Anda di halaman 1dari 22

10 Manfaat Perencanaan Pembelajaran bagi Guru Sekolah

Sebuah perencanaan sangat penting untuk dilakukan, seperti halnya dalam melakukan
pembelajaran, dalam melakukan pembelajaran tentu membutuhkan perencanaan yang baik agar
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan lancar, selain itu pembelajaran yang akan dilakukan
benar-benar akan sukses, artinya materi yang akan disampaikan bisa tersampaikan oleh anak
murid secara baik dan benar, baik itu anak murid menerimanya dengan senang hati, bahagia
dengan materi tersebut dan mampu memahami materi.
Bagi seorang guru perencanaan pembelajaran sangat banyak manfaatnya, terutama dalam
kesusksesan mengaja, pada saat seorang pengajar tidak memiliki perencanaan dalam
pembelajaran tentu akan sulit dan akan bingung ketika akan menyampaikan, bahkan tujuan dari
materi yang akan disampaikan terkadang menjadi tidak tersampaikan. Tentu hal itu menjadi
sangat sia-sia. Oleh karena itu bagi seorang guru lebih baik melakukan perencanaan
pembelajaran dari pada akan gagal proses pebelajarannya nanti. Untuk lebih detailnya lagi akan
di bahas mengenai apasaja manfaat dari perencanaan pembelajaran itu.
1. Memudahkan dalam memprediksi keberhasilan
Sebuah perencanaan sudah pasti akan memmbantu dalam mengapa keberhasilan lebih besar,
karena dengan perencanaan yang matang terutama dalam pembelajaran akan membantu untuk
memudahkan dalam pengeplotan dalam setiap yang akan digarab. Tak hanya dalam pembeljaran
saja, bahkan dalam hiup ketika memiliki mimpi atau keinginnan menciptakan suatu hal saja
membutuhkan perencanaan agar apa yang dicita-citakan itu dapat terwujud. ketika keberhasilan
sudah didapatka setiap orang akan tersenyum padahal ternyata tersenyum memiliki manfaat yaitu
manfaat senyum bagi tubuh. senyum akan memberikan stimulus sehingga akan merasakan sangat
bahagia.
2. Alat pemecahan masalah
Bagi seorang guru, menhagadapi masalah yang terjadi saat proses pemelajaran bukanlah hal
yang harus ditakuti, bahkan seharusnya guru akan merasa tertantang ketika ada masalah dalam
pembelajarannya. Misal saja perencanaan pembelajaran pada hari ini adalah praktek, namun
ternyata anak murid tidak membaw peralatan praktek. Maka lihatlah RPP apakah itu harus urut
praktek terlebih dahulu atau bisa teori terlebih dahulu, jika bisa teori maka berikan teori dahulu.
3. Memudahkan dalam penyampaian materi
Penyampaian materi secara teratur akan lebih mudah dipahami oleh anak didik, jika materi yang
disampaikan tidak berurutan, maka anak didikpu akan sulit dalam menanggapi materi itu ahkan
ketika materitidak disiapkan dengan benar melalui perencanaan pembelaaran, materi teori itu
bisa menjadi sia-sia saja.
4. Sebagai sumber belajar yang tepat
Tidak hanya murid yang belajra, guru pun belajar, terutama dalam pembuatn perencanaan
pembelajaran itu sendiri, apa bila proses perencanaan pembelajaran kali ini kurang baik
kedepanny aakn lebih diperbaiki. Jadi pembuatan perencanaan pembelajaran pun dapat
digunakan untuk belajar guru agar proses pembelajaran dapat lebih sukses kedepannya.
5. Pembelajaran dapat berlangsung sistematis
Sebuah rencana yang direncanakan secara matang akan berlangsung sistematis, perencanaan
pembelajaran pun demikian, dengan adanya perencanaan pembelajaran maka proses belajar
mengajar pada suatu kelas itu akan berjalan sistematis. Pembelajaran akan lebih disnangi murid,
dari pada menggunakan pembelajaran yang itu-itu saja. dalam pembuatan perencanaan
pembelajaran tentu dapat digunakan untuk memberi sisipan sisipan hiburna agar pembeljaran itu
menjadi asik. selain pembelajaran sistematis pembelajaran yang baik sangat bermanfaat untuk
menstimulus kecerdasan otak. jika otak mudah terkena stimulus maka seorang akan mudah untuk
menjadi cerdas.
6. Pola mengatur tugas pembelajaran
Perencanaan dalam pembelajaran biasa disebut sebagai RPP, RPP bagi seorang guru sangatlah
penting, karena ia dapat dimanfaatkan untuk memberikan tugas-tugas pembelajaran, tugas
pembelajaran tersebut dapat berkaitan dengan materi yang akan dipelajari dan materi yang
setelahnya akan dipelajari, jadi RPP ini dibuat agar materi sebelumnya dan materi sesudahnya
tidak terlalu jauh perbedaannya, semua materi saling berkesinambungan. Dengan adanya RPP
pun guru tidak akan bingung mengaur penugasan yang akan diberikan kepada siswa selama
pembelajaran.
7. Pembelajaran lebih efektif
Pembelajaran akan terjadi lebih optimal dan lebih efekif, tidak membuang-buang waktu untuk
megnajarkan hal yang tdak penting pun ketika akan memberikan game harus sesuai dengan apa
yang akan disampaikan dalam pembelajaran nanti. Agar keduanya saling berkaitan dan
pembelajaran akan berjalan efektif.
8. Dapat menghemat waktu
Selain efektif, perencanaan pembelajaran akan lebih menghemat waktu, contohnya saja dalam
pembelajran olahraga. Dalam pembelajaran ini siswa dminta untuk lari sprint, pada saat itu juga
pengajar menerangkan apa itu lari sprint. Tentu hal ini akan lebih menghemat waktu karena
dalam 1 kali pertemuan dapat dilakukan praktek sekaligun teori.
9. Menghemat biaya
Biaya yang dikeluarkan pun akan lebih hemat. Seoran gyang tidak menggunakan rencana akan
lebih boros. Boro disini bukna utuk jajan atau membeli hal lainnya. Namun memang ketika
pembelajaran tidak direncanakan dengan baik akan membuat biaya yang haru dikeluarkan lebih
banyak lagi.
10. Menghemat tenaga
Yang terakhir manfaat perencanaan pembelajaran adalah menghemat tenaga, dimana hal-hal
yang akan disampaikan sudah berurutan sehingga tidak diperlukan pengulangan dalam
penyampaian. Sehinga akan lebih menghemat tenaga.
Itulah manfaat yang akan didapatkan bila melakukan perencanaan pembelajaran, perencanaan
pembelajaran ini tidak boleh diremehkan, karena segalah sesuatu berhasil 50% ditentukan dari
bagaimana seseorang merencanakan hal tersebut. Begitu pula dalam pembelajaran yang
disampaikan guru, pembelajaran akan berhasil bila perencanaan yang dibuat tepat pada sasaran.
selain keberhasilan didapatkan oleh guru keberhasilan dengan perencanaan pembelajaran akan di
dapatkan oleh murid pula. dengan perencanaan pembelajaran murid akan banyak berhasil.

Pentingnya Perencanaan Pembelajaran

Meminjam kata-kata singkat tapi sangat esensial dari buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul
Majid bahwa inti proses pendidikan adalah pembelajaran. Inilah aktivitas rutin yang dilakukan
guru sehari-hari. Agar program yang mereka lakukan lebih terarah, mereka musti tahu kurikulum
yang dirilis pemerintah. Informasi dari kurikulum itulah sebagai bahan mereka untuk menyusun
silabus dan rencana pembelajaran. Guru selayaknya dapat memahami tentang semua aktivitas
teknik menyangkut pembelajaran secara baik. Tidak hanya itu, penting juga informasi tentang
standar kompetensi yang seharusnya dimiliki guru sendiri.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan pembelajaran
yang baik. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep
Islami menegaskan bahwa perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan
pengelolaan. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan
bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah satu lembaran kertas mutiara buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul majid
mengemukakan beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar,
yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan
dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Melihat manfaat di atas, maka perencanaan pembelajaran sangat perlu dilakukan oleh para guru,
sesuai tujuannya yaitu agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien.

Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah rencana guru mengajar mata pelajaran tertentu, pada jenjang
dan kelas tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan atau lebih.
Komponen Perencanaan Pembelajaran
Komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari: Tujuan, Bahan Pelajaran, dan Bahan pelajaran.

Pentingnya Perencanaan Pembelajaran


Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka sudah pasti dibutuhkan perencanaan pembelajaran
yang baik. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan pengelolaan.
Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah satu lembaran kertas mutiara buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul majid
mengemukakan beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar,
yaitu:
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Peran penting perencanaan pembelajaran dapat terlihat ketika mengamati keadaan yang mungkin
terjadi ketika diterapkannya perencanaan pembelajaran oleh seorang guru atau sebaliknya.
Kemungkinan yang akan terjadi dalam proses belajar mengajar ketika seorang guru melakukan
perencanaan pembelajaran dengan benar di antaranya:
a. Guru akan mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas,
b. Guru akan menguasai materi,
c. Guru akan mempunyai metode,
d. Guru akan memiliki pemilihan media yang tepat,
e. Guru akan memiliki standar jelas dalam memberikan evaluasi kepada siswa.
Pembuatan RPP Berdasarkan KTSP
Enco Mulyasa dalam bukunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyatakan bahwa KTSP
merupakan singkatan dar• Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan karakte•istik peserta didik.
Masih dalam buku yang sama, dijelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau
lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP
merupakan komponen penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang
pengembangannya harus dilakukan secara profesional.

Fungsi dan Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran

PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku
dalam berpikir, bersikap, dan
berbuat. Pembelajaran merupakan proses
transfer ilmu yang melibatkan sistem dalam
dunia pendidikan yaitu; guru/pendidik, peserta
didik, materi, tujuan dan alat. Dalam
pembelajaran yang didesain atau direncanakan
haruslah efektif dan efisien sehingga tujuan
pembelajaran tercapai dan diterima dengan baik
oleh peserta didik sehingga tujuan nasional
pendidik mampu dicapai dengan baik.
Dalam pembelajaran dan pendidikan seiring dengan berkembangnya pendidikan dan sistem
pendidikan di Indonesia, seluruh elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung dengan
pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan profesional untuk mengembangkan pendidikan.
Selain itu, para pelaku pendidikan juga diharapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
bersama sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pendidikan.
Untuk itulah pengetahuan mengenai desain dan perencanaan pembelajaran menjadi penting
untuk diketahui sebagai calon pendidik. Desain dan perencanaan pembelajaran memiliki fungsi
yang beragam yang kesemuanya bermuara pada tujuan yang sama yaitu agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisisen sehingga output yang dihasilkan pun
memiliki kualitas yang tidak diragukan.
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai fungsi dan pentingnya desain dan perencanaan
pembelajaran yang merupakan hal penting dalam suatu proses pembelajaran itu sendiri.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain Pembelajaran merupakan proses sistematis pengembangan paket pembelajaran
menggunakan teori belajar dan teori pembelajaran untuk menjamin terwujudnya pembelajaran
yang berkualitas. Proses dimaksud meliputi analisis kebutuhan dan tujuan belajar siswa,
pengembangan sistem penyampaian untuk mencapai tujuan tersebut. termasuk di dalamnya
pengembangan materi/ paket dan kegiatan pembelajaran, mengujicobakan dan mengevaluasi
semua kegiatan pembelajaran dan aktifitas siwa.
Desain pembelajaran menurut istilah dapat didefinisikan:
1. Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar
timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang
dikehendaki (Reigeluth).
2. Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian
untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan (Briggs).
3. Proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan tujuan makro untuk menciptakan
strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk menghasilkan program pelajaran atau modul
atau suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut
di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai
hasil belajar (Seels & Richey AECT 1994).
4. Suatu proses desain dan sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif
dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada
apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika
analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen (Morisson,
Ross & Kemp 2007).
Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional system development) dan desain
instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan
secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara
“desain” dan “pengembangan”. Kata “desain” berarti membuat sketsa atau pola atau outline atau
rencana pendahuluan. Sedang “Pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk
menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan sebagainya.
Desain pembelajaran lebih memerhatikan pada pemahaman, pengubahan, dan penerapan
metode-metode pembelajaran. Hal ini mengarahkan untuk memilih dan menentukan metode apa
yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian bahan ajar agar dapat diterima dengan
mudah oleh siswa.
2. Pentingnya Desain Pembelajaran
Tujuan Desain Pembelajaran
Tujuan desain pembelajaran adalah mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi. Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) terdapat empat
komponen dasar dalam perencanaan desain pembelajaran, yaitu :
1. Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau peserta ajar)
2. Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
3. Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik dipelajari? (strategi pembelajaran)
4. Bagaiamanakan cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai? (prosedur
evaluasi)
5. Peran Desain Pembelajaran
6. Agar belajar dapat bermakna dan efektif.
7. Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar
8. Agar dapat dikembangkan kesempatan atau pola belajar
9. Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan
Fungsi Desain Pembelajaran
1. Meningkatkan kemampuan pembelajaran (instruktur, guru, widyaiswara, dosen, dll)
2. Menghasilkan sumber belajar.
3. Mengembangkan sistem belajar mengajar.
4. Mengembangkan organisasi menjadi organisasi belajar.
5. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
6. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan
7. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.
8. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketetapan dan kelambatan kerja.
9. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
10. Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
Desain pembelajaran memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran, hal
ini dimungkinkan karena dengan merancang desain pembelajaran, seorang desainer (dalam hal
ini guru) memiliki peran vital dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Dengan memiliki kesadaran akan pentingnya tujuan pembelajaran, maka guru akan berupaya
untuk melakukan berbagai aktifitas dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran, seperti
merumuskan bahan instruksional, memilih strategi instruksional, memilih media dan alat
pembelajaran, merancang alat evaluasi, dan lain sebagainya.
Dengan kesadaran dan keinginan dari guru untuk merancang desain pembelajaran yang
berkualitas, diharapkan proses pembelajaran akan berlangsung secara menyenangkan, menarik,
dan tentu saja berorientasi pada tujuan umum yang ingin dicapai. Dampaknya, secara langsung
maupun tidak langsung akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman dalam bukunya Administrative Action
Techniques of Organization and Management: mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengendung rangkaian-rangkaian putusan
yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal
sehari-hari.”
Terry menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan
pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan
melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu
proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik
untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
dengan langkah-langkah penyususnan materi pembelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan metode dan pendekatan pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang
akan dilaksanakan dalam waktu tertentu.
Konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong
penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-
teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber
dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem
pengajaran melalui sistem yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan
mengacu pada sistem perencanaan itu.
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang
senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan
implementasinya terhadap strategi tersebut.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail
spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi
maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit
dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara
sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan
pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan
dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang
dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai
dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.[8]
Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan
tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran
juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Ada beberapa manfaat perencanaan pembelajaran , di antaranya adalah:
– Dengan perencanaan yang matang dan akurat, akan dapat diprediksi seberapa besar
keberhasilan yang akan dicapai.
Oleh kasrena itu akan terhindar dari keberhasilan yang sifatnya untung-untungan sebab segala
kemungkinan kegagalan sudah dapat diantisipasi oleh guru. Dalam perencanaan, guru harus
paham tujuan apa yang akan dicapai, strategi apa yang tepat dilakukan sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai, dan dari mana sumber belajar yang dapat digunakan
– Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
Dengan perencanaan yang matang, maka segala kemungkinan dan masalah yang akan timbul
dapat diantisipasi sehingga dapat diprediksi pula jalan penyelesaiannya.
-Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
Dengan perencanaan yang tepat, maka guru dapat menentukan sumber-sumber belajar yang
dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran sebab saat ini banyak sekali sumber
belajar yang ditawarkan baik melalui media cetak maupun elektronik.
-Perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis.
Dengan perencanaan yang baik, maka pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, tetapi
akan terarah dan terorganisir dan guru dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar
yaitu:
-Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
-Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan.
-Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
-Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan
kelambatan kerja.
-Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
-Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Fungsi perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran mempunyai beberapa fungsi di antaranya sebagai berikut:
1. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan umpan
balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan
dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
2. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami
proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.
3. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan
efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat,
baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat.
Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai
tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
5. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi
setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi
prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan
menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
6. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan
untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.
7. Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang utuh
yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan
ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan
secara seimbang
8. Fungsi kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh
mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat
memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
KESIMPULAN
Desain Pembelajaran merupakan proses sistematis pengambangan paket pembelajaran
menggunakan teori belajar dan teori pembelajaran untuk menjamin terwujudnya pembelajaran
yang berkualitas. Desain Pembelajaran memiliki beragam fungsi yaitu meningkatkan
kemampuan pembelajaran (instruktur, guru, widyaiswara, dosen, dll), menghasilkan sumber
belajar, mengembangkan sistem belajar mengajar, mengembangkan organisasi menjadi
organisasi belajar, sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan, sebagai pola dasar
dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid, dan lain sebagainya.
Sementara Perencanaan Pembelajaran yaitu suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam
membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar
serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah penyususnan
materi pembelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan metode dan pendekatan
pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan dalam waktu
tertentu.
Selain itu, perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya fungsi kreatif, fungsi
selektif, fungsi komunikatif, fungsi prediktif, fungsi akurasi, fungsi pencapaian tujuan, fungsi
kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo, 2002.
Firdaus. Undang-Undang Guru dan Dosen. Jakarta: Departemen Agama RI, 2006.
Gafur, Abdul. Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan
Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak, 2012.
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Rosda Karya, 2011.
http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/manfaat-dan-fungsi-perencanaan.html
http://leoriset.blogspot.com/2013/11/pentingnya-desain-pembelajaran.html

Desain Pembelajaran, Perencanaan Pembelajaran, dan Kurikulum

PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di
dalam diri seseorang yang mengubah tingkah
lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir,
bersikap, dan berbuat.[1] Pembelajaran
merupakan proses transfer ilmu yang
melibatkan sistem dalam dunia pendidikan
yaitu; guru/pendidik, peserta didik, materi,
tujuan dan alat. Dalam pembelajaran yang
didesain atau direncanakan haruslah efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran tercapai
dan diterima dengan baik oleh peserta didik sehingga tujuan nasional pendidik mampu dicapai
dengan baik.[2] Dalam pembelajaran dan pendidikan seiring dengan berkembangnya pendidikan
dan sistem pendidikan di Indonesia, seluruh elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung
dengan pendidikan dituntut untuk lebih kreatif dan profesional untuk mengembangkan
pendidikan. Selain itu, para pelaku pendidikan juga diharapkan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan bersama sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pendidikan.
Untuk itulah perlu adanya cara atau metode untuk menjawab tantangan-tantangan yang muncul
seiring dengan berkembangnya waktu, maka muncullah cara atau metode yang disebut
perencanaan dan desain pembelajaran yang diharapkan akan lebih memudahkan proses belajar
mengajar, dan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam.
Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai fungsi desain pembelajaran yang merupakan
hal penting dalam suatu proses pembelajaran, kurikulum sebagai sebuah kebijakan dalam
pendidikan, dan perencanaan pembelajaran yang juga tidak kalah penting dalam suatu proses
pembelajaran itu sendiri.
PEMBAHASAN
Desain Pembelajaran
1. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti
perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu
manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah
planning yaitu “Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian
suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan
tertentu”.[3]
Desain pembelajaran menurut istilah dapat didefinisikan:
1. Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar
timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan pada diri pembelajar ke arah yang
dikehendaki (Reigeluth).
2. Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian
untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan (Briggs).
3. Proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan tujuan makro untuk menciptakan
strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk menghasilkan program pelajaran atau modul
atau suatu prosedur yang terdiri dari langkah-langkah, dimana langkah-langkah tersebut
di dalamnya terdiri dari analisis, merancang, mengembangkan, menerapkan dan menilai
hasil belajar (Seels & Richey AECT 1994).
4. Suatu proses desain dan sistematis untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif
dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada
apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika
analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen (Morisson,
Ross&Kemp 2007).
Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional system development) dan desain
instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan
secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara
“desain” dan “pengembangan”. Kata “desain” berarti membuat sketsa atau pola atau outline atau
rencana pendahuluan. Sedang “Pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk
menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan sebagainya.[4]
2. Tujuan Desain Pembelajaran
Tujuan desain pembelajaran adalah mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi. Menurut Morisson, Ross & Kemp (2007) terdapat empat
komponen dasar dalam perencanaan desain pembelajaran, yaitu :
1. Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan? (karakteristik siswa atau peserta ajar)
2. Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
3. Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik dipelajari? (strategi pembelajaran)
4. Bagaiamanakan cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai? (prosedur
evaluasi)
5. Peran Desain Pembelajaran
6. Agar belajar dapat bermakna dan efektif.
7. Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar
8. Agar dapat dikembangkan kesempatan atau pola belajar
9. Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan
10. Fungsi desain pembelajaran
11. Meningkatkan kemampuan pembelajaran (instruktur, guru, widyaiswara, dosen, dll)
12. Menghasilkan sumber belajar.
13. Mengembangkan sistem belajar mengajar.
14. Mengembangkan organisasi menjadi organisasi belajar.
15. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
16. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan
17. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun murid.
18. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketetapan dan kelambatan kerja.
19. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
20. Menghemat waktu, tenaga, alat dan biaya.
21. Model Desain Pembelajaran
Model desain pembelajaran sangat diperlukan, karena dapat :
1. Pengembangan kemampuan guru atau dosen
2. Pengembangan sumber belajar.
3. Pengembangan sistem pembelajaran.
4. Pengembangan organisasi.
Kurikulum
1. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum adalah berkaitan dengan komponen-komponen yang ada mengarah pada
tujuan pendidikan. Komponen-komponen yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah:
1. Apakah seperangkat rencana tersebut sesuai dengan tujuan yang akan dicapai?
2. Apakah komponen materi yang tersusun dalam kurikulum itu sesuai dengan tujuan yang
dicapai?
3. Apakah metode (cara) yang dipilih berfungsi pula untuk mencapai tujuan yang akan
dicapai?
4. Apakah para penyelenggara pendidikan berfungsi pula dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan pendidikan?
Yang terkait dalam kurikulum sekolah secara langsung ialah guru, kepala sekolah, para penulis
buku ajar, dan masyarakat. Berikut akan dipaparkan seberapa jauh keterlibatan mereka dalam
melaksanakan kurikulum.
Fungsi kurikulum bagi para penulis
Para penulis buku ajar hendaknya mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang berlaku pada
waktu itu. Untuk membuat berbagai pokok bahasan maupun sub pokok bahasan, hendaknya
penulis buku ajar membuat analisis intruksional terlebih dahulu.[5] Kemudian menyusun garis-
garis besar program pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran tertentu, baru mencari sumber bahan
yang relevan. Perlu diingat bahwa tudak semua bahan dari berbagai sumber tersebut dapat ditulis
sebagai bahan pelajaran. Yang perlu mendapat pertimbangan ialah kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1) Bahan hendaknya bersifat pedagogis.
2) Bahan hendaknya bersifat psikologis.
3) Bahan hendaknya disusun secara dedaktis.
4) Bahan hendaknya bersifat sosiologis.
5) Bahan hendaknya bersifat yuridis.
Kriteria penulisan bahan tentu saja menyesuaikan dengan kelas-kelas yang bersangkutan. Bahan
untuk sekolah dasar kriterianya akan lebih ketat dari pada bahan untuk sekolah menengah.
Apalagi untuk perguruan tinggi, bahan disini hampir tidak difilter oleh berbagai kriteria,
sehingga menyebabkan luas bahan tidak terbatas.[6]
Fungsi kurikulum bagi guru
Bagi guru baru sebelum mengajar pertama-tama yang perlu dipertanyakan adalah kurikulum.
Setelah kurikulum didapat pertanyaan berikutnya adalah garis-garis besar program pengajaran.
Setelah garis-garis besar program pengajaran ditemukan, barulah guru mencari berbagai sumber
bahan yang relevan atau yang telah ditentukan depdiknas. Sesuai dengan fungsinya bahwa
kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka guru mestinya
mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja.
1. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Bagi kepala sekolah yang baru, yang dipelajari pertama kali adalah tujuan lembaga yang akan
dipimpinnya. Kemudian mencari kurikulum yang berlaku sekarang untuk dipelajari, terutama
pada buku penunjuk pelaksanaan. Selanjutnya tugas kepala sekolah melaksanakan supervisi
kurikulum.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedang masyarakat adalah konsumennya. Sudah
barang tentu antara produsen dan konsumen harus sinkron. Kurikulum sekolah output-nya harus
dapat linj and match dengan kebutuhan masyarakat.
Kita lihat berbagai jenis kurikulum sekolah di Indonesia hubungannya dengan harapan
masyarakat dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan
ketrampilan dengan penghususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa
pendidikan.
2. Pendidikan kejuruan kurikulumnya mempersiapkan peserta didik dapat bekerja daam
bidang tertentu dimasyarakat.
3. Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang menyandang
kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam kehidupan masyarakat.
4. Pendidikan kedinasan kurikulumnya disiapkan oleh suatu departemen pemerintahan atau
lembaga pemerintah non departemen dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan
dalam pelaksanaan tugas kedinas dimasyarakat nantinya.
5. Pendidikan keagamaan kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan khusus
pendidikan agama yang bersangkutan dengan harapan lulusannya dapat menjadi pembina
agama yang baik di masyarakat.
6. Pendidikan akademik kurikulumnya menyiapkan penguasaan ilmu pengetahuan agar
lulusannya dapat menjadi pioner-pioner pembangunan atas dasar konsep yang tangguh.
7. Pendidikan profesional kurikulumnya menyiapkan penerapan tertentu, dengan harapan
lulusannya dapat bekerja secara profesional di masyarakat.
Kurikulum dapat diibaratkan sebagai kendaraan yang berfungsi sebagai alat angkat untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan, misal kan: Auto sebagai kurikulum, sopir sebagai guru,
penumpang sebagai siswa, tempat yang dituju sebagai tujuan pendidikan, jarak yang dituju
sebagai target, hambatan dijalan sebagai constrains, dan bengkel sebagai biro perencanaan
kurikulum.
2. Tujuan Kurikulum
Menurut John D.Mc. Neil terdapat mempat macam konsepsi kurikulum yang masing-masing
memiliki tujuan berbeda-beda sebagai berikut:
1) Konsep kurikulum humanistik, tujuannya mengutamakan perkembangan kesadaran pribadi
(increased personal awarness) untuk pencapaian aktualisasi diri.
2) Konsepsi kurikulum rekontruksi sosial, tujuannya untuk menyiapkan peserta didik agar
dapat menghadapi berbagai peribahan masyarakat pada masa yang akan datang dan dapat
menyesuaikannya (fit into the esisting society).
3) Konsep kurikulum teknologi, tujuannya terutama pada pengembangan hasil pendidikan
yang dapt ditiru (the development of intruction producs that can replicated).
4) Konsep kurikuum sujek akademik tujuannya terutama untuk melatih pikir.
Tujuan kurikulum dapat dilihat dari berbagai sudut pandang:
1) Dilihat dari penyelenggara
a) Tujuan kurikulum nasional dengan maksud untuk menyeragamkan mutu lulusan untuk
beberapa mata pelajaran dengan cara EBTANAS.
b) Tujuan kurikulum regional dan lokal, yang berupa kurikulum rmuatan lokal bertujuan
memberi bekal pengetahuan, ketrampilan pembentukan sikap dan perilaku siswa, serta memiliki
wawasan yang luas dan mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat, mampu
mengembangkan serta melestarikan sumberdaya alam dan kebudayaan.
2) Dilihat dari arah kelulusan
a) Kurikulum bertujuan akademik menyiapkan lulusannya untuk mengembangkan diri sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
b) Kurikulum bertujuan profesi, menyiapkan lulusannya untuk menghadapi lapangan kerja di
masyarakat yang dibutuhkan lembaga pendidikan penyelenggara terdapat pada berbagai sekolah
kejuruan atau program.
Perencanaan Pembelajaran
1. Pengertian
Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman dalam bukunya Administrative Action
Techniques of Organization and Management: mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengendung rangkaian-rangkaian putusan
yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal
sehari-hari.”
Terry menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan
pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan
melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.[7]
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu
proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik
untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
dengan langkah-langkah penyususnan materi pembelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan metode dan pendekatan pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang
akan dilaksanakan dalam waktu tertentu.
Konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong
penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-
teori konstruktif terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber
dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem
pengajaran melalui sistem yang sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan
mengacu pada sistem perencanaan itu.
3. Perencanaan pengejaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang
senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori tentang strategi pengajaran dan
implementasinya terhadap strategi tersebut.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail
spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi
maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit
dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara
sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan
pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran dikembangkan
dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang
dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai
dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
7. Dimensi-dimesi Perencanaan Pembelajaran
Berbicara tentang dimensi perencanaan pembelajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan sifat-
sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pembelajaran. Pertimbangan
terhadap dimensi-dimensi itu menurut Haryanto memungkinkan diadakannya perencanaan
komprehensif yang menalar dan efisien, yakni:
 Signifikansi
Tingkat signifikansi tergantung pada tujuan pendidikan yang diajukan dan signifikansi dapat
ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses perencanaan.
 Feasibilitas
Perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis baik yang berkaitan dan
biayamaupun pengimplementasiannya.
 Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan penyelesaian
persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai tujuan spesifik secara
optimal.
 Kepastian
Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tak terduga.
1. Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk
yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara
berbagai komponen.
 Adaptabilitas
Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari
informasi sebagai umpan balik. Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan yang
fleksibel atau adapteble dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan.
 Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencnaan dalam
memprediksi masa depan, juga validasi dan reliabilitas analisis yang dipakai, serta kapan untuk
menilai kebutuhan kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
 Monitoring
Monitoring merupakan proses mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai
komponen bekerja secara efektif.
 Isi perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pengajaran yang
baik perlu memuat:
– Tujuan apa yang akan diinginkan
– Program dan layanan
– Tenaga manusia
– Keuangan
– Bangunan fisik
– Struktur organisasi
– Konteks sosial
3. Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan
tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran
juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

Referensi:
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2002).
Firdaus.Undang-Undang Guru Dan Dosen(Jakarta:Departemen Agama RI,2006)
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004).
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Penerbit Rosda Karya, 2011).
Peran Guru dalam Pembelajaran
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran tentu tak akan pernah lepas dari peran seorang guru. Guru memegang peran
penting dalam proses pembelajaran ini, karena sebenarnya tidak ada siswa yang bodoh
melainkan guru yang belum menerapkan strategi ataupun metode yang tepat, dengan kata lain,
guru belum memegang perannya dengan baik. Guru yang baik adalah mereka yang mampu
memegang tugas, amanah, dan perannya dengan baik pula. Dengan begitu, tujuan dari
pembelajaran itu sendiri akan tercapai dan prosesnya tentu berjalan strategis.
Kadang, kita mengenal seorang guru hanya sebagai seseorang yang mengajarkan suatu
pengetahuan tertentu, akan tetapi sebenarnya, seorang guru itu selain berperan sebagai pengajar,
karena memang itu tugas utamanya, ia juga memiliki berbagai peran serta tugas dalam proses
pembelajaran tersebut. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk profesional sejalan dengan
perannya itu.
Maka dalam makalah ini, akan dibahas mengenai keprofesionalan guru yang akan berimbas
dalam menjalankan peran sarta tugasnya; tanggung jawab dan tugas seorang guru; serta fungsi
dan peran guru dalam pembelajaran.
PEMBAHASAN
A. Keprofesionalan Guru dan Kepribadian Guru
Kosa kata ‘guru’ berasal dari kosa kata yang sama di dalam Bahasa India yang artinya “orang
yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara”. Dalam tradisi agama Hindu, guru dikenal
sebagai ‘maha resi guru’ yakni para pengajar yang bertugas untuk menggembleng para calon
biksu di bhinaya panti (tempat pendidikan bagi para biksu). Rabindranath Tagore ( 1861-1941),
menggunakan istilah Shanti Niketan atau Rumah Damai untuk tempat para guru mengamalkan
tugas mulianya membangun spiritualitas anak-anak bangsa di India (spiritual intelligence).
Sedangkan menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi. Pertama
secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang
kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru
adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung
jawab dalam membantu anak-anak bdalam mencapai kedewasaan masing-masing.
Perbedaan pokok profesi guru dengan profesi lainnya itu terletak pada tugas dan tanggung
jawabnya. Profesi seorang guru dituntut tidak hanya secara kinerja yang professional saja. Tetapi
juga harus secara moral. Guru yang professional adalah guru yang memiliki seperangkat
kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru berdasarkan undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentnag Guru dan Dosen pada Bab IV
Pasal 10 ayat 91, yang menyatakan bahwa “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi”.
Masing-masing dari keempat kompetensi itu tidaklah terpisah, melainkan antara satu dengan
lainnya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dan berbentuk hierarkis. Artinya bahwa
kompetensi yang satu mendasari kompetensi yang lain. Berhasil tidaknya proses belajar
mengajar terletak pada berbagai komponen dalam proses pendidikan guru itu. Keberhasilan guru
melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya
melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar.
Profesionalisasi guru itu berdasarkan unsur kepribadian, keilmuan, dan keterampilan.
Guru dituntut agar terampil dalam mengajar agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.
Dalam mengajar, diperlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk kelancaran
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Berikut keterampilan seorang guru:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.
Keterampilan membuka pelajaran ialah yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan
dipelajarinya. Dengan demikian, siswa mampu memfokuskan perhatiannya kepada pelajaran,
guru bisa mengevaluasi siswa sampai sejauh mana pengalaman yang dikuasainya dengan hal-hal
baru yang akan dipelajari atau belum dikenalnya. Juga dengan keterampilan ini, siswa dapat
terbantu dalam memahami pelajaran karena ini membahas tentang apa saja yang akan dipelajari,
sehingga siswa dapat mempersiapkan diri dan tahu batasan-batasan tugas yang akan
dikerjakannya.
Keterampilan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran. Keterampilan ini diperlukan guru sebagai tolak ukur apakah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru itu berhasil ataukah kurang efektif. Dengan kata lain, keterampilan menutup
pelajaran itu digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan seorang guru.
2. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran ialah keterampilan menyampaikan informasi
secara lisan yang disusun secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara satu
bagian dengan bagian yang lain nya. Pemberian penjelasan merupakan aspek yang terpenting
dalam kegiatan seorang guru. Interaksi di dalam kelas sering dilakukan baik oleh guru kepada
siswa, maupun siswa dengan siswa. Jadi keterampilan menjelaskan diperlukan oleh seorang guru
untuk membimbing murid memahami materi juga agar tidak salah dalam pemahaman dengan
menggunakan nalar mereka,
3. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan penambahan ilmu yang lebih membekas pada diri siswa. Dan pertanyaan
yang berpengaruh positif pada diri siswa tidaklah mudah. Oleh sebab itu, seorang guru
hendaklah berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan bertanya.
Sedangkan secara umum fungsi bertanya dalam pembelajaran adalah membangkitkan minat dan
rasa ingin tahu pada diri siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi, mendorong siswa
agar mengemukakan pendapat dalam diskusi, memusatkan perhatian siswa pada masalah yang
sedang dibahas
4. Keterampilan Memberi Penguatan.
Penguatan adalah salah satu metode yang mana bisa membuat siswa bertindak dengan hal yang
sama. Tujuan keterampilan ini ialah agar
meningkatkan motivasi pada siswa, menahan tingkah laku negative siswa, membina dan
membudayakan tingkah laku positif siswa.
5. Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran.
Media pembelajran adalah sarana pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
keterampilan ini adalah mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera, menimbulkan semangat
pada siswa,
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau
pengalaman, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Jadi, keterampilan ini ialah
kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal. Dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Tujuan keterampilan ini adalah menghentikan siswa dari perilakunya yang menyimpang dari
tujuan pembelajaran. Mengendalikan sarana dan prasarana agar suasana tetp kondusif namun
menyenangkan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
8. Keterampilan Mengadakan Variasi
Dalam mengajar akan lebih menarik jika ada variasi, Variasi dalam kegiatan mengajar adalah
perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Ada variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media
pembelajaran, atau variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Berkaitan dengan penyediaan guru, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah
“adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”dan Peraturan Pemerintah
No. 74 Tahun 2008 tentang Guru telah menggariskan bahwa penyediaan gurumenjadi
kewenangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan, yang dalam buku ini disebut sebagai
penyediaan guru berbasis perguruan tinggi. Menurut dua produk hukum ini, lembaga pendidikan
tenaga kependidikan dimaksud adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal,pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta untuk menyelenggarakan dan
mengembangkan ilmu kependidikan dan non kependidikan.Guru dimaksud harus memiliki
kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV danbersertifikat pendidik. Jika seorang guru
telah memiliki keduanya, statusnya diakui oleh negara sebagai guru profesional.
B. Tanggung Jawab dan Tugas Guru
Tugas guru ada yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah. Seperti mengajar,
membimbing murid dan memberikan penilaian hasil belajar peserta didiknya, mempersiapkan
administrasi pembelajarannya, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran.
Disamping itu guru haruslah senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang
menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan zaman.
Tugas guru sebagai pendidik merupakan tugas mewariskan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
kepada muridnya. Kemudian muridnya belajar dan mengembangkan keterampilan, dan berlatih
menerapkannya dalam kehidupan.Guru profesional difungsikan sebagai orangtua kedua bagi
paara muridnya setelah orang tua kandung. Itulah sebabnya guru perlu menguasai ilmu jiwa dan
watak manusia untuk dapat diterapi dan dilayani secara tepat oleh para gurunya. Guru selain
memiliki tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, disamping itu tugas
utama guru menurut Depdikbud diantaranya :
1. Tugas profesional, yaitu mendidik dalam rangka menyumbangkan kepribadian, mengajar
dalam rangka menyeimbangkan kemampuan berfikir, kecerdasan dan melatih dalam rangka
membina keterampilan.
2. Tugas manusiawi, yaitu membina anak didik dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal serta pribadi yang
mandiri.
3. Tugas kemasyarakatan, yaitu dalam rangka mengembangkan terbentuknya masyarakat
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Rostiyah N.K menginventarisir tugas guru secara garis besar:
1. Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan pengalaman empirik,
kepada para muridnya.
2. Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara
3. Mengantarkan anak didik menjadi warganegara yang baik, mengfungsikan diri sebagai media
dan perantara pembelajaran bagi anak didik.
4. Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara,
bertindak dan bersikap.
5. Mengfungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan, baik
sekolah negeri maupun swasta.
6. Harus mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan
oranglain.
7. Mengfungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manager yang disenangi.
8. Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi.
9. Guru diberi tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kurikulum
serta evaluasi keberhasilannya.
10. Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
muridnya.
11. Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memilki semangat yang tinggi dan gairah
yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam
rangka memperkaya pengalaman.
Dari penegasan Roestiyah N.K. tersebut dapat ditegaskan bahwa guru bertanggung jawab
mencari cara untuk mencerdaskan kehidupan anak didik dalam arti sempit dan bangsa dalam arti
luas.
Setiap guru memiliki sikap positif, niscaya keadaan pendidikan disuatu daerah memiliki prospek
yang jelas. Guru yang seperti ini yang harus dilahirkan oleh lembaga pendidikan guru yang ada.
Jadi tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada
anak didik, melainkan guru membentuk watak dan jiwa anak didik yang sebenarnya yang sangat
memerlukan masukan positif dari agama, ideology, dll.
Pengalaman Anwar dan Sagala menunjukan sikap dan tingkah laku lebih efektif disbanding
hanya dengan perkataan saja. Wens Tantai, dkk, menyebutkan ada beberapa poin yang menjadi
tanggung jawab seorang guru:
1. Mematuhi nilai dan norma kemanusiaan
2. Merima tugas mendidik bukan sebagai beban, namn harus sepenuh hati
3. Menyadari benar akan apa yang dikerjakan dan akibat dari setiap perbuatannya itu
4. Belajar dan mengajar memberikan penghargaan kepada oranglain termasuk anak didik
5. Bersikap arif bijaksana dan cermat serta berhati-hati
6. Dan mendasarkan semua tanggung jawab diatas berdasarkan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Peran guru seperti demikian akan membentuk karakteristik anak sisik yang beriman, berakhlak
mulia, cakp mandiri, berguna bagi agama, nusa dan bangsa terutama untuk masa depan menjadi
lebih baik. Inilah yang disebut manusia seutuhnya yaitu berpengetahuan, berakhlak dan
berkepribadian.
Secara singkat, guru wajib bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan amalannya
dalam rangka membimbing anak didik. Dengan demikian tugas guru sangat berat, baik yang
berkaitan dengan dirinya, dengan para muridnya, teman kerja, kepala sekolah, orang tua murid,
maupun dengan yang lainnya. Dalam artian guru adalah figure pemimpin yang dalam batas-batas
tertentu dapat mengendalikan para muridnya. Guru seorang arsitek yang berusaha membentuk
jiwa dan watak anak didik. Guru juga memiliki peluang menentukan membangun sikap hidup
atau ke[ribadian anak didiknya sehingga dapat berguna bagi diri dan keluarganya.
Guru bekerja melaksanakan tugas profesional kependidikan itu tidak karena takut kepada
pemimpinnya, tetapi karena panggilan tugas profesionalnya dan juga untuk beribadah.
C. Fungsi dan Peran Guru
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, guru dalam proses pembelajaran memiliki memiliki
peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap
diperlukan. Teknologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan
informasi dan pengetahuan, tidak mungkin bisa mengganti peran guru. Disamping guru sebagai
sumber belajar ternyata masih banyak peran yang harus dilaksanakan dalam upaya
membelajarkan siswa.
Guru memiliki beberapa fungsi, dalam menciptakan kemampuan dasar mengajar, guru
berorientasi pada:
1. Guru sebagai pendidik dan pengajar, harus memiliki kestabilan emosional, bersikap realistis,
jujur dan terbuka, peka terhadap perkembangan, terutama tentang inovasi pendidikan.
2. Guru sebagai anggota masyarakat, harus pandai bergaul dengan masyarakat. untuk itu guru
harus menguasai Psikologi Sosial, keterampilan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.
3. Guru sebaai pemimpin, guru harus memiliki kepribadian, menguasai Ilmu Kepemimpinan.
teknik komunikasi, dan menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi ang ada di sekolah.
4. Guru sebagai pelaksana administrasi, berhubungan dengna administrasi yang harus dikerjakan
di sekolah. untuk itu, tenaga kependidikan harus memiliki kepribadian, jujur, teliti, rajin,
menyimpan arsip dan administrasi lainnya.
5. Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, harus menguasai berbagai metode
mengajar dan harus menguasai situasi belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.
Sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, guru juga dituntut menerapkan fungsi-
fungsinya yang sentral. Fungsi-fungsi tersebut meliputi:
1. Guru sebagai pengelola proses KBM. Kelas merupakan suatu organisasi yang semestinya
dikelola dengan baik, mengacu pada fungsi-fungsi administrasi yang ada dan berlaku. Guru
berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang bai, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk
terjadinya proses belajar seluruh siswa.
2. Guru sebagai moderator. Menurut aliran baru dalam bidang pendidikanguru diharapkan bukan
sebagai penyampaian materi semata tetapi juga lebih sebagai moderator, yaitu pengetur lalu
lintaspembicaraan, jika ada jalur pembicaraan yang tidak dapat di selesaikan oleh siswa siswi,
maka gurulah yang wajib mendamaikan perselisihan tersebut.
3. Guru sebagai motivator. Siswa adalah manusiayang ditempeli oleh sifat “memilih yang serba
enak” daripada harus susah-susah. Jika guru tidak dapat memancing kemauan siswa untuk aktif
maka guru itu sendiri yang akan merasakan kesulitan dalam proses pembelajaran karena dapat
ditebak bahwa siswa akan pasif tanpa inisiatif.
4. Guru sebagai fasilitator.
Guru sebagai fasilitator memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar
sesuai dengan kemampuannya.
5. Guru sebagai evaluator. Guru sebagai evaluator berperan setiap kegiatan selalu diikuti oleh
motivasi jika orang-orang yang terlibat dalam kegiatan menginginkan terjadinya peningkatan
atas kegiatan itu pada masa-masa yang akan datang.
Dalam menerapkan fungsi-fungsinya sebagai seorang pendidik, pengajar, pembimbing dan
pelatih, seorang guru dituntut senantiasa mampu beraktifitas dan berkreatifitas dalam hal:
1. Menggunakan metode, media, bahan yang sesuai dengan tujuan mengajar
Untuk itu guru dituntut untuk dapat memilih dan memilah metpde mengajar yang tepat dan
akurat untuk menyajikan, materi pelajaran yang diampaikan seperti diungkapkan Sofan Aman
berikut ini:
a. Metode tanya jawab
b. Metode diskusi
c. Metode karyawisata
d. Metode inkuiri
e. Metode pemecahan masalah
f. Metode ceramah bervariasi
g. Metode simulasi
h. Metode permainan
i. Metode bermain peran
2. Berkomunikasi dengan siswa
3. Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar
4. Mendorong dan menggalakan ketertiban siswa dalam pengajaran
5. Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relegansinya
6. Mengorrganisasikan waktu, ruang, dan erlengkapan pengajaran
7. Melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam proses belajar mengajar.
KESIMPULAN
Dalam mengajar, diperlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk kelancaran
proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Berikut keterampilan seorang guru;
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan
bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan menggunakan media pembelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
mengadakan variasi.
Guru selain memiliki tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih,
disamping itu tugas utama guru menurut Depdikbud diantaranya; tugas profesional, tugas
manusiawi, dan tugas kemasyarakatan.
Sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, guru juga dituntut menerapkan fungsi-
fungsinya yang sentral. Fungsi-fungsi tersebut meliputi; guru sebagai pengelola proses KBM,
guru sebagai moderator, guru sebagai motivator, guru sebagai fasilitator, dan guru sebagai
evaluator.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfa Beta 2010.
Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.
Nurfuadi, Profesionalisme Guru. Purwokerto: Stain Press, 2012.
Roqib, Moh. dan Nurfuadi. Kepribadian Guru. Purwokerto: Stain Press, 2011.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta,
2009.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Kencana, 2006.
Syaefudin, Udin. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2011.

Anda mungkin juga menyukai