Anda di halaman 1dari 3

Fraktur dadalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar

jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ
tubuh.

Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
karena adanya perlukaan kulit

Fraktur terbuka dibedakan menjadi beberapa grade yaitu :

1. Grade I :luka bersih, panjangnya kurang dari 1 cm


2. Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
3. Grade III : sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif
 Manifestasi klinis :
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobolisasi
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung
bergerak secara alamiah.
3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya katena
kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang
dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan
yang lainya.
5. Pembengkan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur
Anamnesis

Fraktur femur mengindikasikan harus dilakukannya fiksasi internal reduksi terbuka. Pengkajian
difokuskan pada riwayat trauma dan area yang mengalami fraktur, keluhan utama pada pasien
fraktur femur, baik yang terbuka atau tertutup, adalah nyeri akibat kompresi saraf atau pergerakan
fragmen tulang, kehilangan fungsi ekstremitas yang mengalami fraktur, dan hambatan mobilitas
fisik.

Pengkajian riwayat kesehatan diperlukan untuk menghindari komplikasi pada intraoperatif dan
pascaoperatif. Pasien yang mempunyai riwayat peningkatan kadar glukosa dan hipertensi perlu
dikoreksi sebelum pembedahan. Kaji adanya riwayat alergi obat-obatan.

Pengkajian fidiologis dilakukan untuk menilai tingkat kecemasan dan pemngetahuan pasien tentang
pembedahan dan pengetahuan penatalaksanaan pascabedah.

Pemeriksaan fisik fokus

Kaji kronologi dari mekanisme trauma pada paha, sering didapatkan keluhan meliputi nyeri pada
luka terbuka.

 Inspeksi (Look)
1. Kaji keadaan umum secara keseluruhan
2. Perhatikan posisi anggota gerak
3. Perhatikan ekspresi wajah karena nyeri
4. Pada fraktur femur terbuka terlihat adanya luka terbuka pada paha dengan deformitas yang
jelas
5. kaji berapa luas kerusakan jaringan lunak
6. kaji apakah pada luka terbuka ada fragmen tulang yang keluar dan apakah terdapat adanya
kerusakan pada arteri yang beresiko meningkatkan respons syok hipovolemik
7. pada fase awal trauma sering didapatkan adanya serpihan di dalam luka, turutama pada
trauma kecelakaan lalu lintas darat yang mengantarkan pada resiko tinggi infeksi

 Feel
 Adanya keluhan nyeri tekan (tenderness) dan adanya krepitasi.

 Pergerakan (Move)
Daerah tungkai yang patah tidak boleh digerakkan, karena akan memberikan
respons trauma pada traumapada jaringan luka din sekitar ujung fragmen tulang
yang patah. Pasien terlihat tidak mampu melakukan pergerakan pada sisi paha yang
patah.

 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik rutin yang diperlukan hampir sama seperti
pada diagnostik praoperatif pada umumnya. Pemeriksaan darah
rutin dan radiologi pada area fraktur diperlukan sebagai bahan
pemeriksaan koreksi pemasangan fiksasi internal.
1. Sinar X spinal : menentukan lokasi dan jenis cidera tulang
2. CT scan : untuk menentukan tempat luka
3. MRI : untuk mengidentifikasi kerusakan syaraf spinal
4. Foto rongent thorak: mengetaui keadaan paru
5. AGD : menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan
upaya ventilasi

Anda mungkin juga menyukai