HIV atau Human immunodeficiency virus merupakan virus yang menyebabkan infeksi
HIV,sedangkan AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome adalah tahapan infeksi
HIVpaling tinggi.dengan kata lain,HIV adalah virus yang menyebabkan acquired
immunodefiecy syndrome(AIDS) jika tidak diobati.tidak seperti beberapa virus lain,tubuh
manusia tidak dapat menyingkirkan HIV sepenuhnya,bahkan dengan pengobatan
sekalipun.jadi, jika seseorang sudah terinfeksi HIV,maka HIV tersebut akan selamanya
(seumur hidup) berada didalam tubuh.
HIV menyerang sistem kekebalan tumbu,khususnya sel CD4 (selT).yang membantu sistem
kekebalan melawan infeksi .jika tidak diobati,HIV akan mengurangi jumlah selCD4(selT).
Dalam tubuh sehingga membuat sesorang lebih mungkin untuk terkena infeksi lain atau
kanker terkait infeksi.seiring berjalannya waktu,HIV dapat menghancurkan sel-sel tersebut
sehingga tubuh tidak dapat melawan infeksi atau penyakit,infeksi oportunistik atau kanker ini
memanfaatkan sistem kekebalan yang sangat lemah.hal ini menjadi penanda bahwa seseorang
tersebut menghidap AIDS,yaitu tahap terakhir infeksi HIV.saat ini tidak ada pengobatan yang
efektif untuk penyembuhkan HIV,tetapi dengan perawatan medis yang tepat ,HIV dapat
dikendalikan.(keperawatan medical bedah 2 tahun 2019)
Patofisiologi
Sel T4 terdapat pada cairan tertentu, seperti darah,air mani dan cairan yang keluar dari
alat kelamin pria kecuali air seni; cairan vegina dan cairan leher rahim. HIV pernah
ditemukan pada air ludah tetapi sampai saat ini belum ada bukti HIV menular melalui air
ludah.
Orang yang terinfeksi HIV diperlukan waktu 5-10 untuk sampai ke tahapAIDS. Pertama
kali virus masuk kedalam tubuh manusia yaitu selama 2-4 minggu.keberadaan virus tersebut
belum dapat terdeteksi melalui pemeriksanan darah.jumlah CD4 lebih 500 sel/mikroliter
.maka disebut tahapan periode jedela. Tahap HIV positif melalui pemeriksaan darah terdapat
virus HIIV tetapi secara fisik penderita belum menunjukkan adanya gejala atau kelain
khas.kondisi tersebut dapat menular virus ke orang lain.(keperawatan medical bedah 2019)
Etiologi
• Infeksi HIV terjadi melalui tiga mode utama: seksual, parenteral, dan perinatal.
hubungan seksual, terutama anal dan vaginal intercourse, adalah kendaraan yang
paling umum untuk transmisi. Probabilitas penularan HIV dari recep-hubungan
anorectal tive adalah 0,5% sampai 3% per kontak seksual dan lebih rendah untuk
hubungan seks vagina reseptif. Penggunaan kondom mengurangi risiko penularan
oleh 20 kali lipat. Individu dengan ulkus kelamin atau penyakit menular seksual,
seperti sifilis, chancroid, herpes, gonorrhea,Chlamydia, dan trikomoniasis beresiko
besar untuk tertular HIV.
• Penggunaan jarum terkontaminasi atau pernak-pernik yang berhubungan dengan
injeksi lain dengan penyalahguna narkoba telah menjadi penyebab utama transmisi
parenteral dari HIV.
• petugas kesehatan memiliki risiko kecil occupationally tertular HIV, sebagian besar
melalui luka karena kecelakaan, paling sering luka jarum perkutan
• infeksi perinatal, atau penularan vertikal, adalah penyebab paling umum dari infeksi
HIV pediatrik. Risiko penularan dari ibu ke anak adalah 25% tanpa adanya menyusui
atau terapi antiretroviral. Menyusui juga dapat menularkan HIV.(DIpiro 2015)
Faktor resiko
Infeksi akut atau primer merupakan tahap awal penyakit HIV yang dapat menyebabkan
gejala demam dan ruam .ini terjadi karena virus menggadakan diri secara cepat didalam
tubuh jadi dan menulari sel kekebalan .sebagaian penderita mengalami gejala mirip dengan
flu,demam,ruam dan sakit tenggorokan.pada tahap ini umumnya bertahan beberapa
minggu.(keperawatan medikal bedah 2 tahun 2019)
2.Jarum suntik
Jarum suntik berperan dalam penyebaran virus HIVdari tubuh penderita ke tubuh manusia
lain. Hal ini dikarenkan penggunan jarum suntik tidak hanya sekali pakai.sebaiknya jarum
suntik digunakan hanya sekali pakai. konseling spesifik bagi yang tertular HIV,terutama
yang berkaitan dengan kehamilan dan resikok yang dihadapi.
Bayi dalam kandungan ibu hamil bisa tertular penyebaran HIV selama dalam kandungan,
makanan menyebar dengan sistem peredaran darah sang ibu.hal ini menyebabkan virus dapat
langsung masuk ke tubuh sesorang bayi yang berada dalam kandungan..(keperawatan
medikal bedah 2 tahun 2019)
Menifestasi klinik
Menifesitas klinik infeksi HIV primer bervariasi tetapi pasien sering mengalami gejala
viral.atau mononucleosis-like illness seperti demam,faringitis dan adenopati(gangguan
kelenjar limpa).gejala dapat hilang dalam 2 minggu.
Kemungkinan perkembangan AIDS berhubungan dengan virus RNA pada suatu studi.
Kecepatan ber kembang dalam 5 tahun adalah 8%,26%,49% dan 62% untuk kopi virus/ml.
atau <4530, <4531 menjadi 13020,13021 menjadi 36270 dan >36270 kopi virus.
Anak yang lahir dengan HIV tidak menunjukkan gejala. Pada pemeriksaan fisik
Kebanyakan mereka sering hadir dengan tanda-tanda fisik yang tidak dapat dijelaskan seperti
limfadenopati, hepatomegali, splenomegali, gagal tumbuh, penurunan berat badan atau
dijelaskan berat badan lahir rendah, dan demam yang tidak diketahui. temuan laboratorium
termasuk anemia, hipergammaglobulinemia, fungsi sel mononuklear diubah, dan diubah rasio
bagian-sel T. Rentang normal untuk jumlah CD4 pada anak-anak jauh berbeda dibandingkan
orang dewasa (Dipiro 2015)
Gejala-gejala HIV
Demam, sakit tenggorokan, kelelahan, penurunan berat badan dan mialgia 40% -80% dari
pasien juga akan menunjukkan morbiliformis atau ruam makulopapular biasanya melibatkan
bagasi.Diare, mual, dan muntah,Limfadenopati, keringat malam,Aseptik meningitis (demam,
sakit kepala, fotofobia, dan leher kaku) mungkin hadir di salah satu keempat menyajikan
kasus lain.viral load yang tinggi (mungkin melebihi 1 juta kopi / mL)penurunan terus-
menerus dalam limfosit CD4.(Dipiro 2015)
, DIAGNOSA
Tujuan utama dari terapi antiretroviral adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian, meningkatkan kualitas hidup, mengembalikan dan melestarikan fungsi kekebalan
tubuh, dan mencegah penularan lebih lanjut melalui penekanan maksimum replikasi HIV
(tingkat RNA HIV yang tidak terdeteksi).
Pendekatan terapi:
• Teratur, pengukuran periodik plasma viral load HIV dan jumlah CD4 diperlukan
untuk menentukan risiko perkembangan penyakit pada individu yang terinfeksi HIV
dan untuk menentukan kapan untuk memulai atau memodifikasi rejimen pengobatan
antiretroviral.
• keputusan pengobatan harus individual dengan tingkat risiko yang ditunjukkan oleh
plasma viral load HIV dan jumlah CD4.
• Penggunaan terapi antiretroviral ampuh untuk menekan replikasi HIV hingga di
bawah tingkat deteksi plasma sensitif tes RNA HIV membatasi potensi untuk
pemilihan varian HIV antiretroviral tahan, faktor utama yang membatasi kemampuan
obat antiretroviral untuk menghambat replikasi virus dan delay perkembangan
penyakit.
• Cara yang paling efektif untuk mencapai penekanan tahan lama dari replikasi HIV
adalah inisiasi simultan kombinasi obat anti-HIV yang efektif dengan yang pasien
belum diobati sebelumnya dan yang tidak resisten silang dengan ARV dengan yang
pasien telah dirawat sebelumnya . Setiap obat antiretroviral digunakan dalam rejimen
terapi kombinasi harus selalu digunakan sesuai dengan jadwal dan dosis optimum.
• Wanita harus menerima terapi antiretroviral yang optimal tanpa memandang status
kehamilan.
• Prinsip yang sama ART berlaku untuk anak-anak yang terinfeksi HIV dan orang
dewasa, meskipun pengobatan anak-anak yang terinfeksi HIV melibatkan Phar unik-
macologic, virologi, dan pertimbangan imunologi.
• Orang dengan infeksi HIV primer akut harus ditangani dengan kombinasi anti-Terapi
retroviral untuk menekan replikasi virus ke tingkat bawah batas deteksi plasma
sensitif tes RNA HIV.
• Terinfeksi HIV orang, bahkan mereka dengan viral load di bawah batas terdeteksi,
harus dipertimbangkan menular dan harus dikonseling untuk menghindari Behav
seksual dan penggunaan narkoba-iors yang berkaitan dengan transmisi atau akuisisi
HIV dan patogen infeksius lainnya.
• direkomendasikan untuk semua orang terinfeksi HIV dengan limfosit CD4 di bawah
500 sel / mm3 (500 × 106/ L). Banyak dokter juga akan mendukung start-ing terapi
pada pasien tanpa gejala dengan jumlah CD4 di atas 500 sel / mm3 (500 × 106/ L).
Indikasi lain untuk terapi setiap jumlah CD4 termasuk kehamilan, riwayat penyakit
terdefinisi AIDS, nefropati terkait HIV, atau koinfeksi HIV / hepatitis virus B (Dipiro
2015)
Terapi farmakologi
Terapi dengan kombinasi ARV menghabat replikasi virus adalah strategi yang sukss
pada terapi HIV.ada tiga golongan obat ARV yaitu:
1.Reverse transcript inhibitor(RTI)
a.analog nukleosida (NARTI)
analog nukleotida(NTARTI)
2.HIV protease inhibitor(PI)
3. Fusion inhibitor
Bila terjadi kegagalan terapi yang dapat disebabkan oleh resistensi atau pasien tidak
dapat menoleransi reaksi obat yang tidak dinginkan maka terapi harus ditukar.
Regimen yang direkomendikasikan dan perubahan terapi dapat dilihat.Interaksi yang
bermakna dapat terjadi dengan beberapa obat ARV
• Konseling spesifik bagi yang tertular HIV,terutama yang berkaitan dengan kehamilan
dan resikok yang dihadapi.
• Upayakan keseterdian uji serologi
• Bagi golongan yang memilik resiko tinggi tetapi hasil pengujian negatif. maka perlu
melakukan konseling untuk upaya perventif (penggunaan kodom)
• Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi,dan atasi infeksi oportunisitik.
(keperawatan medikal bedah 2 tahun 2019)
Secara umum, wanita hamil harus diperlakukan seperti orang dewasa tidak hamil dengan
beberapa pengecualian. Efavirenz harus dihindari bila mungkin pada wanita hamil selama
trimester pertama atau pada wanita berusaha untuk hamil karena potensi efek teratogenik.
Obat-obatan yang melewati sawar plasenta harus dihindari, sepertiabacavir, emtric-itabine,
lamivudine, Tenofovir, atau AZT.
Intravena (IV) AZT dianjurkan intrapartum tergantung pada ngengat-viral load er ini,
berdasarkan studi awal menunjukkan efektivitas profilaksis jelas serta keakraban yang luas
dengan profil efek samping. Bayi juga menerima zidovu-makan (± beberapa dosis
nevirapine) Profilaksis selama 6 minggu setelah lahir.
Penggolongan obat –obat ARV
DIDANOSIN
Indkasi : infeksi HVI progresif atau laju ; dalam kombinasi dengan antiteretroviral yang
lain.(Iso farmakoterapi)
Efek samping: pankreatitis ,neuropati parifer, terutama pada infeksi lanjut (tangguhkan
pemberianoral); hiperurisemia asimtomatik( tangguhkan pemberian obat) diare.(adakalnya
berat),mual muntah,mulut kering ,reaksi hipersensitivitas gangguan retina dan nervus optikus
.(terutama padaanak).diabetes mellitus.(Iso farmakoterapi)
Dosis: dewasa berat badan kurang dari 60 kg: 125 mg tiap 12 jam. Berat badan lebih kurang
dari badan lebih dari 60 kg: 200mg tiap 12 jam.berat badan lebih dari 60 kg: 200mg tiap 12
jam.anak diatas 3 bulan: 120 mg/m2 tiap 12 jam ( 90mg/m2 bila dikombinasikan). .(Iso
farmakoterapi)
Sediaan beredar: videx (squibb USA) tablet 50 mg,100 mg (K). .(Iso farmakoterapi)
LAMIVUDI
Indikasi: infeksi HIV proresif.dalam bentuk sediaan kombinasi dengan obat-obatan anti
retroviral lainya. .(Iso farmakoterapi)
Peringatan: kelainan fungsi ginjal, penyakit hati yang disebabkan infeksi hepatitis B kronis. (
resiko kembalinya hepatitis yang disebabkan infeksi hepatitis B kronis.( resiko kembalinya
hepatitis pengetian pengobatan ):kehamilan (dianjurkan untuk dihindari pada trismeter
pertama). .(Iso farmakoterapi)
Dosis: 150 mg dua kali sehari ( sebaiknya tidak bersama makana) anak dibawah 12 tahun
keamanan dan khasiatnya belum diketahaui.(Iso farmakoterapi)
Sediaan beredar: 3TC (Glaxo wellcome UK).sirup 10 mg/ml; tablet 10 mg,150 mg (k). .(Iso
farmakoterapi)
ZALSITABIN
Indikasi: infeksi HIV lanjut pada dewasa yang tidak tahan terhadapat zidovudin
(anemia,netropenia) atau pada pasien yang gagal diobati dengan zidovudin (pemburukan
klinik,penurunan status imunologi progresif). .(Iso farmakoterapi)
Dosis :70 mg tiga kali sehari usia lanjut dan anak dibawah 13 tahun
ZIDOVUDIN
Indikasi: Pengobatan infeksi HIV lanjut (AIDS),HIV awal dan HIV asimtomatik dengan
tanda-tanda resiko progresif , infeksi asimtomatik dan simtomatik pada anak dengan tanda-
tanda imuno definisien yang nyata:dapat dipertimbangkan untuk transmisi HIV
maternofetal (mengobati wanita hamil dan bayi baru lahir)
peringatan: Toksisitas hematologis (lakukan uji darah tiap 2 minggu selama 3 bulan
pertama, selanjutnya sebulan sekali pemeriksaan darah dapat lebih jarang,tiap 1-3 bulan,
pada infeksi dini dengan fungsi sum- sum tulang yang baik): defisien vitamin B12( resiko
neutropenia) kurang dosis atau berikan terapi intermiten bila terjadi anemia atau
mielosupensi: gangguan funggsi hati, fungsi ginjal , awasi dengan ketat pasien dengan
resiko penyakit hati (terutama wanita gemuk ) termasuk pasien dengan hepatomegali dan
dianjurkan menyusui selama penggobatan. .(Iso farmakoterapi)
Dosis :oral 500-600 mg/hari dalam dua sampai lima kali pemberian atau 1 gram/hari dalam
dua kali pemberian anak diatas tiga bulan 120-180 mg/m2 tiap jam maksimum 200mg tiap 6
jam
Sediaan beredar :adovi (tempo) kapsul 100mg,avirzid kapsul 100 mg(K),Retrovir kapsul
100mg,200 mg,syrup 50 mg/5 Ml (K)