1. Definisi
1
2. Tanda dan Gejala
2
b. Tahap Kedua (masa paroksismal): tahap ini ditandai dengan
meredanya semua gejala-gejala flu, namun batuk justru bertambah
parah, dan tak terkontrol. Di tahap inilah terjadi batuk keras terus
menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut (whoop).
Usai serangan batuk, penderita bisa mengalami muntah (umumnya
pada bayi dan anak-anak) serta tubuh mengalami kelelahan. Tahap ini
bisa berlangsung dua hingga empat minggu atau lebih.
c. Tahap Ketiga (masa penyembuhan): tahap inilah tubuh penderita
mulai membaik, namun gejala batuk rejan tetap ada bahkan penderita
bisa batuk lebih keras. Tahap pemulihan ini bisa bertahan hingga dua
bulan atau lebih tergantung dari pengobatan.
3. Patofisiologi
3
Bordella merupakan kokobasili gram negatif yang sangat kecil yang
tumbuh secara aerobik pada agar darah tepung atau media sintetik
keseluruhan dengan faktor pertumbuhan dengan faktor tikotinamid, asam
amino untuk energi dan arang atau resin siklodekstrin untuk menyerap
bahan-bahan berbahaya.
Bordella pertusis menghasilkan beberapa bahan aktif secara biologis,
banyak darinya dimaksudkan untuk memainkan peran dalam penyakit dan
imunitas. Pasca penambahan aerosol, hemaglutinin felamentosa (HAF),
beberapa aglutinogen (terutama FIM2 dan Fim3), dan protein permukaan
nonfibria 69kD yang disebut pertaktin (PRN) penting untuk perlekatan
terhadap sel epitel bersilia saluran pernafasan. Sitotoksin trakhea, adenilat
siklase, dan TP tampak menghambat pembersihan organisme. Sitotoksin
trakhea, faktor demonekrotik, dan adenilat siklase diterima secara dominan,
menyebabkan cedera epitel lokal yang menghasilkan gejala-gejala
pernapasan dan mempermudah penyerapan TP. TP terbukti mempunyai
banyak aktivitas biologis (misal, sensitivitas histamin, sekresi insulin,
disfungsi leukosit). Beberapa darinya merupakan manifestasi sistemik
penyakit. TP menyebabkan limfositisis segera pada binatang percobaan
dengan pengembalian limfosit agar tetap dalam sirkulasi darah. TP tampak
memainkan peran sentral tetapi bukan peran tunggal dalam patogenesis.
4
DAFTAR PUSTAKA