Anda di halaman 1dari 13

MODUL PEMBELAJARAN

PENGUJIAN KONDUKTIVITAS PANAS MENGGUNAKAN


METODE STEADY-STATE

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
A. Dasar Teori
1. Kalor
Suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya sebuah benda.
Kalor adalah sebuah bentuk energi yang diterima oleh benda yang menyebabkan
benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu,
karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan sebuah kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap
maupun dilepaskan oleh benda. Kalor digunakan bila menjelaskan perpindahan
energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Definisi lain dari kalor adalah energi
yang dipindahkan akibat adanya perbedaan temperatur. Satuan kalor adalah
kalori, dimana 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan temperatur
1 gram air sebesar 1 derajat.
Besarnya laju perpindahan kalor dirumuskan sebagai berikut:

𝑑𝑇
𝑞 = −𝑘𝐴
𝑑𝑥

dengan tanda minus supaya memenuhi hukum termodinamika, yaitu bahwa


kalor mengalir dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah

2. Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan
untuk menghantarkan panas. Konduktivitas termal adalah sifat bahan yang
menunjukkan jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas jika suhu
gradiennya satu. Bahan yang memiliki konduktivitas termal tinggi dinamakan
konduktor dan bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator,
sedangkan bahan semikonduktor merupakan bahan yang memiliki konduktivitas
termal diantara konduktor dan isolator. Nilai angka konduktivitas termal
menunjukkan seberapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu. Makin cepat
molekul bergerak, semakin cepat pula ia mengangkut energi. Jadi konduktivitas
termal bergantung pada suhu. Sehingga konduktivitas termal dinyatakan
sebagai:

𝑞 𝑑𝑥
𝑘= −
𝐴 𝑑𝑇
Mekanisme konduksi termal pada gas cukup sederhana. Energi kinetik
molekul ditunjukkan oleh suhunya, jadi pada bagian bersuhu tinggi molekul
molekul mempunyai kecepatan yang lebih tinggi daripada yang berada pada
bagian bersuhu rendah. Molekul-molekul itu selalu berada dalam gerakan
rambang atau acak, saling bertumbukan satu sama lain, dimana terjadi
pertukaran energi dan momentum. Perlu diingat bahwa molekul-molekul itu
selalu berada dalam gerakan rambang walaupun tidak terdapat gradien suhu
dalam gas itu. Jika suatu molekul bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah, maka mlekul itu mengangkut energi kinetik kebagian sistem
yang suhunya lebih rendah, dan disini menyerahkan energinya pada waktu
bertumbukan dengan molekul yang energinya lebih rendah.
Dalam sistem satuan Inggris aliran kalor dinyatakan dalam satuan termal
inggris perjam (Btu/h), luas permukaan dalam kaki (foot) persegi, dan suhu
dalam derajat fahrenheit. Dengan demikian satuan konduktivitas termal adalah
Btu/h·ft·°F.
Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari dua
modus berikut: melalui getaran kisi (lattice vibration) atau dengan angkutan
melalui elektron bebas. Dalam konduktor listrik yang baik, dimana terdapat
elektron bebas yang bergerak di dalam struktur kisi bahan-bahan, maka elektron,
disamping dapat mengangkut muatan listrik, dapat pula membawa energi termal
dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah, sebagaimana halnya dalam
gas. Bahkan elektron ini sering disebut gas elektron (electron gas). Energi dapat
pula berpindah sebagai energi getaran dalam struktur kisi bahan. Namun, pada
umumnya, perpindahan energi melalui getaran ini tidaklah sebanyak dengan cara
angkutan elektron. Karena itu, penghantar listrik yang baik selalu merupakan
penghantar kalor yang baik pula.
Gambar 1. Pengaruh konduktivitas termal zat padat terhadap suhu (Holman,
J.P., 2010)
B. Gambaran Umum Alat Uji
Instalasi Alat uji terdiri dari berbagai komponen peralatan yang mempunyai
fungsi tersendiri kemudian disusun menjadi satu sistem alat uji konduktivitas
termal, komponen peralatan sebagai berikut:
1. Spesimen uji:
Alat uji ini dikhususkan untuk mengukur konduktivitas termal material
padat tipis dengan ketebalan antara 0,02 sampai 10 mm.
2. Heater
Heater yang digunakan adalah jenis heater element dengan daya 1.000 W
3. Panel Box
Panel box didalamnya terdapat beberapa komponen yang memiliki fungsi
tersendiri, SSR berfungsi untuk mengubah daya untuk heater dari listrik AC
220V menjadi daya DC 12 V dengan ampere 5 Ohm, thermoset berfungsi
sebagai saklar jika suhu yang ada pada heater sudah mencapai suhu pengaturan.
4. Perangkat Akusisi Data
Perangkat pengambilan data pada pengujian menggukan komputer untuk
mendapatkan keakuratan data, proses ini disebut sebagai proses akusisi data.
Perangkat yang digunakan sebagai pengolah akusisi data sebagai berikut:
a. Sensor temperatur
Sensor temperatur yang digunakan adalah thermocouple jenis K yang
mampu beroperasi pada rentang suhu 0 ~ 1370°C. Penempatan
thermocouple tersebut adalah, enam buah pada meter bar: hot meter bar
tiga buah (T1, T2 dan T3) dan cold meter bar tiga buah (T4, T5 dan T6), satu
buah pada sisi luar thermal jacket, satu buat sebagai kontrol suhu heater.
b. Analog to Digital Converter (ADC)
ADC yang digunakan adalah dari produk advantech (ADAM 4018) yang
mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
 6 differential dan 2 single-ended thermocouple input channel
 Resolution 16 bit
 Input arus 4-20 mA
 Indikator LED
 Sampling rate : 10 sample/second (total)
 Tipe thermocouple yang digunakan : K
c. Komputer
Dari perangkat ADC data dimasukkan langung ke komputer melaui USB
untuk membaca suhu dari sensor yang diletakkan pada beberapa titik di
alat uji.
5. Desain

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Desain alat pengujian

Keterangan:
1. Tuas penekan 9. Sampel uji
2. Base plat atas 10. Hot meter-bar
3. Vertical rods 11. Thermocouple
4. Load cell 12. Set heater
5. Case pendingin 13. Isolasi heater
6. Base plat tengah 14. Base plat bawah
7. Linear bearing 15. Kaki-kaki
8. Cold meter-bar
6. Perhitungan
a. Temperatur permukaan pada meter-bar
Temperatur permukaan meter-bar yang bersinggungan langsung dengan
spesimen
 Meter-bar panas
𝑑𝐵
𝑇𝐻 = 𝑇3 − (𝑇 − 𝑇3
𝑑𝐴 1
 Meter-bar dingin
𝑑𝐷
𝑇𝐶 = 𝑇4 + (𝑇 − 𝑇6 )
𝑑𝐶 4
b. Luas meter-bar
Besarnya nilai luasan untuk material meter-bar
𝜋
𝐴𝑚𝑏 = 𝐷 2
4 𝑚𝑏
c. Luas isolator
Besarnya nilai luasan untuk material isolator
𝜋
𝐴𝑖𝑠𝑜 = ( 𝐷𝑖𝑠𝑜 2 ) − 𝐴𝑚𝑏
4
d. Thermal resistance meter-bar
Hambatan panas yang terjadi pada meter-bar
 Meter-bar panas
1 𝐿𝐴 𝐿𝐵
𝑅𝑚𝑏𝐻 = ( + )
𝐴𝑚𝑏 𝑘𝐴 𝑘𝐵
 Meter-bar dingin
1 𝐿𝐶 𝐿𝐷
𝑅𝑚𝑏𝐶 = ( + )
𝐴𝑚𝑏 𝑘𝐶 𝑘𝐷
e. Thermal resistance isolator
Hambatan panas yang terjadi pada isolator
 Isolator panas
𝐿𝑖𝐻
𝑅𝑖𝑠𝑜𝐻 =
𝑘𝑖𝐻 . 𝐴𝑖𝑠𝑜
 Isolator dingin
𝐿𝑖𝐶
𝑅𝑖𝑠𝑜𝐶 =
𝑘𝑖𝐶 . 𝐴𝑖𝑠𝑜
f. Total thermal resistance
Hambatan panas total yang terjadi pada alat uji
 Total thermal resistance panas
1
𝑅𝐻 =
1 1
(𝑅 +𝑅 )
𝑚𝑏𝐻 𝑖𝑠𝑜𝐻

 Total thermal resistance dingin


1
𝑅𝐶 =
1 1
(𝑅 +𝑅 )
𝑚𝑏𝐶 𝑖𝑠𝑜𝐶

g. Heat transfer
Perhitungan laju perpindahan panas yang mengalir
 Heat transfer panas
𝑇13
𝑞𝐻 =
𝑅𝐻
 Heat transfer dingin
𝑇46
𝑞𝐶 =
𝑅𝐶
 Heat transfer rata-rata
𝑞𝐻 + 𝑞𝐶
𝑞𝑎𝑣𝑒 =
2
h. Konduktivitas termal
Perhitungan besarnya nilai konduktivitas termal pada material uji
𝑞𝑎𝑣𝑒 . 𝑡
𝑘=
𝐴𝑚𝑏 . 𝑇
7. Analisa Data
Analisa data dibuat setelah didapatkan data dari hasil pengujian alat. Dari data
tersebut dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai konduktivitas thermal.
Parameter pengujian yang akan dilakukan dapat dilihat dati tabel-tabel berikut:
Tabel 1. Parameter pengujian konduktivitas termal Stainless Steel 304
Suhu pengujian meter bar (°C)
No k(W/m°C)
TH T1 T2 T3 T4 T5 T6 Tout
Suhu Pengujian : 50
1
2
3
4
Suhu Pengujian : 100
1
2
3
4
Suhu Pengujian : 150
1
2
3
4
Suhu Pengujian 200
1
2
3
4
Tabel 2. Parameter pengujian konduktivitas termal Bronze
Suhu pengujian meter bar (°C)
No k(W/m°C)
TH T1 T2 T3 T4 T5 T6 Tout
Suhu Pengujian : 50
1
2
3
4
Suhu Pengujian : 100
1
2
3
4
Suhu Pengujian : 150
1
2
3
4
Suhu Pengujian : 200
1
2
3
4
Tabel 3. Perbandingan konduktivitas termal Stainless Steel 304

No Suhu (°C) Kuji (W/mK) Kliteratur (W/mK) Error (%)


1
2
3
4
5
6

Tabel 4. Perbandingan konduktivitas termal Bronze

No Suhu (°C) Kuji (W/mK) Kliteratur (W/mK) Error (%)


1
2
3
4
5
6
LAMPIRAN
A : Luas meter-bar m2
Amb : Luas meter-bar m2
Aiso : Luas isolator m2
dA : Jarak antara sensor T1 dan T3 m
dB : Jarak sensor T3 dengan permukaan sampel m
dC : Jarak antara sensor T4 dan T6 m
dD : Jarak sensor T4 dengan permukaan sampel m
Dmb : Diameter meter-bar m
Diso : Diameter isolator m
k : Konduktivitas termal W/m.oC
kA : Konduktivitas termal meter-bar antara T1 dan T2 W/m.oC
kB : Konduktivitas termal meter-bar antara T2 dan T3 W/m.oC
kC : Konduktivitas termal meter-bar antara T4 dan T5 W/m.oC
kD : Konduktivitas termal meter-bar antara T5 dan T6 W/m.oC
kiC : Konduktivitas termal isolator dingin W/m.oC
kiH : Konduktivitas termal isolator panas W/m.oC
LA : Jarak antara T1 dan T2 m
LB : Jarak antara T2 dan T3 m
LC : Jarak antara T4 dan T5 m
LD : Jarak antara T5 dan T6 m
LiC : Jarak antara T1 dan T3 m
LiH : Jarak antara T4 dan T6 m
q : Heat transfer W
qave : Heat transfer rata-rata W
qC : Heat transfer dingin W
qH : Heat transfer panas W
RC : Total thermal resistance dingin W/oC
RH : Total thermal resistance panas W/oC
RmbH : Thermal resistance meter-bar panas W/oC
RmbC : Thermal resistance meter-bar dingin W/oC
RisoH : Thermal resistance isolator panas W/oC
RisoC : Thermal resistance isolator dingin W/oC
t : Tebal spesimen m
o
T : Temperatur Celcius
o
TC : Temperatur permukaan meter-bar dingin C
o
TH : Temperatur permukaan meter-bar panas C
o
T1 : Temperatur meter-bar pada titik T1 C
o
T2 : Temperatur meter-bar pada titik T2 C
o
T3 : Temperatur meter-bar pada titik T3 C
o
T4 : Temperatur meter-bar pada titik T4 C
o
T5 : Temperatur meter-bar pada titik T5 C
o
T6 : Temperatur meter-bar pada titik T6 C
o
T13 : Beda temperatur antara T1 dan T3 C
o
T46 : Beda temperatur antara T4 dan T6 C
x : Jarak penempatan thermocouple m
Referensi nilai konduktivitas panas material
Stainless steel 304 Bronze
Temperatur k Temperatur k
27°C 14,92 27°C 38,01
77°C 15,71 127°C 38,01
127°C 16,43
177°C 17,13
227°C 17,93

Referensi nilai konduktivitas panas meter-bar (tembaga) dan isolator (calcium


cilicate)
Tembaga Calcium cilicate
Temperatur k Temperatur k
27 401 27 0,0846
127 393 127 0,0919
327 379 227 0,101
527 366 327 0,11

Anda mungkin juga menyukai