Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH AGAMA KRISTEN

Oleh : Yuni Azhari Devi

(PO.62.20.1.17.239)

Program Studi D3 Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

2017
 Pandangan Iman Kristen tentang Aborsi

Kitab suci mengajarkan bahwa manusia sudah terbentuk sebagai manusia sejak dalam
kandungan ibu:
Yes 44:2: “Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk
engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau…”
Allah sendiri mengatakan telah membentuk kita sejak dari kandungan, artinya, sejak
dalam kandungan kita sudah menjadi manusia yang telah dipilih-Nya.
Ayb 31: 15: “Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu
juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?” Ayub menyadari
bahwa ia dan juga orang-orang lain telah diciptakan/ dibentuk oleh Allah sejak dalam
kandungan.

Yes 49, 1,5: “….TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah

menyebut namaku sejak dari perut ibuku…. Maka sekarang firman TUHAN, yang
membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk
mengembalikan Yakub kepada-Nya…”

Nabi Yesaya mengajarkan bahwa Allah telah memanggilnya sejak ia masih di

dalam kandungan (sesuatu yang tidak mungkin jika ketika di dalam kandungan ia
bukan manusia).
o Kitab Suci mengajarkan bahwa setiap kehidupan di dalam rahim ibu adalah ciptaan
yang unik, yang sudah dikenal oleh Tuhan:

Yer 1:5: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal

engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau,
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”

Mazmur 139: 13, 15-16: “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,

menenun aku dalam kandungan ibuku…. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu,


ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian
bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-
Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari
padanya.”

Gal 1:15-16: “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan

memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam


aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka
sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”
v Luk 1:41-42: “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang
di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus lalu berseru,
“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.”
v Di dalam kisah ini, Yohanes Pembaptis yang masih berada dalam kandungan
Elisabet dapat melonjak gembira pada saat mendengar salam Maria. Lalu Elisabet-pun
mengucapkan salam kepada Maria dan kepada Yesus yang ada dalam kandungan
Bunda Maria sebagai ‘buah rahim’-nya. Tentulah ini menunjukkan bahwa kehidupan
janin di dalam kandungan sudah menunjukkan kehidupan seorang manusia, yang sudah
dapat turut melonjak karena suka cita, dan layak untuk ‘diberkati’ sebagai manusia.
Janin di dalam kadungan bukan hanya sekedar sepotong daging/ fetus tanpa identitas.
Sejak di dalam kandungan, Allah telah membentuk kita secara khusus, memperlengkapi
kita dengan berbagai sifat dan karakter tertentu agar nantinya dapat melakukan tugas-
tugas perutusan kita di dunia.
o Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memperhatikan dan mengasihi saudara-saudari
kita yang terkecil dan terlemah, sebab dengan demikian kita melakukannya untuk
Kristus sendiri.
- Mat 25:45: “… sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah
seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”
v Aborsi yang pada akhirnya membunuh janin, entah di dalam atau di luar kandungan,
adalah tindakan pembunuhan yang bertentangan dengan perintah Yesus untuk
memperhatikan dan mengasihi saudari-saudari kita yang terkecil dan terlemah.
o Kitab Suci menuliskan bahwa kita tidak boleh membunuh, atau jika mau dikatakan
dengan kalimat positif, kita harus mengasihi sesama kita.
v Kel 20: 13; Ul 5:17; Mat 5:21-22; 19:18: “Jangan membunuh.”
v Mat 22:36-40; Mrk 12:31; Luk 10:27; Rom 13:9, Gal 5:14: “Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri”
v 1 Yoh 3:15 “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh
manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki
hidup yang kekal di dalam dirinya.”
o Jika di dunia ini mulai banyak kampanye untuk melindungi binatang-binatang,
(terutama binatang langka), maka adalah suatu ironi, jika manusia malahan
melakukan aborsi yang membunuh sesama manusia, yang derajatnya lebih tinggi dari
binatang. Apalagi jika aborsi dilegalkan/ diperbolehkan secara hukum. Maka menjadi
suatu ironi yang mengenaskan: ikan lumba-lumba dilindungi mati-matian, tetapi bayi-
bayi manusia dimatikan dan tidak dilindungi.
o Suatu permenungan: seandainya kita adalah janin itu, tentu kitapun tak ingin
ditusuk dan dipotong-potong sampai mati. Maka, jika kita tidak ingin diperlakukan
demikian, janganlah kita melakukannya terhadap bayi itu. Atau, kalau kita
mengatakan bahwa kita mengimani Kristus Tuhan yang hadir di dalam mahluk
ciptaan-Nya yang terkecil itu, maka sudah selayaknya kita tidak menyiksanya apalagi
membunuhnya! Kita malah harus sedapat mungkin memeliharanya dan
memperlakukannya dengan kasih.
o Kitab Suci menuliskan, bahwa jika kita tidak peduli akan nasib saudara-saudari
kita yang lemah ini, kita sama dengan Kain, yang pura-pura tidak tahu nasib
saudaranya sendiri.
v Kel 4: 9 Firman Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Ia (Kain)
menjawab, “Aku tidak tahu.” Padahal tidak mungkin ia tidak tahu sebab Kain
sendirilah yang memukul Habel adiknya hingga ia mati (lih. Kel 4:8).
o Adalah suatu fakta yang memprihatinkan, yang menyangkut Presiden Barrack
Obama yang terkenal oleh kebijakannya memperbolehkan aborsi. Pada suatu
kesempatan dalam wawancara tanggal 16 Agustus 2008 (pada saat itu ia masih
menjadi senator Illinois), ia ditanya oleh Pastor Rick Warren, “Jadi kapan menurut
anda seorang bayi memperoleh hak azasinya?” Ini adalah pertanyaan yang
menyangkut iman dan bagaimana iman itu bekerja dalam hati nurani dan
kebijaksanaan sang (calon) Presiden. Namun sayangnya jawaban Obama adalah,
“Answering that question with specificity, you know, is above my pay grade.”
(Menjawab pertanyaan itu dengan detailnya, kamu tahu, itu melampaui batas gaji/
penghasilan saya). Suatu jawaban yang kelihatan sangat enteng untuk pertanyaan
yang sangat serius. Ini sungguh mirip dengan jawaban Kain, “Aku tidak tahu.”
Padahal, tentu bukannya tidak tahu, tetapi lebih tepatnya tidak mau tahu. Sebab fakta
science dan bahkan akal sehat sesungguhnya telah begitu jelas menunjukkan kapan
manusia terbentuk sebagai manusia.
 Alkitab menunjukkan dan bahkan ilmu pengetahuan membuktikan bahwa kehidupan
manusia berawal dari masa konsepsi. Satu sel ini kemudian berkembang menjadi
janin yang sungguh sudah berbentuk manusia, walaupun masih di dalam kandungan.
DNA dan keseluruhan 46 kromosom terbentuk saat konsepsi. Jantung janin telah
berdetak di hari ke-18, keseluruhan struktur syaraf terbentuk di hari ke- 20. Di hari ke
42, semua tulang sudah lengkap, gerak refleks sudah ada. Otak dan semua sistem
tubuh terbentuk di minggu ke-8. Semua sistem tubuh berfungsi dalam 12 minggu.
Hanya orang yang menutup diri terhadap semua fakta ini dapat berkata, “aku tidak
tahu” kapan kehidupan manusia dimulai, dan apakah janin itu seorang manusia atau
bukan.
 Pandangan Agama Kristen Protestan tentang pencangkokan tubuh

Pencangkokan tubuh atau bisa juga disebut dengan transplantasi. transplantasi adalah

pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat

lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi

tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan organ dari donor dan resipen. menurut

pandangan protestan sendiri memperbolehkan transplantasi. Iman kristen didasarkan

dalam kehidupan Yesus Kristus. Sepanjang hidupnya, Yesus mengajar orang untuk

mencintai satu sama lain dan dia membuktikan cintanya kepada dunia atas salib. Hal

ini karena hal ini bahwa orang Kristen menganggap donor organ tubuh sebagai

tindakan cinta sejati dan cara mengikuti teladan Yesus. Gereja Kristen mendorong

donasi organ dan jaringan, yang menyatakan bahwa kita diciptakan untuk kemuliaan

Allah dan untuk berbagi kasih Allah. Sebuah resolusi pada tahun 1985, yang diadopsi

oleh Majelis Umum, mendorong anggota Gereja Kristen (Murid-murid Kristus) untuk

mendaftar sebagai donor organ dan dukungan doa mereka yang telah menerima

transplantasi organ "Gereja tidak menentang donor organ tubuh selama organ-organ

dan jaringan digunakan untuk kehidupan manusia yang lebih baik, yaitu, untuk

transplantasi atau untuk penelitian yang akan mengarah pada peningkatan dalam

pengobatan dan pencegahan penyakit. Sumbangan organ dan jaringan adalah tindakan

yang tidak mementingkan diri sendiri. Dalam pandangan agama Protestan, hal itu

tertulis dalam Kitab Matius 22:38-39:

“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap akal budimu.

Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri.”


 Tuntunan Klien Pada Orang Sakit Menurut Pandangan Agama Kristen
Protestan
Iman adalah faktor yang terlupakan oleh penyedia layanan kesehatan dan
melimpahkannya kepada para pemuka agama. Iman Kristen adalah iman yang
berlandaskan kasih. Kita mengasihi karena Allah terlebih dahulu mengasihi manusia.
Walaupun demikian, kasih Allah tersebut bukan hanya untuk orang Kristen saja,
melainkan untuk semua orang. Dengan adanya iman, orang Kristen tidak bisa
disamakan begitu saja dengan orang yang tidak beriman. Seseorang yang benar-benar
mengasihi Allah harus melakukan apa yang seturut dengan kehendak Allah (Yoh.
14:15).
Kesehatan adalah salah satu bukti bahwa manusia mengasihi dirinya sendiri. Di dalam
Alkitab, kata sehat ini diulang dalam 37 ayat yang berbeda. Walaupun hanya diulang
sedikit saja, bukan berarti kesehatan tidak begitu penting bagi orang Kristen. Di dalam
ke-37 ayat tersebut bahkan ditekankan pentingnya kesehatan tubuh, jiwa, dan roh
manusia sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Seperti halnya iman, kesehatan itu sendiri adalah karunia. Setiap orang beriman yang
diberi kesehatan oleh Tuhan, tidak boleh memegahkan diri. Karena itu bukanlah hasil
usaha kita, melainkan karunia dari Tuhan (Ef. 2:9). Akan tetapi bukan berarti dengan
demikian orang Kristen tidak boleh berusaha, hanya berharap saja, serta meminta
kesehatan jatuh dari langit, padahal ada tertulis, iman tanpa perbuatan adalah mati
(Yak. 2:17; 2:26).3 Kesehatan tubuh manusia, seperti halnya keselamatan, adalah janji
Tuhan bagi setiap orang yang benar-benar mampu mengasihi (1 Kor 2:9).
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tuntunan klien yang sakit menurutt
agama Kristen Protestan, yaitu antara lain :
1. Selalu berpengharapan kepada-Nya
2. Mengakui segala dosa dan memohon ampun dihadapan Tuhan Yesus
3. Percaya bahwa rencana-Nya adalah indah dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya
4. Mengubah pola hidup yang jelek atau tinggalkan kebiasaan buruk
5. Selalu bersyukur dalam segala hal
6. Selalu berdoa dan sempatkan untuk membaca alkitab
7. Melantunkan pujian penyembahan untuk Tuhan Yesus
 Tuntunan pada pasien yang mengalami kematian menurut perspektif Kristen
Kehilangan adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik secara
individual. Hidup adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian. Kehilangan dapat
memiliki beragam bentuk, sesuai nilai dan prioritas yang dipengaruhi oleh lingkungan
seseorang yang meliputi keluarga, teman, atau masyarakat, dan budaya. Kehilangan
yang dirasakan kurang nyata dan dapat disalah artikan, seperti kehilangan
kepercayaan diri atau pretise. Kehilangan dapat bersifat aktual atau dirasakan.
Kehilangan yang bersifat aktual dapat dengan mudah diidentifikasi, misalnya seorang
anak yang temannya pindah rumah dan yang paling nyata adalah kematian. Dalam
kehidupan setiap individu hanya ada satu hal yang pasti, yaitu individu tersebut akan
meninggal dunia . Kematian merupakan suatu hal yang alami. Saat terjadinya
kematian merupakan saat-saat yang tidak diketahui waktunya.

Sikap Dan Tuntunan Kepada Jenasah


Dalam menangani jenazah perawat harus melakukannya dengan hormat dan sebaik-
baiknya. Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata lain, seseorang telah
diperlakukan secara manusiawi dan sama seperti orang lain. Seorang perawat harus
memperlakukan tubuh jenazah dengan hormat. Sebelum kematian terjadi, anggota
tubuh harus diikat dan kepala dinaikkan ke atas bantal. Tubuh harus dibersihkan
dengan membasuhnya dengan air hangat secara perlahan. Segala sesuatu yang keluar
dari tubuh pasien harus dicuci dan dibersihkan rawatan posmortem,
Perawatan tubuh setelah kematian disebut perawatan postmortem. Hal ini dapat
menjadi tanggung jawab perawat. Perawat akan lebih mudah melakukannya apabila
bekerja sama dengan staf kesehatan lainnya. Adapun hal yang harus diperhatikan :
1. Perlakukan tubuh dengan rasa hormat yang sama perawat lakukan terhadap orang
yang masih hidup
2. Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai petugas
kamar jenazah tiba.
3. Periksa prosedur manual rumah sakit sebelum melanjutkan perawatan
postmortem.
 Tuntunan Klien Pada Orang Yang Sakratul Maut Menurut Pandangan Agama
Kristen Protestan
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan
kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Perawat dari segi rohani kristen adalah suatu panggilan untuk menolong sesama
sebagai insan ciptaan yang Maha kuasa,pangilan sebagai seorang perawat terlepas dari
menolong dari sisi fisik tetapi ada hal yang tak kala penting yaitu bagaimana perawat
sebagai beban pengabdian yang tidak melupakan sisi psikologis dan bahkan rohani
spiritual kristen untuk memberikan dukungan spriritual,sehinga pasien paliatif betul –
betul merasakan asuhan keperawatan dengan dasar kasih Yesus untuk memperoleh
pemulihan iman dan yakin bahwa ada kuasa yang dasyat dibalik semua situasi yang
dialami melalui jamahan rohani kristen melalui perawat.
Tuntunan klien pada orang yang sakratul maut adalah selalu bersyukur apa yang
terjadi kepada Tuhan, sebab itu semua adalah rencana Tuhan yang terbaik.
Berpengharapan dan bersyukur itulah hal yang baik disaat seseorang mengalami
sakratul maut.

 Pandangan Kematian menurut perspektif Kristen


Mendapatkan perspektif tepat mengenai kematian berarti mendapatkan perspektif
tepat pula tentang kehidupan. Hal ini berarti seorang membuka diri terhadap dimensi
yang lain, yaitu dimensin rohaniah. Menghadapi dan mengerti kematian berarti
menghadapi dan mengerti Allah dan kehidupan. Konsep-konsep kita mengenai waktu
dan ruang sebenarnya membatasi segi pandangan kita. Kita membutuhkan titik
pandangan abadi. Reaksi anda terhadap kematian akan ditentukan oleh reaksi anda
terhadap Allah. Mereka yang takut pada Allah adalah mereka yang paling takut
terhadap kematian. Mereka yang mengenal-Nya dengan baik agaknya menyukai
kesempatan untuk menghabiskan waktu bersasma-sama dengan-Nya. Mengenal Allah
adalah dimensi yang mengubah kematian itu.
 Tuntunan pasien dalam pengobatan menurut perspektif Kristen

Dasar dalam menentukan sikap iman Kristiani terhadap pelbagai pengobatan


diperoleh dengan mengajukan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan penting berikut
ini.

· Apakah pengobatan itu berkaitan dengan agama atau kepercayaan tertentu, perdukunan,
paranormal, dan sebagainya?

· Apakah pengobatan itu berkaitan dengan paham (isme) tertentu, seperti animisme,
dinamisme, panteisme, kebatinan, dan sebagainya?

· Apakah pengobatan itu telah direkomendasikan oleh dokter untuk bisa dilakukan?

· Apakah pengobatan itu tidak menimbulkan side effect terhadap organ tubuh lainnya?

Atas dasar jawaban terhadap pelbagai pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang
bisa diambil adalah:

(a) Menentang dan menolak dengan tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan yang
bertentangan dengan firman Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui, dan kelompok III
di atas.

(b) Menggunakan bahan dan cara pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti:
pengobatan medis modern, homeotherapy, aromatherapy, music therapy,
accupuncture, dan kelompok I dan II.

(c) Mengkonsultasikannya dengan hamba Tuhan setempat.

(d) Tetap beriman kepada kuasa Tuhan yang tidak berubah, dan bukan pada bahan atau cara
pengobatan itu. Jika Tuhan memang hendak menjamah dan menyembuhkan kita,
maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

(e) Tetap beriman kepada Tuhan, kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang tak
kunjung sembuh. Di dalam keadaan itu tentu Allah turut bekerja mendatangkan
kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya.

Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap jauh lebih penting dari pada kesembuhan
jasmani. Adalah lebih baik dengan tubuh jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh
kehidupan yang kekal dari pada tubuh sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi
jiwa binasa.

Anda mungkin juga menyukai