Anda di halaman 1dari 3

Toddy Guntersah (MMR 2018-Paruh Waktu)

Tugas Block 1. Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.MedSc., PhD

*Potensi Injury pada penanganan pasien Kanker Payudara di bangsal rawat inap
dengan rencana Operasi Radical Mastectomy

Pasien rawat inap onkologi di bangsal mawar RS. Soehadi Prijonegoro Sragen dengan
rencana operasi atas indikasi tumor payudara kiri curiga ganas. Sebelum nya
dilakukan penegakan diagnostik dengan pendekatan Triple Diagnostik meliputi
Pemeriksaan fisik, USG, FNAB. Pada pemeriksaan tersebut hasil mengarah ke Tumor
ganas dan direncanakan tindakan radical mastectomy. Sebelumnya dilakukan
tindakan penandaan pada lokasi yang akan dilakukan tindakan operasi. Ada beberapa
unit yang rentan terhadap kesalahan yang berakibat injury antara lain Unit Bedah,
semisal kesalahan pada sisi yang akan dioperasi hal ini telah dilakukan dengan
penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan operasi dengan penggambaran. Pada
Unit Radiologi kesalahan dapat terjadi dimana hasil pemeriksaan pasien tertukar
dengan milik orang lain.

Dalam kesempatan ini saya fokus pada Unit Laboratorium Patologi Anatomi RSUD
Soehadi Prijonegoro Sragen dimana saat ini dalam labeling spesimen Patologi
Anatomi masih menggunakan cara manual. Pada tindakan FNAB, Error dapat terjadi
pada waktu pengambilan sampel dimana hal ini dapat terjadi apabila sampel diambil
pada lokasi yang tidak sesuai dengan permintaan dari ahli bedah. Hal ini dapat
diminimalisir dengan pemberian gambar lokasi tumor yang dimaksud berupa gambar
skematis payudara kanan dan kiri yang terbagi menjadi 4 kuadran pada blangko
permintaan pemeriksaan FNAB oleh ahli bedah. pembuatan slide juga rentan
terhadap error apabila tidak diberi label yang baik dimana antara preparat pasien
satu dan yang lainnya yang kebetulan melakukan pemeriksaan secara bersamaan
rentan tertukar. Pada penulisan hasil pemeriksaan FNAB ditempat kami telah disertai
dengan gambar dan lokasi pengambilan sehingga hal ini dapat sebagai petunjuk buat
ahli bedah apakah pemeriksaan FNAB yang diminta sudah sesuai dengan maksud dari
ahli bedah tersebut.

Pada pemeriksaan sampel patologi anatomi (histopatologi) spesimen hasil operasi


tumor payudara preparat mulai saat penerimaan spesimen, pemotongan
makroskopis, pembuatan blok parafin sampai pembuatan slide preparat dapat terjadi
kesalahan terutama akibat pelabelan, dimana RS. Soehadi Prijonegoro Sragen masih
melakukan pelabelan secara manual. Sebagai nilai tambah pada pemotongan
makroskopis di tempat kami selalu dilakukan oleh dokter ahli patologi anatomi
sehingga apabila terjadi keslahan dalam pelabelan segera dapat direspon dan
diperbaiki. Dalam pemotongan makroskopis selalu didahului dengan mencocokan
identitas dan asal spesimen patologi anatomi melalui kerjasama anatara dokter
patologi anatomi sebagai pelaksana potong tumor dan tenaga analis sebagai
pencatat pelaporan pemotongan makroskopis. Kesalahan pada waktu pembuatan
slide preparat juga kerap terjadi pada kondisi lab yang masih melakukan pelabelan
secara manual.

Kesalahan dalam pelabelan dapat sangat berakibat fatal dikarenakan apabila antara
spesimen pasien satu dengan lainnya tertukar dapat berakibat pada kesalahan
diagnosis, kesalahan penanganan dan keterlambatan diagnosa yang pada kondisi
tertentu berakibat fatal dan menghasilkan injury bagi pasien. Pada pasien ini
dilakukan pemeriksaan FNAB yang tentunya bila hasil nya tertukar akibat kesalahan
pelabelan dapat berakibat pada kesalahan dalam penentuan jenis operasi yang akan
dilakukan semisal hasil seharusnya ganas dinyatakan jinak berakibat tindakan yang
seharus nya radical mastectomy hanya dilakukan tindakan lumpectomy. Tentunya
walau hal ini dapat segera diketahui dengan pemeriksaan histopatologi sesudah
operasi, akan tetapi merugikan pasien tersebut karena pasien tersebut yang
seharusnya hanya menjalani operasi satu kali dengan pengangkatan sekaligus dalam
satu sesi operasi akan tetapi karena adanya kesalahan akibat tertukar terpaksa harus
menjalani operasi lanjutan. Contoh kasus lainnya pada penerimaan sampel biopsi
incisi bila ternyata yang seharusnya jinak tertukar dengan yang ganas dapat berakibat
pasien yang seharusnya hanya menjalani prosedur lumpectomy menjadi harus
menjalani prosedur unnecessary radical mastectomy dimana hal ini tentu saja sangat
merugikan pasien tersebut.

Pada bagian PA RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen belum menggunakan metode


barcode dalam pelabelan akan tetapi pada pemotongan makroskopis selalu
dilakukan oleh dokter Ahli Patologi Anantomi sehingga potensi adanya tertukar dapat
segera diketahui oleh kami. Kedepannya kami akan berusaha untuk mengadakan
sistem barcode dalam pelabelan sampel Patologi Anantomi di RS. Soehadi
Prijonegoro Sragen sehingga kemungkinan terjadinya misslabeling diharapkan akan
semakin berkurang.

Anda mungkin juga menyukai