RAWAT GABUNG
RS. HVA TOELOENGREDJO PARE
RS HVA TOELOENGREDJO
JL.A.YANI NO.25
PARE
1
PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TOELOENGREDJO
No.XX-PRS/RST/15.077
TENTANG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan
kesehatan ibu di Rumah Sakit Toeloengredjo, maka perlu adanya
kebijakan.
b. bahwa untuk melaksanakan program tersebut, perlu adanya Peraturan
Panduan Rawat Gabung Rumah Sakit Toeloengredjo.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Toeloengredjo
tentang Panduan Rawat Gabung Rumah Sakit Toeloengredjo
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008
tentang Panduan Rawat Gabung Rumah Sakit Toeloengredjo
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 938/Menkes/SK/VII/2007
tentang Standar Asuhan Kebidanan.
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
ii
Kedua : PANDUAN RAWAT GABUNG
Rumah Sakit Toeloengredjo sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif Rumah Sakit Toeloengredjo dilaksanakan oleh Kepala Divisi
Pelayanan Medis dan Kepala Divisi Keperawatan Rumah Sakit
Toeloengredjo.
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Pare
Pada tanggal : 26 Januari 2015
dr.Noer Evaliana
Kepala Rumah Sakit
iii
DAFTAR ISI
iv
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Definisi
Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan
bersama ibunya dalam satu ruangan.Rawat gabung dimaksudkan agar bayi mudah diamati dan
dijangkau oleh ibunya setiap saat sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai
dengan kebutuhannya.
1
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
2
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
b. Untuk ibu
# tempat tidur ibu, diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik turun.Bila
perlu ada tangga injakan untuk naik ke tempat tidur.
# tersedianya perlengkapan perawatan nifas.
c. Ruangan :
# ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28C.
# ruangan unit ib8u/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus
dekat dengan ruang petugas ( di RS/RB)
3
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
f. Memberikan kesempatan bagi ibu untuk lebih sering menyusui dan tidak
dijadwal/dibatasi
Manfaat dari segi fisik ibu:
a. Mempercepat uterus menjadi normal sehingga perdarahan post partum
dapat dikurangi.
b. Menstimulasi mobilisasi ibu, karena aktifitas ibu merawat sendiri bayinya
c. Mempercepat produksi ASI
d. Ibu menyusui lebih lama, sehingga menghindari pembengkakan
payudara
2. Manfaat bagi Bayi:
Manfaat ditinjau dari segi psikologi bayi:
a. Menstimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang bayi
khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih saying
b. Ritme tidur bayi lebih terpelihara
Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi:
a. Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama kolostom (susu
jolong) mengandung zat-zat antibody (kekebalan)
b. Bayi mendapatkan makanan sesuai dengan kebutuhan
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomoial
d. Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh pemberian susu
formula
e. Mencegah kemungkinan terjadinya maloklusi gigi
(pertumbuhan/penutupan gigi yang kurang baik)
f. Melatih bayi untuk menghisap putting dan areola dengan benar
g. Memperlancar pengeluaran mekoneum
h. Pertambahan berat badan bayi lebih cepat karena bayi disusui lebih lama
3. Manfaat bagi keluarga.
Manfaat dari segi psikologis keluarga :
a. Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memeberikan
dorongan pada ibu dalam menyusui bayinya
4
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
5
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
6
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
7
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan rawat gabung merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu dan bayi
yang baru dilahirkan, dimana ibu dan bayi berada dalam satu tempat atau ruangan.Dengan
rawat gabung diharapkan bayi bisa mendapat ASI setiap saat sesuai dengan kebutuhannya (on
cue).
Rawat gabung dapat dilaksanakan di RS, RB, Puskesmas, Polindes/Poskesdes dan di
rumah.Pelaksanaan rawat gabung sangat membantu ibu dalam memulai dan menetapkan
menyusui secara eksklusif.
8
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
BAB III
TATA LAKSANA
9
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
makanan untuk ibu menyusui.Kepada ibu diberikan leaflet mengenai hal tersebut
dan dipesan untuk memeriksa bayinya 1 minggu kemudian.
10
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
11
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
BAB IV
DOKUMENTASI
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan atau asuhan yang diberikan
kepada ibu dan bayi, hal-hal yang perlu ditulis /direkam pada pencatatan dan pelaporan
rawat gabung adalah:
1. Catatan perkembangan klien rawat gabung sebagai bukti asuhan yang diberikan
oleh bidan dengan menggunakan metode SOAP.
2. Cakupan rawat gabung:
- Jumlah rawat gabung :penuh/partial.
- Inisiasi dini.
- Menyusui on cue 9 melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui).
3. Jumlah persalinan :
- Persalinan normal.
- Persalinan tindakan.
4. Jumlah ibu dan bayi yang bermasalah dalam menyusui.
5. Jumlah rujukan (dirujuk dan menerima rujukan).
6. Monitoring dan Evaluasi.
7. Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan bagian paenting dalam melaksanakan
suatu program atau kegiatan.
8. Indikator keberhasilan yang dilihat antara lain;
1. Semua ibu dan bayi mendapat perawatan gabung.
2. Tidak ada susu formula di ruang rawat gabung.
3. Menyusui secara eksklusif 100%.
12
Lampiran : Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : No. XX-PRS/RST/15.077
Tanggal : 26 Januari 2015
dr.Noer Evaliana
Kepala Rumah Sakit
13