya
bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol.
Pelayanan terbaik yang bisa diberikan kepada customer sehingga
kebutuhan/keinginan/harapan customer dapat terpenuhi (pelanggan puas),
Penilaian Mutu pelayanan dapat untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan
pelayanan dengan demikian akan dapat menghargai keberhasilan dan
memperbaiki kegagalan.
Pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien memperoleh kepuasan yang
akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada Organisasi Pelayanan
Kesehatan. Pelayanan terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan yang
diberikan pihak lain atau pelayanan waktu lalu. Pelayanan prima dapat diwujudkan
jika ada standar dan dipatuhi memberi yang terbaik bahkan melebihi adanya
terobosan untuk memuaskan pelanggan (inovasi).
Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik
khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan. Dengan
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini
telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan
fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion
dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu, radiologi diagnostik juga telah
mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari peralatan maupun metodanya.
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi khususnya radiologi
diagnostik, maka dibuat pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi Diagnostik di
RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji sebagai acuan bagi sarana
pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan radiologi diagnostik dan untuk
keperluan pembinaan.

B. Ruang Lingkup
1. Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi pengion, antara lain pelayanan X-ray
konvensional;
2. Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan
Ultrasonografi (USG).
C. Batasan Operasional
Dalam meningkatkan pelayanan radiologi pada pemeriksaan rontgen dan
pemeriksaan dilakukan oleh radiogrefer, sedangkan pada pemeriksaan
ultrasonografi (USG) dilakukan oleh Radiolog.

D. Landasan Hukum
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar pelayanan radiologi diagnostic di
sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan radiologi sebagai bagian yang terintergrasi
dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat
undang-undang dasar 1945 dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap
rakyat dan amanat undang-undang no 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Bertolak
dari hal tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, akan pelayanan radiologi sudah selayaknya diberikan
pelayanan yang berkualitas.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah daftar kualifiasi SDM di Instalasi Radiologi. Adapun daftar
kualifikasi

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi


1 Ka.Instalasi Radiologi S2 Radiolog
2 Dokter Radiolog S2 Radiolog
3 Ka.Operasinal Radiologi D3 ATRO STR, SIB
4 Radiografer D3 ATRO STR

Standar Ketenagaan ditentukan berdasarkan :


1. Jenis sarana kesehatan
2. Kemampuan / kompetensi
3. Beban kerja
4. Jumlah peralatan (pesawat)

B. Distribusi Ketenagaan

Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Radiologi RSUD Ragab Begawe Caram


Kabupaten Mesuji berdasarkan non shift / shift .Tenaga kerja di Instalasi saat ini
berjumlah 5 orang yang memegang tanggung jawab sebagai :
a) Dokter Radiolog / Kepala Instalasi Radiologi 1 orang
b) Kepala Ruangan 1 orang
c) Staff Radiologi (Radiografer) 3 orang
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Lokasi atau Denah


Ruang pemeriksaan instalasi radiologi RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten
Mesuji terdiri dari :
a) Ruang Pemeriksaan
b) Ruangan Operator / Ruang Baca
c) Kamar Gelap
d) Ruang tunggu pasien

Denah Ruang Radiologi

Adapun Luas Ruang Kerja


a) Ruang Radiologi Konvensional
Ruang pemeriksaan dengan ukuran 8m x 6m . Tembok terbuat dan bata
dengan ketebalan 20 cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm. Ruang ini
digunakan untuk pemeriksaan radiologi konvensional
b) Ruang Operator
Ruang operator dengan ukuran 1.8 m x 3 m. Tembok terbuat dari bata dengan
ketebalan 20cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm. Ruang ini digunakan untuk
administrasi dan pembacaan foto.
c) Ruang Kamar Gelap
Kamar Gelap berukuran 1.8 m x 3 m
d) Ruang Tunggu pasien
Berukuran 1,5m x 1,5 m

B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang dimiliki berupa peralatan pesawat radiologi dan peralatan
pendukung untuk pelayanan di instalasi radiologi, Semua peralatan sudah
mempunyai izin dari BAPETEN, dilengkapi pengatur diafragma dan lampu
kolimator, dan dilakukan kalibrasi serta pemeliharaan secara berkala, peralatan
yang dimiliki berupa :

No Nama Peralatan Jumlah Keterangan


1 Pesawat x-ray Mobile 1 buah Merk Villa
2 Safe light 1 buah
3 Tangki 20 liter 2 buah Dev + fixer
4 Bak air bersih 1 buah
5 Hanger 24cmx30cm 2 buah
6 Hanger 30cmx40cm 2 buah
7 Hanger 35cmx35cm 2 buah
8 Meja Stationer tanpa bucky 1 buah
9 Stand Kaset 1 buah
10 Meja tulis 2 buah
11 Kursi 5 buah
12 Komputer 1 buah
13 Printer 1 buah
14 Apron 2 buah
15 TLD 5 buah
16 Bangku tunggu pasien di luar 1 buah
ruangan
17 Lampu Baca 1 buah
18 Tiang infuse 1 buah
19 Grid Lysolm uk.35 1 buah
20 Wastafel 1 buah
21 Rak arsip 1 buah
22 Kaset 43 1 buah
23 Kaset 35 1 buah
24 Kaset 30 1 buah
25 Kaset 24 1 buah
26 Kaset 18 1 buah

Data Ruang Radiologi dan Peralatan

Data ruang radiologi Keterangan

Nama ruangan : Ruang Radiologi

Ukuran ruang : 8 m x 6 m x 4,5 m

Nomor izin pemanfaatan :


Data pesawat
Merk pesawat sinar-X : Villa Sistemi Medicali
Tipe/model pesawat sinar-X : Visitor T4 Mobile X-Ray
No. Seri pesawat sinar-X : 12-11-1024
Tahun pembuatan : -
Tahun pemasangan : -
Data tabung
Merk tabung : Imd Generator S.r.l
Tipe tabung : OX/110-15
No. Seri tabung : 402242
Beda tegangan maks : 125 kV
Arus (mA) maks : 110 mA
Arus waktu (mAs) maks : 250 mAs
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran Pemeriksaan
Pasien datang sendiri ke bagian radiologi atau ditemani perawat dengan membawa
surat rujukan dari dokter / blangko permintaan pemeriksaan. Kemudian petugas
radiologi mencatat identitas pasien di Log Book setelah selesai kemudian pasien di
siapkan untuk pemeriksaan sesuai dengan permintaan di blangko pemeriksaan.

B. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan pasien tidak semuanya pemeriksaan menggunakan persiapan, hanya
sebagian pemeriksaan yang menggunakan persiapan seperti pemeriksaan yang
menggunakan media kontras ( BNO IVP, Colon In Loop dll ), Persiapan untuk
pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur tetap yang sudah ditentukan. Sedangkan
pemeriksaan ekstremitas tidak perlu persiapan khusus hanya saja instruksi yang
menyangkut posisi penderita dan prosedur pemeriksaan harus diberitahukan
dengan jelas terutama jika pemeriksaan dengan menggunakan media kontras.
Benda aksessoris seperti gigi paslu, rambut palsu, anting – anting, penjepit rambut
dan alat bantu pendengar harus dilepas terlebih dahulu sebelum dilakukan
pemeriksaan karena akan menyebabkan artefak. Untuk kenyamanan pasien
mengingat pemeriksaan dilakukan pada ruangan ber-AC sebaiknya tubuh pasien
diberi selimut.

C. Pelaksanaan Pemeriksaan
Pelayanan dan tindakan radiodiagnostik dilakukan hanya berdasarkan permintaan
dokter secara tertulis dan mencantumkan diagnosa klinis dan hasil pemeriksaan
medis lain yang terkait, seperti hasil laboratorium, karepa pada pemeriksaan
tertentu seperti pemeriksaan BNO IVP harus mengetahui hasil laboratorium
terlebih dahulu. Pasien datang ke bagian radiologi dengan membawa surat
permintaan rontgen maka pemeriksaan langsung bisa dilaksanakan.

D. Pencucian Film
Pencucian film pada konventional x-ray masih menggunakan sistem pengolahan
film secara manual di proses dikamar gelap. Pengolahan film di kamar gelap
dimulai dengan mengeluarkan film dari kaset, setelah itu film diproses kedalam
larutan developer dibilas kedalam air bersih kemudian dimasukkan kedalam cairan
fixer. Setelah itu film dibilas kedalam air bersih lalu film dikeringkan.

E. Pemberian Expertise
Hasil pemeriksaan dan tindakan radiodiagnostik dalam tanggung jawab dokter
spesialis radiologi. Semua foto harus dibaca/diekspertise dengan jelas dan ditanda
tangani oleh dokter spesialis radiologi. Semua foto dibaca oleh dokter spesialis
radiologi pada saat jam kerja, sedangkan pasien cito dibacakan melalui whatsapp
dengan mengirimkan hasil foto ke nomor dokter spesialis radiologi.

F. Penyerahan Hasil
Hasil radiograf rawat jalan merupakan milik pasien sepenuhnya dan dapat diambil
setelah hasil radiograf dibaca oleh dokter radiolog. Pada pasien IGD dan Rawat
jalan hasil radiograf langsung diambil oleh pengantar pasien ( perawat ). Prosedur
pengambilan hasil pemeriksaan radiologi, setiap pasien yang datang untuk
mengambil hasil pemeriksaan radiologi, harus membawa kuitansi / bukti
pembayaran atau kartu pengambilan hasil. Hasil pemeriksaan radiologi dapat
diambil di bagian radiologi.

G. Pengarsipan
Pengarsipan di instalasi radiologi berupa permintaan dan hasil bacaan disusun
berdasarkan nomor urut pasien. Laporan pembukuan pengambilan hasil radiograf
di instalasi radiologi dilakukan pertahun. Laporan ini meliputi jenis pemeriksaan,
jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap, jumlah pemakaian film dan kerusakan
filim.
BAB V

LOGISTIK

Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya tertib administrasi dalam bidang logistik


Instalasi Radiologi, peralatan dan Rumah tangga, untuk menyusun rencana kebutuhan
dan pengadaan bahan-bahan keperluan dan peralatan Instalasi radiologi dalam rangka
pelaksanaan tugas pelayanan radiologi, menyusun rencana pemeliharaan peralatan di
Instalasi Radiologi, menyiapkan program-program pengembangan pelayanan Radiologi
menyusun laporan secara berkala tentang keadaan bahan kebutuhan dan peralatan
Instalasi, membuat evaluasi dan usulan tentang penggunaan bahan-bahan /
pertengkapan dan peralatan (efisiensi, efektifitas, dan menyimpan, mengelola bahan-
bahan / peralatan / barang Inventaris Perkantoran Instalasi Radiologi.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan sebuah prioritas
strategik, Dalam menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untuk
medication safety sebagai target utamanya. Keselamatan pasien harus menjadi ruh
dalam setiap pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tuntutan akan
keselamatan pasien harus direspons secara proaktif oleh semua pihak dan harus
menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan moralitas dan etik. Patient
safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semua pihak yang terkait dengan
pelayanan kesehatan. Ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu
manajemen dan tenaga kesehatan. Keduanya harus menyadari pentingnya patient
safety. Kalau hanya satu pihak akan sia-sia saja.
Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping bermanfaat untuk membantu
menegakkan diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi dan
masyarakat umum atau pasien yang berada disekitar sumber radiasi tersebut.
Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan oleh besarnya radiasi, jarak dari sumber
radiasi, dan ada tidaknya pelindung radiasi, dalam Radiologi dapat membantu
mencegah kesalahan medis dan membantu meningkatkan keselamatan pasien.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan (OSHE) manajemen di
rumah sakit merupakan upaya dalam mewujudkan keamanan, kenyamanan dan
kebersihan lingkungan kerja, melindungi dan meningkatkan kesehatan.

B. Tujuan
Memahami pentingnya patient safety di rumah sakit dan mengembangkan budaya
safety tersebut demi keamanan dan kenyamanan pasien dalam pemeriksaan
rontgen.

C. Tata Laksana Keselamatan


Setiap pemeriksaan dengan pesawat Sinar-X hanya diperlukan setelah
memperhatikan kondisi pasien untuk menghindari paparan radiasi yang tidak perlu.
Semua upaya agar dilakukan untuk menjaga dosis pasien sekecil mungkin yang
dapat dicapai secara teknis, seperti penggunaan kombinasi secaraeen film dengan
efisiensi tinggi, ukuran medan radiasi minimum, waktu dan arus minimum serta
pengalaman dalam adaptasi terhadap kegelapan.
Pemeriksaan radiologi pada perut bagian bawah dan pelvis wanita hamil harus
diberikan hanya bila dianggap sangat diperlukan, dalam hal ini harus diusahakan
agar janin menerima dosis radiasi sedikit mungkin. Dalam hal pemberian
penyinaran jenis lain pada wanita hamil maka perut bagian bawah dan janin harus
dilindungi dengan pelindung.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Pemanfaatan sinar-X diagnostik meliputi disain ruangan, pemasangan dan


pengoperasian setiap pesawat Sinar-X sesuai dengan spesifikasi keselamatan alat,
perlengkapan proteksi radiasi, keselamatan operasional, proteksi pasien, dan uji
kepatuhan (compliance test).

Keselamatan kerja yang diterapkan antara lain :


1. Dilakukan pengujian pesawat sinar-x / kalibrasi setiap satu tahun sekali
2. Pesawat Sinar-X dalam kondisi yang baik dan dirawat dengan program jaminan
kualitas.
3. Ruangan Sinar-X harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban
perlatan yang ada di dalamnya dan dibangun sedemikian, sehingga memberikan
proteksi yang cukup terhadap operator (petugas) dan orang lain yang berada di
sekitar ruangan pesawat Sinar-X.
4. Ruang operator terdapat tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca intip dari Pb
sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan..
5. Pintu ruang pesawat Sinar-X terdapat penahan radiasi yang cukup sehingga
terproteksi dengan baik.
6. Lampu merah sebagai tanda radiasi harus terpasangdi atas pintu, yang dapat
menyala pada saat pesawat Sinar-X digunakan dan terdapat tanda peringatan
radiasi seperti berikut :

” AWAS SINAR-X”

7. Apron pelindung yang mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 0,25
mm Pb dengan ukuran yang cukup pada bagian badan dan gonad untuk pemakai
dari radiasi langsung.
8. Sarung tangan pelindung harus mempunyai ketebalan yang setara dengan 0,25
mm Pb dengan ukuran yang cukup dari radiasi langsung yang mengenai tangan
dan pergelangan tangan.
9. Terdapat fasilitas untuk imobilisasi pasien, untuk mengurangi pergerakan pasien
pada saat pemeriksaan dengan Sinar-X.
10. Tersedia peralatan untuk mencegah atau mengendalikan bahaya konvensional
seperti kebakaran, banjir, dan kedaruratan yang berkaitan dengan listrik.
11. Arah berkas utama dari pesawat Sinar-X tidak diarahkan ke panel kontrol.
12. Orang yang membantu memegang pasien anak-anak atau orang yang lemah pada
saat penyinaran dilakukan oleh orang dewasa / keluarga dengan menggunakan
apron, tidak dilakukan oleh petugas.
13. Usaha yang dilakukan dalam melaksanakan penyinaran Sinar-X sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum pada pasien atau
petugas.
14. Selama penyinaran, tidak seorangpun kecuali petugas yang berhubungan dan
pasien berada dalam ruang penyinaran.
15. Pesawat Sinar-X dilarang dioperasikan oleh petugas yang tidak berwenang.
16. Apabila terjadi kerusakan pesawat, perbaikan peralatan Sinar-X dilakukan oleh
teknisi yang telah diberi mandat oleh penguasa yang berwenang. Teknisi tersebut
mempunyai keahlian dan latar belakang proteksi radiasi untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan aman.
17. Terdapat peralatan monitoring personil yaitu film badengane untuk memantau
paparan radiasi yang diterima setiap satu bulan sekali.
BAB VIII

PROTEKSI RADIASI

Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari
masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian
perlindungan pada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada keturunannya
terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat adanya paparan radiasi.
Tujuan proteksi radiasi adalah untuk mencegah terjadinya efek deterministik yang
membahayakan dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Selain itu proteksi
radiasi bertujuan melindungi para pekerja radiasi serta masyarakat umum dari bahaya
radiasi yang ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lain.

Prinsip dasar proteksi radiasi yang diterapkan yaitu pengaturan waktu dimana seorang
pekerja radiasi yang berada di dalam medan radiasi akan menerima dosis radiasi yang
besarnya sebanding dengan lamanya pekerja tersebut berada di dalam medan radiasi,
pengaturan jarak (Paparan radiasi berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber
radiasi), dan Penggunaan perisai radiasi untuk penanganan sumber-sumber radiasi
dengan aktifitas sangat tinggi.

Setiap kegiatan yang mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh dilaksanakan setelah
dilakukan pengkajian yang mendalam dan manfaatnya lebih besar dibandingkan
dengan kerugiannya, paparan radiasi dari suatu kegiatan harus ditekan serendah
mungkin, dan dosis radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu
kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang
berwenang.

Upaya Proteksi Radiasi Terhadap Pasien, Petugas dan Masyarakat Umum


1. Pemeriksaan dengan sinar-X hanya dilakukan atas permintaan dokter.
2. Pemakaian perisai maksimum pada sinar primer.
3. Pemakaian teknik kV tinggi.
4. Jarak fokus ke pasien tidak boleh terlalu dekat.
5. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin,
6. Organ reproduksi dilindungi sebisanya.
7. Pasien yang hamil, terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa secara
radiologis.
8. Selama penyinaran berlangsung, petugas berdiri di belakang penahan radiasi.
9. Sedapat mungkin petugas tidak berada dalam kamar pesawat sinar-X pada waktu
dilaksanakan radiografi.
10. Pintu berpenahan radiasi timbal selalu ditutup selama dilakukan penyinaran.
11. Selama penyinaran berlangsung, setiap orang termasuk perawat yang
menyertainya harus berlindung di balik penahan radiasi.
BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan radiologi dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi


pelayanan radiologi, meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan serta
sebagai bahan acuan dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan radiologi.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan Radiologi perlu adanya evaluasi sistem dan
prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan pelayanan, penyelenggaraan
pelayanan radiologi, hasil penyelenggaraan pelayanan dan perbaikan sarana yang
dilaksanakan secara intern dan rutin melalui rapat intern radiologi.

Program Peningkatan Mutu adalah cakupan keseluruhan Program menejemen yang di


terapkan untuk menjamin keprimaan mutu pelayanan kesehatan melalui suatu
kegiatan secara sistematis yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya pelayanan
radiologi yang prima sesuai standar, dapat memberikan informasi diagnostik yang tepat,
dengan dosis radiasi yang serendah-rendahnya dan biaya yang sekecil-kecilnya.

Pelaksana dari program peningkatan mutu adalah tim yang bibentuk oleh instalasi
radiologi dan disahkan oleh direktur. Penyusunan tim melibatkan staf instalasi radiologi.

Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu mencakup :


1. Program peningkatan mutu berfokus pada standar input (SDM, peralatan, ruangan,
bahan habis pakai dan lain-lain).
2. Program peningkatan mutu berfokus pada proses, yaitu pemantauan terhadap
pelaksanaan kegiatan pelayanan.
3. Program peningkatan mutu berfokus pada output, yaitu evaluasi terhadap hasil-
hasil yang sudah dilaksanakan (hasil radiograf, hasil bacaan, reject analisis,
kepuasan pasien dan lain-lain).
BAB X

PENUTUP

Pelayanan radiologi diagnostic merupakan bagian dari salah satu meningkatkan mutu
pelayanan dalam suatu Rumah Sakit untuk mewujudkan kepuasan pelanggan,
memberikan tanggung jawab kepada setiap orang, dan melakukan perbaikan
berkesinambungan. Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan
aman selain dilakukan pelayanan-pelayanan untuk pasien juga perlu untuk petugas
antara lain penampilan fisik yang prima seperti tata rambut, pakaian seragam,make up,
kuku, sepatu, postur tubuh, berat badan, kebersihan diri, kerapihan, cara senyum, cara
berjalan, cara bertutur kata, penggunaan dan kepekaan terhadap bahasa tubuh,
Delivery of services yang prima seperti kerelaan untuk melayani, kepedulian, kecepatan
memberi respons dalam pelayanan, kesediaan untuk membantu klien, percaya diri, dan
kesabaran, profesional dalam menyampaikan pelayanan, ketaatan pada prosedur, serta
meningkatkan produktivitas dan hasil kerja yang prima.

Dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi diagnostIK untuk sarana pelayanan


kesehatan yang bermutu, maka diperlukan pedoman pelayanan radiologi yang dapat
dipakai sebagai acuan dan sarana pelayanan kesehatan khususnya di instalasi
radiologi.

Anda mungkin juga menyukai