Anda di halaman 1dari 12

DASAR DIET ETIK

1. Pengertian Diet Etik.


Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam
keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi. Terapi Diet
Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan makan untuk tujuan
penyembuhan.
2. Pengertian Diet.
Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam
keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi. Terapi Diet
Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan makan untuk tujuan
penyembuhan.
3. Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi orang secara teratur setiap hari.
jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti menurunkan
atau menaikkan berat badan diet yang dilakukan sangat tergantung pada usia, berat
badan, kondisi kesehatan dan banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam sehari
4. Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit : Salah satu bentuk terapi diet
Penunjang pengobatan Tindakan medis
5. Tujuan Terapi Diet Memperoleh status gizi yang baik : Memperbaiki defisiensi gizi
Mengistirahatkan organ tubuh Menyesuaikan asupan/intake dengan kemampuan tubuh
Mengubah berat badan bila diperlukan
6. Pengaturan Makanan Orang Sakit faktor yang perlu diperhatikan : Psikologis
Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari. Memasuki lingkungan yang masih
asing (dokter, perawat, bau RS dll) Perubahan makanan (macam, cara hidangkan,
tempat makan, waktu makan, dengan siapa makan dll) Rasa tidak senang, rasa takut
karena sakit, ketidak bebasan bergerak – putus asa, mual, hilang nafsu makan,Putus asa
Bentuk diit (cair, lunak bahagia/cemassesuai keadaan penyakit) menjelaskan,
mengurangi tekanan psikologisPerawat .
7. Sosial Budaya kelompok berbeda : adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, pandangan
hidup Orang sakit ( netral ) Macam hidangan , perlu ditemani anggota keluarga,
Kebiasaan makan bersama.
8. Keadaan Jasmani menentukan konsistensi diet : Jasmani pasien diet khusus, Lemah,
kesadaran menurun makan lebih lama, Gangguan pernafasan porsi kecil, sering, Tidak
baik nafsu makan porsi kecil, lunak, Usia lanjut perawatan lebih lama membawa
masalah makan, Penyakit kronis hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari
rumah, Orang sakit.
9. Keadaan Gizi Penderita Jarang dilakukan Perawat memperoleh informasi pola makan
dirumahnya, kebiasaan makan, sikap terhadap makanan
10. Dasar Penentuan Diet Bagi Orang Sakit : Memenuhi kebutuhan gizi, makanan biasa,
Diet khusus berpola, Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll)
Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari : Bahan makanan yang dapat diterima, Bahan
makanan alami, mudah didapat, mudah diolah, lazim dimakan, tujuan diit : Pasien Diet
khusus - segera makanan biasa - indikasi kuat dan memang diperlukan. Diet khusus
berikan - mulut bila Bisa makan mulut.

1
11. Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit Pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien
mencakup : 1. Pelayanan medis : obat, tindakan bedah 2. Pelayanan/asuhan
keperawatan 3. Pelayanan gizi/asuhan nutrisi
12. Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap : Assement atau
pengkajian gizi Penatalaksanaan pelayanan gizi Implementasi pelayanan gizi Monitoring
dan evaluasi pelayanan gizi
13. Penatalaksanaan Pelayanan Gizi Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasien
diperlukan data-data yang harus dikumpulkan dan sebagai berikut: Data awal 1.
Identitas 2. Subyektif 3. Obyektif 4. Assesment 5. Planning/Penatalaksanaan
14. Identitas Nama Umur Seks Alamat
15. Data Subyektif Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga Keadaan Sosek : Latar belakang suku, agama, suami/istri,
anak, penghasilan, status tempat tinggal Keadaan /lingkungan hidup : Luas tanah,
keadaan rumah dan lingkungan Kebiasaan hidup sebelum dirawat.
16. Data Obyektif Pemeriksaan fisik Pemeriksaan klinik Pemeriksaan laboratorium : darah,
urin, feses,dahak Pemeriksaan lain/rontgen Hasil anamnesa gizi : kebiasaan makan,
frekuensi, pola makan, pantangan, hasil analisis recall makanan .Pemeriksaan
antropometri : TB, BB, BB ideal, IMT, LLA, Tebal lemak bawah kulit.
17. Assesment Diagnosa sementara Diagnosa akhir ( DM, Batu ginjal, Serosis hepatis, Fibris
convulsi, Typhus Abdominalis, CA Paryng, Bedah mulut)
18. Planning/Penatalaksanaan Terapi diet Macam dan bentuk diet Prinsip diet Tujuan diet
Syarat diet Perhitungan kebutuhan energi dan zat-zat gizi Menu.
19. Parameter yang perlu dimonitor untuk memantau perkembangan penyakit
Misal : Berat badan, Jumlah makanan yang masuk, Pemeriksaan laboratorium, Rencana
penyuluhan dan konsultasi gizi Misal : Penjelasan diet dan cara membuat variasi menu
20. Standar Makanan Rumah Sakit Makanan Biasa Makanan Lunak Makanan Saring
Makanan Cair Makanan Lewat Pipa
21. Makanan Biasa.Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak makanan khusus
sehubungan dengan penyakitnya. Susunan makanan sama dengan makanan orang
sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi
lain.
22. Makanan Lunak Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu
dan pada penyakit infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi : 37,5 C–38 C.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita
atau merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. Makanan ini
mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan
ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.
23. Makanan Saring Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada
infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan
kenaikan suhu badan > 39 C serta pada kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit
makanan saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan dalam jangka

2
pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi. Bahan makanan yang
tidak boleh diberikan sama dengan makanan lunak.
24. Makanan Cair Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam
keadaan mual dan muntah, dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan sangat
tinggi atau infeksi akut. Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak
merangsang dan tidak meninggalkan sisa. Nilai gizi sangat rendah, hingga pemberian
hanya dibatasi selama 1–2 hari saja. Contoh : teh, kaldu jernih, air bubur kacang hijau,
sari buah, sirop.
25. Makanan Lewat Pipa Diberikan kepada penderita yang tidak bisa makan lewat mulut
karena : Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan,
atau sesudah operasi mulut, tenggorokan dan gangguan saluran pencernaan. Makanan
diberikan berupa sari buah atau cairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan
margarin. Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet di hidung, lambung
atau rektum.
26. Makanan Yang Diberikan Dengan Cara Khusus Tidak dapat makan melalui mulut
(penyakit berat, demam terus menerus, luka bakar hebat, kelaparan parah, kanker
mulut, faring, oesopagus, koma dll) Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut
(nasogastric feeding) makan langsung kelambung/jejunum melalui pembedahan,
Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi operasi saluran pencernaan,
luka parah, Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous
Feeding)/parenteral nutrition.

Gizi pada dewasa & lansia

1. Gizi Seimbang pada Dewasa & Lansia


2. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20
tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. • Ini berarti, makanan
tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan
gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. • Dengan demikian,
kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika
terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit sehingga mengharuskan dia
mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya Usia Dewasa 19-29 tahun •
Laki-laki : 2550 kkal • Perempuan : 1900 kkal 30-49 tahun • Laki-laki : 2350 kkal •
Perempuan : 1800 kkal
3. Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena
kelebihan gizi (overnutrisi) Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial. Perkembangan malnutrisi melalui 4
tahapan: 1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan 2. Perubahan kadar
enzim 3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh 4. Timbulnya gejala-gejala
penyakit dan kematian. Malnutrisi pada usia Dewasa
4. Batasan usia Lansia (WHO) usia pertengahan (45-59 th) usia lanjut (60-74 th) usia tua
(75-90 th) usia sangat tua (>90 th)

3
Masalah gizi lansia • Gizi lebih • Gizi kurang • Kekurangan vitamin • Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gizi (ompong) penurunan cita rasa
•Berkurangnya indera pengecapan asam lambung menurun• Rasa lapar menurun •
Gerakan usus / gerakan peristaltik lemah & biasanya menimbulkan konstipasi •
Penyerapan makanan di usus menurun Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia

5. Kegemukan Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, Aktivitas/kegiatan


fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit Ekonomi meningkat, konsumsi makanan
menjadi berlebihan Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang
berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yaang lunak (tinggi kalori)
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, Kurang Gizi
Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan
sendiri Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun Kurang
bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan,
6. Kebutuhan gizi lansia : Kalori • Kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia
lanjut menurun sekitar 15- 20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. •
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan
sisanya dari karbohidrat. • Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kkal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kkal.
7. Protein • Kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat
badan. • Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada
lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang
(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). • Beberapa penelitian
merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar
12-14% dari porsi untuk orang dewasa. • Sumber protein yang baik diantaranya adalah
pangan hewani dan kacang-kacangan.
8. Lemak • Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. • Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung). • Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). • Minyak nabati merupakan sumber asam
lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.
9. Karbohidrat dan serat makanan • Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia
adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada
usus. • Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber
serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. •
Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial),
karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral
dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. • Lansia
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan

4
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang- kacangan dan biji-bijian yang berfungsi
sebagai sumber energi dan sumber serat.
10. Vitamin dan mineral • Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya
kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-
buahan dan sayuran • Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah
kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi
menyebabkan anemia. • Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting
untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

Proses menua

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :

 Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga
jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering,
wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali
terlihat kurus.
 Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera
pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan
menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
 Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah
yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
 Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
 Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan
kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
 Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya
ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan
mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan
(apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan,
daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-
hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan

5
kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang
berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
 Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi
hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
 Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,
sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.
 Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang
mengakibatkan sedih yang berkepanjangan

Batasan usia lansia

Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun

Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)

Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th

M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th

Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th

WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)

Status gizi pada usia lanjut

 Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas
 Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
 Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
 Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang
kronis)
 Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan
lansia cenderung kegemukan/obesitas
 Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro

6
 Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
 Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan
yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
 Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan
sendiri dan menjadi kurang gizi
 Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun
dan menjadi kurang gizi
 Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya
menjadi kurang gizi
 Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi

Kebutuhan gizi lansia

Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang
secara alami memang sudah menurun.

Kalori

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang


berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas.
Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya
dari karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk
lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi
akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit,
maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.

Protein

Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram
per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan
pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan,
untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk
orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-
kacangan.

Lemak

7
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan

Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah
BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-
buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat
(yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat.

Vitamin dan mineral

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1,
B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan
dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang
paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah
hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

Air

Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan
dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih
dari 6-8 gelas per hari.

MENU HARIAN UNTUK LANSIA

Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :

 Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
kebutuhan lansia.
 Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya

8
 Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani)
 Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
 Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol
 Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal)
untuk menghindari sembelit atau konstipasi
 Minuman yang cukup

Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari
kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan
dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan
ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah.

Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5 sempuna”
atau “Konsep gizi seimbang”, sebagai contoh

Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)

Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)

Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)

Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)

Kelompok makanan jenis makanan

Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian,
pisang, nangka, makaroni

Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso
daging

Protein nabati : kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom

Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang,
awo, sirsak, semangka

Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,
kecipir, sawi, wortel, selada

Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles

Susu : susu kambing, susu kedelai, skim

9
10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia

1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya

Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin


sehingga dapat menimbulkan selera

2. Memperkuat daya tahan tubuh

Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk
kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.

3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut

Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan
penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh
makanan sumber vitamin D adalah susu

4.  Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur

Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-
bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua

5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak

Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti :


sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain

6.  Mengurangi resiko penyakit jantung

Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium
dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut,
kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak
berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.

7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12
dan asam folat

8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah
lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks

9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur

10
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan
menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.

10. Tetaplah berlatih

Kecukupan gizi

Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini

 Umur
 Jenis kelamin
 Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
 Postur tubuh
 Pekerjaan
 Iklim/suhu udara
 Kondisi fisik tertentu
 lingkungan

Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari

Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari

KOMPOSISI LAKI-LAKI PEREMPUAN


Energi (kal) 1960 1700
Protein (gram) 50 44
Vitamin A (RE) 600 700
Thiamin (mg) 0,8 0,7
Riboflavin (mg) 1,0 0,9
Niasin (mg) 8,6 7,5
Vitamin B12 (mg) 1 1
Asam folat (mcg) 170 150
Vitamin C (mg) 40 30
Kalsium (mg) 500 500
Fosfor (mg) 500 450
Besi (mg) 13 16
Seng (mg) 15 15
Iodium (mcg) 150 150

11
KELOMPOK JENIS PANGAN PER JUMLAH PORSI DALAM
MAKANAN PORSI SEHARI
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Bahan pokok Nasi 3 2
(1 piring=200 gr)
Lauk pauk Daging (1 ptg=50gr) 1,5 2
Tahu (1 ptg=25 gr) 5 4
Sayuran Bayam 1,5 1,5
(1 mgk=100 gr)
Buah-buahan Pepaya 2 2
(1 ptg=100 gr)
susu Skim 1 1
(1 gls=100 gr)

Menu untuk manula dalam sehari

WAKTU MENU PORSI


Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas
Selingan Papais 2 bungkus
Siang Nasi 1 piring
Semur 1 potong
Pepes tahu 1 bungkus
Sayur bayam 1 mangkok
Pisang 1 buah
Selingan Kolak pisang 1 mangkok
Malam Mie baso 1 mangkok
Pepaya 1 buah

Sumber

Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi masyarakat
DJBKM. Depkes RI
Buku ajar ilmu gizi
Gizi dalam kesehatan reproduksi

12

Anda mungkin juga menyukai