Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan energi listrik setiap tahun menigkat dengan


berkembangnya bidang perindustrian dan masalah kependudukan. Keterbatasan
dalam penyediaan energi dari sektor energi fosil menyebabkan semakin dicarinya
sumber energi alternatif terutama kearah sumber energi non minyak bumi, salah
satunya energi panasbumi.

Indonesia terletak berdekatan dengan daerah pertemuan lempeng tektonik


aktif, memberikan kontribusi yang besar akan potensi panasbumi. Potensi yang
dimiliki Indonesia adalah kurang lebih 16.000 MWe dan memiliki nilai strategis
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Selain itu,
keunggulan dari energi ini adalah merupakan clean energy dan aman bagi
lingkungan.

Sistem panasbumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu


sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan konveksi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan sedangkan perpindahan
panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan sumber
panas.

Energi panasbumi sering didefinisikan sebagai energi yang tersimpan


dalam bentuk air panas atau uap pada kondisi geologi tertentu pada kedalaman
beberapa kilometer di dalam kerak bumi. Hal seperti ini tercakup dalam daerah
atau lapangan panasbumi yang mempunyai batas permukaan terbatas dan terutama
dalam situasi hidrologi batuan (sistem panasbumi). Sedangkan sistem panasbumi
diartikan sebagai suatu sistem air di dalam batuan yang mengandung air bersuhu
cukup tinggi, baik malalui analisa laboraturium maupun analisa langsung di
lapangan. (A. J. Ellis dan W. A. J. Mahon, 1977). Energi panasbumi merupakan

1
2

energi yang bersih (clean), terbarukan (renewable) dan berkelanjutan


(sustainable) yang berasal dari interaksi panas yang dipancarkan oleh batuan
sumber panas terhadap fluida yang terdapat di dalam reservoir panasbumi.
Reservoir panasbumi diindikasikan dengan adanya manifestasi diatas permukaan
yang merupakan proses natural discharge dari dalam reservoir panasbumi seperti
mata air panas, kolam lumpur, solfatara, fumarol, geyser dan mineral alterasi.

Energi panasbumi terkandung pada reservoir, baik pada batuannya maupun


pada fluidanya dengan magma sebagai sumber panasnya. Untuk dapat dikatakan
sebagai reservoir panasbumi terdapat beberap persyaratan. Syarat-syarat tersebut
adalah adanya sumber panas yang berasal dari intrusi magma pada daerah
vulkanik, adanya batuan permeabel (batuan reservoir) yang mampu menyimpan
fluida, adanya batuan impermeabel (cap rock) yang mampu menahan fluida dan
panas di dalam reservoir dan adanya persediaan air yang cukup untuk
pembentukan uap.

Sebelum diproduksikan sumur panasbumi terlebih dahulu dilakukan


pengukuran kemampuan produksi (uji produksi) sumur dipermukaan yang
bertujuan untuk mengetahui besarnya mass flow rate yang dapat dihasilkan oleh
sumur tersebut. Pelaksanaan uji produksi sumur adalah dengan jalan mengalirkan
fluida reservoir ke permukaan dengan berbagai laju aliran yang dikontrol oleh
suatu system peralatan uji produksi di permukaan. Simulasi juga diperlukan
sebelum sumur diproduksikan, yang mana hasil dari simulasi (output curve)
digunakan untuk memperkirakan rate yang dihasilkan dengan tekanan kepala
sumur yang berbeda-beda.

Pengoperasian tekanan kepala sumur di suatu lapangan panas bumi


sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu masalah ketahanan formasi
batuan reservoir terhadap tekanan yang diberikan, penanggulangan terhadap
terbentuknya scale, kualitas uap yang dihasilkan serta pada akhirnya akan
diperhitungkan tentang besarnya daya listrik (electric power) yang dihasilkan oleh
sumur tersebut.
3

Untuk mengalirkan fluida produksi, maka dibutuhkan perencanaan


fasilitas produksi diatas permukaan dan perencanaan gathering system. Fasilitas
produksi permukaan sistem single flash diantaranya meliputi well head, x-mas
tree, separator, silincer, header, two phase main line, one phase pipe line, steam
turbine, generator, expansion loops, compensator, condensate traps, pipe line
support dan cooling tower. Siklus pemisahan tunggal (single flash) menggunakan
satu kali pemisahan fluida, yaitu pada separator sebelum fluida satu fasa
memasuki steam turbine.

Fluida produksi dalam perjalanannya dari well head menuju steam turbine
mengalami penurunan temperatur dan tekanan sejalan dengan terbentuknya fasa
uap dari fasa cair yang ada. Asumsi yang digunakan pada kondisi tersebut adalah
bahwa proses yang dialami fluida produksi saat mengalir ke atas permukaan
adalah isenthalpic dengan kesetimbangan thermodinamika yang tetap terjaga. Hal
tersebut dikarenakan adanya penurunan temperatur yang terjadi akibat
digunakannya sebagian panas laten untuk merubah fasa cair menjadi fasa uap.

Siklus penguapan kemudian digunakan untuk memanfaatkan energi panas


dari fluida produksi, karena fluida tersebut muncul diatas permukaan sebagai fasa
cair yang terkompresi atau fluida jenuh (saturated fluid). Energi yang terkandung
dalam fluida tersebut dapat dimanfaatkan dengan mengalirkannya kedalam suatu
alat pemisah, yaitu separator yang beroperasi dengan tekanan lebih tinggi dari
tekanan uap kering yang masuk kedalam steam turbine. Secara ideal, energi
maksimum yang dapat dihasilkan dari fluida produksi tersebut apabila temperatur
alat pemisah berada diantara temperatur air panas dan temperatur condenser yang
digunakan. Temperatur optimum diperoleh dari temperatur rata-rata antara
temperatur saturasi pada well head dan temperatur saturasi pada outlet steam
turbine, yaitu pada condenser.

Dalam pemanfaatan energi panas dari fluida produksi pada fasilitas


permukaan, perlu dilakukan optimasi fasilitas permukaan agar energi listrik yang
dihasilkan optimal. Dalam bidang panasbumi salah satu caranya adalah dengan
4

analisa exergy. Exergy memiliki deifinisi sebagai suatu ukuran kualitas energi.
Jika dalam panasbumi, exergy adalah besarnya energi yang terpakai (dayaguna)
pada suatu fluida panasbumi yang dipengaruhi tekanan dan temperatur dengan
mempertimbangkan energi yang terbuang selama proses berlangsung. Analisa
exergy bertujuan untuk meningkatkan kemampuan produksi suatu sumur
panasbumi dan fasilitas produksi. Pada lapangan panasbumi, kondisi akhir fluida
produksi terkait dengan kondisi lingkungan. Dalam komprehensif ini akan dibahas
optimasi fasilitas permukaan dengan konsep exergy yang dilakukan pada tiga titik,
antara lain ; wellhead, separator, dan turbin.

Anda mungkin juga menyukai