Anda di halaman 1dari 6

Konsep Belajar

A. Pengertian
Pengertian dan konsep dasar tentang belajar memiliki tafsir dan terjemahan yang berbeda-
beda, tergantung pada siapa dan dari sudut pandang mana menafsirkannya. Belajar
merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif
permanen dan menetap disebabkan adanya interaksi individu dengan lingkungan
belajarnya. Pengertian tersebut menekankan pada adanya proses dalam belajar yang
dilakukan individu untuk mengadakan perubahan dalam bentuk perubahan tingkah laku
dengan jalan menjalin interaksi dengan lingkungan. Sugiyono dan Hariyanto (2011:9),
menjelaskan belajar sebagai sebuah aktivitas untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian.
B. Faktor-faktor Proses Belajar
1. Faktor Internal
a. Faktor Fisiologis
 Keadaan tonus jasmani, kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik
yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
 Keadaan fungsi jasmani/fisiologis,dalam proses belajar, pancaindra merupakan
pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran
besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga.
b. Faktor Psikologis
 Kecerdasan/inteligengsi,pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
 Motivasi,para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam
diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku
setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
 Minat,berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang
populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan.
 Sikap,adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
 Bakat,adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Slavin, 1994 mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimiliki seseorang untuk belajar. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan
mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil
(Khadijah, 2006).
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Sosial
 Lingkungan sosial masyarakat,lingkungan yang kumuh, banyak pengangguran
dan anak terlantar dapat mempengaruhi aktivitas belajar, paling tidak kita akan
kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat
belajar yang kebetulan belum dimiliki.
 Lingkungan sosial keluarga,ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat
memberikan dampak terhadap aktivitas belajar.
 Lingkungan sosial sekolah,hubungan yang harmonis antara pendidik,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat menjadi motivasi untuk belajar lebih
baik.
b. Lingkungan Nonsosial
 Lingkungan alamiah,seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana
yang sejuk dan tenang. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar akan terhambat.
 Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi
hardware (perangkat keras), seperti gedung, alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan
lain sebagainya. Dan juga software (perangkat lunak), seperti kurikulum,
peraturan-peraturan, buku panduan, dan sebagainya.
C. Cara-cara Belajar Efektif
1. Mengatur waktu belajar, penentuan waktu belajar memegang peranan yang sangat
sentral. Sebaiknya, waktu belajar ini disusun dalam bentuk daily activity. Penempatan
waktu belajar dalam kegiatan sehari-hari juga harus mempertimbangkan kondisi
lingkungan dan kondisi fisik dan fisiologis. Kondisi lingkungan (baik rumah maupun
sekolah) harus menjadi pertimbangan. Kondisi fisik dan fisiologis juga harus menjadi
prioritas. Biasanya, dimalam hari, kondisi tubuh kita terasa capek, penat karena
aktivitas keseharian, sehingga tidak mendukung belajar yang efektif. Kami
menyarankan belajar di pagi hari (kalau bisa, biasakan bangun lebih awal). Kalau bisa,
waktu malam, tidurlah lebih cepat, untuk menyegarkan kondisi tubuh kembali,
sehingga bisa bangun lebih awal. Belajar dipagi hari lebih menguntungkan, dimana
otak dalam kondisi freshkembali, juga kondisi lingkungan biasanya tidak terlalu
mengganggu (tenang).
2. Memilih tempat belajar, tempat belajar juga sangat mendukung efektivitas belajar.
Kondisi tempat belajar yang tenang, sejuk, luas, dan pewarnaan dalam ruangan belajar
yang bisa memanipulasi ingatan lebih kuat (misalnya penggunaan cat), kondisi tempat
duduk, meja dan penataan buku-buku pada tempat belajar sangat membantu dalam
mengefektifkan belajar. Biasanya tempat belajar juga tergantung dengan waktunya,
karena biasanya ada tempat-tempat tertentu yang bising disiang hari misalnya, tetapi
cukup tenang dimalam hari atau dipagi hari. Silahkan sesuaikan antara tempat belajar
dengan waktu belajar.
3. Penggunaan sarana dan prasarana belajar, sarana dan prasarana belajar disini hanya
sebuah alat. Jika tersedia silahkan digunakan, tetapi bukan merupakan prasyarat utama.
Sarana belajar disini bisa berupa video pendukung dengan apa yang sedang dipelajari,
ataupun alat-alat lainnya. Biasanya, ada orang yang merasa rileks dengan adanya musik
jika sedang belajar, silahkan gunakan alat-alat ini jika mendukung. Tetapi penggunaan
music ini bersifat personal, artinya tidak semua orang menyukainya jika sedang belajar,
bahkan ada yang merasa teganggu dengan adanya bunyi musik jika sedang belajar.
Silahkan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada untuk mendukung belajar yang
efektif.
4. Membuat review materi, membuat review materi sangat penting dalam belajar.
Review disini digunakan untuk memanggil kembali (recall) apa yang sudah dipelajari.
Dengan mereview materi, kita dapat melihat secara sistematis apa-apa yang sudah kita
pelajari. Dengan review pula, kita bisa merencanakan apa yang masih kurang dari
materi yang sudah kita pelajari, sehingga dapat menentukan langkah dan memilih buku
lain yang tepat untuk melengkapi materi yang sedang kita pelajari.
5. Mengembangkan materi, pengembangan materi ini adalah system pembelajaran
lanjutan. Pengembangan materi dengan melihat hubungan materi yang sedang kita
pelajari dengan materi-materi lain. Materi yang kita pelajari kemungkinan sama dengan
materi yang sudah kita pelajari ataupun bertentangan. Dengan membandingkan materi-
materi ini, kita bisa membuat sebuah kesimpulan-kesimpulan awal. Kalau bisa,
kesimpulan-kesimpulan awal ini dibuat dalam bentuk list (catatan) untuk didiskusikan
dengan teman-teman atau guru (tutor).
6. Mengadakan diskusi, mendiskusikan materi sangat penting untuk melihat bagaimana
orang lain memahami materi yang sedang dipelajari. Diskusi ini merupakan alat ukur
pemahaman dan menyamakan persepsi. Kalaupun merupakan materi-materi sulit,
alangkah baiknya dimediasi oleh seorang tutor (guru).
7. Membuat kesimpulan, pembuatan kesimpulan adalah hal yang sangat penting sebagai
hasil dari apa yang kita pelajari selama ini. Sebaiknya kesimpulan akhir ini ditulis
secantik mungkin, agar dapat dibaca dan dijadikan referensi jika kita sedang
mempelelajari hal yang sama dikemudian hari. Bahkan kesimpulan bisa merupakan
kisi-kisi/intisari dari sebuah materi.

Proses Berpikir dan Pemecahan Masalah


A. Proses Berpikir
Berpikir adalah suatu tindakan manipulasi aktif terhadap informasi, berasal dari input
sensorik dan memori.Berpikir merupakan suatu cara membuat kesimpulan terhadap
fenomena yang sedang berlangsung didunia, berhubungan dengan pengamat atau pemikir,
membuat tindakan yang akan datang berdasarkan pada apa yang ditemukan.Berpikir dapat
diungkapan secara verbal, visual atau model konsep lain.Berpikir merupakan sebuah
proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif. Berpikir
diarahkan dan menghasilkan perilaku yang ‘memecahkan’ masalah atau diarahkan pada
solusi. Proses selalu berhubungan dengan masalah-masalah baik masalah yang timbul dari
situasi masa kini. Masa lampau dan mungkin masalah-masalah yang belum terjadi. Proses
pemecahan itu disebut proses berpikir. Dalam memecahkan tiap masalah timbul dalam
jiwa kita berbagai kegiatan lain. Kegiatan berpikir dalam memecahkan masalah yaitu
mengetahui apa masalahnya, bagaimana memecahkan, hal-hal yang dapat membantu
pemecahkan masalah tersebut, apa tujuan untuk memecahkan masalah itu.
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu sebagai berikut.
1. Pembentukan Pengertian
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis
b. Membanding – bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri – ciri mana yang
sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada
mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap ciri-ciri yang hakiki.
2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau
lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok
kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
a. Pendapat positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu.
b. Pendapat negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan
tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal.
c. Pendapat modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan
kebarangkalian, kemungkinan – kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan
pendapat-pendapat yang telah ada.
a. Keputusan induktif, yaitu keputusan yang diambil dari pendapat – pendapat khusus
menuju ke satu pendapat umum.
b. Keputusan deduktif, yaitu keputusan yang ditarik dari hal yang umum ke hal yang
khusus, jjadi berlawanan dengan keputusan induktif.
c. Keputusan analogis, adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan
atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
B. Kegiatan Berpikir
1. Berpikir Asosiatif
a. Asosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada
batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang
restoran, dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya
b. Asosiasi terkontrol, satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam
batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide
lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi
tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas,
polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum
ditagih, dan sebagainya.
c. Melamun,menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal
yang tidak realistis.
d. Asosiasi mimpi, ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada
waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi
kadang-kadang masih dapat diingat.
e. Berfikir artistik, proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat
dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan
sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2. Berpikir Terarah
a. Berpikir Kritis, yaitu berpikir yang dilakukan untuk menemukan sesuatu yang baru,
dengan syarat menciptakan sesuatu yang baru dan terjadi unconscious rearrangement
dari simbol-simbol. Selain syarat kreatif juga insight, dalam rangka berpikir ini
merupakan stimulus lingkungan yang memicu berpikir kreatifnya yang mandeg atau
berhenti sebelumnya. Adapun ciri-ciri berpikir kreatif yaitu sebagai berikut.
 Tidak selalu IQ-nya paling tinggi
 Mempunyai bakat dan kemampuan tartentu
 Insight yang kuat bagi pemikir
 Menghindari cara konvisional yang sudah diajukan orang lain
 Memilih cara tersendiri
 Interpretasi yang dibuat bukan berdasarkan consensus tetapi lebih merupakan
interpretasi pribadi.
b. Berpikir Terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan
diarahkan kepada sesuatu (biasanya kepada pemecahan masalah). Yang termasuk
cara berpikir ini adalah berfikir terarah menilai baik atau buruknya, tepat atau
tidaknya suatu gagasan sehingga akan menambah atau mengurangi gagasan.
Perilaku kita sehari-hari lebih berpikir analogis daripada logis, yakni menetapkan
keputusan, memecahkan masalah dan melahirkan gagasan baru. berpikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, dengan dua model yaitu sebagai
berikut.
 Deduktif, mengambil keputusan dari dua pernyataan dari hal-hal yang umum ke
hal - hal yang khusus.
 Induktif, dimulai dari mengambil kesimpulan yang khusus ke yang umum.
C. Strategi Pemecahan Masalah
1. Strategi menyeluruh, persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan coba
dipecahkan dalam rangka keseluruhan. Cara ini lebih efektif, lebih cepat dan berguna
apabila waktunya terbatas, karena hal-hal yang sama pada beberapa bagian dapat
diatasi sekaligus.
2. Strategi Detailistis, persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan coba dipecahkan
bagian demi bagian.

Anda mungkin juga menyukai