S2 2015 220918 Chapter1
S2 2015 220918 Chapter1
PENDAHULUAN
penggunaan dan penyebaran antibiotik. Proses seleksi dapat dihambat dengan cara
(standard precaution) secara benar (Hadi dkk., 2010; Hadi dkk., 2008; Hadi dkk.,
2008a, 2008b).
diragukan lagi, akan tetapi penggunaannya yang berlebihan akan segera diikuti
antibiotik pilihan kedua, bahkan ketiga, yang mana efektivitasnya lebih kecil dan
kemungkinan mempunyai efek samping lebih banyak, serta biaya yang lebih
sensitif pada tubuh penderita dan kuman yang kebal akan berkembang dengan
1
pesat. Faktor lain yang berperan terhadap adanya kuman kebal di institusi
hygiene/kebersihan tangan dengan benar (Gould, 1999; Gould dan Meer, 2006;
Pemilihan antibiotik harus didasarkan pada pola kuman dan pola resistensi,
antibiotik di rumah sakit dengan resistensi antibiotik (Shlaes dkk., 1997). Pada
dari satu pasien ke pasien yang lain. SHEA juga menyebutkan bahwa dari review
prevalensi resistensi;
2
3. Selama terjangkit infeksi nosokomial, pasien yang terinfeksi dengan strain
profilaksis;
yakni penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana, serta pengendalian infeksi yang
belum dilaksanakan secara benar. Penelitian tim AMRIN di dua rumah sakit
tergolong rasional (Hadi dkk., 2008), dan menghasilkan juga rekomendasi berupa
bakteri secara efisien dan baku. Melalui Kementerian Kesehatan RI, hasil
harapan agar hasil rekomendasi tersebut dapat segera dilakukan (The AMRIN
3
pengendalian infeksi; dalam rangka gerakan pengendalian antimikroba secara
pemerintahan maupun kerja sama antar institusi dari satu negara atau dengan
antimikroba.
4
Meningkatnya penggunaan antibiotik secara bijak (skor 0 menurut
indikasi.
manfaat adanya evaluasi tersebut adalah dapat dicegahnya terapi obat yang tidak
perlu atau tidak tepat, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas
outcome terapi dan meminimalkan efek samping obat maupun biaya perawatan.
toksisitas, harga dan spektrum, lama pemberian, dosis, interval, rute, dan waktu
5
pemberian (Gyssens, dkk., 2001). Metode “Gyssens” merupakan suatu alat untuk
berbagai negara (The AMRIN Study, 2005; Gyssens 1996; Gyssens 1997).
waktu tahun 2009 - 2011, di RSUD Dr. Moewardi (RSDM) telah dilakukan
berbagai kampanye penggunaan antibiotik secara bijak yang diikuti oleh semua
Kelompok Staf Medik (KSM) Rumah Sakit, dengan pembentukan Tim Program
antibiotik di rumah sakit, maupun penetapan Pilot Project PPRA yakni di Ruang
Rawat Inap Intensive Care Unit (ICU). Namun setelah berbagai kampanye
tersebut dilakukan, belum pernah dilaksanakan evaluasi untuk melihat respon dari
semua tim medis, terutama untuk penggunaan antibiotik secara bijak. Berdasarkan
bijak menurut Kriteria “Gyssens” di ruang rawat ICU, sebagai Pilot Project
PPRA.
B. Rumusan Masalah
antibiotik dengan Metode “Gyssens” pada pasien di Ruang Rawat Intensive Care
6
Unit (ICU) RSDM. Adapun permasalahan yang akan diobservasi dan dianalisis
RSDM?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
7
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), maupun Panitia Farmasi
dan Terapi (PFT) dalam penanganan kasus infeksi di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang terkait
8
Tabel 1. Penelitian Evaluasi Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit
9
pemberian antibiotik yang terlalu singkat);
36,8% kategori Gyssens IV a (tidak rasional
karena ada antibiotik lain yang lebih efektif) dan
3,9% kategori Gyssens IV d (tidak rasional karena
ada antibiotik lain yang spektrumnya lebih
sempit).
Pamela, Evaluasi Kualitatif Penelitian Penggunaan antibiotik di ruang infeksi anak kelas
2011 Penggunaan Antibiotik dilakukan secara 3 sebesar 78,82% dari 170 pasien. Evaluasi
Dengan Metode prospektif kualitatif dengan Metode Gyssens mendapatkan
Gyssens di Ruang selama periode bahwa penggunaan antibiotik yang rasional
Kelas 3 Infeksi Januari – April sebesar 60,4%, sedangkan yang tidak rasional
Departemen Ilmu 2011 dengan sebesar 39,6%.
Kesehatan Anak pendekatan
RSCM Secara deskriptif-
Prospektif korelatif
Fauziyah, Hubungan Antara Rancangan Dengan hasil seftriakson merupakan antibiotika
2011 Penggunaan studi potong yang paling besar memberikan hubungan terhadap
Antibiotika pada lintang (Cross resistensi bakteri, dalam penelitian ini disarankan
Terapi Sectional), agar dilakukan perputaran penggunaan antibiotika
Empiris dengan pengambilan (antibiotic cycling) berdasarkan pada pola
Kepekaan Bakteri di data secara penggunaan antibiotika dan pola kepekaan
Ruang Perawatan ICU retrospektif bakteri.
(Intensive Care Unit) terhadap rekam
RSUP Fatmawati medik
Jakarta
Metode “Gyssens” di Ruang Rawat Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr.
10