Anda di halaman 1dari 13

ANGGARAN RUMAH

TANGGA ( ART )
LKM “ BERKAH “

KELURAHAN KEDAI LEDANG


KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR
KABUPATEN ASAHAN

TAHUN 2016 - 2019


ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
KEANGGOTAAN LKM
Pasal 1
Kedudukan

1. Anggota LKM berkedudukan mewakili nilai-nilai luhur kemanusiaan dan masyarakat,


khususnya masyarakat dikelurahan setempat yang menyuarakan kepentingan dan keluhan
masyarakat secara profesional.
2. Anggota LKM adalah setara sehingga tidak ada satupun anggota LKM yang memiliki
hak previlage (istimewa)
3. Pengambilan kebijakan atau keputusan mengatasnamakan LKM hanya dapat dilakukan
secara kolektif oleh seluruh anggota LKM dan atau mayoritas anggota sesuai ketentuan
quorum sahnya pengambilan keputusan.

Pasal 2
Kriteria
Untuk menjadi anggota LKM disyaratkan sebagai berikut :
1. WNI bertempat tinggal di Kelurahan Kedai Ledang
2. Anggota LKM juga memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Jujur, ikhlas / mempunyai jiwa kerelawanan dan adil;
b.
c. Bertanggung jawab;
d. Sanggup dan mampu;
e. Mempunyai komitmen terhadap permasalahan kemiskinan;
f. Memperoleh dukungan masyarakat.

Pasal 3
Proses Pemilihan
1. Proses pemilihan anggota LKM didahului dengan pemilihan utusan warga ditingkat
Lingkungan / basis terkecil.
2. Anggota LKM dipilih dari dan oleh utusan warga yang hadir pada acara RWK pemilihan
anggota LKM.
3. Anggota LKM dipilih berdasarkan kriteria yang diatur pada ART pasal 2.
4. Anggota LKM yang terpilih adalah utusan warga yang memperoleh perolehan suara
terbanyak sampai dengan peringkat / rangking ke 13
5. Dalam hal pemilihan anggota LKM dilakukan secara langsung, rahasia, tertulis, tanpa
kampanye, tanpa pencalonan dan tanpa penunjukan maupun rekayasa penyepakatan.
6. Tata cara pelaksanaan pemilihan anggota LKM diatur dalam tata tertib pemilihan anggota
LKM yang ditetapkan berdasarkan hasil keputusan RWK.

Pasal 4
Pemberhentian Anggota LKM

1. Peberhentian anggota dilakukan kepada anggota yang :


a. Melakukan tindakan pidana atau pelanggaran perdata.
b. Menyalahgunakan wewenang sebagai anggota LKM.
c. Karena sesuatu hal tidak dapat aktif mengikuti kegiatan LKM 8 x berturut-turut tanpa
alasan yang jelas / tanpa pemberitahuan.Dalam hal kehadiran pertemuan rutin yang
disepakati bersama.
d. Tidak mentaati AD/ART dan tidak menjaga nama baik LKM.
2. Anggota yang melakukan Pasal 4 ayat 1 diberi Surat Peringatan serta diberi hak untuk
pembelaan diri pada rapat anggota LKM yang dihadiri sekurang-kurangnya 50 % +1
anggota LKM.
3. Keputusan akhir dilakukan pada RWK khusus.

Pasal 5
Penggantian Anggota LKM Antar Waktu

1. Dalam hal terjadinya pemberhetian maka pergantian anggota antar waktu dilakukan
melaui rapat LKM ( Rapat Keputusan Khusus ) yang dilakukan selambat-lambatnya 1
bulan terhitung sejak terjadinya kekosongan anggota.
2. Pergantian anggota antar waktu untuk menggantikan anggota yang berhenti /
diberhentikan dapat dilakukan dengan memakai hasil perolehan suara pada pemilihan
anggota LKM sebelumnya yaitu utusan warga yang memperoleh rangking berikutnya.
3. Apabila utusan warga yang dimaksud pada ayat 2 tidak tersedia atau tidak terpenuhi
maka diselenggarakan RWK khusus untuk pemilihan anggota LKM antar waktu.

Pasal 6
Hak Anggota LKM

1. Anggota LKM berhak untuk mengeluarkan pikiran maupun pendapat dan memiliki suara
dalam pengambilan keputusan.
2. Anggota LKM berhak memperoleh informasi secara rutin mengenai kondisi
perkembangan dan keuangan yang dikelola UP-UP LKM.
3. Anggota LKM memiliki hak melakukan tindakan dan sanksi terhadap penyimpangan
yang terjadi di UP-UP dan atau kelompok penerima manfaat kegiatan LKM
( KSM ) / ( Panitia ).

Pasal 7
Kewajiban Anggota LKM

1. Melakukan audit independen setiap tahun secata rutin.


2. Menerapkan prinsip transparasi dan akuntabilitas dalam setiap keputusan, kegiatan dan
pengelolaan keuangan.
3. Memperjuangkan aspirasi msyarakat terutama masyarakat miskin.
4. Mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan kepada masyarakat melalui RWK dan
atau RAT.
Pasal 8
Kewenangan Anggota LKM

Pimpinan kolektif LKM berwenang untuk mengangkat, memberhentikan serta mengatur


kegiatan UP-UP LKM yang dibebani tugas untuk melaksanakan jalannya program LKM
sehari-hari sesuai dengan keputusan LKM .
Pasal 9
Kewajiban Koordinator Pimpinan Kolektif LKM

Dengan tidak mengurangi kewajiban anggota LKM seperti yang tertuang pada ART Pasal 7,
kewajiban koordinator pimpinan kolektif LKM sebagai berikut :

1. Mewakili pimpinan kolektif LKM secara administrasi dan atau kaitannya dengan
koordinasi dengan pihak-pihak diluar LKM.
2. Mengkoordinir rapat-rapat dan kegiatan LKM.
3. Memimpin RAT.

Pasal 10
Berakhirnya Keanggotaan LKM

1 Keanggotaan berkahir karena :


a. Mengundurkan diri
b. LKM dibubarkan
c. Meninggal dunia
d. Masa bakti berakhir
e. Diberhentikan dengan hormat
f. Tidak ada lagi bertempat tinggal dikelurahan Kedai Ledang

2 Dalam hal terjadinya pengunduran diri anggota sebagaimana butir ( a ) ayat 1 maka
anggota yang mengundurkan diri harus melakukan pengajuan secara tertulis pada rapat
anggota LKM yang diselenggarakan khusus untuk itu.

3 Surat pengunduran diri, selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari sebelum mengadakan rapat.

4 Pengunduran diri anggota LKM diterima apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya


50 % + 1 dari jumlah anggota LKM.

5 Apabila keanggotaan telah berakhir otomatis hak-haknya sebagai anggota LKM gugur.

BAB II
RAPAT, HAK SUARA, QUORUM DAN KEPUTUSAN

Pasal 11
Rapat Anggota LKM Tahunan
1. Rapat Anggota LKM membentuk panitia yang bertugas khusus untuk mengadakan rapat
anggota tahunan.
2. Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) diselenggarakan setiap tahun dengan agenda
pembahasan :
a. Pertanggungjawaban LKM pada masyarakat.
b. Membentuk tim verfikasi bila diperlukan.
c. Mengevaluasi kinerja UP-UP dan kesekretariatan LKM.
d. Menetapkan rencana kerja / kegiatan, Rencana kerja UP-UP dan Rencana
Anggaran Belanja ( RAB ) berikutnya.
e. Peninjauan dan atau pemilihan koordinator LKM.
f. Peninjauan atau pemilihan personil UP-UP dan kesekretariatan LKM.
g. Dan hal-hal lain yang dipandang perlu
3. RAT diselenggarakan oleh LKM.
4. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan paling lambat 2 bulan setelah tutup buku.
5. Rapat Anggota Tahunan dianggap sah apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3 dari jumlah
yang diundang.
6. Yang diundang dalam Rapat Anggota Tahunan adalah anggota LKM, personil UP-UP
dan kesekretariatan, KSM / Panitia, Relawan, Utusan warga, Pemerintah Kelurahan serta
unsur-unsur lain sebagai peninjau.
7. Pemberitahuan / undangan disampaikan selambat-lambatnya 1 minggu sebelum hari
pelaksanaan bersama-sama dengan ringkasan laporan pertanggung jawaban LKM.
8. Seluruh biaya yang ditimbulkan oleh kegiatan ini menjadi tanggung jawab LKM melalui
UPK yang diambil dari dan operasional yang besarnya tidak lebih dari 10 % laba
penguatan modal.
9. Tata tertib ini melalui keputusan LKM.

Pasal 12
Rapat Koordinasi Anggota

1 Rapat Koordinasi Anggota ( RKA ) diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam


sebulan dengan agenda pembahasan :
a. Evaluasi dan monitoring perkembangan pelaksanaan kegiatan UP-UP dan
kesekretariatan yang telah dilaksanakan.
b. Menetapkan kegiatan UP-UP dan kesekretaritan pada bulan berikutnya.
2 Rapat Koordinasi Anggota dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah undangan.
3 Yang diundang dalam RKA adalah seluruh anggota LKM dan apabila dianggap perlu
dapat mengundang personil UP-UP.
4 Tata tertib rapat ini diatur melalui keputusan LKM.

Pasal 13
Rapat Prioritas Usulan Kegiatan

1 Rapat Prioritas Usulan Kegiatan ( RPUK ) diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan


dengan agenda pembahasan :
a. Menetapkan prioritas / perangkingan usulan-usulan dari KSM / Panitia yang telah
dinilai layak UP-UP untuk disetujui memperoleh dana Stimulan BLM, baik
penyerapan maupun perguliran.
2 RPUK diselenggarakan oleh LKM.
3 RPUK dianggap sah apbila dihadiri sekurang-kurangnya 50% +1 dari yang diundang.
4 Yang diundang dalam RPUK adalah seluruh anggota LKM bila dianggap perlu dapat
menghadiri UP-UP .
5 Tata tertib rapat ini diatur melalui keputusan LKM.

Pasal 14
Rapat Keputusan Khusus
1 Rapat Keputusan Khusus, diselenggarakan secara insidental atau sesuai dengan
kebutuhan dengan agenda pembahasan :
a. Membahas usulan perubahan ART LKM.
b. Pembahasan dan pergantian anggota LKM antar waktu.
c. Pembahasan persiapan dan pelaksanaan audit atau auditor independent sebelum RAT
dan RWK.
d. Penetapan utusan LKM untuk mengikuti kegiat-kegiatan diluar LKM ( pengiriman
peserta pelatihan, kegiatan forum LKM, dsb ).
e. Dan hal-hal lain yang sifatnya kelurahan.
2 RKK diselenggarakan oleh anggota LKM.
3 RKK dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari yang diundang.
4 Yang diundang dalam RKK adalah seluruh anggota LKM bila dianggap perlu dapat
menghadiri UP-UP dan pihak lain sebagai peninjau.
5 Tata tertib rapat inidiatur melalui keputusan LKM.

Pasal 15
Rembug Warga Kelurahan

1 Rembug Warga Kelurahan ( RWK ), diselenggarakan minimal sekali dalam setahun


dengan agenda pembahasan :
a. Hal-hal yang menjadi temuan masyarakat terhadap adanya indikasi penyimpangan
kebijakan LKM, AD / ART, penyalahgunaan dana oleh LKM dan atau UP-UP LKM.
b. Perkembangan kegiatan atau program kerja tahunan LKM setelah RAT dan
pengauditan LKM.
c. Pertanggung jawaban LKM tahunan dan akhir masa jabatan LKM.
d. Pemilihan Anggota LKM dan pelantikannya.
e. Pembentukan Tim Refleksi Kemiskinan, Pemetaan Swadaya, Tim Perencanaan
Partisipatif.
f. Pembahasan dan penetapan hasil RK, PS.
g. Usulan perubahan ART LKM.
2 RWK diselenggarakan oleh masyarakat yang dapat difasilitasi oleh LKM, perangkat
kelurahan, masyarakat/relawan.
3 RWK dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah utusan
warga yang diundang dan 50% + 1 anggota LKM.
4 Yang diundang dalam RWK adalah anggota LKM, utusan warga ditambah perangkat
kelurahan, perwakilan lembaga-lembaga yang ada di kelurahan, warga masyarakat
( Perempuan, tomas / toga ) sebagai peninjau.
5 Tata tertib penyelenggaraan RWK diatur melalui tata tertib RWK dan ditetapkan melalui
keputusan RWK.

Pasal 16
Rembug Warga Kelurahan Khusus
1 Rembug Warga Kelurahan Khusus ( RWK Khusus ) diselenggarakan sesuai kebutuhan
atau apabila ada usulan dari 50% + 1 anggota LKM dan atau dari masyarakat dengan
cara tertulis dan referensi yang mendukung.
2 RWK khusus diselenggarakan dengan agenda pembahasan :
a. Perubahan AD LKM
b. Pemilihan anggota LKM antar waktu
c. Pembubaran LKM
d. Hal-hal lain yang dianggap perlu
3 RWK khusus dianggap sah apabila dihadiri olrh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
utusan warga yang diundang da 50% + 1 anggota LKM.
4 Yangf diundang dalam RWK khusus adalah anggota LKM, utusan warga ditambah
masyarakat ( warga Kurang Mampu, perempuan, tomas / toga ) sebagai peninjau..
5 Tata tertib penyelenggaraan RWK khusus diatur melalui tata tertib RWK khusus dan
ditetapkan melalui keputusan RWK khusus.
Pasal 17
Hak Suara
1 Dalam pemungutan suara setiap anggota LKM mempunyai 1 ( satu ) suara.
2 Kehadiran dalam hak suara tidak dapat diwakilkan.
3 Tata cara pemungutan suara dapat dilakukan dengan sistem terbuka atau tertutup apabila
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai.
4 Penentuan sistem pemungutan suara dilakukan dengan musyawarah.
5 Pengambilan keputusan khusus dalam hal memilih seseorang atau menyangkut anggota
LKM dilakukan melalui voting tertutup.

Pasal 18
Pembagian Kerja Anggota LKM

Anggota LKM dibagi dengan 3 (tiga) pekerja :


1. Pokja I membidangi jasa lingkungan
2. Pokja II membidangi jasa ekonomi
3. Pokja III membidangi jasa sosial
Namun demikian bukanlah berarti masing-masing pokja tidak boleh mengetahui dan
memberi pendapat untuk pokja yang lain. Pembagian tugas ini hanya untuk mempercepat
kinerja LKM dalam melaksanakan tugas.

Pasal 19

Pokja I, pokja II, pokja III sebelum membuat surat keputusan dijelaskan kepada masing-
masing pokja. Namun keputusan harus melalui Rapat Anggota LKM dengan 50% + 1
anggota LKM.

Pasal 20

Masing-masing pokja sebelum rapat penentuan LKM, terlebih dahulu pokja menyatakan
pembahasan bersama tentang kegiatan yang timbul dari masyarakat warga
LKM “ BERKAH “.

Pasal 21

1. Setiap rencana pengeluaran berupa kegiatan pokja sarana lingkungan, sarana ekonomi,
sarana sosial dinformasikan pada Rapat Konsultan pokja dan diputuskan melalui Rapat
Anggota LKM.
2. Setiap pengeluaran uang, barang diharuskan dan atas persetujuan dari peserta yang
membidangi kegiatan tersebut dan diusahakan sebagaimana pedoman keuangan Kotaku.
3. Setiap pengeluaran barang, kebutuhan kegiatan lingkungan harus menggunakan
penawaran HET ( Harga Eceran Terandah ) dengan sistem Sentralisasi melalui LKM
Berkah,. Selanjutnya membuat surat keputusan Pernyataan barang kebutuhan.
BAB IV
PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KEUANGAN

Pasal 22
Keuangan LKM

1 Keuangan LKM dipegang oleh seorang sekretaris yang ditunjuk oleh anggota
LKM, yang penunjukannya diberita acarakan pada rapat penghunjukan
2 Sesuai dengan pasal 18 AD LKM, LKM juga membentuk unit pengelola keuangan
( UPK ) yang bertugas antara lain mengelola keuangan LKM, khusus untuk kegiatan
ekonomi ( ekonomi bergulir ).
3 Keuangan LKM sebagaimana diatur dalam anggaran Dasar diperoleh dari :
a. Bantuan Langsung Masyarakat ( BLM ) yang berasal dari P2KP.
b. Bantuan dari pemerintah baik pusat maupun daerah.
c. Swadaya Masyarakat.
d. Bantuan dari donor.
e. Kerja sama dengan pihak ketiga baik swasta, LSM, Perguruan tinggi
perbankan dan lain-lain.
f. Kegiatan –kegiatan lain yang sah oleh UP-UP.
4 Keuangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 diatas untuk kepentingan
penanggulangan Ekonomi Kerakyatan
5 Seluruh keuangan yang dikelola oleh UPK wajib disimpan dalam rekening tabungan
UPK-LKM pada salah satu bank yang ditetapkan LKM dan tidak diperkenankan
dilengkapi ATM ( Anjungan Tunai Mandir ).
6 Rekening tabungan LKM diwakilkan sekurang-kurangnya 3 orang anggota LKM
yang ditetapkan melalui rapat anggota LKM.
7 Rekening tabungan LKM yang dimaksud pada ayat 5 diatas bukan milik pribadi atau
atas nama anggota LKM tetapi atas nama LKM “ BERKAH “ Kel. Kedai Ledang.

Pasal 23
Jasa Pinjaman
1 Besarnya bunga pinjaman dana berggulir adalah 1,5 % tetap perbulan.
2 Pendapatan jasa / bunga pinjaman dana berggulir dimanfaatkan untuk:
a. Biaya operasional LKM, Sekretariat, UP-UP : 35. %
b. Biaya inflasi : 12 %
c. Biaya cadangan kredit bermasalah : 10 %
d. Biaya santunan sosial : 10 %
e. Laba untuk penguatan modal ekonomi bergulir : 33 %
Total :100 %
3 Kriteria personil UPK ditetapkan melalui rapat anggota LKM
4 Personil UPK diangkat dan diberhentikan oleh LKM melalui mekanisme surat keputusan
LKM
5 Masa kerja UPK ditentukan dengan memperhatikan bobot tugas / tanggung jawab dan
kenerja personil UPK.
Pasal 24
Tugas, Hak dan Kewajiban Kesekretariatan dan UP-UP LKM

1. Sekretaris, UPL,UPK dan UPS diangkat dan diberhentikan oleh LKM melalui rapat
LKM yang dihadiri oleh 50% + 1 anggota LKM.
2. Tugas kesekretariatan dan UP-UP LKM sebagai berikut :
a. Membuat penbukuan keuangan
b. Menbuat bukti pengganti administrasi
3. Kesekretariatan dan UP-UP LKM mempunyai hak sebagai berikut :
a. Hak memberikan rekomendasi usulan kegiatan yang dapat disetujui LKM.
b. Hak menerima uang transport dan imbalan / balas jasa ( khusus Sekretaris dan
UPK ) sesuai dengan kemampuan keuangan LKM dan kinerja sekretariatan
dan UP-UP LKM.
c. Hak mengelola kegiatan dan keuangan ( khusus Sekretaris UPK ) sesuai
keputusan dan persetujuan LKM.
d. Insentip sekretaris, UPK, UPL dan UPS ditentukan melalui rapat LKM.
4. Kesekretariatan dan UP-UP LKM mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. Mengelola kegiatan dan keuangan ( khusus Sekretaris UPK ) secara
b. transparan dan akuntabel.
c. Mempunyai informasi secara rutin mengenai kondisi perkembangan dan
keuangan yang dikelola kepada LKM dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
d. Terbuka untuk diperiksa oleh siapapun dan kapanpun dan siap diaudit oleh
auditor independen dan BPKP setiap tahun secara rutin.
e. Mekanisme dalam masyarakat usaha sosial ditentukan oleh LKM atau UPS
f. Laporan pertanggung jawaban UP-UP dilaporkan Minimal setiap bulan.

Pasal 25
Sanksi
1 Rapat anggota LKM dapat menjatuhkan sanksi terhadap segala bentuk penyelewengan
yang dilakukan pelaksana kesekretariatan UP-UP LKM, anggota LKM, KSM / panitia.
2 Bentuk dan sanksi yang dujatuhkan diatur ditentukan melalui rapat anggota

BAB IV
PENGELOLAAN DAN PENGADUAN MASYARAKAT

Pasal 26

1 Memperhatikan Pasal 21 AD, LKM harus menerapkan azas atau kaidah transparansi dan
akuntabilitas.
2 Memperhatikan Pasal 21 AD, LKM lainnya harus menerapkan azas atau kaidah
transparansi dan akuntabilitas.

3 Memperhatikan Pasal 21 AD, LKM lainnya harus menerapkan azas atau kaidah
transparansi dan akuntabilitas.
4 Penerapan kaidah transparasi dan akuntabilitas secara konsisten oleh LKM lainnya pada
dasarnya dimaksudkan :
a. Wujud perilaku jujur, dapat dipercaya, ikhlas dan adil.
b. Mendorong proses masyarakat belajar dan melembagakan sikap bertanggung jawab
serta tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan kegiatan yang dilaksanakan.
c. Membangun kepercayaan semua pihak ( trust building ) terhadap LKM dan
masyarakat secara keseluruhan.
d. Mencegah sedini mungkin terjadinya penyinpangan dan penyalahgunaan melalui
tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk selalu melakukan kontrol sosial.
e. Menghindarkan Misscomunication ataupun salah melakukan kontrol sosial.
5 Untuk mengelola dan menangani pengaduan masyarakat, dilakukan oleh sekretariatan
LKM.
6 Dalam mengelola dan menangani pengaduan masyarakat harus menerapkan kaida-kaidah
sbagai berikut :
a. Kemudahan, masyarakat harus mendapat kemudahan untuk menyapaikan
pengaduannya baik dari aspek fisik, pendanaan maupun administrasi.
b. Cepat, tepat dan tanggap, pengaduan yang masuk harus ditangani dengan cepat dan
tepat.
c. Terbuka, proses penerimaan dan penanganan pengaduan harus terbuka untuk pihak
umun yang ingin mengetahuinya.
d. Satu pintu, penenganan dan pengaduan yang dikoordinir di UPM pada berbagai
tataran.
e. Rahasia dan aman, penganan pengaduan harus dapat memberikan jaminan
kerahasiaan dan rasa aman bagi pelapor.

BAB V
REFERENDUM

Pasal 27
1 Masyarakat berhak mengusulkan pembubaran LKM melalui referendum apabila :
a. Terhadap indikasi LKM tidak mampu menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan
prinsip-prinsip kemsyarakatan dalam seluruh kegiatannya.
b. Pelaksanaan kegiatan LKM tidak melibatkan dan atau tidak bermanfaat untuk
kepentingan dan perbaikan kesejahteraan warga miskin.
c. Terdapat indikasi potensi ketidak berlanjutan ( sustainability ) program, dana dan
kegiatan LKM.
2 Referendum dalam rangka pembubaran LKM dilaksanakan melalui RWK khusus yang
diikuti sekurang-kurangnya 30% dari jumlah penduduk dewasa kelurahan Kedai Ledang.
3 Mekanisme RWK khusus diatur seperti pasal 16 ART.

BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 28

Perubahan Aanggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan atas usulan anggota LKM dan
atau masyarakat melalui RWK.
BAB VII
PENUTUP

Pasal 29
1 Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini akan ditetapkan
melalui keputusan LKM.
2 Anggaran rumah tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Kedai Ledang


Pada Tanggal : Desember 2016

DAFTAR NAMA ANGGOTA


KEPEMIMPINAN KOLEKTIF LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT
“ “ BERKAH ” “
KELURAHAN KEDAI LEDANG KECAMATAN KISARAN TIMUR
KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

Anggota PK LKM 1 Anggota PK LKM 2 Anggota PK LKM 3

( H.HUMAIDY SYAMSURI.PANE ) ( HARYADI ) ( ERWIN.PURBA )

Anggota PK LKM 4 Anggota PK LKM 5 Anggota PK


LKM 6

( ANDI PRAYITNO ) ( MULIYONO ) ( JULIANI )

Anggota PK LKM 7 Anggota PK LKM 8 Anggota PK


LKM 9

( YOPI WAHYUNI ) ( RISDIANSYAH ) ( MUHAMMAD HANAFI.ST )


Anggota PK LKM 10 Anggota PK LKM 11 Anggota PK LKM 12

( LISNAWATI ) ( NURLIAWATI ) (IWAN.HASIBUANI )

LKM
“ BERKAH “
TAHUN 2016 - 2019

Anda mungkin juga menyukai