Anda di halaman 1dari 85

SKRIPSI

OPTIMASI DAYA PEMBANGKIT PV KAPASITAS


10 kWp BERBASIS ALGORITMA P&O DENGAN
BOOST CONVERTER MENGGUNAKAN MATLAB

OLEH :

MARYANI ARITONANG
1507113660

Halaman Judul

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
SKRIPSI
OPTIMASI DAYA PEMBANGKIT PV KAPASITAS 10
kWp BERBASIS ALGORITMA P&O DENGAN BOOST
CONVERTER MENGGUNAKAN MATLAB

Diajukan Untuk Memenuhi


Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Teknik
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau

Oleh:

MARYANI ARITONANG
NIM : 1507113660

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Optimasi Daya Pembangkit PV Kapasitas 10 Kwp


Berbasis Algoritma P&O Dengan Boost Converter Menggunakan Matlab”

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


MARYANI ARITONANG
NIM. 1507113660

Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada tanggal 2019

SUSUNAN TIM PENGUJI

Nama/NIP Jabatan Paraf

Dr. Iswadi H. R, ST., MT


Penguji I
NIP. 19780715 200312 1 006
Dr. Azriyenni, ST., M.Eng
Penguji II
NIP. 19730401 199903 2 003
Amir Hamzah, ST., MT
Penguji III
NIP. 19750705 200212 1 003

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Antonius Rajagukguk, MT


NIP. 19660731 199702 1 001

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknik Elektro S1
Fakultas Teknik Universitas Riau

Dr. Indra Yasri, ST., MT


NIP. 19740307 200212 1 002

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: “Optimasi Daya


Pembangkit PV Kapasitas 10 Kwp Berbasis Algoritma P&O Dengan Boost
Converter Menggunakan Matlab” bukan merupakan karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi dan dalam
sepengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah tertulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dijadikan referensi
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Pekanbaru, 2 Agustus 2019

Maryani Aritonang

iii
PRA KATA

Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan penulis rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Optimasi Daya Pembangkit PV Kapasitas 10
Kwp Berbasis Algoritma P&O Dengan Boost Converter Menggunakan Matlab”.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik
Universitas Riau.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kepada kedua orangtua penulis, ayahanda dan ibunda yang telah mencurahkan
segala kasih sayangnya serta mendidik penulis hingga saat ini dan seterusnya.
Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan kepada orangtua penulis.
2. Kepada saudari tercinta Paramita Aritonang, S.Ked dan Heber Samudera
3. Kepada Bapak Dr. Ir. Antonius Rajagukguk, MT selaku Dosen pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam pelaksanaan
penelitian ini.
4. Kepada Bapak Nurhalim, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro,
Bapak Dr. Iswadi H.R, ST., MT.. selaku dosen penguji I, Ibu Dr. Azzriyenni,
ST., MT selaku dosen penguji II, dan Bapak Amir Hamzah, ST., MT. selaku
dosen penguji III yang telah memberikan masukan dan arahan untuk
kesempurnaan skripsi penulis.
5. Kepada Bapak Dr. Indra Yasri, ST., MT. selaku Koordinator Program Studi
Teknik Elektro S1.
6. Kepada Bapak Budhi Anto, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing Akademis.
7. Kepada seluruh Staff Dosen yang mengajar di Jurusan Teknik Elektro S1
Fakultas Teknik Universitas Riau
8. Kepada Staff Administrasi Jurusan yang telah membantu proses administrasi.

iv
9. Kepada Bang Melaluca Lecuca Dendron Kadarnis, ST., yang telah banyak
membantu dan memberikan saran yang tak terhitung dalam melakukan
penelitian ini.
10. Kepada teman seperjuangan penyelesaian skripsi, Rangga, Rut, Gita, Rangga
Eka, Ihsan, Luthfi, Tommy, Bella, Feri, Joel, Jhon, Jepri, Dwi Prima, Linwan,
Sandra, Riska, dan Khusnul
11. Kepada rekan di laboratorium elektronika industri.
12. Kepada teman – teman seperjuangan Teknik Elektro Angkatan 2015.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
untuk membantu perbaikan yang lebih baik lagi untuk kedepannya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Pekanbaru, 2 Agustus 2019

Maryani Aritonang

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademik Universitas Riau, Saya yang bertanda tangan di


bawah ini :
Nama : Maryani Aritonang
NIM : 1507113660
Program Studi : Teknik Elektro S1
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Riau Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusif Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Optimasi Daya Pembangkit PV
Kapasitas 10 Kwp Berbasis Algoritma P&O Dengan Boost Converter
Menggunakan Matlab, beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak
Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Riau berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pekanbaru
Pada Tanggal : 2 Agustus 2019

Yang menyatakan,

Maryani Aritonang

vi
Optimasi Daya Pembangkit PV Kapasitas 10 Kwp Berbasis Algoritma
P&O Dengan Boost Converter Menggunakan Matlab

Maryani Aritonang

Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau

ABSTRAK

Penggunaan panel sebagai pembangkit listrik dapat menekan


ketergantungan penggunaan bahan bakar minyak. Untuk selalu bekerja pada titik
daya maksimum, photovoltaic (PV) membutuhkan metode optimalisasi. Untuk itu
penulis tertarik membahas metode optimalisasi model PV array menggunakan
Maximum Power Point Traking (MPPT) dengan algoritma Pertrbation &
Observasion (P&O) dan boost converter. Pada penelitian ini, kapasitas PV yang
akan disimulasikan adalah sebesar 10 kWp. PV tersebut tersusun atas 4 string.
Setiap string terdiri atas 10 modul PV. Keluaran modul PV akan diteruskan kepada
rangkaian boost converter. Rangkaian boost converter dikendalikan menggunakan
algoritma P&O. Tegangan dan arus yang dihasilkan dari pemodelan PV array akan
digunakan oleh algoritma P&O sebagai referensi. Algoritma P&O berfungsi untuk
menjejak titik daya maksimum dari model PV. Hasil dari penjejakan daya oleh
algoritma P&O akan diteruskan kepada rangkaian Pulse Width Modulation (PWM)
sebagai pembangkit duty cycle. Sinyal duty cycle akan diteruskan pada peralatan
switching yang terdapat pada konverter. Dengan sistem pengendalian tersebut,
diharapkan model PV yang di teliti memiliki daya maksimum sesuai tegangan yang
diharapkan. Berdasarkan hasil pengujian daya dengan radiasi sebesar W/m2, maka
diperoleh daya maksimum sebesar 9967 Wp dengan efisiensi sebesar 99,6% pada
level tegangan 400 volt. Berdasarkan pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
disain sistem pv array menggunakan algoritma P&O dan boost converter dapat
bekerja dengan baik.

Kata Kunci : Model PV Array, Perturbation & Observation, Boost Converter,


Optimalisasi

vii
Optimization Of PV Power At 10 Kwp Capacity Based On The P&O
Algorithm And Boost Converter Using Matlab

Maryani Aritonang

S1 Study Program Electrical Engineering, Faculty of Engineering, University of


Riau

ABSTRACT

Using solar panels as a power plant can reduce the dependence of fuel oil. To work
always on maximum power points, Photovoltaic (PV) requires optimization
method. For this reason, the authors are interested in discussing the optimization
method of the PV array model using Maximum Power Point Traking (MPPT) with
the Perturbation & Observation (P & O) Algorithm and Boost Converter. In this
case, PV capacity will be simulated on 10 kWp. That PV consists of 4 strings. Each
strings consist of 10 PV modules. The output of PV modules will be forwarded to
the Boost Converter circuit. Boost Converter want is controlled by P&O Algorithm.
The voltage and current generated from the PV array modeling will be used by the
P&O Algorithm as a reference. The function of P&O Algorithm is to track the
Maximum Power Point (MPP) of the PV model. The result of tracking power by
P&O Algorithm will be forwarded to Pulse Width Modulation (PWM) circuit as a
duty cycle genrator. Duty cycle signal will be forwarded to the switching tool
contained in the converter circuit. By that control system, PV model expected has
maximum power according to the voltage. Based on the results of power test by
1000 W/m2 radiation, maximum power obtained is equal to 9967 Wp with 99.6 %
efficiency at a voltage level of 400 volt. Therefore,it can be concluded that the
design of the PV Array System using P&O Algorithm and the Boost Converter can
work well.
Keywords : Model PV Array, P&O Algorithm, Boost Converter, Optimization
DAFTAR ISI

SKRIPSI ................................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iii

PRA KATA ........................................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vi

ABSTRAK............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 2

1.4 Tujuan Skripsi ...................................................................................... 3

1.5 Manfaat Skripsi .................................................................................... 3

1.6 Metodologi Penelitian ........................................................................... 3

BAB II TEORI DASAR ....................................................................................... 5

2.1 Tinjauan Pustaka.................................................................................. 5

2.2 Panel Surya ........................................................................................... 8

2.3 Maximum Power Point Tracking........................................................ 14

2.4 Pulse Width Modulation ...................................................................... 17

2.5 Boost Converter ................................................................................... 18

viii
2.6. Efisiensi Daya ...................................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 27

3.1 Blok Diagram Rancangan Sistem ..................................................... 27

3.2 Perancangan PV Array ...................................................................... 28

3.2.1 Perancangan Modul PV ...................................................................... 28

3.2.2 Perancangan String PV ....................................................................... 31

3.2.3 Perancangan PV Array ....................................................................... 33

3.3 Perancangan Boost Converter ............................................................ 34

3.4 Perancangan Control Converter......................................................... 38

3.4.1 Perancangan MPPT P&O .................................................................. 38

3.4.2 Perancangan Pulse Width Modulation ............................................... 41

3.5 Efisiensi Converter .............................................................................. 42

3.6 Perancangan Sensor Arus dan Tegangan ........................................ 42

3.7 Perancangan Temperatur Modul PV ............................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 45

4.1 Pengujian Model PV Array ................................................................ 45

4.2 Pengujian Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost


Converter .............................................................................................. 48

4.2.1 Pengujian Input Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan


Boost Converter ................................................................................... 50

4.2.2 Pengujian Output Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan


Boost Converter ................................................................................... 51

4.2.3 Analisa Pengujian Input dan Output Model PV Array


menggunakan MPPT P&O dan Boost Converter ............................ 53

4.3 Pengujian PV Array Kondisi Radiasi Berbeda ................................ 55

4.3.1 Input PV Array Kondisi Radiasi Berbeda ........................................ 56

ix
4.3.2 Input Pengujian PV Array Kondisi Radiasi Berbeda ...................... 56

4.3.3 Output Pengujian PV Array Kondisi Radiasi Berbeda .................... 57

4.4 Pengujian PV Array Terhadap Temperatur .................................... 59

4.5 Pengujian PV Array Tanpa MPPT P&O .......................................... 60

4.6 Analisa Efisiensi .................................................................................. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Ilustrasi Sederhana Panel Surya .................................................... 9


Gambar 2. 2 Rangkaian Ekivalen PV ................................................................ 9
Gambar 2. 3 Rangkaian Ekivalen PV .............................................................. 10
Gambar 2. 4 Ilustrasi PV Secara Seri dan Paralel ............................................ 11
Gambar 2. 5 Kurva Karakteristik I-V .............................................................. 12
Gambar 2. 6 Kurva karaktersistik I-V, dengan Pengaruh Temperatur dan
Radiasi ......................................................................................... 12
Gambar 2. 7 Kurva Karakteristik P-V, dengan Pengaruh Temperatur dan
Radiasi ........................................................................................ 13
Gambar 2. 8 Daya Puncak Panel Surya ........................................................... 13
Gambar 2. 9 Grafik Arus-Daya Terhadap Tegangan ....................................... 14
Gambar 2. 10 Prinsip kerja MPPT Berbasis P&O ............................................. 15
Gambar 2. 11 Posisi ΔP/ΔV yang Berbeda Pada Kurva .................................... 17
Gambar 2. 12 Sinyal PWM ................................................................................ 18
Gambar 2. 13 Topologi Boost Converter ........................................................... 19
Gambar 2. 14 (a) Boost Converter dalam kondisi on (b) Boost Converter
dalam kondisi off ...................................................................... 19
Gambar 2. 15 (a) Tegangan Induktor, (b) Arus Induktor, (c) Arus Dioda
(d) Arus Kapasitor. ...................................................................... 20
Gambar 2. 16 Gelombang Kapasitor.................................................................. 25
Gambar 3. 1 Blok Diagram Rancangan Sistem ............................................... 27
Gambar 3. 2 Modul PV .................................................................................... 29
Gambar 3. 3 Spesifikasi Satu Modul PV ......................................................... 29
Gambar 3. 4 Perancangan Modul PV............................................................... 30
Gambar 3. 5 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari Sebuah Modul Surya .................................. 31
Gambar 3. 6 Susunan Seri 10 Modul PV ......................................................... 32
Gambar 3. 7 String PV ..................................................................................... 32

xi
Gambar 3. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari PV string .................................................... 33
Gambar 3. 9 Perancangan PV array 10 kWp................................................... 34
Gambar 3. 10 Perancangan Boost Converter ..................................................... 35
Gambar 3. 11 Flowchat Algoritma P&O ........................................................... 39
Gambar 3. 12 Program 1 .................................................................................... 40
Gambar 3. 13 Perancangan MPPT Algoritma P&O .......................................... 40
Gambar 3. 14 Duty Cycle Algoritma P&O ........................................................ 41
Gambar 3. 15 Perancangan Sensor Arus dan Tegangan .................................... 42
Gambar 3. 16 Pengaruh Temperatur Terhadap Daya PV .................................. 43
Gambar 3. 17 Pengaruh Temperatur Terhadap Tegangan dan Arus PV ........... 44
Gambar 4. 1 Pemodelan PV array ................................................................... 45
Gambar 4. 2 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari Model PV array Radiasi 1000 W/m2 ......... 46
Gambar 4. 3 Model PV Array dengan Boost Converter .................................. 48
Gambar 4. 4 Pemodelan Subsystem MPPT P&O dan Boost Converter .......... 49
Gambar 4. 5 Rangkaian MPPT P&O ............................................................... 49
Gambar 4. 6 Rangkaian Boost Converter ........................................................ 50
Gambar 4. 7 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus
dari Input Model PV Array menggunakn MPPT P&O dan Boost
Converter .................................................................................... 51
Gambar 4. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan;
(c) Kurva Karakteristik Arus dari Model PV Array menggunakan
MPPT P&O dan Boost Converter ............................................... 52
Gambar 4. 9 Chart Perbandingan Arus Input dan Output ................................ 54
Gambar 4. 10 Chart Perbandingan Tegangan Input dan Output ........................ 54
Gambar 4. 11 Chart Perbandingan Daya Input dan Output ............................... 55
Gambar 4. 12 Input PV Array dengan Radiasi 1000 W/m2, 800 W/m2
dan 600 W/m2..............................................................................55
Gambar 4. 13 Kurva Karakteristik Input PV Array dengan Radiasi berbeda
secara bersamaan ......................................................................... 56

xii
Gambar 4. 14 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus
Input Pengujian PV Array dengan Radiasi berbeda secara
bersamaan .................................................................................... 57
Gambar 4. 15 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan;
(c) Kurva Karakteristik Arus Hasil Pengujian PV Array dengan
Radiasi berbeda secara bersamaan .............................................. 58
Gambar 4. 16 Kurva Hasil Perubahan Temperatur Pada PV ............................. 59
Gambar 4. 17 Kurva Daya Output PV Tanpa MPPT P&O ............................... 61
Gambar 4. 18 Kurva Arus Output PV Tanpa MPPT P&O ................................ 61
Gambar 4. 19 Kurva Tegangan Output PV Tanpa MPPT P&O ........................ 62
Gambar 4. 20 Kurva Tegangan Input PV Tanpa MPPT P&O ........................... 63
Gambar 4. 21 Kurva Arus Input PV Tanpa MPPT P&O ................................... 63
Gambar 4. 22 Chart Efisiensi Daya ................................................................... 64

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Prinsip Kerja MPPT Berbasis P&O .................................................... 16


Tabel 3. 1 Parameter Komponen Boost Converter ............................................... 35
Tabel 3. 2 Parameter Komponen Boost Converter ............................................... 38
Tabel 4. 1 Data Karakteristik Hasil Pengujian Model PV Array ........................ 47
Tabel 4. 2 Data Hasil Pengujian PV Array menggunakan MPPT P&O dan
Boost Converter ................................................................................... 53
Tabel 4. 3 Nilai Output PV Terhadap Perubahan Temperatur ............................. 60
Tabel 4. 4 Data Efisiensi Hasil Pengujian PV Array menggunakan MPPT P&O
dan Boost Converter ............................................................................. 65

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi terbarukan merupakan solusi untuk menggantikan pembangkit listrik
menggunakan bahan bakar fosil. Energi terbarukan yang berlimpah di alam adalah
sinar matahari. Sinar matahari dapat dirubah menjadi energi listrik dengan
menggunakan panel surya atau biasa disebut dengan Photovoltaic (PV). PV
merupakan metode pembangkitan tenaga listrik dengan memanfaatkan radiasi
matahari menjadi listrik arus searah (DC). Solar PV atau yang banyak disebut panel
surya merupakan susunan dari sejumlah sel surya / solar cell yang mengandung
material photovoltaic (Priananda, 2017).
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam cakupan yang cukup besar,
diperlukan banyak modul PV. Modul PV disusun secara pararel maupun seri
sehingga membentuk suatu PV array skala besar. PV array skala besar ini disebut
dengan PV farm. Untuk mengoptimalkan pembangkit listrik PV farm dapat
digunakan metode Maximum Power Point Tracking (MPPT) . Metode tersebut
digunakan sebagai penjejak daya yang dihasilkan PV farm selalu optimal.
Perturbation and Observation (P&O) bekerja pada titik operasi yang bergerak
menuju titik daya puncak pada PV (Yang & Zhao, 2011). Pada penelitian ini, untuk
mengoptimalkan tegangan keluaran dari PV farm digunakan rangkaian Boost
Converter . Boost Converter digunakan untuk menjaga tegangan tetap selama
proses penjejakan daya berlangsung. Algoritma MPPT P&O menghasilkan duty
cycle. Duty Cycle berfungsi sebagai pembangkit sinyal pengendali switching pada
rangkaian Boost Converter , untuk mendapatkan tegangan output yang diharapkan
dari DC-DC Converter berdasarkan tegangan input. Duty cycle membutuhkan
sinyal kontrol Pulse With Modulation (PWM) sebagai sinyal pembawa (Mazta,
Samosir, & Haris, 2011).
Namun saat ini, di Indonesia penggunaan PV masih terbatas. Salah satu yang
menjadi penyebabnya adalah listrik yang dihasilkan oleh PV tidak stabil serta

1
2

membutuhkan biaya investasi awal yang tinggi. Untuk menghemat bahan bakar
seperti pada pembangkit listrik lain, maka PV dapat dihubungkan ke inverter.
Untuk menyuplai inverter, PV harus memiliki tegangan keluaran hingga 400 Vdc
(Brajamusthi, Utami, & Sodiq, 2018).
Berdasarkan pemaparan, potensi, dan permasalahan yang telah dijelaskan
maka pada penelitian ini akan dibahas suatu sistem pembangkit PV kapasitas 10
KWp berbasis Algoritma P&O dan Boost Converter . Adapun tujuan dari penelitian
ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan keluaran daya sistem pembangkit PV
tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa hal yang akan dibahas, diantaranya
yaitu:
1. Bagaimana merancang kombinasi panel surya berkapasitas 10 kWp ?
2. Bagaimana menerapkan metode MPPT P&O dalam mengoptimalisasi daya
pada PV berkapasitas 10 kWp ?
3. Bagaimana merancang rangkaian Boost Converter pada PV menggunakan
Matlab Simulink agar menghasilkan tegangan keluaran dengan range 380 -
400 Vdc ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisa daya keluaran topologi pembangkit PV berkapasitas 10 kWp
menggunakan Boost Converter berbasis Algoritma P&O pada hasil simulasi.
2. Merancang Algoritma P&O dalam menjejak daya pada PV berkapasitas 10
kWp menggunakan Matlab Simulink.
3. Merancang rangkaian Boost Converter pada PV agar menghasilkan tegangan
keluaran dengan range 380 - 400 Vdc menggunakan Matlab Simulink.
3

1.4 Tujuan Skripsi


Adapun tujuan dari skripsi ini adalah mendapati hasil topologi PV dengan
kapasitas 10 kWp yang menggunakan MPPT P&O sebagai penjejak daya.
Mendapati hasil rangkaian Boost Converter sebagai penaik tegangan, sehingga
topologi PV yang terbentuk dapat menghasilkan tegangan keluaran dengan range
380-400 Vdc.

1.5 Manfaat Skripsi


Adapun manfaat dari penelitian ini ialah :
1. Mengetahui prinsip kerja Algoritma P&O dalam penjejakan daya pada PV.
2. Mengetahui prinsip kerja Boost Converter sebagai penaik tegangan pada PV
berkapasitas 10 kWp.

1.6 Metodologi Penelitian


Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur dan pengumpulan data
Berupa studi kepustakaan dan kajian dari jurnal atau skripsi yang relevan.
2. Studi bimbingan
Penulis melakukan diskusi dengan dosen pembimbing mengenai masalah-
masalah yang timbul selama penelitian ini berlangsung sehingga berjalan
lancar dan terarah.
3. Metode observasi dan parameter yang digunakan untuk simulasi
Penulis menentukan objek yang akan diteliti, yaitu mencari titik optimal dari
MPPT P&O yang di simulasi program Matlab R2016a. Kemudian dilakukan
pemodelan dan analisa.
4. Melakukan pemodelan MPPT P&O
Membuat pemodelan MPPT dengan algoritma P&O pada Matlab Simulink.
5. Menganalisa hasil simulasi
Analisa yang akan dilakukan adalah berdasarkan pada hasil simulasi Matlab.
6. Menetukan kesimpulan dari hasil simulasi
Dari hasil analisa tersebut akan didapat kesimpulan mengenai penelitian ini.
4

7. Melaksanakan penyusunan skripsi


Pada langkah ini akan di mulai dari BAB I hingga BAB V.
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka


Photovoltaic (PV) merupakan sebuah alat konversi energi yang dapat
mengubah energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Dibandingkan dengan
pembangkit listrik konvensional, PV mempunyai banyak kelebihan. Dengan energi
primernya yang merupakan radiasi matahari, PV merupakan suatu pembangkit
yang ramah lingkungan. Dikarenakan letak geografis Indonesia yang berada pada
garis khatulistiwa, PV menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan energi
listrik.
Ciptian Weried Priananda, 2017 telah melakukan penelitian dengan judul
“Desain Model MPPT Baru pada Topologi PV Farm Berbasis Cluster yang
Tertutup Bayangan Sebagian”. Penelitian ini mendisain miniatur PV farm statis
menggunakan modul photovoltaic 3WP, dengan kombinasi 5 string, setiap string
terdiri dari 4 buah modul PV. Penelitian yang dilakukan adalah pengoptimalisasian
daya yang di panen pada PV farm dengan melakukan clustering pada area PV farm
yang tertup oleh bayangan sebagian. Dengan pembacaan tegangan yang ada pada
setiap string, clustering dikendalikan menggunakan Smart Algorithm. Output dari
setiap cluster dimasukkan ke dalam 3 buah konverter yang dioptimalkan
menggunakan Algoritma Modified P&O dan Algoritma Firefly. Dari penelitian
yang dilakukan, didapat hasil bahwa penggunaan MPPT berbasis cluster dapat
meningkatkan effisensi pemanenan daya pada PV Farm (Priananda C. W., 2017).
Ciptian Weried Priananda dan Riny Sulistyowati, 2015 telah melakukan
penelitian dengan judul “Analisis dan Simulasi Metode Hill Climbing Untuk
Maximum Power Point Tracker (MPPT) pada Photovoltaic Statis”. Penelitian ini
menyajikan analisis metode penjejak daya puncak menggunakan metode Hill
Climbing secara teoritis dan menggunakan software simulasi PSIM. PV yang
digunakan dalam penelitian ini berkapasitas 50 Wp. Metode Hill Climbing

5
6

menggunakan pendekatan perubahan daya terhadap tegangan yang mendekati nol


dengan mengubah variabel PWM pada penyulutan mosfet yang digunakan pada
topologi Boost Converter . Penelitian ini bertujuan agar daya keluaran produksi PV
akan mendekati potensi maksimumnya sehingga pemanenan energi menggunakan
PV akan lebih efisien (Priananda & Sulistyowati, 2015).
Dr. J. Abdul Jaleel, dkk., 2012 telah melakukan penelitian dengan judul
“Simulation on Maximum Power Point Tracking of the Photovoltaic Module using
LabVIEW”. Penelitian ini menjelaskan tentang pelacakan titik daya maksimum
pada PV dengan parameter tegangan dan arus maksimum pada titik daya
maksimum dan disimulasikan pada kondisi standar dan diverifikasi hasilnya.
Sistem simulasi digunakan untuk analisis modul PV pada nilai temperatur yang
berbeda, nilai iradiasi matahari, resistansi seri dan resistansi paralel. Penelitian ini
dilakukan untuk mendapat karakteristik PV melalui parameter yang sudah
ditetapkan. Modul PV yang digunakan berkapasitas 250 Wp. Penelitian ini
menyatakan bahwa hasil yang didapat adalah ketika nilai iradiasi berkurang maka
arus akan menalami penurunan secara signifikan (Jaleel, Nazar A., & Omega A. R.,
2012).
Machmud Effendy, dkk., 2017 telah melakukan penelitian yang berjudul
“Implementasi Maximum Power Point Tracking Pada Photovoltaic Berbasis P&O-
Fuzzy”. Penelitian ini menggunakan metode MPPT dengan kontrol gabungan
Algoritma P&O-Fuzzy. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi dari PV
jika menggunakan algoritma gabungan. Converter yang digunakan dalam
penelitian ini adalah converter tipe Buck. Buck Converter digunakan untuk
mengurangi tegangan dari panel surya. Kapasitas panel surya yang digunakan
sebesar 50 Watt. Baterai yang digunakan dalam penelitian ini sebagai penyimpan
energi adalah baterai dengan kapasitas 12V/45aH. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa algoritma memberikan efisiensi sebesar 86 %. Algoritma P&O-Fuzzy
memberikan efisiensi sebesar 89%. Berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem sel surya mengggunakan teknologi
MPPT dapat meningkatkan daya maksimum yang dihasilkan oleh panel PV.
Dengan menggunakan sumber panel surya sebesar 50 Watt, sistem PV
7

menggunakan teknologi MPPT berbasis P&O menghasilkan daya listrik sebesar


42,9 W atau memiliki efisiensi sebesar 86%.
Sedangkan sistem PV menggunakan MPPT berbasis P&O-Fuzzy menghasilkan
daya listrik sebesar 44,6 W atau memiliki efisiensi sebesar 89% (Effendy,
Mardiyah, & Hidayat, 2017).
Muhammad Alfin Assyidiq, dkk., 2017 telah melakukan penelitian dengan
judul “Perancangan Boost Converter Menggunakan Voltage Feedback Pada Panel
Surya”. Penelitian ini memanfaatan panel surya yang dihubungkan langsung
dengan konverter pada tegangan rendah. Penelitian ini menggunakan Boost
Converter untuk menaikkan tegangan. Tegangan keluaran panel surya tergantung
pada iradiasi dan beban yang disuplai PV. Untuk menjamin tegangan keluaran
panel surya konstan, diperlukan umpan balik tegangan pada konverter DC-DC.
Pada Penelitian ini dirancang Boost Converter mengunakan umpan balik tegangan
pada panel surya. Penelitian ini dilakukan menggunakan software PSIM. Boost
Converter telah berhasil dibuat dan mampu menghasilkan tegangan keluaran lebih
besar sebesar 21,9 – 41,8 Volt. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa tanpa
umpan balik tegangan, semakin besar duty cycle, semakin besar tegangan keluaran
Boost Converter . Selain itu, semakin besar frekuensi pemicuan, semakin besar
tegangan keluaran Boost Converter . Penguatan tegangan keluaran semakin besar
seiring dengan kenaikan duty cycle. Efisiensi Boost Converter pada pengujian
tanpa umpan balik tegangan rata-rata 85,3%. Efisiensi rata-rata Boost Converter
pada pengujian umpan balik tegangan variasi iradiasi sebesar 95,1%, variasi beban
89,7%, variasi iradiasi sinar matahari (Assyidiq, Winardi, & Andromeda , 2017).
Berbeda dari penelitian sebelumnya, untuk penelitian ini dilakukan
pemodelan PV dengan skala besar yaitu berkapasitas 10 kWp yang akan
disimulasikan pada aplikasi Matlab versi R2016a. Penelitian ini menggunakan
Algoritma Perturb and Observe (P&O) tanpa modifikasi sebagai penjejak daya.
Penelitian ini menggunakan Boost Converter sebagai penaik tegangan. Dengan
menggunakan Boost Converter diharapkan menghasilkan tegangan keluaran yang
stabil. Tegangan tersebut diharapkan dapat menyuplai inverter 1 phasa dalam
memenuhi kebutuhan energi listrik rumah tangga. Berdasarkan pemaparan, potensi,
8

dan permasalahan yang telah dijelaskan maka pada penelitian ini akan dibahas suatu
sistem pembangkit PV kapasitas 10 KWp berbasis Algoritma P&O dan Boost
Converter .
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengoptimalan daya
PV skala besar menggunakan algoritma sederhana dan mengetahui penggunaan
Boost Converter sebagai penaik tegangan tanpa voltage feddback .

2.2 Panel Surya


Salah satu bentuk sumber energi yang sangat berpotensi untuk masa depan
adalah Photovoltaic (PV). Ketersediaan energi primer PV tidak terbatas. PV
mempunyai karakteristik ramah lingkungan. PV perlu diteliti dan dikembangkan
agar menghasilkan konversi energi yang memiliki effisiensi lebih besar. PV terdiri
dari bagian kecil yang dinamakan sel surya. PV dihubung seri dan paralel untuk
mendapat nilai tegangan dan arus yang dibutuhkan (Kosyachenko, 2011).
Kumpulan dari banyak sel surya disebut modul PV.
Ketika paket-paket partikel dari sinar matahari membentur sebuah material
semikonduktor yang bersifat positif dan negatif, partikel yang disebut photon ini
akan mentransfer energi karena benturannya terhadap material yang menyebabkan
atom-atom material kehilangan elektronnya. Elektron-elektron ini akan bergerak
menuju permukaan sehingga permukaan yang berseberangan menjadi bermuatan
positif. Apabila diantara kedua permukaan material yang berbeda muatan
diletakkan sebuah penghantar, maka benturan partikel photon terhadap material
berlanjut secara konstan dan kontinyu. Arus elektron akan terus bergerak dengan
stabil. Dengan cara tersebut energi listrik diproduksi oleh photovoltaic
(Kosyachenko, 2011). Dari Gambar 2.1 dapat diilustrasikan prinsip kerja dari
sebuah PV.
9

Gambar 2. 1 Ilustrasi Sederhana Panel Surya (Kosyachenko, 2011)

Dari benturan photon dengan material semikonduktor pada sel photovoltaic,


menyebabkan elektron tereksitasi dan mengalir memungkinkan adanya aliran gaya
gerak listrik jika diberi konduktor. Pada sistem PV farm, beberapa modul akan
disusun secara seri dan paralel untuk menghasilkan kombinasi yang tersusun
menjadi array yang menutupi area yang luas. Dengan area yang sangat luas,
diharapkan akan banyak paparan sinar matahari yang dapat ditampung dan
kemudian bisa dikonversi menjadi energi listrik.
Pemodelan PV dapat dilakukan secara sederhana sebagai suatu rangkaian
yang terdiri dari sebuah sumber arus yang terpasang paralel dengan sebuah dioda
seperti pada Gambar 2.2. Besar arus output dari suatu PV berbanding lurus dengan
besar iradiasi sinar matahari yang diterima oleh PV tersebut. Kurva karakteristik I-
V dari PV ditentukan oleh karakteristik dioda (Ochieng, 2010).

IPH I

Iradiasi

Rs
V

Temperatur

Gambar 2. 2 Rangkaian Ekivalen PV (Ochieng, 2010)


10

Dalam perkembangannya, model PV tidak sesederhana seperti yang


diperlihatkan pada Gambar 2.2. Ada beberapa parameter yang harus ditambahkan
sehingga model PV semakin mendekati dengan kondisi sebenarnya, seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 2.3.

IPH Rs

Iradiasi
Ish
ID

Rsh V

Temperatur

Gambar 2. 3 Rangkaian Ekivalen PV (Ochieng, 2010)

Penambahan parameter tersebut antara lain :


a. Arus saturasi dioda (ID) yang tergantung pada temperatur.
b. Arus photocurrent (IPH) yang tergantung pada suhu.
c. Hambatan seri (Rs) yang memberikan bentuk yang jelas antara Maximum
Power Point dengan tegangan open circuit.
d. Hambatan paralel (Rsh) yang paralel dengan diod.
Sehingga persamaan dasar dari suatu PV dapat dirumuskan dengaan
persamaan 2.1 adalah seperti berikut (Hieu & Phuong, 2015) :

 q V  IRs   
V  IRs 
I  I PH  I D e  nKT   1   
   Rsh  ……………………...……………(2.1)
 

dimana :
I : Arus keluaran PV (Ampere).
IPH : Efek photocurrent yang terbangkit pada PV (Ampere).
ID : Arus saturasi dioda.
q : Muatan elektron 1,6x10-19 (Coulomb).
K : Konstanta Boltzman (Joule/Kelvin).
11

T : Temperatur sel (Kelvin).


Rs : Resistansi seri (Ohm).
Rsh : Resistansi paralel (Ohm).
V : Tegangan luaran PV (Volt).
n : Faktor kualitas dioda yang bernilai antara 1 dan 2.

Dalam aplikasinya PV dipasang secara seri maupun paralel yang bertujuan


untuk menentukan besar tegangan dan arus PV guna mendapatkan daya yang
diinginkan. Ilustrasi rangkaian seri-paralel PV ditunjukkan oleh Gambar 2.4,
sedangkan kurva I-V ditampilkan oleh Gambar 2.5.
Ipv

Vpv

Gambar 2. 4 Ilustrasi PV Secara Seri dan Paralel (Kosyachenko, 2011)

Sesuai dengan kurva I-V pada Gambar 2.5 dapat diketahui bahwa
pemasangan seri pada PV dapat meningkatkan besar tegangan, sedangkan
pemasangan paralel dapat meningkatkan besar arus.
12

I (Ampere)
I (Ampere)
Satu Modul PV Satu Modul PV

Dua Modul PV Dua Modul PV

V (Volt) V (Volt)
(a) Seri (b) Paralel

Gambar 2. 5 Kurva Karakteristik I-V (Kosyachenko, 2011)

Intensitas cahaya yang mengenai permukaan PV dan temperatur pada


permukaan PV mempengaruhi besar daya karakteristik yang dikeluarkan PV.
Gambar 2.6 dan Gambar 2.7 menunjukkan pengaruh besar intensitas cahaya
matahari dan temperatur terhadap daya luaran PV.

Gambar 2. 6 Kurva karaktersistik I-V, dengan Pengaruh Temperatur dan Radiasi


(Sujono, Sulistyowati, & Budi R, 2017 )
13

Gambar 2. 7 Kurva Karakteristik P-V, dengan Pengaruh Temperatur dan Radiasi


(Sujono, Sulistyowati, & Budi R, 2017 )

Dengan kurva karakteristik, PV akan menghasilkan daya maksimum sesuai


dengan yang ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Daya Puncak Panel Surya (Sujono, Sulistyowati, & Budi R, 2017 )

Fill Factor merupakan perbandingan antara daya maksimal yang dapat


dihasilkan oleh suatu panel surya dengan perkalian antara tegangan open-circuit
dan arus short-circuit, yang dapat ditulis menjadi Persamaan 2.2 (Sujono,
Sulistyowati, & Budi R, 2017 ) :

𝑃𝑚𝑎𝑥
FF = .………...…………………………….…………............(2.2)
(𝑉𝑜𝑐 )(𝐼𝑠𝑐 )
14

dimana :
FF : Fill Factor
Pmax : Daya maksimum (Watt)
Voc : Tegangan open-circuit (Volt)
Isc : Arus short-circuit (Ampere)

2.3 Maximum Power Point Tracking


Maximum Power Point Tracking (MPPT) adalah teknik yang digunakan
untuk menjaga sistem PV bekerja dalam Maximum Power Point (MPP). MPPT
akan mempertahankan output pada daya tertingginya, yaitu pada Voltage Maximum
Power Point (Vmpp) dan Current Maximum Power Point (Impp). Untuk
mempertahankan sistem dapat tetap bekerja pada MPP, maka metode MPPT telah
banyak dikembangkan seperti salah satunya Algoritma Perturb and Observe
(P&O).
Berdasarkan kurva karakteristik P-V pada Gambar 2.9, dapat diketahui bahwa
kerja PV tidak linier dan dinamis sesuai perubahan nilai intensitas cahaya matahari
yang mengenai permukaan PV dan temperatur pada permukaan PV.

Gambar 2. 9 Grafik Arus-Daya Terhadap Tegangan

Metode ini bekerja dengan cara perturbing (menaikkan atau menurunkan)


duty cycle. Setiap perubahan duty cycle akan dilihat perubahan dayanya. Bila daya
sekarang lebih besar dibanding daya sebelumnya, maka duty cycle dinaikkan. Bila
daya sekarang lebih kecil dibanding daya sebelumnya, maka duty cycle akan
dikurangi. Metode ini memerlukan nilai daya input untuk mengetahui daya output
15

pada beban. P&O memiliki kekurangan, ketika PV mendapatkan iradiasi matahari


konstan, algoritma ini terus menaikkan dan menurunkan duty cycle sehingga daya
pada output akan berosilasi. Besarnya perubahan dari duty cycle dapat disetting
tetap pada level 0,37% dari PV open voltage dengan efisiensi 98,85%.
Metode P&O merupakan metode pendekatan yang banyak digunakan untuk
menentukan titik maksimum daya. Metode ini bekerja dengan perturbing
(gangguan). Algoritma P&O akan menaikkan dan menurunkan tegangan dan
observing (mengamati) dampaknya pada suplai daya keluaran sumber. Metode
P&O terdiri dari dua tahapan, perturb dan observe. Perturb mengirimkan
perubahan tegangan atau arus dari PV. Observe melakukan perhitungan daya
disebabkan oleh perturb-nya. Perbandingan daya sebelum dan sesudah proses
merupakan acuan menambah atau mengurangi tegangan untuk mendapatkan nilai
MPPnya.
Algoritma P&O dimulai dengan mengukur tegangan (V) dan arus (I) untuk
memperoleh nilai daya (P). Perturb merupakan hasil perubahan nilai daya terhadap
perubahan tegangan dan arus pada sensor. Perubahan nilai daya terbaca diberikan
untuk meng-observe nilai daya output setelah perubahan. Nilai daya baru
dibandingkan dengan nilai daya sebelumnya. Jika nilai daya baru lebih besar
dibandingkan nilai daya sebelumnya, maka disimpulkan nilai perturb yang
dilakukan benar. Dengan demikian nilai Maximum Power Point (MPP) dapat
diperoleh. Prinsip kerja P&O dapat dilihat pada Gambar 2.10.
P (watt)

V kiri V kanan V (volt)

Gambar 2. 10 Prinsip kerja MPPT Berbasis P&O (Priananda C. W., 2017)


16

Dari Gambar 2.10 dapat dilihat bahwa PMPP membagi wilayah tegangan
menjadi dua yakni, V kiri dan V kanan. Metode P&O memperoleh nilai PMPP
dengan melakukan pergeseran nilai tegangan ke arah kiri dan kanan. Apabila P&O
menggeser tegangan ke arah kanan dan terjadi peningkatan nilai daya, maka
peturbasi berikutnya harus tetap sama. Jika terjadi penurunan daya, perturbasi
harus dibalik. Algoritma ini dirangkum dalam Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Prinsip Kerja MPPT Berbasis P&O (Priananda C. W., 2017)

Perturbasi Perubahan Daya (∆P MPP ) Perturbasi berikutnya


V geser ke kanan Positif V geser ke kanan
V geser ke kanan Negatif V geser ke kiri
V geser ke kiri Positif V geser ke kiri
V geser ke kiri Negatif V geser ke kanan

Flowchart Perturb and Observe dapat dilihat pada Gambar 2.11. Dari
diagram alir tersebut diketahui saat tidak ada perubahan daya pada PV, rasio duty
cycle tidak berubah. Jika daya naik dan tegangan tetap atau naik pada PV, rasio
duty-cycle dikurangi. Jika daya naik tetapi tegangan tetap atau turun, maka rasio
duty-cycle akan ditambah. Jika daya naik dan tegangan turun, rasio duty-cycle akan
dikurangi. Jika daya turun tetapi tegangan naik, rasio duty-cycle ditambah.
Penelitian ini menggunakan Algoritma P&O sebagai algoritma kontrol
MPPT karena komputasi yang mudah dan cepat. Algoritma ini mengacu pada
karakteristik P-V dari PV yang digunakan. Terdapat tiga jenis titik yang berada
pada tiga buah posisi. Posisi ∆P/∆V dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Di kiri puncak adalah titik yang dirumuskan secara matematis ∆P/∆V >0,
titik puncak kurva adalah ∆P/∆V=0 dan di kanan titik puncak adalah ∆P/∆V<0.
17

Gambar 2. 11 Posisi ΔP/ΔV yang Berbeda Pada Kurva


Daya PV (Prinanda & Sulistyowati, 2015)

Gambar 2.11 memperlihatkan salah satu kurva panel P-V yang


mempresentasikan dasar dari metode Algoritma P&O. MPP menunjukkan daerah
dengan nilai maksimum. Dan sebaliknya, jika nilai sinyal (slope) negatif, maka
tegangan panel surya akan turun. Arah slope ditentukan dengan perbandingan ∆P
dan ∆V. Dengan karakteristik dari konverter boost didapatkan ketetapan arah dari
duty cycle. Bila hasil perbandingan (slope) positif, maka nilai tegangan ditambah.
Bila menghasilkan nilai negatif, maka nilai tegangan dikurangi. Apabila duty cycle
dikurangi, maka tegangan akan bertambah. Dan apabila duty cycle dikurangi, maka
tegangan akan berkurang. Dengan menentukan slope maka didapatkan referensi
duty cycle yang baru.

2.4 Pulse Width Modulation


Pulse Width Modulation (PWM) adalah sebuah cara memanipulasi lebar
pulsa. Lebar pulsa dalam satu perioda digunakan untuk mendapat tegangan rata-
rata yang berbeda dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus
pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low.
Lebar pulsa berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi.
Dapat diartikan bahwa PWM memiliki nilai frekuensi yang tetap namun nilai duty
cycle bervariasi. Duty cycle merupakan kondisi sinyal logika high dan sinyal logika
low dalam suatu periode dinyatakan dalam bentuk persen (%) dengan range 0%
sampai 100%. (Hadisyahputra & Marpaung, 2017).
18

Gambar 2. 12 Sinyal PWM (Sirait & Matalata, 2018)

Untuk menghitung perioda total dan duty cycle dapat digunakan Persamaan
2.3 dan Persamaan 2.4 (Sirait & Matalata, 2018).

𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑇𝑜𝑛 + 𝑇𝑜𝑓𝑓 ..................................................................................(2.3)


𝑇𝑜𝑛
𝐷= ..................................................................................................(2.4)
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐷 + 𝑉𝑖𝑛 .........................................................................................(2.5)

dimana :
Ton = Waktu pulsa high
Toff = Waktu pulsa low
D = Duty cycle

2.5 Boost Converter


Boost Converter merupakan sebuah penaik tegangan. Boost Converter
digunakan ketika tegangan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronik lebih tinggi
dari tegangan supply yang tersedia. Dengan syarat tegangan output selalu lebih
besar dari tegangan input dan tegangan output mempunyai polaritas yang sama
dengan tegangan input. Topologi Boost Converter dapat dilihat pada Gambar 2.13.
19

Gambar 2. 13 Topologi Boost Converter

Dari Gambar 2.14 dapat dijelaskan cara kerja dari Boost Converter .

(a)

(b)
Gambar 2. 14 (a) Boost Converter dalam kondisi on (b) Boost Converter dalam
kondisi off (Sirait & Matalata, 2018)

Di dalam rangkaian Boost Converter terdapat dua kondisi. Kondisi rangkaian


dalam keadaan on dan dalam keadaan off. Ketika rangkaian berada pada kondisi on,
atau kondisi rangkaian saat saklar kondisi tertutup. Dioda mendapat tegangan balik
dan dengan menggunakan hukum kirchoff tegangan dapat disusun sesuai dengan
Persamaan 2.12 (Rashid, 2001).
20

𝑑𝑖𝐿
VL = 𝐿 …………...…………………………………………………(2.12)
𝑑𝑡
atau,
𝑑𝑖𝑙 𝑉𝑠
= .……………...…………………………………………......…(2.13)
𝑑𝑡 𝐿

Laju perubahan arus adalah konstan, sehingga arus naik secara linier pada
saat saklar dalam kondisi tertutup seperti pada Gambar 2.14 (b). Dapat
diilustrasikan seperti Gambar 2.15.

Gambar 2. 15 (a) Tegangan Induktor, (b) Arus Induktor, (c) Arus Dioda (d) Arus
Kapasitor (Rashid, 2001).

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.15 (a) dan (b) terlihat hubungan
pensaklaran terhadap tegangan dan arus pada induktor. Ketika saklar dalam kondisi
tertutup, maka arus induktor meningkat secara linier. Saat saklar terbuka, maka arus
induktor menurun secara linier. Sesuai Persamaan 2.14 (Rashid, 2001).

∆𝑖𝐿 ∆𝑖𝐿 𝑉
= = 𝑠………….………………………...………………...…(2.14)
∆𝑡 𝐷𝑇 𝐿
21

Sehingga menjadi,
𝑉𝑠 𝐷𝑇
∆𝑖𝐿𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 = ………...…………………………………………...…(2.15)
𝐿

Persamaan 2.15 diatas merupakan perubahan arus dalam induktor pada saat
kondisi saklar tertutup. Ketika saklar dalam kondisi terbuka, arus yang tersimpan
didalam induktor tidak dapat berubah seketika sehingga dioda mendapat tegangan
maju. Dengan asumsi bahwa tegangan keluaran konstan, maka dapat dituliskan
dalam Persamaan 2.16 (Rashid, 2001).

𝑑𝑖𝐿
VL = Vs – Vo = 𝐿 = ………….……………………………...…….....(2.16)
𝑑𝑡
𝑑𝑖𝐿 𝑉𝑠 −𝑉𝑜
= ……………………......……………………………….....(2.17)
𝑑𝑡 𝐿
Laju perubahan arus induktor adalah konstan. Arus berubah secara linier. Dan
perubahan arus induktor ketika saklar terbuka. Untuk menghitung perubahan arus
dapat digunakan Persamaan 2.18 (Rashid, 2001).

∆𝑖𝐿 ∆𝑖𝐿 𝑉𝑠 −𝑉𝑜


= (1−𝐷)𝑇 = ...…………………………………...……..…...(2.18)
∆𝑡 𝐿
(𝑉𝑠 −𝑉𝑜 )(1−𝐷)𝑇
∆𝑖𝐿𝑜𝑝𝑒𝑛 = ………..………………...………….……..…...(2.19)
𝐿

Jika induktor beroperasi dalam kondisi steady state, maka total dari
perubahan arus induktor sama dengan nol. Seperti yang ditunjukan pada persamaan
2.20 (Rashid, 2001).

∆𝑖𝐿𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 + ∆𝑖𝐿𝑜𝑝𝑒𝑛 = 0...……..……..………………………...……...(2.20)


𝑉𝑠 𝐷𝑇 (𝑉𝑠 −𝑉𝑜 )(1−𝐷)𝑇
+ = 0....……..………………………………..…......(2.21)
𝐿 𝐿

(Vs DT) + (Vs – Vo) (1-D)T = 0.......……………..………………….….(2.22)


Vs (D + (1 – D)) – Vo (1- D) = 0….….......………………………….….(2.23)
Vo (1- D) = Vs (D + (1 – D)) ……..….......……………………………....(2.24)
Vo (1- D) = Vs …………………..….......……………………………….(2.25)
𝑠 𝑉
𝑉𝑜 = (1−𝐷) ….……...………………………...………………….……...(2.26)
22

Tegangan rata-rata induktor nol selama periode operasi. Sehingga tegangan


rata-rata induktor pada kondisi pensaklaran akan menghasilkan Vo. Seperti pada
Persamaan 2.27 dan Persamaan 2.8 (Rashid, 2001).

VL = (Vs DT) + (Vs – Vo) (1-D)T = 0 ………………………………….(2.27)


𝑠 𝑉
VL = 𝑉𝑜 = (1−𝐷) ….……………..…………………………….………..(2.28)

Dari Persamaan 2.28 dapat ditarik kesimpulan mencari transfer tegangan


(MVDC). Fungsi transfer tegangan digunakan untuk menentukan Dmin, Dnom dan
Dmax. Dapat dituliskan melalui Persamaan 2.29 (Rashid, 2001).
𝑉𝑜 𝑠 𝑉
MVDC = = (1−𝐷) …..…………….…………………………….……..(2.29)
𝑉𝑠

Dari hasil fungsi transfer tegangan dapat ditarik suatu persamaan untuk
mencari nilai duty cycle yang mengatur tegangan keluaran dari Boost Converter .
Nilai duty cycle dapat dicari sesuai dengan Persamaan 2.30 (Rashid, 2001).

𝑉
D = 1- 𝑉𝑠 …………………………..…………………………………....(2.30)
𝑜

Daya keluaran Boost Converter dapat dicari dengan menggunakan


Persamaan 2.31 (Rashid, 2001).

𝑉𝑜2
𝑃𝑜 = = 𝑉𝑜 . 𝐼𝑜 ………………………...…..………………………….(2.31)
𝑅

Sehingga dengan menggunakan Persamaan 2.31 dapat dituliskan Persamaan


2.32 untuk mencari nilai arus yang mengalir pada induktor (Rashid, 2001).

𝑉 2
𝑠
𝑉𝑜2 ((1−𝐷)) 𝑉2
𝑠
2 𝑅………………………………………….(2.32)
𝑉𝑠 𝐼𝑙 = = = (1−𝐷)
𝑅 𝑅

𝑠 𝑉2 𝑠 𝑉2 𝑉𝑜 𝐼𝑜 𝑉𝑜 𝐼𝑜
𝐼𝐿 = (1−𝐷)2𝑅 = 𝑉 𝑅 =
= ….…………………………….……...(2.33)
𝑠 𝑉𝑠 𝑅 𝑉𝑠
23

Nilai arus induktor minimum dan maksimum di tentukan dengan


menggunakan nilai perubahan arus dan nilai arus rata-rata induktor. Sehingga dapat
dituliskan Persamaan 2.34 (Rashid, 2001).

∆𝑖𝐿 𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑙 + = (1−𝐷)2𝑅
+ ………...………………………….....(2.34)
2 2𝐿
∆𝑖𝐿 𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑖𝑛 = 𝐼𝑙 − = (1−𝐷)2𝑅
− .....………………………….………...(2.35)
2 2𝐿

Batas antara arus kontinyu dan tidak kontinyu pada induktor ditentukan dari
Imin yang sama dengan nol. Sehingga akan didapat Persamaan 2.36 dan Persamaan
2.7 (Rashid, 2001).
𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑖𝑛 = (1−𝐷)2𝑅 −
= 0………..…..………………………….….....(2.36)
2𝐿

𝑠 𝑉 𝑉𝑠 𝐷𝑇 𝑉𝑠 𝐷𝑇
𝐼𝑚𝑖𝑛 = (1−𝐷)2𝑅 −
= ……………………………….……….....(2.37)
2𝐿 2𝐿

Kombinasi minimum induktansi dan frekuensi pensaklaran pada arus


kontinyu pada Boost Converter dapat ditulis dengan Persamaan 2.38 (Rashid,
2001).

𝐷(1−𝐷)2 𝑅
(𝐿𝑓)𝑚𝑖𝑛 = ……...…………………………………………….(2.38)
2
𝐷(1−𝐷)2 𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = ….………...………………………………………….(2.39)
2𝑓

Untuk mendapat nilai dari arus keluaran dari rangkaian Boost Converter
karena dioda berada pada satu jalur dari rangkaian, maka tegangan maju dari dioda
juga dihitung. Sehingga dapat disusun dalam Persamaan 2.41 berikut (Rashid,
2001).

𝑉𝑜 +𝑉𝑓
𝐼𝑠 = 𝐼𝑜 ( )………….……………………………………………...(2.40)
𝑉𝑠

𝑠 𝐼
𝐼𝑜 = ( 𝑉𝑜 +𝑉 𝑓
)…………...…………………………………...…………(2.41)
𝑉𝑠
24

Atau,
𝑃
𝐼𝑜 = (𝑉𝑜 )……………………………………………………………….(2.42)
𝑜

Boost Converter dirancang untuk bekerja pada arus kontinyu yang


mempunyai nilai induktor lebih besar dari Lmin . Dalam prakteknya, kapasitansi
kapasitor yang besar akan tetap menghasilkan fluktuasi pada tegangan keluaran
(ripple). Tegangan ripple keluaran puncak-puncak dapat dihitung dari bentuk
gelombang arus kapasitor. Nilai induktor yang dipilih harus lebih besar dari nilai
Lmin. Supaya induktor dapat bekerja secara Continous Conduction Mode (CCM).
Untuk menetukan jenis diode, dihitung nilai dari current stress dan voltage stress
pada komponen semikonduktor, rumus dari mencari VSM (Tegangan maksimum
pada komponen semikonduktor) dan IDM (Arus maksimum pada komponen
semikonduktor) sesuai dengan Persamaan 2.43 dan Persamaan 2.44.
VSM = Vin + Vout ……………….………………………………………..(2.43)
Dan
∆IL
IDM = Iin + Iout + ……………………….………….………………….(2.44)
2

Arus input dapat dicari dengan mengalikan fungsi transfer dan arus output.
Dapat ditulis dengan Persamaan 2.44 (Rashid, 2001).

Iin = MVDC x Iout ………………………………………………………...(2.44)

Ripple tegangan tegangan keluaran dapat ditentukan dengan mengacu pada


bentuk gelombang kapasitor pada Gambar 2.16.
25

Gambar 2. 16 Gelombang Kapasitor (Rashid, 2001)

Dari Gambar 2.16 diatas dapat disusun Persamaan 2.45 (Rashid, 2001).

Vout
|∆Q| = ( ) D T = C ∆Vout…………………………………………….(2.45)
R
V DT
∆Vout = R out ………………………………………………………...(2.46)
(1−D)2

Dalam merancang Boost Converter diperlukan beberapa variabel, seperti


tegangan masukan, tegangan keluaran, arus keluaran, frekuensi switching, riple
tegangan keluar dan ripple arus masukan. Untuk menentukan besarnya nilai
induktor dan kapasitor dapat menggunakan Persamaan 2.47.

𝑉 𝐷
𝑜
𝐶 = 𝑅∆𝑉 …………………..…………………………………………..(2.47)
𝑓 𝑜

dimana :
Vo = Tegangan keluaran; f = Frekuensi switching;
Vs = Tegangan masukan; C = Nilai kapasitor;
D = Duty cycle; Vr = Rippel tegangan;
L = Nilai induktor (induktansi); Io = Arus keluar;
∆𝑖𝐿 = Perubahan arus; Is = Arus Masuk;
26

2.6. Efisiensi Daya


Efisiensi daya merupakan suatu nilai yang menyatakan seberapa persen
penyaluran daya dari input rangkaian dengan daya pada output. Jika efisiensi
seratus persen maka daya pada input tersalurkan dengan sempurna pada sisi output
rangkaian. Efisiensi dicari dengan membagi daya output rangkaian dan daya input
sehingga dapat dituliskan dengan Persamaa 2.48 (Rashid, 2001).

Pout
Ƞ= X 100%……………………………….………………………(2.48)
𝑃𝑖𝑛
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dibahas metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan menggunakan simulasi yang terdapat pada aplikasi Matlab
R2016a. Ada beberapa tahapan penting dalam melakukan penelitian ini,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan spesifikasi panel surya berdasarkan panel surya yang
sebenarnya.
b. Menyusun PV array sehingga mendapati target panel PV 10 kWp.
c. Merancang topologi Boost Converter supaya mencapai target tegangan
keluaran 400 Vdc.
d. Menggunakan algoritma MPPT P&O.
e. Merancang seluruh sistem pada Simulink Matlab 2016a.

3.1 Blok Diagram Rancangan Sistem


Blok diagram rancangan sistem yang duginakan dlam penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Sensor Tegangan Boost


PV Output
dan Arus Converter

2 3 5 6
PWM
Iradiasi
Matahari dan MPPT
Temperatur P&O
1
4

Gambar 3. 1 Blok Diagram Rancangan Sistem

27
28

Pada gambar 3.1 menjelaskan blok diagram rancangan sistem sebagai berikut:
1. Iradiasi matahari dapat digunakan sebagai pembangkit listrik pada PV.
Temperatur PV akan mempengaruhi daya output.
2. Radiasi matahari akan diubah mejadi listrik melalui modul PV. Modul PV
yang terkena radiasi matahari akan menghasilkan nilai daya, tegangan, dan
arus.
3. Nilai daya, tegangan, dan arus modul PV diukur melalui sensor tegangan dan
sensor arus.
4. Perkalian tegangan dan arus disebut perubahan daya. Hasil perubahan daya
dari PV yang diterima oleh sensor tegangan dan arus kemudian dikirim untuk
diproses pada Algoritma P&O. Algoritma P&O menghasilkan duty cycle.
Duty cycle berfungsi sebagai pembangkit sinyal pengendali switching pada
rangkaian Boost Converter , untuk mendapatkan tegangan output yang
diharapkan dari DC-DC Converter berdasarkan tegangan input. Duty cycle
membutuhkan sinyal kontrol Pulse With Modulation (PWM) sebagai sinyal
pembawa.
5. Hasil pengukuran tersebut akan menjadi input terhadap rangkaian Boost
Converter . Boost Converter digunakan untuk menjaga tegangan pada sisi
keluaran tetap tinggi.
6. Output dari Boost Converter akan digunakan sebagai penyuplai beban.

3.2 Perancangan PV Array


PV array kapasitas 10 kWp dirancang pada simulasi matlab R2016a. PV
array dirancang dengan menentukan spesifikasi modul PV. Modul PV tersebut
kemudian disusun dalam satu string PV.

3.2.1 Perancangan Modul PV


Modul PV merupakan susunan seri sel surya yang ditempatkan dalam satu
modul. Gambar 3.2 menunjukkan gambar modul surya.
29

Gambar 3. 2 Modul PV

Iradiasi matahari merupakan input dari modul surya. Dalam simulasi matlab,
radiasi matahari diibaratkan sebagagai sinyal input. Sinyal tersebut dikonversi
menjadi sinyal fisik oleh S-PS Converter seperti yang terdapat pada Gambar 3.2.
sinyal fisik tersebut masuk ke dalam modul PV dan menghasilkan tegangan output
positif dan tegangan output negatif. Output dari modul PV akan menjadi input
terhadap Boost Converter yang akan dirancang. Adapun spesifikasi modul PV yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Spesifikasi Satu Modul PV


30

Modul surya pada Gambar 3.2 memiliki nilai arus short circuit sebesar 7.82
A dan tegangan open circuit sebesar 0.6202 V pada radiasi 1000 W/m2. Konfigurasi
modul PV yang digunakan terdiri dari 72 sel surya. Modul PV pada Gambar 3.2
juga dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3.4.

Gambar 3. 4 Perancangan Modul PV

Dengan spesifikasi yang ada, modul PV akan disimulasikan pada matlab


R2016a. Dari simulasi didapat hasil berupa kurva karakteristik seperti pada Gambar
3.5.
31

(a)

(b)
Gambar 3. 5 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari Sebuah Modul Surya

Dari Gambar 3.5 dapat diketahui titik Maximum Power Point (Pmpp). Kurva
karakteristik Gambar 3.5a menjelaskan bahwa satu modul PV menghasilkan daya
puncak sebesar 250 Wp pada saat tegangan 35 volt. Gambar 3.5b menunjukkan arus
yang dicapai pada titik Pmpp adalah sebesar 7.9 A.

3.2.2 Perancangan String PV


Satu modul Pv menghasilkan daya sebesar 250 Wp dengan tegangan 35 volt.
Untuk mendapat daya yang diinginkan, modul PV disusun secara seri sebanyak 10
buah seperti Gambar 3.6.
32

Gambar 3. 6 Susunan Seri 10 Modul PV

PV 1, PV 2, PV3, sampai dengan PV 10 disusun secara seri. Untuk


mengetahui spesifikasi 10 modul PV tersebut, perlu dilakukan simulasi. 10 modul
PV tersebut digabungkan dalam satu string PV sperti pada Gambar 3.7

Gambar 3. 7 String PV
33

Gambar 3.7 menunjukkan rancangan string PV yang akan disimulasikan.


String PV tersebut menghasilkan kurva karakteristik daya, tegangan, dan arus.
Kurva karakteristik string PV ditunjukkan pada Gambar 3.8.

(a)

(b)
Gambar 3. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik
Arus-Tegangan dari PV string

Gambar 3.8 menunjukkan bahwa 1 string PV menghasilkan daya puncak


sebesar 2500 Wp. Arus yang dihasilkan satu string PV pada kondisi Pmpp adalah
sebesar 7.2 A dengan tegangan sebesar 350 volt.

3.2.3 Perancangan PV Array


Sebuah PV string menghasilkan daya sebesar 2500 Wp. Daya sebesar 10 kWp
dihasilkan dengan cara merangkai 4 buah string PV secara paralel. Gabungan dari
beberapa string PV dinamakan PV array . Rancangan PV array yang akan
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.9.
34

Gambar 3. 9 Perancangan PV array 10 kWp

Gambar 3.9 adalah rancangan PV array dengan kapasitas 10 kWp.


Rancangan tersebut akan digunakan dalam penelitian ini. PV array akan
disimulasikan menggunakan matlab R2016a. Simulasi tersebut menghasilkan
spesifikasi dan kurva karakteristik dari PV array yang akan dibahas pada bab 4.

3.3 Perancangan Boost Converter


Konverter Boost merupakan salah satu DC-DC converter yang berfungsi
menaikan tegangan masukan dari PV array. Pada penelitian ini Konverter Boost
hanya digunakan sebagai konverter untuk diintegrasikan dengan algoritma MPPT,
sehingga respon transformasi dari konverter ini tidak terlalu dibahas terlalu dalam.
Untuk topologi dari Boost Converter dapat dilihat pada Gambar 3.10.
35

Gambar 3. 10 Perancangan Boost Converter

Output dari PV array berupa arus dan tegangan akan diteruskan sebagai
referensi MPPT P&O. Mekanisme MPPT P&O menghasilkan duty cycle. Sinyal
duty cycle tersebut akan ditumpangkan oleh sinyal PWM. Sinyal PWM akan
mengendalikan switch yang terdapat pada rangkaian Boost Converter . Sebagai
penaik tegangan, Boost Converter berfungsi menjaga tegangan tetap tinggi sesuai
dengan range tegangan yang diharapkan. Agar Boost Converter dapat bekerja
dengan baik, maka dilakukan perhitungan sesuai dengan Tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Parameter Komponen Boost Converter

Parameter Nilai
Pmax 10 kWp
Vin 350 Vdc
Vout 400 Vdc
Iin 28.19 A
Frekuensi switching 20 KHz
Riak tegangan 0.01 V

Mencari nilai tahanan resistor yang digunakan dengan persamaan seperti


berikut.
𝑉𝑠
R= 𝐼𝑠
350
R= 28.5
36

R = 12.2807 Ω
Mencai besar fungsi transfer tegangan DC yang dapat dilihat dengan
menggunkan Persamaan 2.30 yaitu.
𝑉𝑜 𝑉
𝑠
MVDC = = (1−𝐷)
𝑉𝑠
𝑉𝑜
MVDC = 𝑉𝑠
400
MVDC = 350

MVDC = 1.14 𝑉
Kemudian dapat dicari nilai dari induktor minimum yang akan digunakan
dengan menggunakan Persamaan 2.39.
𝐷(1−𝐷)2 𝑅
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2𝑓

0.12(1−0.12)2 12.2807
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2 𝑥 20000

𝐿𝑚𝑖𝑛 = 2.85201 x 10-5 H


Dan untuk mengurangi riak tegangan dari proses switching, digunakan sebuah
kapasitor yang mana dapat dicari menggunakan Persamaan 2.46 berikut.
𝑜𝑉 𝐷
𝐶 = 𝑅∆𝑉 𝑓𝑜

400 𝑥 0.12
𝐶 = 12.2807 𝑥 0.01 𝑥 20000

C = 0.019420714 F
Untuk menentukan batasan aman duty cycle pada rangkaian, maka dibatasi
sampai 75% dutycycle. Sehingga dapat dicari tegangan minimum yang
diperbolehkan masuk ke rangkaian Boost Converter dengan merubah susunan pada
Persamaan 2.25, maka :
Vs = Vo (1-D)
Vs = 400 (1-0,75)
Vs = 100 Vdc
Maka didapati nilai tegangan minimum untuk menjaga agar rangkaian Boost
Converter tidak rusak berada pada 400 Vdc sampai ke 100 Vdc. Langkah
selanjutnya adalah mencari nilai arus yang keluar pada rangkaian. Tegangan bias
maju dari dioda sebelum rangkaian mencapai beban akan diperhitungkan.
37

Tegangan maju dioda ideal biasanya sebesar 0,7 V, maka dapat disusun rumus
untuk mencari nilai dari arus keluaran rangkaian Boost Converter adalah dengan
menggunakan Persamaan 2.42.
𝑃
𝐼𝑜 = (𝑉𝑜 )
𝑜

9962
𝐼𝑜 = 397.7

Io = 25.05 A
Arus yang melewati induktor dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 2.33 yaitu :
𝑠 𝑉
𝐼𝐿 = (1−𝐷)2𝑅

350
𝐼𝐿 = (1−0.125)2 12

𝐼𝐿 = 36.76764 A
Nilai arus induktor minimum dan maksimum di tentukan dengan
menggunakan Persamaan 2.34 dan 2.35.
∆𝑖𝐿
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 𝐼𝑙 + 2
73.59
𝐼𝑚𝑎𝑥 = 36.76764 + 2

𝐼𝑚𝑎𝑥 = 73.59 𝐴
Dan untuk arus minimum :
∆𝑖𝐿
𝐼𝑚𝑖𝑛 = 𝐼𝑙 −
2
73.59
𝐼𝑚𝑖𝑛 = 36.76764 − 2

𝐼𝑚𝑖𝑛 = 0 𝐴

Dengan perhitungan yang dilakukan, ketika Boost dalam kondisi switch on


atau switch off menyerap arus maksimal sebasar 73.59 A. Setelah mendapati
parameter pembentuk rangkaian Boost Converter , nilai induktor, kapasitor, dan
frekuensi switching dari rangkaian dirangkum dalam Tabel 3.2 berikut.
38

Tabel 3. 2 Parameter Komponen Boost Converter

Parameter Nilai

Induktor 2.85201e-5 H

Kapasitor 0.019420714 F

Frekuensi Switching 20000

3.4 Perancangan Control Converter


Sebuah metode perlu diterapkan agar daya yang dihasilkan PV array tetap
optimal. Metode tersebut akan mengontrol switch yang terdapat pada rangkaian
Boost Converter . Proses switching (on dan off) sangat berpengaruh terhadap
tegangan yang dihasilkan. Output tegangan tersebut akan berpengaruh terhadap
pengoptimalisasian daya. Metode pengontrolan berikut dipilih agar output daya dan
tegangan dari PV array berada pada range yang diharapkan.

3.4.1 Perancangan MPPT P&O


Algoritma P&O adalah salah satu algoritma sederhana dalam menjejak daya
pada PV. Algoritma P&O bekerja berdasarkan referensi tegangan dan arus pada
kondisi daya puncak. Gambar 3.11 menjelaskan flowchart dari Algoritma P&O.
39

Gambar 3. 11 Flowchat Algoritma P&O

Flowchart Gambar 3.11 menjelaskan program membaca delta daya atau


selisih daya. Dimulai dari mendapatkan nilai tegangan dan arus dari sensor pada
PV array. Hasil sensor tersebut dikalikan untuk mendapatkan nilai daya dari PV
array.
Jika terjadi perubahan pada nilai daya, maka diperiksa apakah perubahan
daya sama dengan nol atau perubahan daya tidak sama dengan nol, Jika perubahan
daya lebih besar dari nol, maka akan memeriksa perubahan tegangan. Jika tegangan
besar dari nol, duty-cycle akan diturunkan. Jika kecil dari nol, duty-cycle dinaikkan.
Begitu juga sebaliknya, jika perubahan daya lebih kecil dari nol, maka akan
40

diperiksa perubahan tegangan. Jika tegangan lebih kecil dari nol, duty-cycle akan
diturunkan. Dan jika tegangan besar dari nol, duty-cycle akan dinaikkan. Perubahan
yang diberikan duty-cycle akan menjadi nilai daya maksimum PV array yang baru.
Algoritma tersebut dirancang sesuai Program 1.

D=d+dd;
if D<0.01
D=0.01;
c=0.001;
d=D+c;
else
if D>0.99
D=0.99;
c=0.001;
d=D+c;
else
end

Gambar 3. 12 Program 1

MPPT P&O menggunakan tegangan dan arus yang hasil nya dikali untuk
mendapatkan nilai daya. Dimana perubahan tegangan dan arus dideteksi oleh
algoritma dan dihitung untuk menentukan menaikan atau menurunkan duty cycle
yang akan diberikan ke rangkaian Boost Converter . Rancangan algoritma pada
Tabel 3.2 menjelaskan pembacaan delta daya atau selisih daya. Program tersebut
dimasukkan ke dalam blok sistem seperti pada Gambar 3.12.

Gambar 3. 13 Perancangan MPPT Algoritma P&O


41

Jika diperhatikan pada Gambar 3.12 algoritma P&O tersebut dimasukkan ke


dalam sebuah subsystem yang terdapat pada matlab agar dapat mengontrol duty
cyle. Algoritma tersebut menerima arus dan tegangan keluaran PV pada titik Pmpp
sebegai input. Sesuai dengan penjelasan flowchart pada Gambar 3.11, Algoritma
P&O menghasilkan duty cycle yang berfungsi mengatur proses switching pada
rangkaian Boost Converter .

3.4.2 Perancangan Pulse Width Modulation


Hasil algoritma P&O berupa duty cycle. Duty cycle berfungsi sebagai
pembangkit sinyal pengendali switching pada rangkaian Boost Converter . Duty
cycle membutuhkan sinyal kontrol PWM sebagai sinyal pembawa. Gambar 3.13
menunjukkan duty cycle dari algoritma P&O.

Gambar 3. 14 Duty Cycle Algoritma P&O

Dari parameter pada Program 1 dapat dihitung nilai duty-cycle nominal dari
Boost Converter menggunakan Persamaan 2.29.
𝑉
D = 1- 𝑉𝑠
𝑜

350
D = 1-400

D = 0,125
D = 12.5%
42

Gambar 3.13 menunjukkan satu perioda duty cycle terjadi selama 0.059 detik.
Dengan waktu hidup selama 0.0005 detik.

3.5 Efisiensi Converter


Menghitung nilai efisiensi dari rancangan Boost Converter dengan
menggunakan persamaan rumus pada Persamaan 2.62. Untuk mencari nilai dari
efisiensi rangkaian dengan cara daya keluaran dibagai dengan penjumlahan
keseluruhan daya dikalikan seratus persen.
Pout
Ƞ=𝑃 X 100%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

9962
Ƞ = 9975 X 100%

Ƞ = 99.8 %
Didapati hasil rancangan rangkaian Boost Converter memiliki efisiensi
sebesar 99,8%.

3.6 Perancangan Sensor Arus dan Tegangan


Besar nilai output dari PV array akan dibaca oleh sensor arus dan tegangan
sebelum diteruskan ke dc-dc converter. Sensor tersebut membaca nilai tegangan
dan arus. Nilai tegangan dan arus yang dibaca akan digunakan oleh MPPT P&O
dan Boost Converter agar menghasilkan nilai daya dan tegangan yang diharpkan.
Peranangan sensor arus dan tegangan dapat dilihat pada Gambar 3.15

Gambar 3. 15 Perancangan Sensor Arus dan Tegangan


43

Pada matlab R2016a, sensor tegangan yang digunakan adalah sensor


tegangan ideal. Sensor tegangan ini dapat mengubah tegangan yang diukur antara
dua titik dari rangkaian litrik menjadi sinyal fisik yang sebanding dengan tegangan.
Pada sensor tegangan terdapat tanda > yang merupakan port sinyal fisik yang
menampilkan hasil pengukuran. Sinyal fisik tersebut diubah menjadi dinyal simulnk
melalui PS-S converter agar dapat dibaca oleh converter yang terdapat pada matlab.
Sama seperti sensor tegangan, sensor arus yang dipakai adalah sesnsor yang
terdapat pada matlab. Sensor ini berfungsi mengukur arus dari sinyal fisik yang
diberikan PV.

3.7 Perancangan Temperatur Modul PV


Temperatur pada modul PV akan mempengaruhi kondisi output dari PV.
Daya output maksimum tercapai apabila temperatur PV berada dalam kondisi
standar sebesar 25oC. Pengaruh perubahan temperatur pada PV dapat dilihat pada
Gambar 3.16.

Gambar 3. 16 Pengaruh Temperatur Terhadap Daya PV

Pada Gambar 3.16 dapat dilihat bahwa perubahan temperatur berpengaruh


terhadap perubahan daya output PV. Satu modul PV dalam keadaan temperatur
standard (25oC) menghasilkan daya sebesar 250 Wp. Apabila temperatur pada PV
44

bertambah, maka daya pada PV akan berkurang. Perubahan nilai daya akbiat
pertambahan temperatur akan berpenngaruh terhadap nilai tegangan dan arus.
Perubahan nilai tegangan dan arus akibat kenaikan temperature dapat dilihap pada
Gambar 3.17.

Gambar 3. 17 Pengaruh Temperatur Terhadap Tegangan dan Arus PV

Dari Gambar 3.17 dapat dilihat bahwa kenaikan temperatur berpengaruh


terhadap nilai tegangan dan arus yang dihasilkan PV. Arus akan bertambah apabila
temperatur PV bertambah. Namun, tegangan semakin berkurang apabila temperatur
PV bertambah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas data dan hasil dari perancangan simulasi. Data dari tiap
hasil simulasi diperoleh melalui software simulasi matlab R2016a. Data akan
dianalisa sesuai hasil perhitungan secara teori. Data yang dianalisa berupa data hasil
simulasi perancangan topologi PV kapasitas 10 kWp, hasil ukur sensor tegangan,
hasil ukur sensor arus, hasil pengujian rangkaian Boost Converter , dan hasil
pengujian menggunakan MPPT P&O.

4.1 Pengujian Model PV Array


Pengujian karakteristik photovoltaic (PV) diperlukan sebagai acuan
perancangan topologi konverter yang digunakan pada penelitian ini. Data
karakteristik PV diambil berdasarkan jumlah radiasi yang berbeda dengan nilai
resistansi yang sama. Jumlah radiasi yang digunakan adalah sebesar 1000 W/m2,
800 W/m2, 600 W/m2, 400 W/m2, dan 200 W/m2. Untuk mengetahui karakteristik
dari tiap radiasi, maka dilakukan pemodelan seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Pemodelan PV array

45
46

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3, model PV array yang digunakan
terdiri dari 4 buah string PV. Setiap string PV terdiri dari 10 buah modul PV.
Sebagai contoh, model PV array pada Gambar 4.1 akan disimulasikan pada radiasi
1000 W/m2. Pengujian model PV array menghasilkan kurva karakteristik seperti
Gambar 4.2.

(a)

(b)

Gambar 4. 2 (a) Kurva Karakteristik Daya-Tegangan; (b) Kurva Karakteristik


Arus-Tegangan dari Model PV array Radiasi 1000 W/m2
47

Gambar 4.2 menunjukkan nilai daya, arus, dan tegangan yang dihasilkan dari
model PV array dengan radiasi 1000 W/m2. PV array tersebut menghasilkan daya
puncak sebesar 10000 Wp. Daya tersebut akan ditetapkan sebagai titik daya
maksimum pada MPPT. Pada titik Pmpp tegangan dan arus yang dihasilkan
masing-masig adalah sebesar 350 volt dan 28.5 ampere.
Nilai tegangan dan arus pada titik Maximum Power Point (MPP) dijadikan referensi
pada saat penjejakan daya. Kurva karakteristik pada radiasi 800 W/m2, 600 W/m2,
400 W/m2, dan 200 W/m2 dapat dilihat pada lampiran. Untuk nilai daya , tegangan,
dan arus dari tiap radiasi dapat dilihat pada Tabel 4.1
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan jumlah iradiasi berbeda, model
PV array menghasilkan daya yang berbeda juga. Semakin kencil iradiasi yang
diterima Pv, semakin kecil pula daya yang dihasilkan. Pada tabel juga dapat dilihat
tegangan mengalami penurunan pada saat jumlah iradiasi berkurang. Nilai yang
mengalami penurunan secara signifikan adalah nilai arus. Arus yang dihasilkan PV
akan berkurang sesuai dengan jumlah iradiasi yang diterima.

Tabel 4. 1 Data Karakteristik Hasil Pengujian Model PV Array

Pinput
Iradiasi Iinput (A) Vinput (V)
(Wp)

1000 28.5 350 9975

800 23.5 340 7990

600 18 335 6030

400 12 335 4020

200 5.8 335 1943


48

4.2 Pengujian Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost


Converter
Setelah mengetahui karakteristik dari PV array, maka input dari PV tersebut
akan dihubungkan pada rangkaian MPPT P&O dan converter.
Namun, sebelum terhubungng pada rangkaian converter, input PV array tersebut
akan diukur oleh sensor arus dan sensor tegangan. Pada bagian ini akan dibahas
mengenai input dan output dai pengujian PV array.
Data karakteristik pada Tabel 4.1 akan dijadikan data input dalam uji simulasi
PV menggunakan MPPT P&O dan Boost Converter . Model PV array pada Gambar
4.1 akan dihubungkan pada rangkaian dc-dc converter. Rangkaian tersebut dapat
dimodelkan seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4. 3Model PV Array dengan Boost Converter

Output dari model PV array akan diukur oleh sensor tegangan dan arus. Nilai
tegangan dan arus terukur akan menjadi input dari dc-dc converter. Subsystem dc-
dc converter pada Gambar 4.3 terdiri dari subsystem rangkaian MPPT P&O dan
Boost Converter . Pemodelan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.
49

Gambar 4. 4 Pemodelan Subsystem MPPT P&O dan Boost Converter

Subsistem algoritma P&O terdiri dari rangkaian MPPT P&O. Subsystem


PWM dan Boost Converter terdiri dari rangkaian PWM dan Boost Converter .
Adapun masing-masing rangkaian akan dije;askan pada Gambar 4.5 dan 4.6. Arus
dan tegangan hasil sensor akan masuk ke rangkaian MPPT P&O seperti Gambar
4.5. Rangkaian tersebut berisi algoritma P&O. Algoritma tersebut akan bekerja
sesuai dengan nilai input yng diberikan. Algoritma P&O menghasilkan duty cycle
yang akan diteruskan pada rangkaian Boost Converter seperti Gambar 4.6.

Gambar 4. 5 Rangkaian MPPT P&O


50

Gambar 4. 6 Rangkaian Boost Converter

Duty cycle akan ditumpangkan melalui sinyal PWM. Sinyal tersebut akan
mengendalikan switch pada Boost Converter . Output dari Boost Converter ini
merupakan hasil dari keseluruhan rangkaian. Hasil tersebut ditunjukkan dengan
kurva karakteristik.

4.2.1 Pengujian Input Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost
Converter
Untuk mengetahui karakteristik output dari PV array, perlu dilihat
karakteristik dari input-nya. Kurva karakteristik input dapat dilihat pada Gambar
4.7. Input dari PV array tersebut akan dijadikan referensi oleh MPPT P&O dalam
menjejak daya.
51

(a)

(b)
Gambar 4. 7 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus dari
Input Model PV Array menggunakn MPPT P&O dan Boost Converter

Gambar 4.7 menunjukkan tegangan input yang dihasilkan PV array sebesar


350 volt. Arus input yang dihasilkan PV array sebesar 28.5 ampere. Hasil perkalian
arus dan tegangan dari input PV array akan dijejak oleh MPPT P&O agar daya
yang dihasilkan tetap optimal.

4.2.2 Pengujian Output Model PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost
Converter
Pengujian dilakukan dengan kondisi PV array mendapatkan jumlah radiasi
yang berbeda. Pengujian radiasi yang dilakukan adalah sebesar 1000 W/m2, 800
W/m2, 600 W/m2, 400 W/m2, dan 200 W/m2. Untuk hasil pengujian PV array
dengan radiasi , 800 W/m2, 600 W/m2, 400 W/m2, dan 200 W/m2 dapat dilihat pada
lampiran. Untuk pengujian radiasi 1000 W/m2 ditunjukkan pada Gambar 4.8.
52

(a)

(b)

(c)
Gambar 4. 8 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan; (c)
Kurva Karakteristik Arus dari Model PV Array menggunakn MPPT P&O dan
Boost Converter

Dari Gambar 4.8 didapat data spesifikasi dari PV array dengan radiasi 1000
W/m2. Kurva tersebut menunjukkan PV array menghasilkan daya sebesar 9962
Wp, tegangan sebesar 397.7 volt, dan arus sebesar 25.5 ampere. Untuk hasil
pengujian radiasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2
53

Tabel 4. 2 Data Hasil Pengujian PV Array menggunakan MPPT P&O dan Boost
Converter

Iradiasi Vout (V) Iout (A) Pout (Wp)

1000 397.7 25.05 9962.385

800 392.7 19.99 7850.073

600 388.4 15.3 5942.52

400 391.7 10.01 3920.917

200 389.5 4.841 1885.57

MPPT P&O dan Boost Converter bekerja menghasilkan daya output sebesar
9962 Wp pada saat PV menerima radiasi maksimum. Jumlah radiasi matahari yang
semakin berkurang membuat PV array menghasilkan daya yang kecil. Nilai arus
dan tegangan mengikuti perubahan jumlah radiasi matahari yang diterima oleh PV
array.

4.2.3 Analisa Pengujian Input dan Output Model PV Array menggunakan


MPPT P&O dan Boost Converter
Setelah mengetahui karakteristik input dan output dari PV array, maka
dilakukan analisa. Analisa tersebut mengenai arus, tegangan, dan daya.
Perbandingan arus input dan output dapat dilihat pada Gambar 4.9.
54

Perbandingan Arus Input dan Output


30
25
20
15
10
5
0
1000 800 600 400 200

Iinput Iout

Gambar 4. 9 Chart Perbandingan Arus Input dan Output


Chart hijau pada Gambar 4.9 menunjukkan arus input dari PV array. Chart
biru menunjukkan arus output dari PV array. Pada radiasi 1000 W/m2, input dari
PV array menghasilkan arus sebesar 28.5 ampere. Output dari PV array
menghasilkan arus sebesar 25 ampere.
Chart hijau pada Gambar 4.10 menunjukkan tegangan input dari PV array.
Chart biru menunjukkan arus output dari PV array. Pada radiasi 1000 W/m2, input
dari PV array menghasilkan tegangan sebesar 350 volt. Output dari PV array
menghasilkan tegangan sebesar 397 volt. Dari Gambar 4.10 dapat dilihat tegangan
output lebih besar dari tegangan input dikarenakan adanya Boost Converter .

Perbandingan Tegangan Input dan Output


420
400
380
360
340
320
300
1000 800 600 400 200

Vinput Vout

Gambar 4. 10 Chart Perbandingan Tegangan Input dan Output


55

Perbandingan Tegangan Input dan Output


12000

10000

8000

6000

4000

2000

0
1000 800 600 400 200

Pinput Pout

Gambar 4. 11 Chart Perbandingan Daya Input dan Output

Chart hijau pada Gambar 4.10 menunjukkan daya input dari PV array. Chart
biru menunjukkan daya output dari PV array. Pada radiasi 1000 W/m2, input dari
PV array menghasilkan daya sebesar 9967 Wp. Output dari PV array menghasilkan
daya sebesar 9962 Wp. Dari Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa MPPT P&O dapat
daya output lebih besar dari daya input dikarenakan adanya Boost Converter .

4.3 Pengujian PV Array Kondisi Radiasi Berbeda


Berbeda dengan pengujian 4.2, pada sub-bab ini PV array disimulasi
langsung dengan kondisi radiasi yang berbeda. Radiasi yang diuji adalah sebesar
1000 W/m2, 800 W/m2 dan 600 W/m2. Berbeda dengan Gambar 3.6, dalam
pengujian ini input yang diberikan dimodelkan seperti Gambar 4.12.
56

Gambar 4. 12 Input PV Array dengan Radiasi 1000 W/m2, 800 W/m2 dan 600
W/m2

4.3.1 Input PV Array Kondisi Radiasi Berbeda


PV array disimulasikan dengan jumlah radiasi yang berbeda secara
bersamaan. Setiap radiasi diberikan time delay yang berbeda. Time delay diberikan
agar algoritma P&O dapat menjejak daya dari masing-masing radiasi secara
bersamaan. Output dari pengujian ini merupakan hasil dari keseluruhan rangkaian.
Hasil tersebut ditunjukkan dengan kurva karakteristik.

Gambar 4. 13 Kurva Karakteristik Input PV Array dengan Radiasi berbeda


secara bersamaan

4.3.2 Input Pengujian PV Array Kondisi Radiasi Berbeda


Untuk mengetahui karakteristik output dari PV array dengan kondisi radiai
berbeda, perlu dilihat karakteristik dari input-nya. Kurva karakteristik input dapat
dilihat pada Gambar 4.14. Input dari PV array tersebut akan dijadikan referensi
oleh MPPT P&O dalam menjejak daya.
57

(a)

(b)
Gambar 4. 14 (a) Kurva Karakteristik Tegangan; (b) Kurva Karakteristik Arus
Input Pengujian PV Array dengan Radiasi berbeda secara bersamaan

Gambar 4.13 menunjukkan tegangan input yang dihasilkan PV array pada


masing-masing radiasi sebesar 360 volt, 320 volt, dan 270 volt. Arus input yang
dihasilkan pada masing-masing radiasi PV array sebesar 25 ampere, 23 ampere,
dan 20 ampere. Hasil perkalian arus dan tegangan dari input PV array akan dijejak
oleh MPPT P&O agar daya yang dihasilkan tetap optimal.

4.3.3 Output Pengujian PV Array Kondisi Radiasi Berbeda


Pengujian dilakukan dengan kondisi PV array mendapatkan jumlah radiasi
yang berbeda. Pengujian radiasi yang dilakukan adalah sebesar 1000 W/m2, 800
W/m2, dan 600 W/m2. Kurva karakteristik hasil pengujian ditunjukkan pada
Gambar 4.15.
58

(a)

(b)

(c)
Gambar 4. 15 (a) Kurva Karakteristik Daya; (b) Kurva Karakteristik Tegangan;
(c) Kurva Karakteristik Arus Hasil Pengujian PV Array dengan Radiasi berbeda
secara bersamaan

Waktu yang diberikan untuk melakukan simulasi adalah sebesar 12 seconds


(s). Radiasi 1000 W/m2 diberikan time delay sebesar 5s. Sesuai dengan gambar
4.14, pada saat radiasi 1000 W/m2 PV array menghsilkan daya sebesar 10000 Wp.
Daya yang dihasilkan PV array berkurang pada saat PV menerima radiasi sebesar
800 W/m2. Radiasi 800 W/m2 diberikan time delay sebesar 10s. MPPT melakukan
penjejakan daya dari rentang waktu 5s-10s terhadap radiasi 800 W/m2. Untuk
59

radiasi 600 W/m2, MPPT bekerja pada rentang waktu 10s-12s. Daya yang
dihasilkan untuk radiasi 600 W/m2 adalah sebesar 8000 Wp.
Pengukuran tegangan dan arus mengikuti time delay dari masing-masing
radiasi. Tegangan yang dihasilkan secara berturut-turut adalah sebesar 397 volt, 396
volt, dan 394 volt. Arus yang dihasilkan secara berturut-turut adalah sebesar 25 A,
22 A, dan 20 A.

4.4 Pengujian PV Array Terhadap Temperatur


Setelah melakukan pengujian dengan metode MPPT P&O, model PV array
akan diuji terhadap kenaikan temperatur. Kondisi standar temperatur PV adalah
sebesar 25oC. Model PV array aka disimulasikan secara bertahap dengan kenaikan
temperatur sebesar 25oC, 30oC, 35oC, 40oC, dan 45oC. Model PV array yang diuji
adalah model dengan iradiasi sebesar 1000 W/m2. Pengujian tersebut akan
menghasilkan kurva seperti Gambar 4.16.

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
25 30 35 40 45
Vinput Voutput Iinput
Ioutput Pinput Poutput

Gambar 4. 16 Kurva Hasil Perubahan Temperatur Pada PV

Dari Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa daya pada PV akan mengalami
penurunan akibat kenaikan temperatur. PV akan mengalami kerusakan apabila
bekerja pada temperatur yang tinggi.
60

Gambar 4.16 menunjukkan bahwa pada temperatur 40oC daya PV meningkat,


tetapi tidak berada pada titik daya puncak. Hal ini menjelaskan bahwa akibat
temperatur yang tinggi, Pv tidak mampu bekerja secara normal. Nilai perubahan
output PV dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Nilai Output PV Terhadap Perubahan Temperatur

Suhu Vinput Voutput Iinput Ioutput Pinput Poutput


25 350 397.7 28.5 25.05 9975 9962
30 350 397.5 28.5 24.48 9975 9729
35 350 393.7 28.5 16.57 9975 6522
40 350 396.9 28.5 23.29 9975 9242
45 350 396.6 28.5 22.67 9975 8991

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa PV memiliki daya puncak sebesar 9.962 Wp


dalam keadaan temperatur normal. Ketika PV mengalami kenaikan temperatur,
daya yang dihasilkan PV semakin berkurang. Begitu juga dengan nilai arus dan
tegangan. Arus dan tegangan yang dihasilkan semakin kecil sesuai dengan kenaikan
temperatur pada PV.

4.5 Pengujian PV Array Tanpa MPPT P&O


Model PV array akan diuji tanpa menggunakan MPPT P&O. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui output PV tanpa MPPT. Kurva output PV tanpa
menggunakan MPPT P&O ditunjukkan pada Gambar 4.17, Gambar 4.18, dan
Gambar 4.19.
61

Gambar 4. 17 Kurva Daya Output PV Tanpa MPPT P&O

Gambar 4. 18 Kurva Arus Output PV Tanpa MPPT P&O


62

Gambar 4. 19 Kurva Tegangan Output PV Tanpa MPPT P&O

Dari Gambar 4.17, Gambar 4.18, dan Gambar 4.19 menunjukkan bahwa daya,
arus, dan tegangan yang dihasilkan berturut-turut adalah sebesar 3.471 Wp, 9.1 A,
dan 381 V. Kurva karakteistik daya terhadap tegangan PV pada umumnya
berbentuk U terbalik. Kurva karakteristik Pv menyatakan bahwa daya PV akan
terus menurun sesuai dengan penambahan tegangan maksimum pada kondisi open
circuit. Begitu juga dengan kurva karkteristik arus terhadap tegangan. Arus akan
mengalami penurunan sesuai dengan penambahan tegangan maksimum pada
kondisi open circuit.
Pengujian tanpa MPPT P&O juga akan berpengaruh terhadap input yang
diberikan. Kurva input PV tanpa menggunakan MPPT P&O dapat dilihat pada
Gambar 4.20 dan Gambar 4.21.
63

Gambar 4. 20 Kurva Tegangan Input PV Tanpa MPPT P&O

Gambar 4. 21 Kurva Arus Input PV Tanpa MPPT P&O

Dari Gambar 4.20 dan Gambar 4.21 menunjukkan bahwa nilai input yang
diberikan PV tidak stabil. Nilai yang tidak stabil disebabkan karena tidak adanya
metode yang menjejak nilai-nilai maksimum yang harus diberikan PV. Oleh karena
itu, metode MPPT P&O diperlukan agar input yang diberikan PV stabil dan
menghasilkan output yang efisien sesuai dengan nilai masukannya.
64

4.6 Analisa Efisiensi


Untuk mengetahui efisiensi dari haaasiiil rangkaian kesuluruhan dapat dilihat
pada Gambar 4.22. penelitian ini menggunakan metode MPPT P&O dalma
menjejak daya. Metode MPPT P&O dipilih karena mempunyai algoritma yang
sederhana serta memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.

10000
8000
6000
4000
Efisiensi (%)
2000
0 Pinput (Wp)
1000 800 600 400 200

Pinput (Wp) Pout (Wp) Efisiensi (%)

Gambar 4. 22 Chart Efisiensi Daya

Tabel 4.4 menunjukkan PV array dengan radiasi 1000 W/m2 menghasilkan


daya 9975 Wp sebelum menggunakan MPPT P&O. setelah menggunakan MPPT
P&O daya yang dihasilkan PV array sebesar 9962 Wp.
Algoritma P&O berfungsi dengan baik baik dalam pengoptimalan daya.
Efisiensi yang dihasilkan adalah sebesar 99.8 %. Begitu juga dengan radiasi
selanjutnya, MPPT P&O tetap menjaga agar daya output selalu bearda pada daya
puncak sesuai dengan input yang diberikan. Sesuai dengan perhitungan efisiensi
sebagai berikut.

Pout
Ƞ=𝑃 X 100%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

9962
Ƞ = 9975 X 100%

Ƞ = 99.8 %
65

Didapati hasil rancangan rangkaian Boost Converter memiliki efisiensi


sebesar 99,8%. Perhitungan tersebut dilakukan terhadap radiasi yang digunakan
pada Tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Data Efisiensi Hasil Pengujian PV Array menggunakan MPPT P&O


dan Boost Converter

Iradiasi Pinput (Wp) Pout (Wp) Efisiensi (%)

1000 9975 9962 99.8

800 7990 7850 98

600 6030 5942 98

400 4020 3920 97

200 1943 1885 97


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka didapati simpulan dari hasil
penelitian sebagai berikut :
1. Dengan jumlah iradiasi berbeda, model PV array menghasilkan daya yang
berbeda juga. Semakin kecil iradiasi yang diterima PV, semakin kecil pula daya
yang dihasilkan. Tegangan mengalami penurunan pada saat jumlah iradiasi
berkurang. Nilai yang mengalami penurunan secara signifikan adalah nilai arus.
Arus yang dihasilkan PV akan berkurang sesuai dengan jumlah iradiasi yang
diterima. Jumlah iradiasi yang diterima mempengaruhi jumlah daya output dari
PV Array.
2. MPPT P&O dan Boost Converter bekerja menghasilkan daya output sebesar
9962 Wp pada saat PV menerima iradiasi maksimum. Jumlah riadiasi matahari
yang semakin berkurang membuat PV array menghasilkan daya yang kecil.
Nilai arus dan tegangan mengikuti perubahan jumlah radiasi matahari yang
diterima oleh PV array.
3. PV array dengan radiasi 1000 W/m2 menghasilkan daya 9975 Wp sebelum
menggunakan MPPT P&O. Setelah menggunakan MPPT P&O daya yang
dihasilkan PV array sebesar 9962 Wp. Algoritma P&O berfungsi dengan baik
dalam pengoptimalan daya. Efisiensi yang dihasilkan adalah sebesar 99.8 %.
Begitu juga dengan iradiasi selanjutnya, MPPT P&O tetap menjaga agar daya
output selalu bearda pada daya puncak sesuai dengan input yang diberikan.
4. Daya yang dihasilkan PV semakin kecil akibat adanya kenaikan temperatur. Pv
tidak dapat bekerja dengan baik dengan kondisi temperature yang tinggi.

65
66

5.2 Saran

1. Untuk mendapat efisiensi yang baik dari PV perlu dilakukan penelitian


menggunakan algoritma yang berbeda. Algoritma tersebut antara lain
Incremental Conductance, Smart Algoithm, Fire Fly, dan lainnya.
2. Karena didapati osilasi pada tegangan keluaran Boost Converter maka perlu
ditambahkan sebuah regulator pengecasan untuk menstabilkan tegangan
keluaran dari konverter.

66
67

DAFTAR PUSTAKA

Assyidiq, M., Winardi, B., & Andromeda , T. (2017). Perancangan Boost Converter
Menggunakan Voltage Feedback pada Panel Surya. ISSN: 2302-9927 (pp.
409-410). Semarang: TRANSIENT, Vol. 6, No. 3, September.
Effendy, M., Mardiyah, N., & Hidayat, K. (2017). Implementasi Maximum Power
Point Tracking pada Photovoltaic Berbasis P&O-Fuzzy. JNTETI, Vol. 6,
No. 1, Februari (pp. 115-120). Malang: ISSN 2301 – 4156.
Hadisyahputra, F., & Marpaung, N. L. (2017). PERANCANGAN CATU DAYA
DENGAN PENAMBAHAN PANEL SURYA PADA SMART TRAFFIC
LIGHT. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2, 1-8.
Hieu, X., & Phuong, M. (2015). Mathematical modeling of photovoltaic
cell/module/arrays with tags in Matlab/Simulink. Enviromental System
Research a Springer Open Journal. China.
Jaleel, D., Nazar A., & Omega A. R. (2012). Simulation on Maximum Power Point
Tracking of the Photovoltaic Module using LabVIEW. ISSN 2278 – 8875 .
Kosyachenko, L. A. (2011). Solar Cell – Silicon Wafer – Based Technologies.
Crotia: InTech.
Mazta, A. M., Samosir, A. S., & Haris, A. (2011). Rancang Bangun Interleaved
Boost Converter Berbasis Arduino. Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Elektro, 21.
Ochieng, R. M. (2010). Solar Collectors and Panels, Theory and Application.
Rijeka Croatia: Intech .
Priananda, C. W. (2017). Desain Model MPPT Baru pada Topologi Pv Farm
Berbasis Cluster yang Tertutup Bayangan Sebagian. Surabaya: Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Priananda, C. W., & Sulistyowati, R. (2015). Analisi Dan Simulasi Metode Hill
Climbing Untukmaximum Power Point Tracker(Mppt) Pada Photovoltaic
Statis. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 ISBN 978-
602-98569-1-0. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama .

67
68

Rashid, M. (2001). Power Electronics Hand Book. California: Academic Press.


Sirait, C. Y., & Matalata, H. (2018). Perancangan Boost Converter dengan LDR
Sebagai Pengendali Sinyal PWM Untuk Menaikan Tegangan Panel Surya.
Journal of Electrical Power Control and Automation, 39-44.
Sujono, H., Sulistyowati, R., & Budi R, A. (2017 ). Maximum Power Tracking
Menggunakan Algoritma Hill Climbing Pada Photovoltaic. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan, Vol. 01 No. 01 (pp. 37-42).
Surabaya: ISSN: 2581-0049.
Yang, Y., & Zhao, F. (2011). Adaptive Perturb and Observe MPPT Technique for
Grid Connected Photovoltaic Inverter. Procedia Engineering 23, 468-473.

Anda mungkin juga menyukai