1
11. Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit Pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien
mencakup : 1. Pelayanan medis : obat, tindakan bedah 2. Pelayanan/asuhan
keperawatan 3. Pelayanan gizi/asuhan nutrisi
12. Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap : Assement atau
pengkajian gizi Penatalaksanaan pelayanan gizi Implementasi pelayanan gizi Monitoring
dan evaluasi pelayanan gizi
13. Penatalaksanaan Pelayanan Gizi Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasien
diperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai berikut: Data awal 1.
Identitas 2. Subyektif 3. Obyektif 4. Assesment 5. Planning/Penatalaksanaan
14. Identitas Nama Umur Seks Alamat
15. Data Subyektif Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga Keadaan Sosek : Latar belakang suku, agama, suami/istri,
anak, penghasilan, status tempat tinggal Keadaan /lingkungan hidup : Luas tanah,
keadaan rumah dan lingkungan Kebiasaan hidup sebelum dirawat.
16. Data Obyektif Pemeriksaan fisik Pemeriksaan klinik Pemeriksaan laboratorium : darah,
urin, feses,dahak Pemeriksaan lain/rontgen Hasil anamnesa gizi : kebiasaan makan,
frekuensi, pola makan, pantangan, hasil analisis recall makanan .Pemeriksaan
antropometri : TB, BB, BB ideal, IMT, LLA, Tebal lemak bawah kulit.
17. Assesment Diagnosa sementara Diagnosa akhir ( DM, Batu ginjal, Serosis hepatis, Fibris
convulsi, Typhus Abdominalis, CA Paryng, Bedah mulut)
18. Planning/Penatalaksanaan Terapi diet Macam dan bentuk diet Prinsip diet Tujuan diet
Syarat diet Perhitungan kebutuhan energi dan zat-zat gizi Menu.
19. Parameter yang perlu dimonitor untuk memantau perkembangan penyakit
Misal : Berat badan, Jumlah makanan yang masuk, Pemeriksaan laboratorium, Rencana
penyuluhan dan konsultasi gizi Misal : Penjelasan diet dan cara membuat variasi menu
20. Standar Makanan Rumah Sakit Makanan Biasa Makanan Lunak Makanan Saring
Makanan Cair Makanan Lewat Pipa
21. Makanan Biasa.Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak makanan khusus
sehubungan dengan penyakitnya. Susunan makanan sama dengan makanan orang
sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi
lain.
22. Makanan Lunak Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu
dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita
atau merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. Makanan ini
mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan
ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.
23. Makanan Saring Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada
infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan
kenaikan suhu badan > 39 C serta pada kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit
makanan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan dalam jangka
2
pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi. Bahan makanan yang
tidak boleh diberikan sama dengan makanan lunak.
24. Makanan Cair Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam
keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan sangat
tinggi atau infeksi akut. Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak
merangsang dan tidak meninggalkan sisa. Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian
hanya dibatasi selama 1–2 hari saja. Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang hijau,
sari buah, sirop.
25. Makanan Lewat Pipa Diberikan kepada penderita yang tidak bisa makan lewat mulut
karena : Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan,
atau sesudah operasi mulut, tenggorokan dan gangguan saluran pencernaan. Makanan
diberikan berupa sari buah atau cairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan
margarin. Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet di hidung, lambung
atau rektum.
26. Makanan Yang Diberikan Dengan Cara Khusus Tidak dapat makan melalui mulut
(penyakit berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker
mulut, faring, oesopagus, koma dll) Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut
(nasogastric feeding) makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan,
Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi operasi saluran pencernaan,
luka parah, Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous
Feeding)/parenteral nutrition.
3
Masalah gizi lansia • Gizi lebih • Gizi kurang • Kekurangan vitamin • Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gizi (ompong) penurunan cita rasa
•Berkurangnya indera pengecapan asam lambung menurun• Rasa lapar menurun •
Gerakan usus / gerakan peristaltik lemah & biasanya menimbulkan konstipasi •
Penyerapan makanan di usus menurun Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia
4
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang- kacangan dan biji-bijian yang berfungsi
sebagai sumber energi dan sumber serat.
10. Vitamin dan mineral • Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya
kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-
buahan dan sayuran • Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah
kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. • Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting
untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Proses menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga
jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering,
wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali
terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera
pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan
menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah
yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan
kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya
ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan
mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan
(apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan,
daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-
hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan
5
kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang
berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi
hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,
sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang
mengakibatkan sedih yang berkepanjangan
Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)
Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas
Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang
kronis)
Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan
lansia cenderung kegemukan/obesitas
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
6
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan
yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan
sendiri dan menjadi kurang gizi
Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun
dan menjadi kurang gizi
Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya
menjadi kurang gizi
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang
secara alami memang sudah menurun.
Kalori
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram
per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan
pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan,
untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk
orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-
kacangan.
Lemak
7
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah
BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-
buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat
(yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1,
B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan
dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang
paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah
hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan
dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih
dari 6-8 gelas per hari.
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :
Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
kebutuhan lansia.
Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya
8
Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani)
Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol
Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal)
untuk menghindari sembelit atau konstipasi
Minuman yang cukup
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari
kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan
dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan
ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna”
atau “Konsep gizi seimbang”, sebagai contoh
Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian,
pisang, nangka, makaroni
Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso
daging
Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang,
awo, sirsak, semangka
Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,
kecipir, sawi, wortel, selada
Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles
9
10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk
kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan
penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh
makanan sumber vitamin D adalah susu
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-
bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua
Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium
dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut,
kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak
berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12
dan asam folat
8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah
lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
10
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan
menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
Kecukupan gizi
Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini
Umur
Jenis kelamin
Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
Postur tubuh
Pekerjaan
Iklim/suhu udara
Kondisi fisik tertentu
lingkungan
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari
11
KELOMPOK JENIS PANGAN PER JUMLAH PORSI DALAM
MAKANAN PORSI SEHARI
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Bahan pokok Nasi 3 2
(1 piring=200 gr)
Lauk pauk Daging (1 ptg=50gr) 1,5 2
Tahu (1 ptg=25 gr) 5 4
Sayuran Bayam 1,5 1,5
(1 mgk=100 gr)
Buah-buahan Pepaya 2 2
(1 ptg=100 gr)
susu Skim 1 1
(1 gls=100 gr)
Sumber
Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi masyarakat
DJBKM. Depkes RI
Buku ajar ilmu gizi
Gizi dalam kesehatan reproduksi
12