Anda di halaman 1dari 29

Pengantar Analisis Kebijakan

Hasil di Daerah
Isi
• Proses Kebijakan
• Analisis Kebijakan dan
Langkah-langkahnya
• Draft Sementara Analisis
Kebijakan JKN di DIY dan
NTT
(1) penetapan agenda Proses Kebijakan
kebijakan (agenda
setting) Publik
(2) formulasi kebijakan
(3) adopsi kebijakan
(4) implementasi kebijakan
(5) evaluasi kebijakan
Advokasi
Analisis Kebijakan
Kebijakan
(analysis of dan
analysis for policy)

Dunn (2004)
Analisis Kebijakan
diperlukan untuk mengetahui
substansi kebijakan yang mencakup
informasi mengenai:
- permasalahan yang ingin
diselesaikan dan
- dampak yang mungkin timbul
sebagai akibat dari kebijakan yang
diimplementasikan.
Hubungan antara Peran Pembuat Kebijakan dengan Analis Kebijakan dalam
Menghasilkan Informasi Kebijakan
Perspektif Daerah
• Kegiatan ini dilakukan oleh Analis
Kebijakan yang berada di daerah
• Perspektif yang dipergunakan
adalah kapasitas merubah
kebijakan di daerah.
Langkah-Langkah Analisis Kebijakan
1. Menentukan/ mendefinisikan masalah kebijakan
2. Mengidentifikasikan/ mengembangkan kriteria-kriteria
untuk pemecahan masalah
3. Membuat daftar alternatif kebijakan terbaik dalam
menyelesaikan masalah kebijakan
4. Analisis dan evaluasi terhadap setiap kriteria yang
dikembangkan
5. Evaluasi terhadap alternatif berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan  memilih alternatif terbaik sebagai
kebijakan terpilih
6. Menjalankan kebijakan yang telah dipilih
Draf Analisis Kebijakan Evaluasi JKN
Sementara di Provinsi DI Yogyakarta

PKMK FKKMK UGM


Peran Analis Kebijakan dapat
ditemukan Pada:

Universitas Lokal di Lembaga Penelitian Unit kebijakan


Yogyakarta Independen dan think
tank

Kelompok penekan & Konsultan tidak tetap di


kelompok lobby daerah
Masalah Kebijakan dalam Temuan
Topik Tata Kelola
Menindaklanjuti Inpres No. 7/2018 dan Perpres 82/2018, di Yogyakarta masih
belum terjalin koordinasi yg baik antara Pemerintah daerah dengan BPJS
Kesehatan, hal ini membawa dampak, sbb:
- Pemda masih pasif menyikapi tunggakan
- Pemerintah tidak punya data kepesertaan by name by address dari BPJS
Kesehatan
- Pemda dan masyarakat masih merasakan manfaat program Jamkesda yg
sudah berjalan dengan baik.
- Uji coba rujukan online yg tanpa sosialisasi kpd Dinkes menyebabkan
polemik pada program KIA yg telah disusun sebelumnya dan bertentangan
dengan Pergub DIY No.59/2012 yg telah disusun bersama asosiasi profesi
dan faskes.
Masalah Kebijakan dalam Temuan
Topik Equity
Sasaran-2, 3 dan 4 hampir dapat tercapai walaupun masih ada persoalan
misalnya
- Pada Target Kepesertaan di DI Yogyakarta (update 2017) masih terdapat gap
17% untuk mencapai total coverage. Perkembangan rata-rata paling besar
terjadi pada PBI Daerah 7.483 Jiwa.
- Sisi paket manfaat medis dan persebaran faskes dan layanan : secara umum
Yogyakarta telah tersedia layanan cath lab, BKTV dan Bedah Jantung di RSUP
Dr. Sardjito di Kabupaten Sleman dan telah memiliki 22 dokter spesialis
jantung dan Pembuluh Darah dan distribusi RS di DI Yogyakarta, terpusat di
Kab. Sleman dan Kota Yogyakarta.
- Namun, penambahan paket manfaat medis spesialistik, tidak diimbangi
peningkatan jumlah dokter spesialis
Masalah Kebijakan dalam Temuan
Topik Mutu Layanan
- Kebijakan KMKB teknis berjalan di DIY karena ada
dukungan dari manajemen.
- Indikator Contact Rate dan Prolanis tidak tercapai
- Rujukan Non Spesialistik Sesuai Standar Pelayanan
- Permenkes No. 26/ 2015 belum berjalan optimal di
Yogyakarta.
- Kebijakan KMKB koordinasi di DIY berjalan, namun
ada beberapa tugas yang tidak berjalan yaitu UR
dilakukan oleh BPJS Kesehatan tingkat cabang karena
akses data ada di BPJS Kesehatan.
Kriteria Logika dipakainya kriteria

Effective Menseleksi berbagai alternatif untuk


dijadikan rekomendasi kebijakan berdasarkan
pertimbangan apakah alternatif yang
direkomendasikan memberikan hasil (akibat)
yang maksima

Adequacy Menseleksi berbagai alternatif untuk


2. Establish dijadikan rekomendasi kebijakan dengan
melihat seberapa jauh alternatif tersebut
Evaluation dapat memenuhi tingkat kebutuhan yang
dipermasalahkan
Criteria Responsivitas Menseleksi berbagai alternatif untuk
dijadikan rekomendasi kebijakan dengan
melihat seberapa jauh alternative tersebut
dapat memuaskan kebutuhan, prefensi, atau
nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu

Equity Menseleksi berbagai alternatif untuk


dijadikan rekomendasi kebijakan dengan
didasarkan pertimbangan apakah alternatif
yang direkomendasikan menghasilkan lebih
banyak distribusi yang adil terhadap sumber
yang ada dalam masyarakat
ALTERNATIF KEBIJAKAN

1. Status Quo, Tidak melakukan


perubahan kebijakan
2-A Optimalisasi Peraturan Presiden 82
Tahun 2018 ke dalam peraturan yang
3. Identifikasi lebih bersifat teknis sesuai dengan
Alternatif Peran Pemerintah daerah dan BPJS
Kesehatan dan mekanisme keterbukaan
Kebijakan data BPJS Kesehatan.
2-B Peninjauan kedudukan Hak dan
Kewajiban BPJS Kesehatan dan Pemda
Yogyakarta dalam perjanjian kerjasama
untuk skema persiapan implementasi
kebijakan baru di tingkat daerah
Kriteria Prediksi dampak
Effective Masalah Defisit diperkirakan belum
Evaluasi mendapat dukungan pemerintah daerah
alternative
kebijakan 1 Adequacy Proyeksi Perencanaan program
peningkatan cakupan berbasis data BPJS
Kesehatan oleh Pemda tidak dapat
Status dilakukan.
Quo, Tidak Responsive Peserta dan Faskes diprediksi cenderung
melakukan tidak puas dan terbebani dalam
penyelenggaraan JKN
perubahan
kebijakan Equity Manfaat layanan kesehatan dan
ketersediaan faskes/nakes diperkirakan
tetap sama baik persebarannya.
Evaluasi
alternative
Kriteria Prediksi Dampak
kebijakan 2-A
Effective Keterbukaan data diprediksi dapat mengontrol
potensi kecurangan dan meningkatkan mutu
Optimalisasi layanan.

Perpres
82/2018 Adequacy Keterbukaan data diprediksi dapat meningkatkan
(aturan teknis cakupan kepesertaan, mengoptimalkan pembayaran
iuran karena pemerintah daerah memiliki data
sesuai Peran kepesertaan dan klaim yang terbaca lengkap
Pemda dan
Responsive Optimalisasi peran stakeholder dan keterbukaan
BPJS Kesehatan informasi dapat diprediksi memberikan kepercayaan
dlm dan kepuasan peserta, fasilitas kesehatan dan
Pemerintah dalam penyelenggaraan JKN
mekanisme
keterbukaan Equity Prospek persebaran manfaat pelayanan atau medis
tetap baik/adil merata.
data BPJS
Kesehatan).
Kriteria Alternatif Kebijakan
Effective Proyeksi kebijakan daerah yg terbentuk
memiliki dampak sesuai konteks masalah yg
terjadi.
Evaluasi
alternative Adequacy Implementasi kebijakan pelayanan atau
administrasi diprediksi dapat berjalan secara
kebijakan 2-B efektif (pusat-daerah), karena Pemerintah
daerah telah melakukan persiapan.
Peninjauan
Responsive Fasilitas Kesehatan akan merasa percaya diri
kedudukan
dalam menyelenggarakan layanan kesehatan
Hak dan dan Indikator KBKP Puskesmas diprediksi dapat
Kewajiban BPJS tercapai karena terbacanya data dan adanya
Kesehatan dan perencanaan yg matang. Peserta diprediksi
memperoleh manfaat jaminan kesehatan
Pemda (MoU optimal.
Kerjsama)
Equity Pemerataan pelayanan kesehatan dan manfaat
medis JKN diperkiraan tetap adil distribusinya.
Analisis Kebijakan Evaluasi JKN
Sementara di Provinsi Nusa
Tenggara Timur
PKMK FKKMK UGM
Peran Analis Kebijakan dapat
ditemukan Pada:

Universitas Lokal Lembaga Penelitian Unit kebijakan Daerah


bersama Mitra Independen dan think (Tim Monev JKN
Universitas lainnya tank di NTT Daerah)

Kelompok penekan & Partai Politik Konsultan tidak tetap


kelompok lobby Lokal daerah ataupun
daerah lainnya
Masalah Kebijakan pada topik tata
kelola
• Data dari BPJS Kesehatan belum dapat
diakses oleh pemerintah daerah.
• Perencanaan Program Pemda belum
menggunakan data BPJS Kesehatan
• Kebijakan rujukan online mengalami
teknis masalah karena jaringan internet
yang kadang kurang stabil.
• Dukungan Pemerintah terhadap
Masalah Tunggakan Peserta BPJS masih
lemah
• Data Klaim RS Secara komprehensif
belum diketahui oleh pemerintah
daerah
• Data PBPU tidak aktif pada bulan
September 2018 mencapai 65,8 persen.
• Program peningkatan cakupan peserta
JKN belum menjadi fokus dari dari
pemerintah daerah (dinas kesehatan).
• Peraturan Presiden no 82 tahun 2018
belum berjalan dengan optmal
http://sismonev.djsn.go.id/kepesertaan/
Masalah Yang ditemukan pada topik
keadilan sosial
• Cakupan kepesertaan mencapai
Distribusi Dokter Spesialis 75,92% dan meningkat 1,92 dari
Jantung dan Pembuluh tahun 2018).
Darah • Masih terdapat kabupaten yang
di Rumah Sakit Rujukan belum memiliki rumah
Provinsi Tahun 2018 sakit, namun rumah sakit di kota
250
kupang terdapat 11 rumah sakit
200 dan RS Tipe B hanya ada di Kota
150 Kupang
100
50
• Pertumbuhan RS 4 persen
0
dibawah rata-rata nasional
• Hanya memiliki 4 SPJP
BENGKULU

DI YOGYAKARTA
JAWA TENGAH
DKI JAKARTA

SULAWESI SELATAN

PAPUA
JAWA TIMUR
SUMATERA UTARA

KALIMANTAN TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR
SUMATERA BARAT

• Belum ada layanan catch lab


untuk layanan jantung
• Sejumlah puskesmas belum
memiliki tenaga dokter
2 3 7 11 13 14 15 19 23 27 34
Kebijakan TKMKB teknis belum
berjalan di NTT.
Masalah
Yang
ditemukan Tim anti fraud kota kupang sudah
dibentuk di Dinas Kesehatan namun
pada topik masih mengalami kendala
pembentukan pada kabupaten lain.

Mutu
Layanan
Di Rumah Sakit Pemerintah Tim anti
fraud belum terbentuk
Membangun kriteria alternatif
Kebijakan JKN
Kriteria Logika dipakainya kriteria

Effective Alternatif Kebijakan JKN yang diambil berpotensi untuk


menyelesaikan masalah defisit pada BPJS Kesehatan dan
pemenuhan kebutuhan SDM dan Faskes
Efisiensi Kebijakan yang diambil harus mengutamakan efektifitas dengan
efisiensi marginal
Equity Alternatif Kebijakan berpotensi menjadi pedoman untuk
menciptakan keadilan terhadap aktor kebijakan JKN.

Responsive Alternatif kebijakan dapat meningkatkan kepuasan pemerintah


daerah, faskes, BPJS Kesehatan dan masyarakat
Identifikasi Alternatif Kebijakan
Alternatif Kebijakan
1. Status Quo. tidak melakukan perubahan kebijakan JKN yang
ada di NTT
2. Melakukan perubahan kebijakan sebagai berikut:
a. Optimalisasi Peraturan Presiden 82 Tahun 2018 ke dalam
peraturan yang lebih bersifat teknis tentang Peran Pemerintah
daerah dan mekanisme keterbukaan data BPJS Kesehatan.
b. Optimalisasikan Skema Pendanaan Nasional untuk
meningkatan pemerataan tenaga kesehatan dan fasilitas
kesehatan dan pemberian kompensasi dari BPJS Kesehatan
Kriteria Prediksi Dampak
Effective Jumlah tunggakan peserta PBPU akan
Evaluasi bertambah diprediksi memperburuk jumlah
defisit BPJS Kesehatan di tahun 2019 dan
alternatif
kesenjangan pemeratan Nakes dan Faskes.
kebijakan
1. Efisiensi Perencanaan Program Kesehatan diperkirakan
tidak berdasarkan data ril (Tidak Efisien),
Tidak sehingga alokasi anggaran yang tepat untuk
melakukan mendukung JKN tetap belum menjadi perhatian
daerah.
perubahan
kebijakan Equity Manfaat layanan kesehatan yang diterima
yang ada diperkirakan akan tetap tidak sama (tidak adil).
di NTT.
Responsive Kepercayaan publik terhadap fasilitas layanan
kesehatan, dan kepercayaan antara BPJS
Kesehatan dan fasilitas kesehatan diperkirakan
tidak meningkat.
Kriteria Prediksi Dampak
Evaluasi alternatif Effective Data yang teraskes diprediksi akan meningkatan
kebijakan 2.a.b cakupan kepesertaan dan menurunkan tingkat
keseriusan penyakit.
Melakukan
perubahan pada Efisiensi Data yang terakses diperkirakan dapat
kebijakan meningkatan ketepatan perencanaan dan
pengganggaran daerah untuk PBI APBD, dan
Optimalisasi Insentif tenaga kesehatan (dokter dan dokter
Peraturan spesialis)
Presiden 82 Tahun
2018 ke dalam Equity Data yang terakses diperkirakan memberikan
peraturan yang kesempatan yang sama (adil) untuk
lebih bersifat menggunakan data BPJS Kesehatan, sehingga
teknis sesuai daerah memiliki proyeksi kebutuhan Nakes dan
tentang Peran Faskes
Pemerintah
daerah dan Responsive Keterbukaan data BPJS diperkirakan dapat
mekanisme meningkatkan fungsi pengontrolan pengawasan
keterbukaan data implementasi JKN di daerah. Kondisi tersebut
BPJS Kesehatan. diperkirakan dapat meningkatkan kepercayaan
dan kepuasaan antara fasilitas kesehatan,
pemerintah daerah, BPJS Kesehatan dan Peserta.
Komplemen Kriteria Prediksi Dampak
evaluasi 2.a.b Effective Skema pendanaan APBN dan kompensasi
diperkirakan berpotensi menyelesaikan
Optimalisasi masalah kebutuhan tenaga kesehatan di
Skema tiap daerah
Pendanaan
Nasional untuk Efisiensi Kompensasi dari BPJS Kesehatan dan Skema
pendanaan APBN dapat mengurangi beban
meningkatan
keuangan daerah dalam menyediakan
pemerataan
layanan kesehatan.
tenaga
kesehatan dan Equity Kepala daerah diperkirakan memiliki
fasilitas kesempatan yang sama memenuhi
kesehatan dan kebutuhan tenaga kesehatan sehingga
dapat menciptakan keadilan antar Kab/Kota
pemberian
kompensasi Responsive Pemerataan Nakes dan Faskes diperkirakan
dari BPJS dapat meningkatan kepuasan peserta JKN,
Kesehatan dan pemerintah daerah.
Daftar Pustaka
• Bardach, E, 2012. A Practical Guide For Policy Analysis The Eight Fold
Path To More Effective Problem Solving (4th edition), Sage, Washington
DC
• Patton V dan Sawicki D, 1993. Basic Methods of Policy Analysis and
Planning, Prentice Hall
• Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (terjemahan).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
• Nugroho, Riant. 2014. Public Policy edisi 5. Elex Media Komputindo
• Parsons, Wayne. 2001. Public Policy: An Introduction to the Theory and
Practice of Policy Analysis. New York: Edward Edgar Publishing, Ltd.
• Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia, Dan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 Nomor 68 Tahun 2014 Nomor 08/Skb/Menpan-rb/10/2014
Tentang Perencanaan Dan Pemerataan Tenaga Kesehatan Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah Daerah
Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai