Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan sel dan jaringan tergantung dari oksigen yang berada di dalam aliran
darah yang normal. Ketergatungan pada keseimbangan cairan yang normal tidak begitu
ketara. Kira-kira 60% dari berat badan berupa cairan. Cairan terdiri dari 40% cairan
dalam sel (intrasel) dan cairan di luar sel (ekstrasel) berupa 15% cairan interstitial dan
5% cairan plasma. Gangguan aliran darah atau keseimbangan cairan mengakibatkan
beberapa penyulit medis: edema, kongesti, perdarahan, syok dan tiga keadaan yang
berkaitan yaitu trombosis, emboli, dan infark. Banyak dari aktivitas tubuh di tunjukkan
pada batasan sempit antara volume dan komposisi cairan tubuh. Sejumlah penyesuaian
kimiawi dan fisik terus menerus dibuat untuk menjaga keseimbangan essensial dari
cairan dan elektrolit. Jika mekanisme ini terlalu tinggi dan turun, dapat berakibat
penyakit yang serius.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
a. Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa
b. Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khususnya bagi mahasiswa
S1 keperawatan kebutuhan cairan dan elektrolit
c. Agar mahasiswa tahu bagaimana proses keperawatan pada klien dengan masalah
keseimbangan cairan dan elektrolit

C. RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrlit
c. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan dan elektrolit
d. Asuhan dan keperawatan keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB II
TINJAUAN MATERI
A. LANDASAN TEORI
Keseimbangan air mengacu pada ekuilibrium yang dipertahankan antar masukan (in
take) dan haluran (output) air. Masukan air berasal dari cairan yang diminum, air didalam
makanan, dan air hasil oksidasi bahan makanan. Air itu dipakai dalam peroses metabolik
tubuh dan diperlukan untuk mengangkut produk limbah untuk diekskresi melalui urine,
kulit, paru-paru dan tinja. Komposisi cairan tubuh diatur oleh ginjal dan paru-paru, yang
mendapat masukan dari jaringan dan kelenjar-kelenjar tubuh hormon, khususnya
aldosteron dan ADH, berfungsi mengatur komposisi plasma dan cairan tubuh lainnya.

Rata-rata masukan dan haluaran pada orang dewasa


Masukan Haluaran
Cairan oral 1300 mL Urine 1500 mL
Air dalam makanan 1000 mL Fases 200 mL
Air yang Tidak kasatmata
300 mL
diproduksi oleh
metabolism
Total 2600 mL Paru-paru 300 mL
Kulit 600 mL
Total 2600 mL

Air merupakan 60% dari berat tubuh dewasa. Orang yang berotot, relative memiliki
lebih banyak air (dalam %) daripada orang gemuk, karena sel-sel lemak mengandung jauh
lebih sedikit air daripada sel otot. Jumlah air yang diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan pada orang dewasa sekitar 1500 ml/hari (rata-rata yang masuk adalah 200
ml/hari). Masukan air harus diimbangi dengan keluarannya. Jumlah urine minimal adalah
300-500 ml per 24 jam. Selain oleh ginjal, air juga dikeluarkan melalui paru-paru, kulit,
dan tinja. Ini disebut “insensible water loss” (kehilangan air tidak kasatmata). Air
berfungsi sebagai bantalan, pelindung, dan pembentuk tampilan kulit dari tubuh.
B. PENGERTIAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusikan ke seluruh
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya;
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

1. Cairan tubuh terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu; cairan intraselular dan cairan
ekstraselular. Cairan intraselular adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di luar sel terdiri
dari tiga kelompok yaitu : cairan intravascular (plasma), cairan interstitial dan cairan
transelular. Cairan intravascular (plasma) adalah cairan di dalam system vascular,
cairan interstitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan
transelular adalah cairan sekresi khusus seperti cairan sarebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
2. Proporsi caira tubuh
Persentasi dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain:
a. umur
b. kondisi lemak tubuh
c. sex
C. SISTEM YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Ginjal
Ginjal merupakan oragan yang memiliki peran besar dalam mengatur kebutuhan
cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebgai pengatur air,
pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa garam,
dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan
bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter
darah mengandung 500cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya
disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui
tublirenalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine
yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan Aldosteron dengan rata-rata
1ml/kg/bb/jam.
2. Kulit
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh fase
motorik sengan kemampuan mengendalikan arteriol kuatan dengan cara vasodilatasi
dan vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan.
Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir
melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan
melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi (yaitu pengalihan panas ke
benda yang disentuh), dan konveksi(yaitu pengaliran udara panas ke permukaan yang
lebih dingin).
3. Paru
Organ paru berperan melindungi mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensibel water loss kurang lebih 400ml per hari.proses pengeluaran cairan terkait
dengan repon akibat perubahan upaya kemampuan bernafas.
4. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui peroses penyerapan dan pengeluaran air. dalam kondisi
normal cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200ml per hari, Pengaturan
keseimbangan cairan dapat melalui endokrin, seperti sistem hormonal (anti diuretik
hormon ADH), aldosteron, prostagladin, glukokortikoid, dan mekanisme rasa haus.
5. ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh .hormon ini di bentuk oleh hipotalamus
di hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurukan cairan ekstrasel.
6. Aldosteron
Hormon ini berfungsi sebagai absorpsi natrium yang di sekresi oleh kelenjar
adrenal di tubulus ginjal.proses pengeluaran aldosteron ini di atur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin.
7. Prostaglandin
Prostaglandin merupan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi
merespon radang, mengendalikan tekanan darah dan kontraksi uterus,serta mengatur
pergerakan gastrointestul. Pada ginjal , asam lemak ini berperan dalam mengatur
sirkulasi ginjal .
8. Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

D. KEBUTUHAAN CAIRAN TUBUH BAGI MANUSIA


Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi
baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Presentasi
caira tubuh bervariasi bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis
kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibandingkan
dengan pria dewasa, karena wanita mempunyai jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak
dibanding pria dewasa.

Kebutuhan Air Berdasarkan Umur dan Berat Badan:


Kebutuhan Air
Umur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan
3 hari 250 – 300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30
E. PENGATURAN VOLUME TUBUH

Keseimbangan cairan tubuh dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah
cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.

1. Asupan cairan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ±2500cc
per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan
lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus.
Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah
hipotalamus. Apabila terjadi ketidak seimbangan volume cairan tubuh dimana asupan
cairan kurang atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan darah.
2. Pengeluaran cairan
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan
pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300cc. Jumlah air yang paling
banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak ±1500cc per
haripada orang dewasa. Hal ini juga di hubungkan dengan banyaknya asupan air
melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah
diukur, dan sering dilakukan dalam praktik klinis. Pengeluaran cairan dapat pula
dilakukan melalui kulit(berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa fases).
Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak
dapat diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya,
jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga sulit untuk
diukur.
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1. Urine
2. Keringat
3. Fases
F. JENIS CAIRAN
a. Cairan Natrien

Pasein yang istirahat di tempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap
harinya. Cairan natrien (zat gizi)melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam
bentuk karbohidrat, nitrogen , dan vitamin yang penting untuk metabolisme .kalori
yang terdapat dalam cairan natrien berkisar antara 200-150kalori perliter.cairan
nutrien terdiri atas:
1. Karbohidrat dan air contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), inverisuger
(setengah dextrose dan setegah levulose)
2. asam amino, contoh; amigen, aminoso, dan travamin
3. lemak, contoh: lipomul dan liposyin
b. Blood Volume Expanders

Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume


pembuluh darah setelah kehilngan darah atau plasma .apabila keadaan darah tidak
sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma
akan mempertahakan volume darah. Pada pasien dengan luka bakar berat sejumlah
besar cairan hilang dari pembuluh darah didaerah luka. Plasma sangat perlu di
berikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expender antara lain
homan serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua caran
ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat meningkatkan
jumlah volume darah.

G. MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN


a) Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan cairan dan
kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh
dengan menggosokkan cairan vaskuler sebagai konpensasi akibat penurunan cairan
eksternal, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel pengosongan cairan ini terjadi
pada pasien diare dan muntah. Ada tiga macam kekurangan cairan eksternal yaitu:
1. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit
secara seimbang.
2. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air dari pada
elektrolit.
3. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit dari
pada air.
Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume ekstrasel
berkurang (hipovolume) dan terjadi perubahan hematoksil. Pada keadaan ini, tidak
teradi perpindahan cairan daerah intrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya sama.
Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, kadar urine, natrium
dan keratin meningkat dan menyebabkan perpindahan cairan intrasel ke pembuluh
darah. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi secara lambat atau cepat dan
tidak selalu cepat diketahui. Kelebihan asupan pelarut seperti protein atau klorida, dan
natrium akan menyebabkan ekskresi atau pengeluaran urin secara berlebihan serta
berkeringat dalam waktu lama dan terus-menerus. Hal ini dapat terjadi pada pasien
yang mengalami hipotalamus, kelenjar gondok, ginjal, diare, muntah secara terus
menerus, pemasangan drained an lain-lain.
b) Hipervolume atau Overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan, yaitu:
hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan interstisial).
Normalnya cairan interstial tidak terikat dengan air tetapi elastic dan terdapat
diantara jaringan Pitting edema merupakan edema yang berada pada darah perifer
atau akan membentuk cekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak, hal ini
disebabkan oleh perpindahan cairan ke jaringan titik tekan.

H. KEBUTUHAN ELEKTROLIT

Elektrolit terdapat pada seluruh bagian tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen,
nutrien dan sisa metabolisme, seperti karbondioksida,, yang semuanya disebt ion.
Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan listrik. Ion
negative disebut anion sedangkan ion positif disebut kation. Contoh dari kation ialah:
kalium, natrium, kalsium dan magnesium. Sedangkan contoh dari anion ialah: klorida,
bikarbonat dan fosfat.

Komposisi elektrolit dalam plasma adalah sebagai berikut:


Natrium : 135 – 145 mEq/lt
Kalium : 3,5 – 5,3 mEq/lt
Kalsium : 4 – 5 mEq/lt
Magnesium : 1,5 -2,5 mEq/lt
Klorida : 100 – 106 mEq/lt
Bikarbonat : 22 – 26 mEq/lt
Fosfat : 2,5 – 4,5 mg/100 ml

Pengukuran elektrolit dalam satuan miliequivalen per liter cairan tubuh atau
milligram per 100 ml (mg/100 ml). Equevalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan
zat kimia atau kekuatan kation dan anion dalam molekul.

I. PENGATURAN ELEKTROLIT
1. Pengaturan Keseimbangan Natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan
volume cairan tubuh. Natrium paling banyak terdapat dalam cairan ekstrasel.
Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron
berfungsi mempertahankan keseimbangan jumlah natrium dalam plasma dan mengatur
keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah. Sedangkan ADH
berfungsi mengatur sejumlah air yang diserap kembali ke dalam ginjal dari tubulus
renalis. Ekskresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil
melalui fases, keringat, dan air mata.
2. Pengaturan Keseimbangan
Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu:
1. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkaan produksi aldosteron.
2. Peningkatan jumlah aldosteron akan mempengaruhi jumlah kalium yang
dikeluarkan melalui ginjal.
3. Peningkatan pengeluaran kalium konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel
menurun.

Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernafasan. Parikel penting dalam


kalium berfungsi menghantarkan implus listrik ke jantung, otot lain, jaringan
paru, dan jaringan usus pencernaan.eksresi kalium dilakukan melalui urine,
sebagian melalui fases dan keringat.

3. Pengaturan Keseimbangan Kalsium


Kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk tulang, menghantarkan implus
kontraksi otot, koagulasi (pembentukan darah), dan membantu beberapa enzim
pankreas. Kalsium di ekskresi oleh urine dan keringat
4. Pengaturan Keseimbangan Klorida
Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium, yaitu memperahankan
keseimbangan tekanan osmotik dalam dalam darah. Hipokloremia merupakan suatu
keadaan kekurangan kadar klorida dalam darah, sedangkan hiperklomia merupakan
kelebihan klor dalam darah.
5. Pengaturan Keseimbangan Magnesium
Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam tubuh
dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesium terjadi bila konsentrasi serum
turun menjadi <1,5 mEq/lt dan hipermagnesium terjadi pada kadar magnesium serta
serum meningkat menjadi >2,5 mEq/lt.
6. Pengaturan Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
7. Pengaturan Keseimbangan Fosfat
Fosfat (PO4) bersama-sama dengan kalsium berfungsi membentuk gigi dan tulang.
Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan dari urine.

J. JENIS CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic,
hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak
dipergunakan. Contoh cairan elektrolit adalah:
1. Cairan Ringer’s terdiri atas; Na+, Cl-, K+, Ca2+
2. Cairan Ringer’s laktat terdiri atas; Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+, HCO3
3. Cairan buffer’s terdiri atas; Na+, K+, Mg2+, Cl-, HCO3

K. MASALAH KEBUTUHAN ELEKTROLIT


1. Hiponatremia
Hiponatremia adalah suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma
darah, yang ditandai dengan kadar natrium dalam plasma nya >135 mEq/lt, rasa haus
berlebihan, denyut nadi yang cepat, hipotensi konvulsi, dan membrane mukosa
kering. Hiponatremia disebabkan oleh hilangnya cairan tubuh secara berlebihan,
misalnya ketika tubuh mengalami diare yang berkepanjangan.
2. Hipernatremia
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi, ditandai dengan adanya mukosa kering, oligari/anusia, turgor kulir buruk dan
permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan dan lidah kering kemerahan, konvulsi
suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma >145 mEq/lt. kondisi demikian
dapat disebabkan karena dehidrasi, diare, dan pemasukkan air secara berlebihan
sementara pemasukan air sedikit.
3. Hipokalemia
Hipokalemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
Hipokalemia dapat terjadi dengan sangat cepat. Kondisi ini terjadi pada pasien yang
mengalami diare berkepanjangan, juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi,
turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung,
lemah dan lunaknya otot tubuh, tidak beraturnya denyut jantung (aritmia), penurunan
bising usus, dan turunnya kadar kalium plasma hingga kurang dari 3,5 mEq/lt.
4. Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan suatu keadan dimana tingginya kadar kalium di dalam
darah, keadaan ini sering terjadi pada pasien yang mengalami luka bakar, penyakit
ginjal, asidosis metabolic, pemberian kalium yang berlebihan melalui intravena
ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan aritmia kelemahan,
sedikitnya jumlah urine dan diare, adanya kecemasan iritabilitas, serta kadar kalium
dalm plasma mencapai lebih dari 5 mEq/lt.
5. Hipokalsemia
Hipokalsemia merupakan suatu keadan kurangnya kadar kalium dalam plasma
darah yang ditandai dengan adanya kram otot dank ram perut, kejang, bingung, kadar
kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/ltd an kesemutan pada jari dan sekitar
mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau
kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.
6. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah
yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan
makan vitamin D secara berlebihan, ditandai dengan adanya nyeri pada tulang,
relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, kadar kalsium dalam plasma lebih
dari4,3 mEq/lt.
7. Hipomagnesia
Hipomagnesia merupaka suatu keadan kurangnya kadar magnesium dalam darah
yang ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan konvulsi. Kadar
magnesium dalam darah kurang dri 1,3 mEq/lt.
8. Hipermagnesium
Hipermagnesium merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah
yang ditandai dengan adanya koma, gangguan pernafasan, dan kadar magnesium lebih
dari 2,5 mEq/lt.
L. FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
1. Umur
Usia akan berpengaruh pada luasnya permukaan tubuh, metabolisme, dan berat
badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi ganguan keseimbangan cairan
karena gangguan fungsi jantung atau ginjal.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas dan kelembaban udaranya rendah akan
mengalami kekurangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolism sel, glukosa darah, dan pemecah glikogen
otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, misalnya seperti luka bakar, penyakit ginjal dan kardiovaskuler,
pasien yang kehilangan kesadaran, tindakan medis (suction, nasogastric tube, dan
lain-lain), pengobatan, dan pembedahan.
6. KESEIMBANGAN ASAM BASA DALAM DARAH
Satuan derajat keasaman adalah pH:
 pH 7,0 adalah netral
 pH diatas 7 adalah basa (alkali)
 pH dibawah 7 adalah asam
Darah memiliki pH antara 7,35 – 7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan
pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa
organ. Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan
asam-basa darah:
 kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian dalam bentuk ammonia.
 Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
 Pembuangan karbondioksida.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu
asidosis dan alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam
dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa,
dan menyebabkan peningkatan kadar pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan
suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan
petunjuk penting dari adanya masalah metabolism yang serius.

PRINSIP KEBUTUHAN CAIRAN PADA IBU HAMIL


 Jumlah pemasukan cairan yang di rekomendasikan pada ibu hamil dalam sehari
adalah sekitar 6 – 8 gelas (1500 – 2000 ml)
 Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10 – 12 gelas per hari atau
paling tidak minum setiap 15 menit sekali.
 Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban.
 Jika mual-mual dan muntah di trisemester pertama tidak diimbangi dengan usaha
memasukkan kembali makanan dan minuman maka akan terjadi dehidrasi.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting,
yaitu: volume cairan intrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.
Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air
dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensiasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga ikut berperan dalam
mempertahankan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hydrogen dan ion
bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal yang ikut berperan dalam
keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengsekresikan ion hydrogen
dan CO2 dan system penyangga (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. tambayong, Jon.200.Pantofisiologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC


Alimul, Aziz, H. Kebutuhan Dasar Manusia.
http://aldie-cahkeperawatan.blogspot.co.id/2012/01/makalah-cairan-dan-
elektrolit.html?m=1
http://ardyanpradana007.blogspot.co.id/2011/02/makalah-kebutuhan-cairan
http://harmokoblog.wordpress.com/2013/06/18/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit-
serta-keseimbangan-asam-basa/

Anda mungkin juga menyukai