:
PERMASALAHAN GAGAL NAFAS
A. Definisi
1. Sirkulasi
a. Tanda :
2) S3S4/Irama gallop
5) TD : hipertensi/hipotensi
2. Sistem Pernapasan
• Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru
kronis, inflamasi paru , keganasan, “lapar udara”,
batuk
• Tanda : takipnea, peningkatan kerja pernapasan,
penggunaan otot asesori, penurunan bunyi napas,
penurunan fremitus vokal, perkusi : hiperesonan
di atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes di
area berisi cairan (hemotorak); perkusi :
pergerakan dada tidak seimbang, reduksi ekskursi
thorak. Kulit : cyanosis, pucat, krepitasi sub
kutan; mental: cemas, gelisah, bingung, stupor.
3. Sistem Integumen
• Cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan, mental ; cemas,
gelisah, bingung, stupor
4. Sistem Muskuloskeletal
• Edema pada ekstremitas atas dan bawah, kekuatan otot
dari 2-4
5. Nyeri/Kenyamanan
• Gejala : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas
dalam, dapat menjalar ke leher, bahu dan abdomen,
serangan tiba-tiba saat batuk.
• Tanda : melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi,
ekspresi meringis
6. Keamanan
• Gejala : riwayat terjadi fraktur,
keganasan paru, riwayat
radiasi/kemoterapi
G. Pemeriksaan Penunjang
(Kowalak Jenifer, 2011)
1.Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg
2.Oksimetri nadi.
3.Kadar hemoglobin serum dan hematokrit
4.Elektrolit menunjukkan hipokalemia dan hipokloremia
5.Kateterisasi arteri pulmonalis membantu membedakan penyebab
pulmoner atau kardiovaskuler pasa gagal nafas akut dan memantau
tekanan hemodinamika.
H. Penatalaksaan
• Terapi oksigen
• Pemberian oksigen kecepatan rendah dengan masker Venturi
atau nasal prong
• Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu
(CPAP) atau PEEP
• Inhalasi nebulizer
• Fisioterapi dada
• Pemantauan hemodinamik atau jantung
• Antibiotik untuk melawan infeksi
• Pengobatan Bronkodilator Steroid
• Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan
I. Komplikasi
• Paru: emboli paru, fibrosis dan komplikasi sekunder
penggunaan ventilator (seperti, emfisema kutis dan
pneumothoraks).
• Jantung: cor pulmonale, hipotensi, penurunan kardiak
output, aritmia, perikarditis dan infark miokard akut.
• Gastrointestinal: perdarahan, distensi lambung, ileus
paralitik , diare dan pneumoperitoneum. Stress ulcer
sering timbul pada gagal napas.
• Polisitemia (dikarenakan hipoksemia yang lama sehingga
sumsum tulang memproduksi eritrosit, dan terjadilah
peningkatan eritrosit yang usianya kurang dari normal).
• Infeksi nosokomial: pneumonia, infeksi
saluran kemih, sepsis.
• Ginjal: gagal ginjal akut dan
ketidaknormalan elektrolit asam basa
• Nutrisi: malnutrisi dan komplikasi yang
berhubungan dengan pemberian nutrisi
enteral dan parenteral (Alvin Kosasih,
2008).
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH