OLEH :
MARYANI ARITONANG
1507113660
Halaman Judul
Oleh:
MARYANI ARITONANG
NIM : 1507113660
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Elektro S1
Fakultas Teknik Universitas Riau
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Maryani Aritonang
iii
PRA KATA
Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan penulis rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Optimasi Daya Pembangkit PV Kapasitas 10
Kwp Berbasis Algoritma P&O Dengan Boost Converter Menggunakan Matlab”.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik
Universitas Riau.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kepada kedua orangtua penulis, ayahanda dan ibunda yang telah mencurahkan
segala kasih sayangnya serta mendidik penulis hingga saat ini dan seterusnya.
Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan kepada orangtua penulis.
2. Kepada saudari tercinta Paramita Aritonang, S.Ked dan Heber Samudera
3. Kepada Bapak Dr. Ir. Antonius Rajagukguk, MT selaku Dosen pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam pelaksanaan
penelitian ini.
4. Kepada Bapak Nurhalim, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro,
Bapak Dr. Iswadi H.R, ST., MT.. selaku dosen penguji I, Ibu Dr. Azzriyenni,
ST., MT selaku dosen penguji II, dan Bapak Amir Hamzah, ST., MT. selaku
dosen penguji III yang telah memberikan masukan dan arahan untuk
kesempurnaan skripsi penulis.
5. Kepada Bapak Dr. Indra Yasri, ST., MT. selaku Koordinator Program Studi
Teknik Elektro S1.
6. Kepada Bapak Budhi Anto, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing Akademis.
7. Kepada seluruh Staff Dosen yang mengajar di Jurusan Teknik Elektro S1
Fakultas Teknik Universitas Riau
8. Kepada Staff Administrasi Jurusan yang telah membantu proses administrasi.
iv
9. Kepada Bang Melaluca Lecuca Dendron Kadarnis, ST., yang telah banyak
membantu dan memberikan saran yang tak terhitung dalam melakukan
penelitian ini.
10. Kepada teman seperjuangan penyelesaian skripsi, Rangga, Rut, Gita, Rangga
Eka, Ihsan, Luthfi, Tommy, Bella, Feri, Joel, Jhon, Jepri, Dwi Prima, Linwan,
Sandra, Riska, dan Khusnul
11. Kepada rekan di laboratorium elektronika industri.
12. Kepada teman – teman seperjuangan Teknik Elektro Angkatan 2015.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
untuk membantu perbaikan yang lebih baik lagi untuk kedepannya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Maryani Aritonang
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Pekanbaru
Pada Tanggal : 2 Agustus 2019
Yang menyatakan,
Maryani Aritonang
vi
Optimasi Daya Pembangkit PV Kapasitas 10 Kwp Berbasis Algoritma
P&O Dengan Boost Converter Menggunakan Matlab
Maryani Aritonang
ABSTRAK
vii
Optimization Of PV Power At 10 Kwp Capacity Based On The P&O
Algorithm And Boost Converter Using Matlab
Maryani Aritonang
ABSTRACT
Using solar panels as a power plant can reduce the dependence of fuel oil. To work
always on maximum power points, Photovoltaic (PV) requires optimization
method. For this reason, the authors are interested in discussing the optimization
method of the PV array model using Maximum Power Point Traking (MPPT) with
the Perturbation & Observation (P & O) Algorithm and Boost Converter. In this
case, PV capacity will be simulated on 10 kWp. That PV consists of 4 strings. Each
strings consist of 10 PV modules. The output of PV modules will be forwarded to
the Boost Converter circuit. Boost Converter want is controlled by P&O Algorithm.
The voltage and current generated from the PV array modeling will be used by the
P&O Algorithm as a reference. The function of P&O Algorithm is to track the
Maximum Power Point (MPP) of the PV model. The result of tracking power by
P&O Algorithm will be forwarded to Pulse Width Modulation (PWM) circuit as a
duty cycle genrator. Duty cycle signal will be forwarded to the switching tool
contained in the converter circuit. By that control system, PV model expected has
maximum power according to the voltage. Based on the results of power test by
1000 W/m2 radiation, maximum power obtained is equal to 9967 Wp with 99.6 %
efficiency at a voltage level of 400 volt. Therefore,it can be concluded that the
design of the PV Array System using P&O Algorithm and the Boost Converter can
work well.
Keywords : Model PV Array, P&O Algorithm, Boost Converter, Optimization
DAFTAR ISI
SKRIPSI ................................................................................................................. i
ABSTRAK............................................................................................................ vii
viii
2.6. Efisiensi Daya ...................................................................................... 26
ix
4.3.2 Input Pengujian PV Array Kondisi Radiasi Berbeda ...................... 56
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 3. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari PV string .................................................... 33
Gambar 3. 9 Perancangan PV array 10 kWp................................................... 34
Gambar 3. 10 Perancangan Boost Converter ..................................................... 35
Gambar 3. 11 Flowchat Algoritma P&O ........................................................... 39
Gambar 3. 12 Program 1 .................................................................................... 40
Gambar 3. 13 Perancangan MPPT Algoritma P&O .......................................... 40
Gambar 3. 14 Duty Cycle Algoritma P&O ........................................................ 41
Gambar 3. 15 Perancangan Sensor Arus dan Tegangan .................................... 42
Gambar 3. 16 Pengaruh Temperatur Terhadap Daya PV .................................. 43
Gambar 3. 17 Pengaruh Temperatur Terhadap Tegangan dan Arus PV ........... 44
Gambar 4. 1 Pemodelan PV array ................................................................... 45
Gambar 4. 2 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari Model PV array Radiasi 1000 W/m2 ......... 46
Gambar 4. 3 Model PV Array dengan Boost Converter .................................. 48
Gambar 4. 4 Pemodelan Subsystem MPPT P&O dan Boost Converter .......... 49
Gambar 4. 5 Rangkaian MPPT P&O ............................................................... 49
Gambar 4. 6 Rangkaian Boost Converter ........................................................ 50
Gambar 4. 7 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus
dari Input Model PV Array menggunakn MPPT P&O dan Boost
Converter .................................................................................... 51
Gambar 4. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan;
(c) Kurva Karakteristik Arus dari Model PV Array menggunakan
MPPT P&O dan Boost Converter ............................................... 52
Gambar 4. 9 Chart Perbandingan Arus Input dan Output ................................ 54
Gambar 4. 10 Chart Perbandingan Tegangan Input dan Output ........................ 54
Gambar 4. 11 Chart Perbandingan Daya Input dan Output ............................... 55
Gambar 4. 12 Input PV Array dengan Radiasi 1000 W/m2, 800 W/m2
dan 600 W/m2..............................................................................55
Gambar 4. 13 Kurva Karakteristik Input PV Array dengan Radiasi berbeda
secara bersamaan ......................................................................... 56
xii
Gambar 4. 14 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus
Input Pengujian PV Array dengan Radiasi berbeda secara
bersamaan .................................................................................... 57
Gambar 4. 15 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan;
(c) Kurva Karakteristik Arus Hasil Pengujian PV Array dengan
Radiasi berbeda secara bersamaan .............................................. 58
Gambar 4. 16 Kurva Hasil Perubahan Temperatur Pada PV ............................. 59
Gambar 4. 17 Kurva Daya Output PV Tanpa MPPT P&O ............................... 61
Gambar 4. 18 Kurva Arus Output PV Tanpa MPPT P&O ................................ 61
Gambar 4. 19 Kurva Tegangan Output PV Tanpa MPPT P&O ........................ 62
Gambar 4. 20 Kurva Tegangan Input PV Tanpa MPPT P&O ........................... 63
Gambar 4. 21 Kurva Arus Input PV Tanpa MPPT P&O ................................... 63
Gambar 4. 22 Chart Efisiensi Daya ................................................................... 64
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
membutuhkan biaya investasi awal yang tinggi. Untuk menghemat bahan bakar
seperti pada pembangkit listrik lain, maka PV dapat dihubungkan ke inverter.
Untuk menyuplai inverter, PV harus memiliki tegangan keluaran hingga 400 Vdc
(Brajamusthi, Utami, & Sodiq, 2018).
Berdasarkan pemaparan, potensi, dan permasalahan yang telah dijelaskan
maka pada penelitian ini akan dibahas suatu sistem pembangkit PV kapasitas 10
KWp berbasis Algoritma P&O dan Boost Converter . Adapun tujuan dari penelitian
ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan keluaran daya sistem pembangkit PV
tersebut.
5
6
dan permasalahan yang telah dijelaskan maka pada penelitian ini akan dibahas suatu
sistem pembangkit PV kapasitas 10 KWp berbasis Algoritma P&O dan Boost
Converter .
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengoptimalan daya
PV skala besar menggunakan algoritma sederhana dan mengetahui penggunaan
Boost Converter sebagai penaik tegangan tanpa voltage feddback .
IPH I
Iradiasi
Rs
V
Temperatur
IPH Rs
Iradiasi
Ish
ID
Rsh V
Temperatur
q V IRs
V IRs
I I PH I D e nKT 1
Rsh ……………………...……………(2.1)
dimana :
I : Arus keluaran PV (Ampere).
IPH : Efek photocurrent yang terbangkit pada PV (Ampere).
ID : Arus saturasi dioda.
q : Muatan elektron 1,6x10-19 (Coulomb).
K : Konstanta Boltzman (Joule/Kelvin).
11
Vpv
Sesuai dengan kurva I-V pada Gambar 2.5 dapat diketahui bahwa
pemasangan seri pada PV dapat meningkatkan besar tegangan, sedangkan
pemasangan paralel dapat meningkatkan besar arus.
12
I (Ampere)
I (Ampere)
Satu Modul PV Satu Modul PV
V (Volt) V (Volt)
(a) Seri (b) Paralel
Gambar 2. 8 Daya Puncak Panel Surya (Sujono, Sulistyowati, & Budi R, 2017 )
𝑃𝑚𝑎𝑥
FF = .………...…………………………….…………............(2.2)
(𝑉𝑜𝑐 )(𝐼𝑠𝑐 )
14
dimana :
FF : Fill Factor
Pmax : Daya maksimum (Watt)
Voc : Tegangan open-circuit (Volt)
Isc : Arus short-circuit (Ampere)
Dari Gambar 2.10 dapat dilihat bahwa PMPP membagi wilayah tegangan
menjadi dua yakni, V kiri dan V kanan. Metode P&O memperoleh nilai PMPP
dengan melakukan pergeseran nilai tegangan ke arah kiri dan kanan. Apabila P&O
menggeser tegangan ke arah kanan dan terjadi peningkatan nilai daya, maka
peturbasi berikutnya harus tetap sama. Jika terjadi penurunan daya, perturbasi
harus dibalik. Algoritma ini dirangkum dalam Tabel 2.1.
Flowchart Perturb and Observe dapat dilihat pada Gambar 2.11. Dari
diagram alir tersebut diketahui saat tidak ada perubahan daya pada PV, rasio duty
cycle tidak berubah. Jika daya naik dan tegangan tetap atau naik pada PV, rasio
duty-cycle dikurangi. Jika daya naik tetapi tegangan tetap atau turun, maka rasio
duty-cycle akan ditambah. Jika daya naik dan tegangan turun, rasio duty-cycle akan
dikurangi. Jika daya turun tetapi tegangan naik, rasio duty-cycle ditambah.
Penelitian ini menggunakan Algoritma P&O sebagai algoritma kontrol
MPPT karena komputasi yang mudah dan cepat. Algoritma ini mengacu pada
karakteristik P-V dari PV yang digunakan. Terdapat tiga jenis titik yang berada
pada tiga buah posisi. Posisi ∆P/∆V dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Di kiri puncak adalah titik yang dirumuskan secara matematis ∆P/∆V >0,
titik puncak kurva adalah ∆P/∆V=0 dan di kanan titik puncak adalah ∆P/∆V<0.
17
Untuk menghitung perioda total dan duty cycle dapat digunakan Persamaan
2.3 dan Persamaan 2.4 (Sirait & Matalata, 2018).
dimana :
Ton = Waktu pulsa high
Toff = Waktu pulsa low
D = Duty cycle
Dari Gambar 2.14 dapat dijelaskan cara kerja dari Boost Converter .
(a)
(b)
Gambar 2. 14 (a) Boost Converter dalam kondisi on (b) Boost Converter dalam
kondisi off (Sirait & Matalata, 2018)
𝑑𝑖𝐿
VL = 𝐿 …………...…………………………………………………(2.12)
𝑑𝑡
atau,
𝑑𝑖𝑙 𝑉𝑠
= .……………...…………………………………………......…(2.13)
𝑑𝑡 𝐿
Laju perubahan arus adalah konstan, sehingga arus naik secara linier pada
saat saklar dalam kondisi tertutup seperti pada Gambar 2.14 (b). Dapat
diilustrasikan seperti Gambar 2.15.
Gambar 2. 15 (a) Tegangan Induktor, (b) Arus Induktor, (c) Arus Dioda (d) Arus
Kapasitor (Rashid, 2001).
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.15 (a) dan (b) terlihat hubungan
pensaklaran terhadap tegangan dan arus pada induktor. Ketika saklar dalam kondisi
tertutup, maka arus induktor meningkat secara linier. Saat saklar terbuka, maka arus
induktor menurun secara linier. Sesuai Persamaan 2.14 (Rashid, 2001).
∆𝑖𝐿 ∆𝑖𝐿 𝑉
= = 𝑠………….………………………...………………...…(2.14)
∆𝑡 𝐷𝑇 𝐿
21
Sehingga menjadi,
𝑉𝑠 𝐷𝑇
∆𝑖𝐿𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 = ………...…………………………………………...…(2.15)
𝐿
Persamaan 2.15 diatas merupakan perubahan arus dalam induktor pada saat
kondisi saklar tertutup. Ketika saklar dalam kondisi terbuka, arus yang tersimpan
didalam induktor tidak dapat berubah seketika sehingga dioda mendapat tegangan
maju. Dengan asumsi bahwa tegangan keluaran konstan, maka dapat dituliskan
dalam Persamaan 2.16 (Rashid, 2001).
𝑑𝑖𝐿
VL = Vs – Vo = 𝐿 = ………….……………………………...…….....(2.16)
𝑑𝑡
𝑑𝑖𝐿 𝑉𝑠 −𝑉𝑜
= ……………………......……………………………….....(2.17)
𝑑𝑡 𝐿
Laju perubahan arus induktor adalah konstan. Arus berubah secara linier. Dan
perubahan arus induktor ketika saklar terbuka. Untuk menghitung perubahan arus
dapat digunakan Persamaan 2.18 (Rashid, 2001).
Jika induktor beroperasi dalam kondisi steady state, maka total dari
perubahan arus induktor sama dengan nol. Seperti yang ditunjukan pada persamaan
2.20 (Rashid, 2001).
Dari hasil fungsi transfer tegangan dapat ditarik suatu persamaan untuk
mencari nilai duty cycle yang mengatur tegangan keluaran dari Boost Converter .
Nilai duty cycle dapat dicari sesuai dengan Persamaan 2.30 (Rashid, 2001).
𝑉
D = 1- 𝑉𝑠 …………………………..…………………………………....(2.30)
𝑜
𝑉𝑜2
𝑃𝑜 = = 𝑉𝑜 . 𝐼𝑜 ………………………...…..………………………….(2.31)
𝑅
𝑉 2
𝑠
𝑉𝑜2 ((1−𝐷)) 𝑉2
𝑠
2 𝑅………………………………………….(2.32)
𝑉𝑠 𝐼𝑙 = = = (1−𝐷)
𝑅 𝑅
𝑠 𝑉2 𝑠 𝑉2 𝑉𝑜 𝐼𝑜 𝑉𝑜 𝐼𝑜
𝐼𝐿 = (1−𝐷)2𝑅 = 𝑉 𝑅 =
= ….…………………………….……...(2.33)
𝑠 𝑉𝑠 𝑅 𝑉𝑠
23
∆𝑖𝐿 𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑙 + = (1−𝐷)2𝑅
+ ………...………………………….....(2.34)
2 2𝐿
∆𝑖𝐿 𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑖𝑛 = 𝐼𝑙 − = (1−𝐷)2𝑅
− .....………………………….………...(2.35)
2 2𝐿
Batas antara arus kontinyu dan tidak kontinyu pada induktor ditentukan dari
Imin yang sama dengan nol. Sehingga akan didapat Persamaan 2.36 dan Persamaan
2.7 (Rashid, 2001).
𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑖𝑛 = (1−𝐷)2𝑅 −
= 0………..…..………………………….….....(2.36)
2𝐿
𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑖𝑛 = (1−𝐷)2𝑅 −
= ……………………………….……….....(2.37)
2𝐿 2𝐿
𝐷(1−𝐷)2 𝑅
(𝐿𝑓)𝑚𝑖𝑛 = ……...…………………………………………….(2.38)
2
𝐷(1−𝐷)2 𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = ….………...………………………………………….(2.39)
2𝑓
Untuk mendapat nilai dari arus keluaran dari rangkaian Boost Converter
karena dioda berada pada satu jalur dari rangkaian, maka tegangan maju dari dioda
juga dihitung. Sehingga dapat disusun dalam Persamaan 2.41 berikut (Rashid,
2001).
𝑉𝑜 +𝑉𝑓
𝐼𝑠 = 𝐼𝑜 ( )………….……………………………………………...(2.40)
𝑉𝑠
𝑠 𝐼
𝐼𝑜 = ( 𝑉𝑜 +𝑉 𝑓
)…………...…………………………………...…………(2.41)
𝑉𝑠
24
Atau,
𝑃
𝐼𝑜 = (𝑉𝑜 )……………………………………………………………….(2.42)
𝑜
Arus input dapat dicari dengan mengalikan fungsi transfer dan arus output.
Dapat ditulis dengan Persamaan 2.44 (Rashid, 2001).
Dari Gambar 2.16 diatas dapat disusun Persamaan 2.45 (Rashid, 2001).
Vout
|∆Q| = ( ) D T = C ∆Vout…………………………………………….(2.45)
R
V DT
∆Vout = R out ………………………………………………………...(2.46)
(1−D)2
𝑉 𝐷
𝑜
𝐶 = 𝑅∆𝑉 …………………..…………………………………………..(2.47)
𝑓 𝑜
dimana :
Vo = Tegangan keluaran; f = Frekuensi switching;
Vs = Tegangan masukan; C = Nilai kapasitor;
D = Duty cycle; Vr = Rippel tegangan;
L = Nilai induktor (induktansi); Io = Arus keluar;
∆𝑖𝐿 = Perubahan arus; Is = Arus Masuk;
26
Pout
Ƞ= X 100%……………………………….………………………(2.48)
𝑃𝑖𝑛
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dibahas metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan menggunakan simulasi yang terdapat pada aplikasi Matlab
R2016a. Ada beberapa tahapan penting dalam melakukan penelitian ini,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan spesifikasi panel surya berdasarkan panel surya yang
sebenarnya.
b. Menyusun PV array sehingga mendapati target panel PV 10 kWp.
c. Merancang topologi Boost Converter supaya mencapai target tegangan
keluaran 400 Vdc.
d. Menggunakan algoritma MPPT P&O.
e. Merancang seluruh sistem pada Simulink Matlab 2016a.
2 3 5 6
PWM
Iradiasi
Matahari dan MPPT
Temperatur P&O
1
4
27
28
Pada gambar 3.1 menjelaskan blok diagram rancangan sistem sebagai berikut:
1. Iradiasi matahari dapat digunakan sebagai pembangkit listrik pada PV.
Temperatur PV akan mempengaruhi daya output.
2. Radiasi matahari akan diubah mejadi listrik melalui modul PV. Modul PV
yang terkena radiasi matahari akan menghasilkan nilai daya, tegangan, dan
arus.
3. Nilai daya, tegangan, dan arus modul PV diukur melalui sensor tegangan dan
sensor arus.
4. Perkalian tegangan dan arus disebut perubahan daya. Hasil perubahan daya
dari PV yang diterima oleh sensor tegangan dan arus kemudian dikirim untuk
diproses pada Algoritma P&O. Algoritma P&O menghasilkan duty cycle.
Duty cycle berfungsi sebagai pembangkit sinyal pengendali switching pada
rangkaian Boost Converter , untuk mendapatkan tegangan output yang
diharapkan dari DC-DC Converter berdasarkan tegangan input. Duty cycle
membutuhkan sinyal kontrol Pulse With Modulation (PWM) sebagai sinyal
pembawa.
5. Hasil pengukuran tersebut akan menjadi input terhadap rangkaian Boost
Converter . Boost Converter digunakan untuk menjaga tegangan pada sisi
keluaran tetap tinggi.
6. Output dari Boost Converter akan digunakan sebagai penyuplai beban.
Gambar 3. 2 Modul PV
Iradiasi matahari merupakan input dari modul surya. Dalam simulasi matlab,
radiasi matahari diibaratkan sebagagai sinyal input. Sinyal tersebut dikonversi
menjadi sinyal fisik oleh S-PS Converter seperti yang terdapat pada Gambar 3.2.
sinyal fisik tersebut masuk ke dalam modul PV dan menghasilkan tegangan output
positif dan tegangan output negatif. Output dari modul PV akan menjadi input
terhadap Boost Converter yang akan dirancang. Adapun spesifikasi modul PV yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Modul surya pada Gambar 3.2 memiliki nilai arus short circuit sebesar 7.82
A dan tegangan open circuit sebesar 0.6202 V pada radiasi 1000 W/m2. Konfigurasi
modul PV yang digunakan terdiri dari 72 sel surya. Modul PV pada Gambar 3.2
juga dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3.4.
(a)
(b)
Gambar 3. 5 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari Sebuah Modul Surya
Dari Gambar 3.5 dapat diketahui titik Maximum Power Point (Pmpp). Kurva
karakteristik Gambar 3.5a menjelaskan bahwa satu modul PV menghasilkan daya
puncak sebesar 250 Wp pada saat tegangan 35 volt. Gambar 3.5b menunjukkan arus
yang dicapai pada titik Pmpp adalah sebesar 7.9 A.
Gambar 3. 7 String PV
33
(a)
(b)
Gambar 3. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari PV string
Output dari PV array berupa arus dan tegangan akan diteruskan sebagai
referensi MPPT P&O. Mekanisme MPPT P&O menghasilkan duty cycle. Sinyal
duty cycle tersebut akan ditumpangkan oleh sinyal PWM. Sinyal PWM akan
mengendalikan switch yang terdapat pada rangkaian Boost Converter . Sebagai
penaik tegangan, Boost Converter berfungsi menjaga tegangan tetap tinggi sesuai
dengan range tegangan yang diharapkan. Agar Boost Converter dapat bekerja
dengan baik, maka dilakukan perhitungan sesuai dengan Tabel 3.1.
Parameter Nilai
Pmax 10 kWp
Vin 350 Vdc
Vout 400 Vdc
Iin 28.19 A
Frekuensi switching 20 KHz
Riak tegangan 0.01 V
R = 12.2807 Ω
Mencai besar fungsi transfer tegangan DC yang dapat dilihat dengan
menggunkan Persamaan 2.30 yaitu.
𝑉𝑜 𝑉
𝑠
MVDC = = (1−𝐷)
𝑉𝑠
𝑉𝑜
MVDC = 𝑉𝑠
400
MVDC = 350
MVDC = 1.14 𝑉
Kemudian dapat dicari nilai dari induktor minimum yang akan digunakan
dengan menggunakan Persamaan 2.39.
𝐷(1−𝐷)2 𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓
0.12(1−0.12)2 12.2807
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2 𝑥 20000
400 𝑥 0.12
𝐶 = 12.2807 𝑥 0.01 𝑥 20000
C = 0.019420714 F
Untuk menentukan batasan aman duty cycle pada rangkaian, maka dibatasi
sampai 75% dutycycle. Sehingga dapat dicari tegangan minimum yang
diperbolehkan masuk ke rangkaian Boost Converter dengan merubah susunan pada
Persamaan 2.25, maka :
Vs = Vo (1-D)
Vs = 400 (1-0,75)
Vs = 100 Vdc
Maka didapati nilai tegangan minimum untuk menjaga agar rangkaian Boost
Converter tidak rusak berada pada 400 Vdc sampai ke 100 Vdc. Langkah
selanjutnya adalah mencari nilai arus yang keluar pada rangkaian. Tegangan bias
maju dari dioda sebelum rangkaian mencapai beban akan diperhitungkan.
37
Tegangan maju dioda ideal biasanya sebesar 0,7 V, maka dapat disusun rumus
untuk mencari nilai dari arus keluaran rangkaian Boost Converter adalah dengan
menggunakan Persamaan 2.42.
𝑃
𝐼𝑜 = (𝑉𝑜 )
𝑜
9962
𝐼𝑜 = 397.7
Io = 25.05 A
Arus yang melewati induktor dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 2.33 yaitu :
𝑠 𝑉
𝐼𝐿 = (1−𝐷)2𝑅
350
𝐼𝐿 = (1−0.125)2 12
𝐼𝐿 = 36.76764 A
Nilai arus induktor minimum dan maksimum di tentukan dengan
menggunakan Persamaan 2.34 dan 2.35.
∆𝑖𝐿
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑙 + 2
73.59
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 36.76764 + 2
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 73.59 𝐴
Dan untuk arus minimum :
∆𝑖𝐿
𝐼𝑚𝑖𝑛 = 𝐼𝑙 −
2
73.59
𝐼𝑚𝑖𝑛 = 36.76764 − 2
𝐼𝑚𝑖𝑛 = 0 𝐴
Parameter Nilai
Induktor 2.85201e-5 H
Kapasitor 0.019420714 F
diperiksa perubahan tegangan. Jika tegangan lebih kecil dari nol, duty-cycle akan
diturunkan. Dan jika tegangan besar dari nol, duty-cycle akan dinaikkan. Perubahan
yang diberikan duty-cycle akan menjadi nilai daya maksimum PV array yang baru.
Algoritma tersebut dirancang sesuai Program 1.
D=d+dd;
if D<0.01
D=0.01;
c=0.001;
d=D+c;
else
if D>0.99
D=0.99;
c=0.001;
d=D+c;
else
end
Gambar 3. 12 Program 1
MPPT P&O menggunakan tegangan dan arus yang hasil nya dikali untuk
mendapatkan nilai daya. Dimana perubahan tegangan dan arus dideteksi oleh
algoritma dan dihitung untuk menentukan menaikan atau menurunkan duty cycle
yang akan diberikan ke rangkaian Boost Converter . Rancangan algoritma pada
Tabel 3.2 menjelaskan pembacaan delta daya atau selisih daya. Program tersebut
dimasukkan ke dalam blok sistem seperti pada Gambar 3.12.
Dari parameter pada Program 1 dapat dihitung nilai duty-cycle nominal dari
Boost Converter menggunakan Persamaan 2.29.
𝑉
D = 1- 𝑉𝑠
𝑜
350
D = 1-400
D = 0,125
D = 12.5%
42
Gambar 3.13 menunjukkan satu perioda duty cycle terjadi selama 0.059 detik.
Dengan waktu hidup selama 0.0005 detik.
9962
Ƞ = 9975 X 100%
Ƞ = 99.8 %
Didapati hasil rancangan rangkaian Boost Converter memiliki efisiensi
sebesar 99,8%.
bertambah, maka daya pada PV akan berkurang. Perubahan nilai daya akbiat
pertambahan temperatur akan berpenngaruh terhadap nilai tegangan dan arus.
Perubahan nilai tegangan dan arus akibat kenaikan temperature dapat dilihap pada
Gambar 3.17.
Bab ini membahas data dan hasil dari perancangan simulasi. Data dari tiap
hasil simulasi diperoleh melalui software simulasi matlab R2016a. Data akan
dianalisa sesuai hasil perhitungan secara teori. Data yang dianalisa berupa data hasil
simulasi perancangan topologi PV kapasitas 10 kWp, hasil ukur sensor tegangan,
hasil ukur sensor arus, hasil pengujian rangkaian Boost Converter , dan hasil
pengujian menggunakan MPPT P&O.
45
46
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3, model PV array yang digunakan
terdiri dari 4 buah string PV. Setiap string PV terdiri dari 10 buah modul PV.
Sebagai contoh, model PV array pada Gambar 4.1 akan disimulasikan pada radiasi
1000 W/m2. Pengujian model PV array menghasilkan kurva karakteristik seperti
Gambar 4.2.
(a)
(b)
Gambar 4.2 menunjukkan nilai daya, arus, dan tegangan yang dihasilkan dari
model PV array dengan radiasi 1000 W/m2. PV array tersebut menghasilkan daya
puncak sebesar 10000 Wp. Daya tersebut akan ditetapkan sebagai titik daya
maksimum pada MPPT. Pada titik Pmpp tegangan dan arus yang dihasilkan
masing-masig adalah sebesar 350 volt dan 28.5 ampere.
Nilai tegangan dan arus pada titik Maximum Power Point (MPP) dijadikan referensi
pada saat penjejakan daya. Kurva karakteristik pada radiasi 800 W/m2, 600 W/m2,
400 W/m2, dan 200 W/m2 dapat dilihat pada lampiran. Untuk nilai daya , tegangan,
dan arus dari tiap radiasi dapat dilihat pada Tabel 4.1
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan jumlah iradiasi berbeda, model
PV array menghasilkan daya yang berbeda juga. Semakin kencil iradiasi yang
diterima Pv, semakin kecil pula daya yang dihasilkan. Pada tabel juga dapat dilihat
tegangan mengalami penurunan pada saat jumlah iradiasi berkurang. Nilai yang
mengalami penurunan secara signifikan adalah nilai arus. Arus yang dihasilkan PV
akan berkurang sesuai dengan jumlah iradiasi yang diterima.
Pinput
Iradiasi Iinput (A) Vinput (V)
(Wp)
Output dari model PV array akan diukur oleh sensor tegangan dan arus. Nilai
tegangan dan arus terukur akan menjadi input dari dc-dc converter. Subsystem dc-
dc converter pada Gambar 4.3 terdiri dari subsystem rangkaian MPPT P&O dan
Boost Converter . Pemodelan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.
49
Duty cycle akan ditumpangkan melalui sinyal PWM. Sinyal tersebut akan
mengendalikan switch pada Boost Converter . Output dari Boost Converter ini
merupakan hasil dari keseluruhan rangkaian. Hasil tersebut ditunjukkan dengan
kurva karakteristik.
4.2.1 Pengujian Input Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost
Converter
Untuk mengetahui karakteristik output dari PV array, perlu dilihat
karakteristik dari input-nya. Kurva karakteristik input dapat dilihat pada Gambar
4.7. Input dari PV array tersebut akan dijadikan referensi oleh MPPT P&O dalam
menjejak daya.
51
(a)
(b)
Gambar 4. 7 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus dari
Input Model PV Array menggunakn MPPT P&O dan Boost Converter
4.2.2 Pengujian Output Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost
Converter
Pengujian dilakukan dengan kondisi PV array mendapatkan jumlah radiasi
yang berbeda. Pengujian radiasi yang dilakukan adalah sebesar 1000 W/m2, 800
W/m2, 600 W/m2, 400 W/m2, dan 200 W/m2. Untuk hasil pengujian PV array
dengan radiasi , 800 W/m2, 600 W/m2, 400 W/m2, dan 200 W/m2 dapat dilihat pada
lampiran. Untuk pengujian radiasi 1000 W/m2 ditunjukkan pada Gambar 4.8.
52
(a)
(b)
(c)
Gambar 4. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan; (c)
Kurva Karakteristik Arus dari Model PV Array menggunakn MPPT P&O dan
Boost Converter
Dari Gambar 4.8 didapat data spesifikasi dari PV array dengan radiasi 1000
W/m2. Kurva tersebut menunjukkan PV array menghasilkan daya sebesar 9962
Wp, tegangan sebesar 397.7 volt, dan arus sebesar 25.5 ampere. Untuk hasil
pengujian radiasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2
53
Tabel 4. 2 Data Hasil Pengujian PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost
Converter
MPPT P&O dan Boost Converter bekerja menghasilkan daya output sebesar
9962 Wp pada saat PV menerima radiasi maksimum. Jumlah radiasi matahari yang
semakin berkurang membuat PV array menghasilkan daya yang kecil. Nilai arus
dan tegangan mengikuti perubahan jumlah radiasi matahari yang diterima oleh PV
array.
Iinput Iout
Vinput Vout
10000
8000
6000
4000
2000
0
1000 800 600 400 200
Pinput Pout
Chart hijau pada Gambar 4.10 menunjukkan daya input dari PV array. Chart
biru menunjukkan daya output dari PV array. Pada radiasi 1000 W/m2, input dari
PV array menghasilkan daya sebesar 9967 Wp. Output dari PV array menghasilkan
daya sebesar 9962 Wp. Dari Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa MPPT P&O dapat
daya output lebih besar dari daya input dikarenakan adanya Boost Converter .
Gambar 4. 12 Input PV Array dengan Radiasi 1000 W/m2, 800 W/m2 dan 600
W/m2
(a)
(b)
Gambar 4. 14 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus
Input Pengujian PV Array dengan Radiasi berbeda secara bersamaan
(a)
(b)
(c)
Gambar 4. 15 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan;
(c) Kurva Karakteristik Arus Hasil Pengujian PV Array dengan Radiasi berbeda
secara bersamaan
radiasi 600 W/m2, MPPT bekerja pada rentang waktu 10s-12s. Daya yang
dihasilkan untuk radiasi 600 W/m2 adalah sebesar 8000 Wp.
Pengukuran tegangan dan arus mengikuti time delay dari masing-masing
radiasi. Tegangan yang dihasilkan secara berturut-turut adalah sebesar 397 volt, 396
volt, dan 394 volt. Arus yang dihasilkan secara berturut-turut adalah sebesar 25 A,
22 A, dan 20 A.
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
25 30 35 40 45
Vinput Voutput Iinput
Ioutput Pinput Poutput
Dari Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa daya pada PV akan mengalami
penurunan akibat kenaikan temperatur. PV akan mengalami kerusakan apabila
bekerja pada temperatur yang tinggi.
60
Dari Gambar 4.17, Gambar 4.18, dan Gambar 4.19 menunjukkan bahwa daya,
arus, dan tegangan yang dihasilkan berturut-turut adalah sebesar 3.471 Wp, 9.1 A,
dan 381 V. Kurva karakteistik daya terhadap tegangan PV pada umumnya
berbentuk U terbalik. Kurva karakteristik Pv menyatakan bahwa daya PV akan
terus menurun sesuai dengan penambahan tegangan maksimum pada kondisi open
circuit. Begitu juga dengan kurva karkteristik arus terhadap tegangan. Arus akan
mengalami penurunan sesuai dengan penambahan tegangan maksimum pada
kondisi open circuit.
Pengujian tanpa MPPT P&O juga akan berpengaruh terhadap input yang
diberikan. Kurva input PV tanpa menggunakan MPPT P&O dapat dilihat pada
Gambar 4.20 dan Gambar 4.21.
63
Dari Gambar 4.20 dan Gambar 4.21 menunjukkan bahwa nilai input yang
diberikan PV tidak stabil. Nilai yang tidak stabil disebabkan karena tidak adanya
metode yang menjejak nilai-nilai maksimum yang harus diberikan PV. Oleh karena
itu, metode MPPT P&O diperlukan agar input yang diberikan PV stabil dan
menghasilkan output yang efisien sesuai dengan nilai masukannya.
64
10000
8000
6000
4000
Efisiensi (%)
2000
0 Pinput (Wp)
1000 800 600 400 200
Pout
Ƞ=𝑃 X 100%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
9962
Ƞ = 9975 X 100%
Ƞ = 99.8 %
65
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka didapati simpulan dari hasil
penelitian sebagai berikut :
1. Dengan jumlah iradiasi berbeda, model PV array menghasilkan daya yang
berbeda juga. Semakin kecil iradiasi yang diterima PV, semakin kecil pula daya
yang dihasilkan. Tegangan mengalami penurunan pada saat jumlah iradiasi
berkurang. Nilai yang mengalami penurunan secara signifikan adalah nilai arus.
Arus yang dihasilkan PV akan berkurang sesuai dengan jumlah iradiasi yang
diterima. Jumlah iradiasi yang diterima mempengaruhi jumlah daya output dari
PV Array.
2. MPPT P&O dan Boost Converter bekerja menghasilkan daya output sebesar
9962 Wp pada saat PV menerima iradiasi maksimum. Jumlah riadiasi matahari
yang semakin berkurang membuat PV array menghasilkan daya yang kecil.
Nilai arus dan tegangan mengikuti perubahan jumlah radiasi matahari yang
diterima oleh PV array.
3. PV array dengan radiasi 1000 W/m2 menghasilkan daya 9975 Wp sebelum
menggunakan MPPT P&O. Setelah menggunakan MPPT P&O daya yang
dihasilkan PV array sebesar 9962 Wp. Algoritma P&O berfungsi dengan baik
dalam pengoptimalan daya. Efisiensi yang dihasilkan adalah sebesar 99.8 %.
Begitu juga dengan iradiasi selanjutnya, MPPT P&O tetap menjaga agar daya
output selalu bearda pada daya puncak sesuai dengan input yang diberikan.
4. Daya yang dihasilkan PV semakin kecil akibat adanya kenaikan temperatur. Pv
tidak dapat bekerja dengan baik dengan kondisi temperature yang tinggi.
65
66
5.2 Saran
66
67
DAFTAR PUSTAKA
Assyidiq, M., Winardi, B., & Andromeda , T. (2017). Perancangan Boost Converter
Menggunakan Voltage Feedback pada Panel Surya. ISSN: 2302-9927 (pp.
409-410). Semarang: TRANSIENT, Vol. 6, No. 3, September.
Effendy, M., Mardiyah, N., & Hidayat, K. (2017). Implementasi Maximum Power
Point Tracking pada Photovoltaic Berbasis P&O-Fuzzy. JNTETI, Vol. 6,
No. 1, Februari (pp. 115-120). Malang: ISSN 2301 – 4156.
Hadisyahputra, F., & Marpaung, N. L. (2017). PERANCANGAN CATU DAYA
DENGAN PENAMBAHAN PANEL SURYA PADA SMART TRAFFIC
LIGHT. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2, 1-8.
Hieu, X., & Phuong, M. (2015). Mathematical modeling of photovoltaic
cell/module/arrays with tags in Matlab/Simulink. Enviromental System
Research a Springer Open Journal. China.
Jaleel, D., Nazar A., & Omega A. R. (2012). Simulation on Maximum Power Point
Tracking of the Photovoltaic Module using LabVIEW. ISSN 2278 – 8875 .
Kosyachenko, L. A. (2011). Solar Cell – Silicon Wafer – Based Technologies.
Crotia: InTech.
Mazta, A. M., Samosir, A. S., & Haris, A. (2011). Rancang Bangun Interleaved
Boost Converter Berbasis Arduino. Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Elektro, 21.
Ochieng, R. M. (2010). Solar Collectors and Panels, Theory and Application.
Rijeka Croatia: Intech .
Priananda, C. W. (2017). Desain Model MPPT Baru pada Topologi Pv Farm
Berbasis Cluster yang Tertutup Bayangan Sebagian. Surabaya: Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Priananda, C. W., & Sulistyowati, R. (2015). Analisi Dan Simulasi Metode Hill
Climbing Untukmaximum Power Point Tracker(Mppt) Pada Photovoltaic
Statis. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-
602-98569-1-0. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama .
67
68