Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus
halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit. (Cecily, Betz: 2002)
Gastroenteritis Akut adalah penyakit yang terjadi akibat adanya
peradangan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi dengan
gejala terutama muntah, dehidrasi, dan diare. (Cakrawardi.dkk.2011)
Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting
disekitar masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan
kematian seseorang terutama pada anak. Hal ini tercermin banyak orang yang
menderita penyakit diare atau gastroenteritis yang masuk keluar dari
Rumah Sakit. Akibat dari penyakit diare banyak faktor diantaranya
kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial
ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare
yang mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak
dilakukan tindakan-tindakan yang tepat. Masyarakat pada umumnya selalu
menganggap suatu hal penyakit diare adalah spele, sedangkan jika
mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang mengalami
kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus segera
ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok
hipovolemik dan mengalami kematian.
Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat
mengakibatkan kematian berupa komplikasi lain dan masalah lain yang
berkaitan dengan diare belum sepenuhnya ditanggulangi secara memadai,
namun berbagai peran untuk mencegah kematian yang berupa komplikasi dan
masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang baik dan terpenuhi, dalam
mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada

1
semua warga masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta peran
keluarga dan warga sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya
penyakit gastroenteritis karena dari keluargalah pola hidup seseorang
terbentuk. Dengan pola hidup yang sehat dan bersih dapat mencegah
terjadinya penyakit gastrointeritis.

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian penyakit Gastroenteritis Akut!
2. Sebutkan tanda dan gejala pada pasein tersebut!
3. Jelaskan penyebab terjadinya penyakit tersebut!
4. Jelaskan bakteri atau virus atau parasit yang menyebabkan kejadian
penyakit tersebut disertai gambar!
5. Jelaskan patofisiologi penyakit tersebut dari faktor resiko atau
kemungkinan etiologi utama penyakit tersebut sampai munculnya tanda
dan gejala serta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi!
6. Buatlah pathway atau skema patofisiologi penyakit tersebut dari etiologi
dan kemungkinan faktor resiko sampai munculnya tanda dan gejala serta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi!

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya adalah:
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan II (IDK II)
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian penyakit gastroenteritis akut
b. Untuk mengetahui tanda dan gejala pada pasien gastroenteritis akut
c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit gastroenteritis akut
d. Untuk mengetahui bakteri atau virus atau parasit yang menyebabkan
kejadian penyakit gastroenteritis akut
e. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit gastroenteritis akut

2
1.4. Manfaat
Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai penyakit gastroenteritis
akut agar dapat memberikan informasi kepada lingkungan sekitar, dan demi
terjaminnya kesehatan di masa yang akan datang.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyakit Gastroenteritis Akut


Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus
halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit. (Cecily, Betz: 2002)
Gastroenteritis Akut adalah gangguan tranportasi larutan di usus yang
menyebabkan kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses.
(Sodikin.2012)
Gastroenteritis Akut adalah penyakit yang terjadi akibat adanya
peradangan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi dengan
gejala terutama muntah, dehidrasi, dan diare. (Cakrawardi.dkk.2011)
Jadi, gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan
oleh berbagai enterogen termasuk bakteri, virus dan parasit. Tidak toleran
terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin yang ditandai dengan
muntah-muntah yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit.

2.2. Tanda Dan Gejala Penyakit Gastroenteritis Akut


1. Diare
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah

4
2.3. Penyebab Penyakit Gastroenteritis Akut
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi internal,
meliputi:
1) Infeksi bakteri: Vibrio Cholera, Escherichia Coli, Salmonella sp,
Shigella sp, Campylobacter dan sebagainya.
2) Infeksi virus: Enterovirus Echoviruses (virus ECHO),
Coxsackie, Poliomyelitis, Human Retrovirus Adenovirus,
Rotavirus, Astovirus dan lain-lain.
3) Infeksi Jamur: Candida Enteritis
4) Infeksi parasit: Entamoeba Histolitica, Giardia lamblia
5) Infeksi cacing: Ascaris lumbricoides, cacing tambang
6) Protozoa
b. Infeksi Parental ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti OMA,
tongsilitis, bronkopneumoni, ensefalitis, dan lain-lain.
c. Non-Infeksi: Imunodefisiensi (hipogamaglobulinemia), terapi obat
antibiotik, kemoterapi, dan antasida.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan
anak.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum mengkonsumsi makanan.

5
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus.
6. Faktor infeksi

2.4. Bakteri, Virus, Parasit Yang Menyebabkan Kejadian Penyakit


Gastroenteritis Akut
1. Bakteri
a. Vibrio Cholerae
Vibrio cholerae adalah salah satu bakteri yang masuk dalam
family Vibrionaceae selain dari Aeromonas dan Plesiomonas, dan
merupakan bagian dari genus Vibrio. Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1884 dan sangat penting
dalam dunia kedokteran karena menyebabkan penyakit kolera.
Vibrio cholerae banyak ditemui di permukaan air yang
terkontaminasi dengan feses yang mengandung kuman tersebut, oleh
karena itu penularan penyakit kolera ini dapat melalui air, makanan
dan sanitasi yang buruk.
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk
basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur
antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-
proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof , berhabitat alami di
lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot.

6
Vibrio cholerae termasuk bakteri gram negatif, berbentuk
batang bengkok seperti koma dengan ukuran panjang 2-4 um. Pada
isolasi, Vibrio cholerae menghasilkan katalase dan oksidase, dan
bergerak dengan satu flagel pada ujung sel. Tidak memiliki kapsul
dan tidak berspora Koch menamakannya“kommabacillus”, Tapi bila
biakan diperpanjang , kuman ini bisa menjadi batang yang lurus
yang mirip dengan bakteri enteric gram negatif. Kuman ini dapat
bergerak sangat aktif karena mempunyai satu buah flagella polar
yang halus (monotrikh). Kuman ini tidak membentuk spora.
Pada kultur dijumpai koloni yang cembung (convex), halus dan
bulat yang keruh (opaque) dan bergranul bila disinari.

1) Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:


Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom,
DNA, dan granula penyimpanan.
2) Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola
gas dan endospora.

7
Struktur dasar sel bakteri

Struktur dasar bakteri:


1) Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein
dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri
menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan
bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2) Membran plasma adalah membran yang menyelubungi
sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3) Sitoplasma adalah cairan sel.
4) Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma,
tersusun atas protein dan RNA.
5) Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan
makanan yang dibutuhkan.
b. Escherichia Coli

8
Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) merupakan salah satu
jenis spesies utama bakteri gram negatif. Bakteri yang ditemukan
oleh seorang bernama Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam
usus besar manusia. Dan kebanyakan E. Coli tidaklah berbahaya,
tetapi beberapanya seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat
mengakibatkan hal buruk seperti keracunan makanan serius pada
manusia, merusak dinding dari usus kecil dan mengakibatkan kram
perut, diare yang bercampur dengan darah, hingga muntah-muntah.
Infeksi bakteri E.coli adalah infeksi yang dapat terjadi akibat air
atau makanan yang terkontaminasi, terutama sayuran mentah dan
daging yang tidak matang. Orang dewasa yang sehat biasanya pulih
dari infeksi bakteri E.coli O157:H7 dalam seminggu, namun anak-
anak dan lansia, orang dengan sistem imun yang lemah, serta wanita
hamil, memiliki risiko yang lebih tinggi dalam mengalami gagal
ginjal yang mengancam nyawa, atau dikenal sebagai hemolytic
uremic syndrome.

E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang


sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E.
coli berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk
umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37
derajat.

9
Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika di usus besar manusia
terkandung sejumlah E. coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa
makanan. Dari sekian ratus strain E. coli yang teridentifikasi, hanya
sebagian kecil bersifat pathogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri
yang namanya berasal dari sang penemu Theodor Escherich yang
menemukannya di tahun 1885 ini merupakan jenis bakteri yang
menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir
semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E.
coli akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa.
Riset di E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis
lainnya.

Bakteri ini juga merupakan media cloning yang paling sering


dipakai. Teknik recombinant DNA tidak akan ada tanpa bantuan
bakteri ini. Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi
fermentasi yang memanfaatkan E. coli. Misalnya dalam produksi
obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3
propanediol, lactate).
c. Salmonella sp
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria Gram
Negatif batang berbentuk tongkat yang
menyebabkan tifoid, paratifoid, dan penyakit foodborne.

10
Bakteri Salmonella termasuk dalam kingdom Bacteria, filum
proteobacteria, class gamma proteobacteria, ordo enterobactriales,
family enterobacteriaceae, Genus Salmonella, Spesies Salmonella
thyposae, Salmonella parathyposa A, Salmonella Parathyposa
B. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon,
ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald
Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama
kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.

Salmonella sp termasuk dalam family Enterobacteriacea yaitu


bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella sp
terjadi pada saluran cerna dan terkadang menyebar lewat peredaran
darah ke seluruh organ tubuh. Infeksi Salmonella sp pada manusia
bervariasi, yaitu dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri
(gastroenteritis) , tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila
terjadi penyebaran sistemik ( demam enterik ).
Salmonella sp adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang,
tidak membentuk spora, motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta
mempunyai tipe metabolisme yang bersifat fakultatif
anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya
2- 4 mikrometer x 0,5-0,8 mikrometer. Sifat Salmonella antara lain
dapat bergerak, tumbuh pada suasana aerob dan anaerob fakultatif,

11
memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol
dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin
deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa
dan laktosa.

Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang sangat cepat dan


menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit
sekali pada suhu hangat dan pada media tumbuh yang mengandung
protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri bisa berkembang
menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.
Salmonella sp sebenarnya selalu masuk melalui mulut, biasanya
dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi Salmonella sp.
Sebagian kuman mati oleh asam lambung tetapi yang lolos masuk ke
usus halus dan berkembang biak di illeum. Disini terjadi fagositosis
oleh sel kelenjar getah bening yang kemudian menyebar ke aliran
darah, kelenjar getah bening dan ke usus.

12
d. Shigella sp

Shigella adalah bakteri patogen usus yang dikenal sebagai agen


penyebab penyakit disentri basiler. Bakteri ini menginfeksi saluran
pencernaan dan menyebabkan berbagai gejala, dari diare, kram,
muntah, dan mual.
Shigella merupakan penyebab diare disentri yang paling sering
pada anak usia 6 bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan
negara berkembang. Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan
membutuhkan inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare
sehingga mudah ditularkan ke orang lain. Penularan terjadi dalam
kondisi banyak orang berkumpul dalam satu tempat seperti di
penitipan anak, panti asuhan atau tempat penampungan. Rendahnya
sanitasi, pasokan air yang buruk, dan fasilitas yang pipa tidak dapat
memberi sumbanagan terhadap peningkatan risiko infeksi. Shigella
menginvasi dan berproliferasi di dalam epitel kolon. Kemudian
menghasilkan suatu toksin dengan efek sekretori dan sitotoksik dan
menyebabkan ulkus sehingga tinja mengandung lendir dan darah,
secara mikroskopis ditemukan leukosit dan eritrosit.
Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan
jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%).
Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan jumlah kasus
5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan

13
tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah
penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 %.).

Shigella mempunyai antigenik yang kompleks. Ada tumpang


tindih dari sifat serologik dan spesies yang berbeda dan kebanyakan
dari mereka mempunyai antigen O yang sama dengan basil enterik
lainnya. Bagian tubuh antigen O shigella adalah polisakarida.
Kekhususan serologik mereka tergantung pada polisakarida. Ada
lebih dari 40 serotipe. Klasifikasi shigella tergantung pada
karakteristik biokimia dan antigenik.
Semua Shigella meragikan glukosa. Bakteri ini tidak meragikan
laktosa kecuali Shigella sonei. Ketidak mampuannya meragikan
laktosa membedakan bakteri-bakteri Shigella pada perbenihan
diferensial. Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat, tetapi
jarang menghasilkan gas. Bakteri ini juga dibagi menjadi bakteri
yang meragikan manitol dan yang tidak.
Aerob dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4 – 7,8 dan
suhu pertumbuhan optimum 37oC kecuali Shigella sonnei dapat
tumbuh pada suhu 45oC. Sifat biokimia yang khas adalah negatif
pada reaksi fermentasi adonitol, tidak membentuk gas pada
fermentasi glukosa, tidak membentuk H2S kecuali Shigella flexneri,
negatif terhadap sitrat, DNAse, lisin, fenilalanin, sukrosa, urease,

14
VP, manitol, laktosa kecuali Shigella sonei meragi laktosa secara
lambat, manitol, xylosa dan negatif pada tes motilitas.

e. Campylobacter

Campylobacter jejuni merupakan bakteri Gram-negatif


berbentuk batang ramping, bengkok, dan motil. Organisme ini
bersifat mikroaerofil, yang berarti memerlukan kadar oksigen
rendah. Organisme ini relatif mudah mati dan peka terhadap tekanan
dari lingkungan (misalnya 21% oksigen, pengeringan, pemanasan,
desinfektan, kondisi asam). Karena sifatnya mikroaerofil, organisme
ini memerlukan 3-5% oksigen dan 2-10% karbon dioksida untuk
pertumbuhannya secara optimal. Bakteri ini sekarang dikenal
sebagai salah satu patogen saluran pencernaan yang penting.
Sebelum tahun 1972, ketika berbagai metode dikembangkan untuk
mengisolasi bakteri ini dari kotoran, organisme ini diyakini sebagai
patogen pada hewan ternak yang menyebabkan keguguran dan
enteritis (sakit saluran pencernaan) pada domba dan sapi.
C. jejuni merupakan penyebab utama penyakit diare di Eropa yang
disebabkan oleh bakteri. Organisme ini menyebabkan lebih banyak
kasus daripada gabungan Shigella sp. dan Salmonella sp.
Infeksi C. jejuni menyebabkan diare, yang mungkin berair atau
lengket dan dapat mengandung darah (biasanya tidak terlihat) dan

15
sel-sel darah putih (faecal leukocytes). Gejala lain yang sering terjadi
adalah demam, sakit perut, mual, sakit kepala, dan sakit pada otot.
Penyakit biasanya timbul 2-5 hari setelah konsumsi makanan atau air
yang tercemar, dan biasanya berlangsung selama 7-10 hari, tetapi
penyakit ini juga sering kambuh (pada sekitar 25% dari kasus yang
ada). Kebanyakan infeksi bersifat terbatas dan tidak memerlukan
perawatan dengan antibiotik. Namun, perawatan dengan
erythromycin dapat mengurangi jangka waktu di mana orang yang
sakit mengeluarkan bakteri di dalam kotorannya.
Dosis infektif C. jejuni diduga kecil. Hasil penelitian pada
manusia menunjukkan bahwa 400-500 bakteri dapat menyebabkan
beberapa individu menjadi sakit, sementara pada individu lain,
diperlukan jumlah yang lebih besar. Penelitian pada sukarelawan
menunjukkan bahwa kerentanan korban juga ikut menentukan dosis
infektif. Mekanisme C. jejuni dalam menimbulkan penyakit masih
belum dimengerti sepenuhnya, tetapi bakteri ini memproduksi racun
tidak tahan panas yang dapat menyebabkan diare. C. jejuni mungkin
juga bersifat invasif/menyerang saluran pencernaan secara langsung.

2. Virus
a. Adenovirus

16
Adenovirus adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit
infeksi pada saluran pencernaan, mata, kandung kemih, dan lain-
lain. Ada lebih dari 40 jenis adenovirus yang sampai saat ini
diketahui, yang dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan
pada manusia. Lebih umum, itu mempengaruhi lapisan saluran
pernapasan dan menyebabkan gejala seperti pilek, sakit tenggorokan,
dan lain-lain.
Adenovirus adalah virus yang menyebabkan penyakit menular,
yaitu, dapat dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain
melalui media cairan tubuh saat seseorang bersin atau batuk.
b. Rotavirus

Rotavirus adalah jenis virus yang menginfeksi usus. Virus ini


juga menjadi penyebab umum dari penyakit diare pada bayi dan
anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang
dengan tingkat nutrisi dan fasilitas kesehatan yang kurang optimal.
Di seluruh dunia, rotavirus telah menyebabkan lebih dari setengah
juta anak meninggal tiap tahunnya. Oleh karena itu, bayi dan anak-
anak yang terinfeksi rotavirus harus mendapat perawatan secara
intensif karena infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi
dengan cepat. Jika tidak ditangani, dehidrasi pada bayi dan anak-
anak akibat rotavirus dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang

17
berat. Selain pada bayi dan anak-anak, rotavirus juga dapat
menginfeksi remaja dan orang dewasa.
Pemberian vaksinasi terhadap infeksirotavirus sudah dimulai
sejak tahun 2006. Namun, meskipun sudah diberikan vaksinasi
terhadap rotavirus, bayi dan anak-anak masih dapat terkena infeksi
ini. Hal tersebut disebabkan karena vaksinasi rotavirus tidak
memberikan perlindungan penuh terhadap infeksi yang akan terjadi.
Namun anak-anak yang diberikan vaksinasi rotavirus tidak akan
mengalami gejala infeksi separah anak-anak yang tidak divaksinasi,
dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terinfeksi rotavirus.
Rotavirus sebagai virus penyebab diare terbanyak pada anak-
anak biasanya ditularkan melalui fecal-oral yaitu virus menyebar
dari feses penderita dan tidak sengaja masuk ke mulut seseorang
misalnya melalui kontak dengan air, makanan, tangan, dan objek lain
yang terkontaminasi. Penyebaran ini dapat dikarenakan hal
sederhana seperti lupa mencuci tangan dengan sabun setelah buang
air besar atau setelah membersihkan anak yang baru buang air besar.
Virus ini juga dapat dengan mudah menyebar ke segala jenis objek
yang dipegang, misalnya mainan atau perabotan.
Infeksi rotavirus sangat umum terjadi pada anak-anak usia 3-35
bulan, terutama di tempat penitipan anak dan rumah sakit. Orang
dewasa yang mengurus anak-anak juga memiliki risiko terkena
infeksi rotavirus.
c. Astovirus

18
3. Parasit
a. Entamoeba Histolitica
Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit, bagian dari
genus Entamoeba. Protozoa ini menginfeksi manusia dan primata
lainnya. E. histolytica diperkirakan telah menginfeksi sekitar 50 juta
orang di seluruh dunia. Losch, di Rusia (1875), ditemukan pada tinja
seseorang yang terkena disentri. Organisme ini ditemukan di ulkus
usus besar manusia. Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit
anaerob, bagian genus Entamoeba. Dominan menjangkiti manusia
dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang
di seluruh dunia.
Banyak buku tua menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia
terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain menyatakan: setidaknya
90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba kedua yaitu E.
dispar.

E histolytica ditularkan melalui konsumsi bentuk kistik (tahap


infektif) dari protozoa ini. Layak dalam lingkungan selama
berminggu-minggu ke bulan, kista dapat ditemukan di tanah fecally
terkontaminasi, pupuk, atau air atau di tangan para penangan
makanan yang terkontaminasi. transmisi tinja-oral juga dapat terjadi
dalam pengaturan praktek seksual anal atau dubur inokulasi
langsung melalui perangkat irigasi kolon. trophozoites dapat

19
menembus dan menginvasi penghalang mukosa kolon, mengarah ke
kerusakan jaringan, diare sekresi, dan kolitis menyerupai penyakit
inflamasi usus. Selain itu, trophozoites dapat menyebar
hematogenously melalui sirkulasi portal ke hati atau bahkan ke organ
yang lebih jauh.

Entamoeba histolytica memiliki tiga bentuk, yaitu trofozoit,


prekista, dan kista. Bentuk trofozoit merupakan bentuk invasif dan
umumnya terdapat di usus besar (dalam jaringan mukosa atau
submukosa), sedangkan kista berada di lumen usus. Entamoeba
histolytica dalam bentuk trofozoit mampu bertahan selama 5 jam
dalam suhu 37οC, 16 jam dalam suhu 25οC, 96 jam dalam suhu 5οC.
Sedangkan bentuk kista dapat bertahan selama 2 hari dalam suhu
37οC, 7 jam dalam suhu 28 οC, dan dalam 15 – 30 menit pada 4ppm
chlor. Penderita terinfeksi oleh Entamoeba histolytica karena tertular
bentuk kista matang berinti empat. Proses reproduksi Entamoeba
histolytica adalah dengan cara :
1) Eksistasi, kista berinti empat yang masuk ke dalam tubuh
membentuk delapan amubula kemudian menjadi bentuk
trofozoit, proses ini terjadi di sekum/ileum.

20
2) Enkistasi, dari bentuk tofozoit menjadi kista.
3) Multiplikasi, terjadinya pembelahan dari trofozoit.
Bentuk trofozoit berukuran antara 15 – 60 μm dan memiliki
ektoplasma, berwarna jernih dan homogen, berfungsi untuk
pergerakan (pseudopodi), menangkap makanan dan membuang
sisa – sisa makanan, sebagai alat pernapasan, dan alat proteksi.
Endoplasma berwarna keruh, didalamnya banyak terdapat
granula – granula, vakuola, butir – butir kromatin dan eritrosit,
berfungsi mencerna makanan dan menyimpan makanan. Di
dalam nukleus terdapat nukleolus “endosom” atau “kariosom”
dan letaknya ditengah-tengah. Halo, merupakan zona jernih
yang mengelilingi kariosom. Selaput inti, meruapakan kromatin
granula yang tersusun halus dan rata. Dengan melihat nukleus
ini kita dapat mengidentifikasi genus dan spesies.
Bentuk prekista memiliki ektoplasma yang tidak kelihatan,
pseudopodi pendek yang dibentuk secara perlahan – lahan dan
memiliki bentuk trofozoit yang bulat serta merupakan stadium
peralihan pada inkistasik. Stadium ini dalam keadaan pasif. Pada
bentuk kista, nukleusnya mempunyai lensa yang terletak di tepi
karena terdesak glikogen vakuola yang besar yang dikelilingi
kromidial berbentuk batang. Dinding dibentuk dari ektoplasma
dan berfungsi sebagai alat pelindung. Kista tidak bergerak dan
tidak makan, kista berkembang biak dengan jalan membela,
mula – mula kista berinti 1, kemudian berinti 2, selanjutnya
berinti 4. Kista tersebut berfungsi infeksius dan biasanya tidak
memiliki glikogen vakuola. Stadium kista merupakan stadium
menular dan berperan sebagai penyebar penyakit disentri
amebiasis.

21
b. Giardia lamblia

Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi


pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama
kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain
dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia
doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa
flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi,
berang-berang, rusa dan domba.
Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan
giardiasis. Penyakit ini terdapat di negara berkembang yang beriklim
panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding
dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2
tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan
terjadi dalam interval yang sering sehingga sebagian orang melihat
Giardia lamblia sebagai flora normal pada individu yang tinggal di
negara berkembang.

22
Giardia lamblia memiliki 2 stadium, yaitu stadium trofozoit dan
stadium kista. Trofozoit berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm.
Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk
hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki : sucking disc pada ujung
anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari
permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral.
Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun
memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle,
terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah
median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam
proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral
di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
Kista berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-
18 μm dan lebar 7-10 μm. Letak kariosom lebih eksentrik bila
dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang telah matur terdapat
4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan
longitudinal fibers.

23
2.5. Patofisiologi Penyakit Gastroenteritis Akut
Gastroenteritis bisa disebabkan oleh 4 hal, yaitu faktor infeksi (bakteri,
virus, parasit), faktor malabsorbsi dan faktor makanan dan faktor fisiologis.
Gastroenteritis karena infeksi seperti bakteri, berawal dari makanan atau
minuman yang masuk kedalam tubuh. Bakteri tertelan masuk sampai
lambung. Kemudian bakteri dibunuh oleh asam lambung. Namun bakteri
yang terlalu banyak maka ada beberapa yang lolos ke duodenum dan
berkembang biak. Pada kebanyakan kasus gastroenteritis, organ tubuh yang
sering diserang adalah usus. Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi
enzim yang akan mencairkan lapisan lendir yang menutupi permukaan usus,
sehingga bakteri mengeluarkan toksin yang merangsang sekresi cairan-cairan
usus dibagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan. Sebagai akibat dari
keadaan ini volume cairan didalam lumen usus meningkat yang
mengakibatkan dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi
hipermotilitas untuk mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan
tersebut melebihi kapasitas absorbsi usus maka akan terjadi diare.
Diare yang disebabkan karena malabsorbsi makanan akan menyebabkan
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus sehingga terjadi pengeseran air dan elektrolit
keadaan rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare
karena mengganggu motilitas usus. Iritasi mukosa usus menyebabkan
hiperperistaltik sehingga mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltic
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul
diare pula.
Adanya iritasi mukosa usus dan peningkatan volume cairan di dalam
rongga usus menyebabkan klien mengeluh perut terasa sakit. Selain karena 2
hal itu, nyeri perut atau kram perut timbul karena metabolisme KH oleh
bakteri diusus yang menghasilkan gas H2 dan CO2 yang menimbulkan

24
kembung dan flatus berlebihan. Biasanya pada keadaan ini klien akan merasa
mual bahkan muntah dan nafsu makan menurun. Karena terjadi ketidak
seimbangan asam basa dan elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan menyebabkan
klien jatuh pada keadaan dehidrasi. Yang ditandai dengan berat badan turun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun bisa menjadi cekung (pada bayi),
selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Bila keadaan ini terus
berlanjut dan klien tidak mau makan maka akan menimbulkan gangguan
nutrisi sehingga klien lemas.
Tubuh yang kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akan
membuat cairan ekstraseluler dan intraseluler menurun. Tubuh juga
kehilangan Na, K dan Ion Karbohidrat. Bila keadaan ini berlanjut terus maka
volume darah juga berkurang. Tubuh mengalami gangguan sirkulasi, perfusi,
jaringan terganggu dan akhirnya menyebabkan syok hipovolemik dengan
gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, klien sangat lemah, kesadaran menurun.
Selain itu, akibat lain dari kehilangan cairan ekstrasel yang berlebihan,
tubuh akan mengalami asidosis metabolik dimana klien akan tampak pucat
dengan pernafasan yang cepat dan dalam.
Faktor psikologis juga dapat menyebabkan diare. Karena faktor
psikologis (stress, marah, takut) dapat merangsang kelenjar adrenalin
dibawah pengendalian sistem pernafasan simpatis untuk merangsang
pengeluaran hormon yang kerjanya mengatur metabolisme tubuh. Sehingga
bila terjadi stress maka metabolisme akan terjadi peningkatan dalam bentuk
peningkatan motilitas usus.

25
2.6. Pathway Atau Skema Penyakit Gastroenteritis Akut

Pengertian

Gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan


yang disebabkan oleh berbagai enterogen termasuk
bakteri, virus dan parasit. Tidak toleran terhadap
makanan tertentu atau mencerna toksin yang
ditandai dengan muntah-muntah yang
Penyebab Penyakit Gastroenteritis
menimbulkan dehidrasi dan gangguan
Akut keseimbangan elektrolit.

1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal: infeksi bakteri, Tanda dan Gejala Penyakit
infeksi virus, infeksi jamur, Gastroenteritis Akut
infeksi parasite, infeksi cacing, Gastroenteritis
protozoa
Akut
Diare, muntah, demam, nyeri
b. Infeksi Parental: infeksi diluar alat abdomen, membran mukosa mulut
pencernaan dan bibir kering, fontanel cekung,
c. Non-Infeksi: terapi obat kehilangan berat badan, tidak nafsu
antibiotik, kemoterapi, dan makan, badan terasa lemah.
antasida.
2. Faktor malabsorbsi
3. Faktor makanan
4. Faktor kebersihan
Patofisiologi
5. Faktor infeksi
Gastroenteritis karena infeksi seperti bakteri, berawal dari makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh. Bakteri tertelan
6. Faktor psikologi
masuk sampai lambung. Kemudian bakteri dibunuh oleh asam lambung. Namun bakteri yang terlalu banyak, maka ada beberapa yang
lolos ke duodenum dan berkembang biak. Didalam usus tersebut bakteri akan memproduksi enzim yang akan mencairkan lapisan lendir
yang menutupi permukaan usus, sehingga bakteri mengeluarkan toksin yang merangsang sekresi cairan-cairan usus dibagian kripta vili
dan menghambat absorbsi cairan.

Diare yang disebabkan karena malabsorbsi makanan akan menyebabkan makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus sehingga terjadi pengeseran air dan elektrolit keadaan rongga usus. Sebagai akibat
dari keadaan ini volume cairan didalam lumen usus meningkat yang mengakibatkan dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga
terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan diusus besar. Apabila jumlah cairan tersebut melebihi kapasitas absorbsi usus maka akan
terjadi diare.

Tertelannya makanan yang beracun juga dapat menyebabkan diare karena mengganggu motilitas usus. Iritasi mukosa usus
menyebabkan hiperperistaltik sehingga mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya jika peristaltic menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

26
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Gastroenteritis adalah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh
berbagai enterogen termasuk bakteri, virus dan parasit. Penyebabnya terjadi
karena tiga faktor berikut:
1. Faktor infeksi
a. infeksi internal: infeksi saluran pencernaan makanan akibat utama
penyebab diare pada anak.
b. infeksi bakteri: vibrio, ecoly, salmonella, shigella dan aeromonas
c. infeksi virus : entero virus (virus echo, virus coxsakria,
poliomyelitis)
d. infeksi parasit: cacing ( ascaris, tricuris, yuris) protozoa, jamur
e. Infeksi parental: ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti tongilitis,
dan ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor psikologis, seperti rasa cemas dan takut yang berlebihan

3.2. Saran
Untuk dapat memahami materi tentang Gastroenteritis Akut, selain membaca
dan memahami materi-materi dari sumber yang terpercaya seperti buku, kita
harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari
agar lebi mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Jakarta:
EGC
Perry&Potter. 2003. Basic Nursing Essentsial For Practice. Sixth Edition. Mosby:
USA
FKUI. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa
Aksara
Jawetz E. 1986. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan. Jakarta: EGC
FKUI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4. Jakarta: FKUI
Jawetz, Melnick. Adelberg. 2005. Medical Microbiologi. Salemba Medika Page:
353-357

28

Anda mungkin juga menyukai

  • Askep Waham Fix
    Askep Waham Fix
    Dokumen26 halaman
    Askep Waham Fix
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • LATAR BELAKANG PENELITIAN
    LATAR BELAKANG PENELITIAN
    Dokumen15 halaman
    LATAR BELAKANG PENELITIAN
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Simulasi tk.3 Soal 20
    Simulasi tk.3 Soal 20
    Dokumen132 halaman
    Simulasi tk.3 Soal 20
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Dokumen25 halaman
    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP PDF
    Imron
    Belum ada peringkat
  • Makalah LP Waham
    Makalah LP Waham
    Dokumen39 halaman
    Makalah LP Waham
    Martha Ayu Agustin
    Belum ada peringkat
  • Surat Pemberitahuan Ke 2 Update Biodata Terkait Subsidi Kuota
    Surat Pemberitahuan Ke 2 Update Biodata Terkait Subsidi Kuota
    Dokumen8 halaman
    Surat Pemberitahuan Ke 2 Update Biodata Terkait Subsidi Kuota
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Saraf
    Saraf
    Dokumen26 halaman
    Saraf
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang Proposal
    Latar Belakang Proposal
    Dokumen20 halaman
    Latar Belakang Proposal
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Rumusan Masalah
    Rumusan Masalah
    Dokumen8 halaman
    Rumusan Masalah
    Ibas Focus
    Belum ada peringkat
  • Kewirausahaan
    Kewirausahaan
    Dokumen36 halaman
    Kewirausahaan
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • KASUS UPRAK Initial Assessment
    KASUS UPRAK Initial Assessment
    Dokumen1 halaman
    KASUS UPRAK Initial Assessment
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen23 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen4 halaman
    Agama
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Biosatistik Rina Riyana
    Biosatistik Rina Riyana
    Dokumen6 halaman
    Biosatistik Rina Riyana
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Holistic Care
    Holistic Care
    Dokumen13 halaman
    Holistic Care
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Idk Sistem Pencernaan
    Idk Sistem Pencernaan
    Dokumen3 halaman
    Idk Sistem Pencernaan
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • RPS ANAK II (Revisi)
    RPS ANAK II (Revisi)
    Dokumen20 halaman
    RPS ANAK II (Revisi)
    Dewi
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak Tipoid
    Askep Anak Tipoid
    Dokumen26 halaman
    Askep Anak Tipoid
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Idk Sistem Pencernaan
    Idk Sistem Pencernaan
    Dokumen3 halaman
    Idk Sistem Pencernaan
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Saraf
    Saraf
    Dokumen26 halaman
    Saraf
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Pancasila
    Pancasila
    Dokumen14 halaman
    Pancasila
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Askep PID
    Askep PID
    Dokumen22 halaman
    Askep PID
    Nurmila Hikmah
    100% (5)
  • Peran Perawat
    Peran Perawat
    Dokumen2 halaman
    Peran Perawat
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Farmakologi
    Farmakologi
    Dokumen29 halaman
    Farmakologi
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Sap DHF
    Sap DHF
    Dokumen15 halaman
    Sap DHF
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Ca Paru Jurnal
    Ca Paru Jurnal
    Dokumen20 halaman
    Ca Paru Jurnal
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Anemia A
    Anemia A
    Dokumen12 halaman
    Anemia A
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • BAB I Asli
    BAB I Asli
    Dokumen32 halaman
    BAB I Asli
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat
  • Hipertensii
    Hipertensii
    Dokumen26 halaman
    Hipertensii
    Verra Juliani Lathifah
    Belum ada peringkat