87 202 1 PB PDF
87 202 1 PB PDF
php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (1), Januari 2017, 80-84
Abstrak
Baby spa adalah perawatan untuk bayi dengan menggunakan metode air. Baby spa termasuk salah
satu bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik.
Pertumbuhan fisik adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Manfaat baby spa adalah dapat
memberikan kenyamanan dan segar sehingga daat meningkatkan kualitas tidur bayi. Pada saat tidur
75% hormon pertumbuhan dikeluarkan yang akan menstimulasi pertumbuhan bayi. Pertumbuhan
fisik merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan. Jenis penelitian adalah deskriptif
korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi pada penelitan ini adalah seluruh bayi usia 6-12
bulan yang melakukan baby spa pada usia 3-5 bulan. Teknik sampling yang digunakan adalah
purpose sampling dan mendapatkan responden sebanyak 38 responden. Instrumen penelitian
menggunakan lembar observasi, analisis data menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian ini ada
hubungan yang signifikan antara frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan.
Baby spa sangat bermanfaat untuk menstimulasi pertumbuhan bayi sehingga harus dilakukan dengan
baik dan konsisten.
Abstract
[Relationship Baby Spafrequency With Growth Physical Baby Age 6-12 Months] Baby spa is a
treatment for infant using the water method. Baby spa is one of stimulation form that give to the child
in order to optimize the physical growth. Physical growth is the increase in physical size and structure
of the part or whole of the body so that it can be measured in units of length and weight. The benefits
of baby spa is able to provide comfortable and freshnessso that it can improve sleep quality of the
baby. During the sleep,75% of growth hormone released which it will stimulate the growth of the
baby. Physical growth is the increase in physical size and structure of the part or whole of the body so
that it can be measured in units of length and weight. The purpose of this study is to determine the
relationship between the frequency of baby spa with physical growth of infants aged 6-12 months. The
type of this research is descriptive correlation with retrospective approach. The population in this
research was all infants aged 6-12 months who performed baby spa at the age of 3-5 months. The
sampling technique that used is purposive sampling and gathered the respondents as much as 38
respondents. The research instrument that used is observation sheet, and data analysis using chi
square test. The results of this study is there was a significant relationship between the frequency of
baby spa with physical growth of infants aged 6-12 months. Baby spa is very useful to stimulate the
growth of the baby so it must be done properly and consistently.
Info Artikel : Dikirim 17 November 2016; Revisi 18 Desember 2016; Diterima 12 Januari 2017
--------------------------------------
*) Penulis korespondensi
Email : e-mail: dprastiani@gmail.com
80
Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (1), Januari 2017, 80-84
81
Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (1), Januari 2017, 80-84
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Pertumbuhan Fisik di fisik yang optimal. Tetapi pertumbuhan fisik anak
Klinik Baby Spa. berjenis kelamin laki-laki pertumbuhan fisiknya lebih
Pertumbuhan Frekuensi Prosentase lambat dibandingkan dengan anak berjenis kelamin
fisik (f) (%) perempuan.
BB dan TB Soetjiningsih (2015) mengatakan pacu tumbuh
27 71.1 (growth spurt) anak perempuan dimulai lebih cepat
normal
BB dan TB dibandingkan anak laki-laki Tetapi pertumbuhan
11 28.9 anak perempuan lebih cepat berhenti daripada anak
tidak normal
Total 38 100.0 laki-laki. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Kasriyati (2012) yang mengatakan bahwa pacu
Tabel 3 di atas menjelaskan bahwa sebagian tumbuh (growth spurt) anak perempuan dimulai lebih
besar pertumbuhan fisik anak yang melakukan baby cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak
spa mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) laki-laki baru pada umur 10 tahun. Anak perempuan
secara normal yaitu 27 responden (71,1%). Dalam umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan
penelitian ini BB dan TB normal berdasarkan usia anak laki-laki baru berhenti tumbuh umur 20 tahun.
menurut KEMENKES RI 2010. Dari uraian diatas dapat diliha bahwa pacu
tumbuh (growth spurt) anak laki-laki lebih lambat.
Tabel 4. Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Hal ini merupakan salah satu alasan beberapa orang
Pertumbuhan Fisik Bayi Usia 6-12 bulan tua dari anak berjenis laki-laki untuk memberikan
perawatan lebih untuk menstimulus pertumbuhan
Pertumbuhan Fisik P fisik anak agar tumbuh secara optimal sehingga
Frekuensi Tidak Total value dalam pertumbuhan fisik yang lebih lambat daripada
Normal perempuan nanti tidak terjadi hambatan seperti tinggi
baby spa Norrmal
badan menjadi pendek dan berat bedan kurang. Wach
n % N % n %
(2000) menyatakan bahwa tumbuh kembang aak
Rutin 25 65,5 4 10,5 29 100 0,001
sangat dipengaruhi oleh faktor perawatan dan
Tidak 14 5,3 7 18,4 9 100 pengasuhan anak yang baik. Perawatan mengacu
Rutin pada pemberan asupan nutris yang baik, sedangkan
pengasuhan mengacu pada tersedianya lingkungan
Tabel 4 di atas menunjukan hasil tabulasi yang baik secara psikologis.
silang bahwa dari 38 responden yang diteliti,
responden yang melakukan baby spa secara rutin dan 2) Frekuensi Baby Spa
pertumbuhan fisik (BB dan TB) normal sebanyak 25 Frekuensi spa yang dilakukan pada bayi akan
responden (65,8%), dan pertumbuhan fisik (BB dan lebih efektif jika frekuensinya sesuai dengan anjuran.
TB) tidak normal sebanyak 4 responden (10,5%), Dalam penelitian ini responden sebagian besarb
sedangkan responden yang melakukan baby spa melakukan sesuai dengan anjuran yaitu 4 kali dalam
secara tidak rutin dan pertumbuhan fisik (BB dan TB) sebulan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
tidak normal sebanyak 7 responden (18,4%), dan dikemukan oleh Aditya (2014) yang mengatakan
pertumbuhan fisik (BB dan TB) normal sebanyak 2 baby spa dianjurkan untuk dilakukan tidak terlalu
responden (5,3%). sering, cukup satu minggu satu kali dan dilakukan
Hasil analisa data menggunakan uji korelasi secara teratur. Sedangkan menurut Riksani (2012)
chi square diperoleh nilai p value = 0.001, dengan mengatakan baby spa dikatakan rutinjika dilakukan 4
level signifikan (α = 0.05). Diketahui p value lebih kali dalam sebulan, dan baby spa kategori tidak rutin
kecil dari nilai level signifikan (0.001 < 0.05), maka jika dilakukan kurang dari 4 kali dalam sebulan dan
(Ho) ditolak dan (Ha) diterima yang artinya terdapat waktu yang dibutuhkan untuk baby spa sekitar 30-35
hubungan antara frekuensi baby spa dengan menit. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa
pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan di Klinik orang tua bayi sebagian besar telah
Baby Spa Oemah Moengil Kota Tegal. mempraktikannya, dimana hal ini didukung dengan
sebagian besar orang tua melakukan kunjungan baby
4. Pembahasan spa secara rutin pada bayinya sebanyak 4 kali dalam
1) Karakteristik Responden berdasarkan Jenis sebulan.
Kelamin Orang tua yang tidak membawa bayinya
Responden yang melakukan baby spa berjenis secara rutin sebanyak 9 responden (23,7%), artinya
kelamin laki-laki yaitu 24 responden (63.2%), hanya sebagian kecil orang tua responden kurang
sedangkan perempuan hanya 14 responden (36,8%). mendukung pemberian stimulasi, hal ini disebabkan
Hal ini dapat dilihat bahwa anak yang berjenis karena orang tua responden kurang mengetahui
kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan anak tentang manfaat baby spa (Yahya, 2011).Faktor lain
berjenis kelamin perempuan yang melakukan baby yang berpengaruh terhadap frekuensi untuk
spa. Menurut Tim Galenia MCC (2014) mengatakan melakukan baby spa salah satunya adalah keadaan
bahwa baik anak berjenis laki-laki maupun bayi. Dimana bayi yang sedang sakit tidak
perempuan sama-sama membutuhkan pertumbuhan
82
Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (1), Januari 2017, 80-84
diperkenankan melakukan baby spababy spa. sendiri yaitu untuk merangsang gerakan motorik pada
(Riksani, 2012). Saat bayi dalam keadaan sedang bayi sehingga otot-otot bayi akan berkembang
sakit atau kurang sehat tentunya tidak dapat dengan sangat baik, persendian tubuh akan bekerja
melakukan baby spa. Karena akan memperburuk secara optimal yang mengakibatkan pertumbuhan
kondisi bayi apabila dipaksakan melakukan baby spa. badan meningkat secara optimal. Hal ini sesuai teori
Tetapi dengan keadaan bayi yang sehat pastinya akan dari Tim Galenia (2014) mengatakan bahwa manfaat
membuat bayi semakin lebih tenang dan nyaman dari baby swim (berenang) itu sendiri merangsang
ketika melakukan baby spa (Riksani, 2012). gerakan motorik, pertumbuhan badan meningkat dan
tubuhpun menjadi lentur.
3) Pertumbuhan Fisik Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Pertumbuhan fisik merupakan aspek kesehatan dilakukan oleh Profesor Robyn Jourgensen (2007)
yang sangat penting diperhatikan sejak dini, karena dalam Roesli (2009) yang menunjukan bahwa anak-
secara estetika anak yang memiliki pertumbuhan fisik anak yang belajar berenang diusia dini memiliki
yang normal akan lebih baik dibanding anak yang banyak keterampilan dan mencapai titik pertumbuhan
pertumbuhan fisiknya tifdak normal. Untuk yang lebih cepat karena berenang membutuhkan
mendekteksi perubahan yang terjadi pada anak, para gerakan seluruh otot motoriknya. Berenang secara
orang tua harus selalu memonitor setiap tahapan rutin juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh
pertumbuhan anak dengan cermat. Hal ini di tandai bayi sehingga mempengaruhi nafsu makan bayi.
dengan banyaknya orang tua yang memberikan Apabila metabolisme tubuh bayi terganggu
stimulasi kepada anaknya dengan memanfaatkan jasa menyebabkan nafsu makan bayi menurun dan jika
baby spa agar pertumbuhan fisik anaknya mengalami metabolisme tubuh bayi meningkatkan menyebabkan
pertumbuhan yang normal (Fida & Maya, 2012). nafsu makan juga meningkat. Sehingga jika anak
Hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa berenang secara rutin maka selain meningkatkan
38 responden yang melakukan baby spa sebanyak 27 pertumbuhan, berenang juga dapat meningkatkan
responden (71,1%) mengalami pertumbuhan fisik berat badan (Roesli, 2009).
(BB dan TB) secara normal. Hal ini karena Manfaat massage (pijat) pada bayi yaitu untuk
pemberian stimulasi dengan baby spa mempunyai memberi efek stimulasi, rileksasi, melancar peredaran
manfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik darah, meningkatkan daya tahan tubuh dan
pada anak (Tim Galenia MCC, 2014). Sedangkan meningkatkan berat badan. Hal ini sesuai teori Tim
sebanyak 11 responden (28,9%) mengalami Galenia (2014) mengatakan bahwa manfaat dari
pertumbuhan fisik (BB dan TB) secara tidak normal. massage (pijat) itu sendiri melancarkan peredaran
Petumbuhan fisik dipengaruhi oleh faktor internal darah, meningkatkan berat badan, meningkatkan
dan eksternal. Selain pemberian stimulasi dengan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh,
baby spa, namun ada faktor lain yang juga ikut meningkatkan konsentrasi bayi & membuat bayi tidur
berpangaruh terhadap proses pertumbuhan bayi, lelap serta membina ikatan kasih sayang orang tua.
misalnya faktor genetik yang merupakan modal dasar Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil oleh Field dan Scafidi (1986 dan 1990) dalam
akhir proses tumbuh kembang, dan faktor pranatal Rikasani (2012) yang menunjukkan bayi yang di
yang mempengaruhi anak sebelum lahir dan yang massage (pijat) secara rutin selama 15 menit dalam 2
terakhir faktor postnatal yang mempengaruhi anak kali dalam seminggu selama 6 bulan mengalami
setelah lahir (Soetjiningsih, 2015). kenaikan berat badan 50% lebih banyak dari yang
tidak dipijat.
4) Hubungan Frekuensi Baby Spa Dengan Hasil penelitian juga menunjukan 4 responden
Pertumbuhan Fisik Bayi Usia 6-12 Bulan (10,5%) yang melakukan baby spa secara rutin
Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) tidak
dari 38 responden berdasarkan tabulasi silang bayi normal. Pertumbuhan fisik tidak normal yang
yang melakukan baby spa secara rutin di Klinik Baby dimaksud dalam penelitian ini seperti pertumbuhan
Spa Oemah Moengil mengalami pertumbuhan fisik berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai
(BB dan TB) normal yaitu sebanyak 25 responden dengan pertumbuhan seusinya yang telah
(65,8%). Hal ini menunjukan bahwa baby spa dapat dibandingkan dengan tabel pertumbuhan fisik normal
membantu pertumbuhan fisik bayi menjadi normal. dari Kemenkes RI (2010). Sedangkan 2 responden
Hasil ini sesuai dengan teori Tim Galenia (2014) yang melakukan baby spa secara tidak rutin
bahwa manfaat baby spa adalah mengoptimalkan mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) normal.
pertumbuhan fisik anak seperti menjadikan berat Adapun faktor yang dapat mempengaruhi
badan dan tinggi badan anak menjadi normal sesuai pertumbuhan fisik anak menjadi normal atau tidak
dengan anjuran dari Kemenkes RI (2010) dalam tabel normal, bukan hanya dari pemberian stimulasi
pertumbuhan fisik normal. dengan jasa perawatan baby spa tetapi ada juga dari
Baby spa juga mempunyai manfaat yang faktor internal dan faktor eksternal (Roesli, 2008).
terdiri dari manfaat baby swim (berenang) dan Hal ini juga dikuatkan oleh Marlow (1988)
manfaat massage (pijat). Manfaat baby swim itu dan Supartini (2004) dalam Fida dan Maya (2012)
83
Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (1), Januari 2017, 80-84
84
Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728