Tingkat 1A
Kelompok 2
Anna Oktaviani
Annisa Laila Nur A
Gina Amelia Gunawan
Indah Mega Utami
Jovanka Rizkia H
Maharani Adi Nugraha
Popy Putri Senjaya
Raihanah Balqis
Tiara Puti Anjalni
Tita Sabina Banuari
Tokoh :
(IGD RS BANDUNG)
(Perawat pun memeriksa TTV pasien sedangkan sang kakak menuju ke bagian administrasi).
(ADMINISTRASI RS BANDUNG)
(IGD RS BANDUNG)
Perawat 1 : “Dokter, ini ada pasien baru bernama Anggita, usia nya 20 tahun, datang
dengan keluhan demam dan diare selama 6hari, sariawan sudah 3 bulan tidak
sembuh-sembuh, berat badannya turun hingga 10kg dalam 3 bulan terakhir,
setelah saya periksa TTV nya, TD : 100/60 mmHg, Suhu : 39,8 C. Nadi : 76
x/mnt, RR : 20 x/mnt, BB : 40 kg”
(Perawat 1 pun menghubungi bagian lab untuk melakukan pengambilan sampel darah pada
Nn.Anggita)
(Pasien Nn. Anggita pun dipindahkan ke ruang rawat inap)
Petugas LAB : “Sudah selesai ya, hanya tinggal menunggu hasilnya saja. Nanti hasilnya saya
berikan kepada perawat ya dik. Saya tinggal ya. Semoga lekas sembuh.”
Pasien : “Iya, terima kasih ”
(Pukul 16.00 hasil lab sudah diterima oleh perawat, perawat bergegas menginformasikan
kepada dokter bahwa hasil lab Nn. Anggita sudah keluar & menyatakan Nn.Anggita positif
terjangkit penyakit HIV/AIDS)
Perawat 2 : “Dok ini hasil lab Nn.Anggita sudah keluar, hasilnya Nn.Anggita positif
terjangkit HIV/AIDS”
Dokter : “Baik sus, tolong panggilkan keluarga Nn.Anggita”
Perawat 2 : “Baik dok” (bergegas keluar untuk memanggil Ibu dari Nn.Anggita)
(Saat dikamar Nn.Anggita, kondisi Nn.Anggita sedang tertidur dan ditemani oleh kakaknya)
Perawat 2 : “Selamat sore bu, saya Tita Sabina Banuari. Saya adalah perawat yang akan
merawat dik Anggita. Sebelumnya mari ikut saya ke nurse station ada yang
ingin di informasikan oleh dokter tentang penyakit anak ibu”
Ibu Pasien : “Baik sus”
(NURSE STATION)
Perawat 2 : “Selamat sore dik. Perkenalkan saya Tita Sabina Banuari, adik bisa
memanggil saya suster Tita. Saya perawat yang akan merawat adik. Kalau
boleh saya tahu adik lebih dipanggil siapa?”
Pasien : “Anggi saja sus.”
Perawat 2 : “Baik Anggi sekarang waktunya untuk minum obat ya.”
Pasien : (setelah minum obat) “Sus, hasil lab saya sudah keluar kan? bagaimana hasil
lab saya? saya sakit apa sus, saya capek seperti ini tidak sembuh sembuh.
Tolong sus beritahu saya sakit apa”
Perawat 2 : “Benar, hasil lab adik sudah keluar. Tapi maaf yang memiliki wewenang
untuk memberikan informasi tentang penyakit adik adalah dokter. Jadi maaf
saya tidak bisa menginfomarsikan apa pun tentang hasil lab adik”
Pasien : “Baik sus”
Perawat 2 : “Ya sudah Anggi saya tinggal dulu ya, selamat beristirahat.”
Pasien : “Iya terima kasih sus”
(Keesokan harinya tim medis melakukan diskusi mengenai tindakan yang harus dilakukan
kepada Nn. Anggita dalam menyampaikan informasi tentang penyakitnya).
Kepala Perawat : “Dok kita harus segera memberi tahu Nn.Anggita mengenai penyakit yang
dideritanya”
Dokter : “Tapi sus kita juga harus mempertimbangkan keputusan yang diambil
keluarganya, untuk tidak memberi tahu terlebih dahulu mengenai penyakit yang
Nn. Anggita derita”
Perawat 2 : “Tapi dok Nn. Anggita memiliki haknya sebagai pasien untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya sekarang. Selain itu kita juga sebagai tim medis
memiliki tanggungjawab untuk memenuhi hak-hak pasien”
Kepala Perawat : “Saya setuju dengan saran suster Rani dok, kita juga harus
mempertimbangkan kondisi psikologis pasien. Jika kita terus menunda untuk
memberi tahu pasien, pasien bisa down”
Dokter : “Baik kalau begitu saya juga setuju, tapi sebelum memberitahu kepada pasien
kita harus berdiskusi dengan keluarga pasien”
(Setelah memperoleh keputusan untuk memberitahukan penyakit yang diderita Nn. Anggita,
perawat pun memanggil pihak keluarga pasien untuk melakukan diskusi)
(Keluarga pasien meninggalkan ruangan tim medis dan menuju ruang rawat inap Nn. Anggita,
sementara itu pukul 3 sore perawat pun mempersiapkan diri untuk memberitahukan penyakit
yang di derita oleh Nn. Anggita)
Setelah perawat memberi tahu diagnosis penyakit yang di derita Nn. Anggita. Nn. Anggita
dan keluarga tampak sedih, perawat pun memberikan motivasi dan semangat. Setelah beberapa
menit akhirnya perawat memutuskan untuk meninggalkan Nn. Anggita dan keluraga di
kamar, memberikan sedikit waktu bagi mereka agar tetap tenang.
Seiring berjalannya waktu pasien dan keluarga mampu menerima diagnose penyakit yang
diderita dengan sabar dan tabah.
Kesimpulan mengenai kasus ini, perawat mengalami dilema etik. Di satu sisi perawat harus
menjaga rahasia penyakit Nn.Anggita karena keluarga menghawatirkan Nn.Anggita deperesi.
Tetapi di sisi lain Nn.Anggita memiliki hak untuk mengetahui penyakitnya. Dalam kasus
ini perawat harus tetap menerapkan prinsip kejujuran tanpa melupakan prinsip
kerahasiaan.Perawat harus menggunakan pemilihan kata dalam berkomunikasi dengan pasien
tersebut, sehingga perawat tetap menjaga amanat keluarga pasien tanpa harus berkata yang tidak
benar atau berbohong.